Você está na página 1de 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas dan
kuantitasnya. Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garan anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae ibu,
dan berguna sebagai makanan. Keseimbangan zat-zat gizi dalam susu ibu berada
pada tingkat terbaik dan air susu nya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi
yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari
makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system
syaraf.1,2
Menyusui merupakan suatu seni yang harus di pelajari kembali. Keberhasilan
menyusui tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal yang diperlukan
kesabaraan, waktu pengetahuan dan dukungan dari lingkungan. Seiring dengan
perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat kehilangan pengetahuan yang besar, karena menyusui adalah
suatu pengetahuan yang berjuta-juta tahun mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kehidupan manusia.1,2
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
gizi bayi pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan
pendamping apapun sering disebut ASI eksklusif. UNICEFF memperkirakan
bahwa pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian
1,3 juta anak berusia di bawah lima tahun. 1,3
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif dapat di
pengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan formula.
Kemajuan teknologi dan canggihnya komunikasi, serta genjarnya promosi susu
formula membuat masyarakatkurang mempercayain kehebatan ASI. Ibu yang
aktif bekerja dalam upaya dalam pemberian ASI eksklusif sering kali mengalami
hambatan karena singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Keadaan seperti itu
yang sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif sehingga
pemberian ASI eksklusif mungkin tidak tercapai. 4
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indicator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan provinsi maupun
nasional. Hasil Survey Demokrasi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015
melaporkan AKB di indonesia sebesar 32/1.000 kelahiran hidup. Kendati terus
mengalami penurunan, AKB di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Di Indonesia Angka Kematian Bayi
(AKB) yang disebabkan oleh penyakit infeksi masih tinggi. Hal ini dibuktikan
oleh data Riskesdas 2012 babwa penyebab kematian bayi terbanyak yaitu infeksi
saluran pernapasan, diare dan komplikasi prenatal. Pentingnya pemberian ASI
terutama ASI Eksklusif untuk bayi sangat luar biasa. Bagi bayi, ASI Eksklusif
adalah makanan dengan kandungan gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi,
melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan infeksi saluran
pernafasan akut. 5,6
Menurut UNICEF, jumlah bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI
eksklusif terus menurun. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997
2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2%
pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Saat yang
sama, jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari
16,7% pada 2002 menjadi 27,9% pada 2007. UNICEF menyimpulkan, cakupan
ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 angka pemberian ASI eksklusif pada bayi
berumur 0-5 bulan “hanya” mencapai angka 36,6%. dan persentase bayi usia 0--5
bulan yang diberi prelakteal mencapai 44,7%. Ini tentu saja menimbulkan
kekhawatiran Meskipun dari data SDKI terbaru yang dilakukan tahun 2012
menunjukkan jumlah ibu menyusui yang memberikan ASI Eksklusif telah
mencapai 42 persen. Angka ini lebih tinggi 10 persen dibanding survei serupa
pada tahun 2007 yang hanya menunjukkan angka 32 persen namun masih jauh
dari target nasional yaitu 80%. 7
Cakupan ASI ekslusif yang rendah hampir terjadi di seluruh wilayah
pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Nutrition
& Health Surveillance System (NSS) dengan Balitbangkes dan Helen Keller
Internatioanl di 4 perkotaaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makassar) dan 8
pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jatim, NTB, Sulsel) menunjukkan
bahwa pencapaian ASI ekslusif di pedesaan 2%-13%, sedangkan diperkotaan
berkisar antara 1%-13%. 8

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif Di Desa Kombeli Kabupaten Buton tahun
2018 ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Pengetahuan dan Perliaku Ibu Menyusui Tentang ASI
Eksklusif Di Desa Kombeli Kabupaten Buton tahun 2018.
2. Tujuan khusus

