Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas dan
kuantitasnya. Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garan anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae ibu,
dan berguna sebagai makanan. Keseimbangan zat-zat gizi dalam susu ibu berada
pada tingkat terbaik dan air susu nya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi
yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari
makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system
syaraf.1,2
Menyusui merupakan suatu seni yang harus di pelajari kembali. Keberhasilan
menyusui tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal yang diperlukan
kesabaraan, waktu pengetahuan dan dukungan dari lingkungan. Seiring dengan
perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat kehilangan pengetahuan yang besar, karena menyusui adalah
suatu pengetahuan yang berjuta-juta tahun mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kehidupan manusia.1,2
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
gizi bayi pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan
pendamping apapun sering disebut ASI eksklusif. UNICEFF memperkirakan
bahwa pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian
1,3 juta anak berusia di bawah lima tahun. 1,3
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif dapat di
pengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan formula.
Kemajuan teknologi dan canggihnya komunikasi, serta genjarnya promosi susu
formula membuat masyarakatkurang mempercayain kehebatan ASI. Ibu yang
aktif bekerja dalam upaya dalam pemberian ASI eksklusif sering kali mengalami
hambatan karena singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Keadaan seperti itu
yang sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif sehingga
pemberian ASI eksklusif mungkin tidak tercapai. 4
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indicator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan provinsi maupun
nasional. Hasil Survey Demokrasi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015
melaporkan AKB di indonesia sebesar 32/1.000 kelahiran hidup. Kendati terus
mengalami penurunan, AKB di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Di Indonesia Angka Kematian Bayi
(AKB) yang disebabkan oleh penyakit infeksi masih tinggi. Hal ini dibuktikan
oleh data Riskesdas 2012 babwa penyebab kematian bayi terbanyak yaitu infeksi
saluran pernapasan, diare dan komplikasi prenatal. Pentingnya pemberian ASI
terutama ASI Eksklusif untuk bayi sangat luar biasa. Bagi bayi, ASI Eksklusif
adalah makanan dengan kandungan gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi,
melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan infeksi saluran
pernafasan akut. 5,6
Menurut UNICEF, jumlah bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI
eksklusif terus menurun. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997
2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2%
pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Saat yang
sama, jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari
16,7% pada 2002 menjadi 27,9% pada 2007. UNICEF menyimpulkan, cakupan
ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 angka pemberian ASI eksklusif pada bayi
berumur 0-5 bulan “hanya” mencapai angka 36,6%. dan persentase bayi usia 0--5
bulan yang diberi prelakteal mencapai 44,7%. Ini tentu saja menimbulkan
kekhawatiran Meskipun dari data SDKI terbaru yang dilakukan tahun 2012
menunjukkan jumlah ibu menyusui yang memberikan ASI Eksklusif telah
mencapai 42 persen. Angka ini lebih tinggi 10 persen dibanding survei serupa
pada tahun 2007 yang hanya menunjukkan angka 32 persen namun masih jauh
dari target nasional yaitu 80%. 7
Cakupan ASI ekslusif yang rendah hampir terjadi di seluruh wilayah
pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Nutrition
& Health Surveillance System (NSS) dengan Balitbangkes dan Helen Keller
Internatioanl di 4 perkotaaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makassar) dan 8
pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jatim, NTB, Sulsel) menunjukkan
bahwa pencapaian ASI ekslusif di pedesaan 2%-13%, sedangkan diperkotaan
berkisar antara 1%-13%. 8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif Di Desa Kombeli Kabupaten Buton tahun
2018 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Pengetahuan dan Perliaku Ibu Menyusui Tentang ASI
Eksklusif Di Desa Kombeli Kabupaten Buton tahun 2018.
2. Tujuan khusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil “tahu”. Hal ini dapat terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dengan melalui
panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang.
9,10
B. Perilaku
Perilaku sama dengan kelakuan dan juga tingkah laku seseorang dalam
melakukan suatu tindakan. Perilaku manusia merupakan hasil dari segala
macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. 9,10
ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI sebagai suatu komponen zat-zat yang
spesifik dan berbagai enzim yang disekresi oleh kedua payudara ibu berguna
sebagai nutrisi bagi bayi. Dari pengertian disimpulkan bahwa ASI adalah suatu
komponen zat-zat yang terdiri dari lemak, laktosa, garam-garam organic dan
berbagai enzim yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu sebagai makanan yang
baik untuk bayi. 11
Memberikan ASI saja hingga bayi berusia enam bulan tanpa memberikan
makanan tambahan lainnya, diistilahkan sebagai ASI eksklusif atau lebih tepat
pemberian ASI secara eksklusif. WHO menyebutkan bahwa ASI ekslusif yaitu
bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali
vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. 11
2. Komposisi ASI
a. Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum yang
diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama
kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum
mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-
hari pertama kelahiran. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran
bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. Volumenya bervariasi antara
2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3 hari pertama, tergantung dari
paritas ibu.
b. ASI peralihan/transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI Mature
(Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar protein makin
merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
Volumenya juga akan makin meningkat
c. ASI mature
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan
produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling
baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan, Tidak menggumpal
jika dipanaskan.
Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Board, National Research
Council Washington tahun 1980 diperoleh data perbandingan komposisi zat-zat
yang terdapat pada kolostrum, ASI, dan susu sapi seperti tertera pada tabel 2.1 : 4
Tabel 2.1
Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi (untuk setiap 100 ml) 4
Komponen Kolostrum ASI Susu Sapi/formula
Energy (K Cal) 58 70 65
Protein (g)
2,3 0,9 3,4
- Kasein/Whey
1:1,5 1:1,2
- Kasein (mg)
187 -
140
- Laktamil Bumil (mg) 218 161 -
330 167 -
- Laktoferin (mg)
364 142 -
- Ig A(mg)
5,3 7,3 4,8
Laktosa (g)
2,9 4,2 3,9
Lemak
Vitamin
- Vit A (mg)
151 74 41
- Vit B1 (mg) 1,9 14 43
30 40 145
- Vit B2 (mg)
75 160 82
- Asam Nikotinmik
- 183 12- 64
(mg)
0,06 15 340
- Vit B6 (mg)
0,05 246 2,8
- Asam Pantotenik 0,05 0,6 0,13
5,9 0,1 0,16
- Biotin
- 0,1 1,1
- Asam Folat
1,5 5 0,02
- Vit B12 - 0,04 0,07
0,25 6
- Vit C
1,5
- Vit D (mg)
39
85 130
- Vit Z
40 35 108
- Vit K (mg)
70 40 14
Mineral
4 40 70
- Kalsium (mg)
14 100 12
- Klorin (mg) 74 4 120
48 15 57
- Tembaga (mg)
22 57 15
- Zat besi (ferrum)(mg)
15 14
- Magnesium (mg) 14
- Fosfor (mg)
- Potassium (mg)
- Sodium (mg)
- Sulfur (mg)
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai
salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam
ASI hampir dua kali. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 :
4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, Hal ini
menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak
mau minum PASI. Karnitin mempunyai peran membantu proses
pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme
tubuh. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi
dibandingkan bayi yang mendapat susu formula. 13
b. Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun
demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya
hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein
unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI
adalah 65 : 35, sedangkan dalam PASI 20 : 80. Artinya protein pada PASI
hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan
bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar
diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare
dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya
makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI. 13
c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat
jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh
bayi dan hal ini terjadi secara otomatis. Jenis lemak yang ada dalam ASI
mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak
dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim Lipase. Lemak
dalam bentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim,
karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya
enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi
lebih mudah terkena diare. 13
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif
rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan.
Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan
mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam
PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak
dapat diserap, hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta mengganggu
keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang
merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. 13
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi
kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir
ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang
ada dalam ASI antara lain vitamin A, vitamin B dan vitamin C. 13
4. Manfaat ASI
a. Aspek Imunologik
1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2. Immunoglobulin A (Ig.A)
3. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus.
5. Sel darah putih pada ASI terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-
Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut
Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan,
dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara ibu.
6. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus.
b. Aspek Psikologik
1. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
2. meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
3. Interaksi Ibu dan Bayi
4. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi.
c. Aspek Kecerdasan
1. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
2. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point
lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia
8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
d. Aspek Neurologis
1. Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap
dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
e. Aspek Ekonomis
1. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan.
f. Aspek Penundaan Kehamilan
1. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea
Laktasi (MAL).
Pemberian ASI eksklusif akan memenuhi kebutuhan awal bayi untuk
tumbuh kembang secara opimal baik fisik, kepandaian, emosional, spiritual
maupun sosialnya. Itu sebabnya sangat mudah dimengerti mengapa bayi ASI
eksklusif akan tumbuh menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan
berkualitas.
Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil
cukup banyak payudara ke dalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras
sinus laktiferus. Bayi harus menarik keluar atau memeras jaring payudara
sehingga membentuk "puting buatan/ DOT' yang bentuknya lebih panjang dari
puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari "puting
buatan/ DOT". Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan cara
inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi
menghisap dengan hisap dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan
sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan. 15
7. Pengeluaran ASI
8. Penyimpanan ASI 16
6-8 jam di temperatur ruangan (19o-25oC), bila masih kolostrum
(susu awal, 1-7 hari) bisa sampai 12 jam
1-2 hari di lemari es (4oC)
Proses pengetahuan :
1.Tahu
2.Memahami
ASI/ASI Ekslusif :
3.Aplikasi
1. Pengertian
4.Analisis
2. Komposisi
5.Sintesis
3. Kandungan Nutrisi
4. Manfaat
5. Faktor yang
Pengetahuan dan Perilaku
mempernaruhi
pemberian
mempengaruhi pemberian
7. Cara Pengeluaran
1.Informasi 8. Cara peyimpanan
2.Pengalaman
3.Pendidikan
4.Sosial ekonomi
5.Usia
Keterangan :
F. Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas : Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Ibu Menyusui
b) Variabel Terikat : tentang ASI Eklusif
G. Defenisi Operasional
H. Kriteria Objektif
Berdasarkan tingkat pengetahuan, kriteria objektif dalam penelitian ini
adalah :
1. Baik apabila 76-100% pertanyaan benar di jawab oleh responden
2. Cukup apabila 56%-75% pertanyaan benar dijawab oleh responden
3. Kurang apabila <56% pertanyaan benar dijawab oleh responden
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini rencana dilaksanakan selama dua bulan yakni mulai bulan
Desember 2018 bertempat di wilayah kerja Puskesmas Banabungi yaitu Desa
Kombeli.
B. Rancangan Penelitian
2. Sampel
Sampel adalah seluruh semua ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan
datang pada saat penelitian berlangsung di Desa Kombeli Kabupaten
Buton.
3. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik insidetial
Kriteria Inklusi
1) Ibu-ibu yang sudah memilki bayi umur 0-24 bulan yang berada
Kriteria Eklusi
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
univariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi
variabel yang diteliti. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.