1. Diketahuinya gambaran pengetahuan para ibu tentang ASI Esklusif


pada bayi di Desa Kombeli Kabupaten Buton tahun 2018.
2. Diketahuinya gambaran perilaku para ibu tentang ASI Esklusif pada
bayi di Desa Kombeli Kabupaten Buton tahun 2018.
3. Diketahuinya gambaran pengetahuan berdasarkan karakteristik
(umur, pendidikan, pekerjaan) para ibu tentang ASI Ekslusif di Desa
Kombeli Kabupaten Buton tahun 2018.
4. Diketahuinya gambaran perilaku berdasarkan karakteristik (umur,
pendidikan, pekerjaan) para ibu tentang ASI Ekslusif di Desa
Kombeli Kabupaten Buton tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Kesehatan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tingkat
pengetahuan dan perilaku ibu menyusui tentang ASI eksklusif sehingga
instansi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan ilmu kesehatan yang
dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman nyata dilapangan
mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku ibu menyusui tentang ASI
eksklusif.
4. Bagi Responden
Dapat menambah wawasan responden khususnya tentang ASI eksklusif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil “tahu”. Hal ini dapat terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dengan melalui
panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang.
9,10

Pengetahuan juga merupakan segala sesuatu yang berkenaan dengan suatu


materi atau pelajaran. 9
2. Tingkat Pengetahuan 10
Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif mempunyai 6 proses,
meliputi :
1) Tahu (knowledge)
Tahu maksudnya dapat mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan rangsangan yang paling rendah dengan mengingat
kembali dengan sesuatu yang spesifik atau seluruh bagian seperti menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
2) Memahami (comprehension)
Memahami maksudnya dapat menjelaskan suatu objek dengan benar dan
dapat mempresentasikan materi dengan benar seperti menjelaskan, member
contoh, menyimpulkan, dan meramalkan.
3) Aplikasi/penerapan (application)
Aplikasi maksudnya dapat menerapkan pelajaran-pelajaran atau teori-teori
yang telah diketahui dalam kondisi yang sebnarnya seperti penggunaan hukum-
hukum, rumus, prinsip, dan metode.
4) Analisis (analysis)
Analisis maksudnya dapat menjabarkan suatu materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen yang lebih kecil, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi dan masih terkait satu sama lain, seperti menggambarkan, memisahkan,
membuat bagan, dan membedakan.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis maksdunya dapat menciptakan atau menghubungkan bagian-bagian
yang lebih kecil menjadi suatu bentuk yang lebih besar atau keseluruhan yang
baru seperti menyusun, menyesuaikan, meringkas, dan dapat merencanakan.
6) Evaluasi (evaluation).
Evaluasi maksudnya dapat melakukan justifikasi atau penilaian terhadan
suatu objek atau suatu materi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Factor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 10
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa factor, meliputi :
1) Informasi
Informasi berarti memberikan kabar atau suatu berita tentang suatu
informasi dengan melalui penyuluhan, media elektronik, majalan surat kabar, dan
sebagainya. Semakin banyak informasi yang diketahui maka semakin baik
pengetahuan yang dimiliki.
2) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu hal atau suatu keadaan yang pernah dialami
seseorang dan akan menambah pengetahuan atau wawasan yang bersifat
nonformal.
3) Pendidikan
Pendidikan berupa suatu usaha untuk mendapatkan kepribadian dan
kemampuan di dalam maupun di laur sekolah yang berangsur seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar seseorang sehingga semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima suatu informasi dan
pengetahuan menjadi lebih luas. Pengetahuan dikaitkan erat dengan pendidikan.
4) Sosial budaya dan Ekonomi
Kebiasaan baik ataupun buruk dan suatu tradisi yang dilakukan tanpa
melalui penalaran akan menambah pengetahuan walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan.
5) Usia
Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan daya
pikirnya. Pada usia madya, seseorang akan lebih berperan aktif dalam masyarakat
dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakuakan persiapan demi suksenya
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, dan akan lebih banyak mengguanakan
waktu untuk membaca, meningkatkan kemampuan intelektual, pemecahan
masalah, dan kemampuan verbal.
6) Cara Pengukuran dan Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara yang menyatakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari objek pengetahuan.

B. Perilaku

Perilaku sama dengan kelakuan dan juga tingkah laku seseorang dalam
melakukan suatu tindakan. Perilaku manusia merupakan hasil dari segala
macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. 9,10

Faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi


dua yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup: pengetahuan,
kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsi untuk
mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan
sekitar, baik fisik, maupun non fisik seperti: iklim, manusia, sosial-ekonomi,
kebudayaan dan sebagainya. 9,10
Perilaku manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu Predisposing
Factors diantaranya pengetahuan, sikap, persepsi, nilai, keyakinan dan
variabel demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja). Enabling
factors terdiri dari fasilitas penunjang, peraturan dan kemampuan sumber
daya. Dan Reinforcing factors merupakan faktor yang mendorong untuk
berperilaku seperti yang diharapkan, terwujud dalam perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, keluarga, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat. 9,10

C. ASI dan ASI Eklusif


1. Pengertian

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI sebagai suatu komponen zat-zat yang
spesifik dan berbagai enzim yang disekresi oleh kedua payudara ibu berguna
sebagai nutrisi bagi bayi. Dari pengertian disimpulkan bahwa ASI adalah suatu
komponen zat-zat yang terdiri dari lemak, laktosa, garam-garam organic dan
berbagai enzim yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu sebagai makanan yang
baik untuk bayi. 11

Memberikan ASI saja hingga bayi berusia enam bulan tanpa memberikan
makanan tambahan lainnya, diistilahkan sebagai ASI eksklusif atau lebih tepat
pemberian ASI secara eksklusif. WHO menyebutkan bahwa ASI ekslusif yaitu
bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali
vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. 11
2. Komposisi ASI

Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada


payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara,
maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI
diproduksi sebanyak 10- ± 100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi
konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya
mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI per hari. 14
Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa periode
tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi : 12

a. Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum yang
diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama
kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum
mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-
hari pertama kelahiran. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran
bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. Volumenya bervariasi antara
2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3 hari pertama, tergantung dari
paritas ibu.
b. ASI peralihan/transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI Mature
(Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar protein makin
merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
Volumenya juga akan makin meningkat
c. ASI mature
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan
produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling
baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan, Tidak menggumpal
jika dipanaskan.
Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Board, National Research
Council Washington tahun 1980 diperoleh data perbandingan komposisi zat-zat
yang terdapat pada kolostrum, ASI, dan susu sapi seperti tertera pada tabel 2.1 : 4
Tabel 2.1

Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi (untuk setiap 100 ml) 4
Komponen Kolostrum ASI Susu Sapi/formula
Energy (K Cal) 58 70 65
Protein (g)
2,3 0,9 3,4
- Kasein/Whey
1:1,5 1:1,2
- Kasein (mg)
187 -
140
- Laktamil Bumil (mg) 218 161 -
330 167 -
- Laktoferin (mg)
364 142 -
- Ig A(mg)
5,3 7,3 4,8
Laktosa (g)
2,9 4,2 3,9
Lemak
Vitamin
- Vit A (mg)
151 74 41
- Vit B1 (mg) 1,9 14 43
30 40 145
- Vit B2 (mg)
75 160 82
- Asam Nikotinmik
- 183 12- 64
(mg)
0,06 15 340
- Vit B6 (mg)
0,05 246 2,8
- Asam Pantotenik 0,05 0,6 0,13
5,9 0,1 0,16
- Biotin
- 0,1 1,1
- Asam Folat
1,5 5 0,02
- Vit B12 - 0,04 0,07
0,25 6
- Vit C
1,5
- Vit D (mg)
39
85 130
- Vit Z
40 35 108
- Vit K (mg)
70 40 14
Mineral
4 40 70
- Kalsium (mg)
14 100 12
- Klorin (mg) 74 4 120
48 15 57
- Tembaga (mg)
22 57 15
- Zat besi (ferrum)(mg)
15 14
- Magnesium (mg) 14

- Fosfor (mg)

- Potassium (mg)

- Sodium (mg)

- Sulfur (mg)

3. Kandungan Nutrisi dalam ASI

ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk


makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien
adalah vitamin dan mineral. 13

a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai
salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam
ASI hampir dua kali. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 :
4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, Hal ini
menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak
mau minum PASI. Karnitin mempunyai peran membantu proses
pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme
tubuh. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi
dibandingkan bayi yang mendapat susu formula. 13
b. Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun
demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya
hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein
unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI
adalah 65 : 35, sedangkan dalam PASI 20 : 80. Artinya protein pada PASI
hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan
bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar
diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare
dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya
makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI. 13
c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat
jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh
bayi dan hal ini terjadi secara otomatis. Jenis lemak yang ada dalam ASI
mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak
dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim Lipase. Lemak
dalam bentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim,
karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya
enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi
lebih mudah terkena diare. 13
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif
rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan.
Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan
mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam
PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak
dapat diserap, hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta mengganggu
keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang
merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. 13
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi
kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir
ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang
ada dalam ASI antara lain vitamin A, vitamin B dan vitamin C. 13

4. Manfaat ASI

Manfaat ASI dari berbagai aspek : 14

a. Aspek Imunologik
1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2. Immunoglobulin A (Ig.A)
3. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus.
5. Sel darah putih pada ASI terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-
Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut
Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan,
dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara ibu.
6. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus.
b. Aspek Psikologik
1. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
2. meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
3. Interaksi Ibu dan Bayi
4. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi.
c. Aspek Kecerdasan
1. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
2. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point
lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia
8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
d. Aspek Neurologis
1. Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap
dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
e. Aspek Ekonomis
1. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan.
f. Aspek Penundaan Kehamilan
1. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea
Laktasi (MAL).
Pemberian ASI eksklusif akan memenuhi kebutuhan awal bayi untuk
tumbuh kembang secara opimal baik fisik, kepandaian, emosional, spiritual
maupun sosialnya. Itu sebabnya sangat mudah dimengerti mengapa bayi ASI
eksklusif akan tumbuh menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan
berkualitas.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif


Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa ASI mempunyai manfaat untuk bayi.
Namun demikian data-data menunjukan bahwa pemberian ASI secara eksklusif
masih rendah. Berbagai studi menunjukan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. 7,14
Faktor internal yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif terdiri dari
umur ibu, pekerjaan, pendidikan dan pengalaman menyusui.
 Umur
Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI
dibandingkan dengan ibu-ibu yang sudah tua. Volume ASI yang dihasilkan
ditentukan oleh umur ibu pada saat hamil, ibu yang berumur 19-23 tahun
pada umumnya dapat menghasilkan cukup ASI dibandingkan dengan yang
berumur 30 tahunan. Primipara yang berumur 35 tahun atau lebih biasanya
tidak akan dapat menyusui bayinya dengan jumlah ASI yang cukup. 7,14
 Pekerjaan
Bekerja di luar rumah membuat ibu tidak berhubungan penuh dengan
anaknya, akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula daripada
menyusui anaknya. Pada ibu-ibu yang bekerja di luar rumah tidak ada
waktu untuk menyusui bayinya selama masa jam kerja. 7
 Pendidikan
Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada kemampuan
berfikir, dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya
terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan
individu yang berpendidikan lebih rendah, juga dapat mempengaruhi sikap
dan tingkah laku manusia dalam memberikan inisiasi dini
serta memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. 7,14
 Pengetahuan
Pengetahuan tentang ASI mempunyai peranan dalam perilaku pemberian
ASI secara eksklusif. Rendahnya praktek pemberian ASI eksklusif di
Indonesia disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang ASI. 7
 Pengalaman Menyusui
Pengalaman seorang ibu dalam memberikan ASI pada bayinya
dipengaruhi oleh jumlah persalinan yang pernah dialami ibu. Masalah
yang paling sering terjadi pada ibu dengan 1-2 anak adalah puting susu
yang lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki. 14
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif
antara lain dukungan petugas kesehatan, dukungan suami dan pengaruh nenek
bayi. 13,14
 Dukungan Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan mempunyai peranan yang istimewa dalam menunjang
pemberian ASI. Kurangnya pengetahuan yang diberikan sewaktu para
petugas kesehatan tersebut dalam pendidikan, sehingga hal ini
mengakibatkan para petugas kesehatan kurang mendukung upaya
peningkatan dan pemberian ASI eksklusif.
 Dukungan Suami

Dukungan keluarga sangat mendukung keberhasilan pemberian ASI


eksklusi. ibu yang mendapat dukungan keluarga memberikan ASI
eksklusif sebanyak 35,7% sedangkan pada ibu yang tidak mendapat
dukungan dari keluarga hanya memberikan ASI eksklusif sebanyak 25%.

 Dukungan Orang Tua

Hasil pengamatan menunjukan bahwa ibu menyusui yang tinggal serumah


dengan orang tuanya (nenek) mempunyai peluang sangat besar untuk
memberikan makanan pendamping (MP-ASI) secara dini pada bayi.

6. Keterampilan Cara Pemberian ASI atau Menyusui


Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi
berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan
yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi
badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/attachment).
Posisi badan ibu saat menyusui dapat dilakukan dengan posisi duduk, posisi
tidur terlentang, atau posisi tidur miring. 15
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap
payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel
dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir
bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan
secepatnya dekatkan bayi dan payudara dengan cara menekan punggung dan
bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke
mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu
sebanyak mungkin mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah
yang terlihat dibanding areola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar,
dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir
atas bayi. 15

Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil
cukup banyak payudara ke dalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras
sinus laktiferus. Bayi harus menarik keluar atau memeras jaring payudara
sehingga membentuk "puting buatan/ DOT' yang bentuknya lebih panjang dari
puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari "puting
buatan/ DOT". Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan cara
inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi
menghisap dengan hisap dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan
sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan. 15

7. Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara: 16

1. Pengeluaran dengan tangan

Cara ini lazim digunakan karena tidak banyak membutuhkan


sarana dan lebih mudah.

2. Pengeluaran ASI dengan pompa

Bila payudara bengkak/terbendung (engorgement) dan puting susu


terasa nyeri, maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa
payudara. Pompa baik digunakan bila ASI benar-benar penuh, tetapi
pada payudara yang lunak akan lebih sukar. Ada dua macam pompa
yang dapat digunakan yaitu tangan dan listrik, yang biasa digunakan
adalah pompa payudara tangan.

Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tampung ke cangkir atau


tempat/teko yang bersih. Ada ibu yang dapat mengeluarkan sampai 2
cangkir (400-500 ml) atau lebih walaupun setelah bayinya menyusu.
Tetapi meskipun hanya 1 cangkir (200 ml) sudah bisa untuk pemberian
2 kali @ 100 ml.

Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi,


sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Lamanya menyusu berbeda-
beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit,
walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya.
Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau
sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Pada hari-hari
pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram),
proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang
wajar. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru
kemudian bila bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara
yang satu lagi sehingga kedua payudara mendapat stimulasi yang sama
untuk menghasilkan ASI. 15

8. Penyimpanan ASI 16
 6-8 jam di temperatur ruangan (19o-25oC), bila masih kolostrum
(susu awal, 1-7 hari) bisa sampai 12 jam
 1-2 hari di lemari es (4oC)

 2 minggu – 4 bulan di Freezer dalam lemari es (-4oC)

 bertahun dalam “deep freezer” (-18oC)

ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4oC. ASI


kemudian tidak boleh dimasak/panaskan, hanya dihangatkan dengan
merendam cangkir dalam air hangat. 16
D. Kerangka Teori
Kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Proses pengetahuan :
1.Tahu
2.Memahami
ASI/ASI Ekslusif :
3.Aplikasi
1. Pengertian
4.Analisis
2. Komposisi
5.Sintesis
3. Kandungan Nutrisi
4. Manfaat
5. Faktor yang
Pengetahuan dan Perilaku
mempernaruhi
pemberian

Faktor –faktor yang 6. Keterampilan

mempengaruhi pemberian
7. Cara Pengeluaran
1.Informasi 8. Cara peyimpanan
2.Pengalaman

3.Pendidikan

4.Sosial ekonomi

5.Usia

Gambar 1 : kerangka teori gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku ibu


menyusui tentang ASI Ekslusif di wilayah kerja Puskesmas
Banabungi
E. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kerangka konsep dengan judul


penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Dermatitis Diaper pada Bayi di
Puskesmas Kassi-Kassi” diuraikan seperti berikut :

Karateristik ibu : Baik


Gambaran tingkat
 Usia pengetahuan dan Cukup
 Pendidikan perilaku ibu menyusui
 Jenis Pekerjaan tentang ASI Ekslusif
Kurang

Keterangan :

= variabel yang diteliti

Gambar 2 : kerangka konsep tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI


Ekslusif di Desa Kombeli

F. Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas : Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Ibu Menyusui
b) Variabel Terikat : tentang ASI Eklusif

G. Defenisi Operasional

a. Pengetahuan adalah Fakta atau ide yang didapat melalui proses


observasi, belajar, atau penelitian. Yang ingin diteliti adalah
pengetahuan responden mengenai ASI dan ASI Ekslusif.
b. ASI Eksklusif Perilaku adalah Hal-hal yang telah dilakukan
responden berkenaan dengan pengetahuan yang telah didapat. Yang
ingin diteliti adalah perilaku responden dalam pemberian ASI
Eksklusif.
c. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama yang diberikan kepada bayi.
d. ASI ekslusif adalah pemberian hanya ASI saja kepada bayi mulai dari
lahir sampai berumur 6 bulan.
e. Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung dalam tahun
sejak lahir sampai saat penelitian berlangsung.
f. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah
ditamatkan oleh responden.
g. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan dalam upaya
mendapatkan penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan hidup
keluarga.
h. Digunakan kuisioner untuk mengetahui sejauh manakah tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI/ASI ekslusif.
i. Digunakan skala Guttman, yaitu pertanyaan Ya atau Tidak yang di beri
“score 1” bagi jawapan benar dan “score 0” bagi jawaban yang salah.

H. Kriteria Objektif
Berdasarkan tingkat pengetahuan, kriteria objektif dalam penelitian ini
adalah :
1. Baik apabila 76-100% pertanyaan benar di jawab oleh responden
2. Cukup apabila 56%-75% pertanyaan benar dijawab oleh responden
3. Kurang apabila <56% pertanyaan benar dijawab oleh responden
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini rencana dilaksanakan selama dua bulan yakni mulai bulan
Desember 2018 bertempat di wilayah kerja Puskesmas Banabungi yaitu Desa
Kombeli.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang


bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai pengetahuan dan perilaku serta
penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di
dalam suatu komunitas yaitu di kalangan ibu-ibu tentang ASI Ekslusif di
wilayah kerja Puskesmas Banabungi 2018 berdasarkan pengukuran.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional study, yaitu


pengamatan dilakukan sekali ( pada saat penelitian itu dilaksanakan ).

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang


mempunyai bayi di desa Kombeli selama periode pelaksanaan penelitian.

2. Sampel
Sampel adalah seluruh semua ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan
datang pada saat penelitian berlangsung di Desa Kombeli Kabupaten
Buton.
3. Teknik pengambilan sampel
 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik insidetial

sampling, dimana dimana ibu-ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan

datang pada saat penelitian berlangsung yang dipilih sebagai sampel.

 Untuk menghindari dari penyimpangan dari populasinya, sebelum

dilakukan pengambilan sampel, diperlukan penentan kriteria inklusi,

maupun kriteria ekslusi. Kriteria inklusi berupa ciri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai

sampel. Sedangkan kriteria ekslusi berupa ciri-ciri anggota populasi

yang tidak dapat diambil sebagai sampel.

D. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eklusi

 Kriteria Inklusi

1) Ibu-ibu yang sudah memilki bayi umur 0-24 bulan yang berada

di wilayah Desa Kombeli

2) Sehat jasmani dan rohani

3) Dapat membaca dan menulis

4) Bersedia menjadi responden

 Kriteria Eklusi

1) Responden yang mengundurkan diri pada saat pelaksaan penelitian.

E. Instrumen Pengambilan Data


Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang merupakan jenis data primer, yaitu data yang diperoleh
langsung dari sumbernya. Pertanyaan yang terdapat pada kuesioner meliputi
data identitas dan gambaran pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif.

F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
univariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi
variabel yang diteliti. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.

Você também pode gostar