Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PERSONAL HYGIENE
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pemenuhan defisit perawatan diri pada pasien?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan mahasiswa mengerti dan mengetahui
tentang asuhan keperawatan pada pasien terhadap pemenuhan defisit perawatan diri.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami konsep dasar personal hygiene
b. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan personal hygiene secara teoritis
c. Mahasiswa memahami proses asuhan keperawatan kebutuhan personal hyhiene pada
pasien.
D. METODE
Metode yang digunakan antara lain:
1. Observasi
2. Waweancara dengan pasien
3. Studi dokumen dengan Rekam Medis pasien
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
1. Definisi Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan,
klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal
Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan.
Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik
terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan
perawatan diri.
2. Epidemologi
Pemenuhan kebutuhan personal hygine biasanya menyangkut tentang kebutuhan
untuk kebersihan diri secara mandiri. Gangguan pada personal hygine dapat terjadi pada
semua tingkat umur. Pasien yang tidak bisa bangun sendiri atau hanya tidur dirumah sakit
biasanya yang mengalami gangguan personal hygine.
3. Etiologi
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial
e. Ansietas
f. Kelemahan
4. Faktor Predisposisis
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan
hygiene.
b. Praktik sosial.
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik
hygiene dari orang tua mereka.
c. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan
yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kosmetik. Perawat juga harus
menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang
dipraktikkan oleh kelompok sosial klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup.
Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran
tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran
praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan
dapat memotifasi seseorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda
pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis.
Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene
pribadi.
5. Tanda dan Gejala
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Kulit kepala kotor, rambut kusam, dan acak-acakan
b. Hidung dan telinga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Rambut panjang dan tidak terawat
e. Kuku panjang dan tidak terawat
f. Badan dan pakaian kotor
g. Penampilan tidak rapi
6. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
Amati kondisi rambut.
Keadaan rambut yang mudah rontok.
Keadaan rambut yang kusam.
Tekstur rambut.
b. Kepala
Amati dengan benar kebersihan kulit kepala
Normosepal
Ketombe
Berkutu
Kebersihan
Apakah ada nyeri tekan
c. Mata
Apakah mata kanan dan kiri simetris
Konjungtiva ananemis
Seklera aninterik
Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung
Apakah pilek
Apakah ada perubahan penciuman
Kebersihan hidung
Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi
e. Mulut
Keadaan mukosa mulut
Kelembapan
Adanya lesi
Kebersihan
f. Gigi
Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
Apakah ada karang gigi
Apakah ada carries
Kebersihan.
g. Telinga
Amati telinga kanan kiri apa simetris
Apakah ada lesi
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgon, kelembaban)
Apakah ada lesi
Apakah ada luka
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
Amati kebersihan kuku
Perhatikan adanya luka
j. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien
7. Terapi
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.
b. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
c. Sikap keluarga.
d. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.
8. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami atau
beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami
tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat
tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan
menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala,
menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan
memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit. Tindakan keperawatan pada pasien
dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini
mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada
pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga
kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan kemulut
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menelan makanan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan untuk mengakses ke kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
3) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
2) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Hambatan memilih pakaian
Ditandai dengan:
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
3) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode
Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene harus
meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – hal yang disukai klien, kesehatan klien serta
keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang tepat
untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan motivasi ditandai dengan penampilan
tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak mampu
ke toilet sendiri
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal ditandai
dengan badan kotor dan bau
4. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan makanan
4. Memberikan kesempatan
4. Libatkan keluarga
kepada keluarga untuk
membantu pasien dan
memberikan motivasi
2 Setelah dilakukan asuhan
1. Kaji budaya pasien
1. Mngetahui kebiasaan px
keperawatan selama ...x 24 ketika mempromosikan dalam toileting
jam, px mampu aktivitas perawatan diri
melakukanaktivitas 2. Bantu pasien ke toilet Hambatan mobilitas
eleminasi secara tepat, menyebabkan px tidak
dengan KH: mampu melakukan
1. Px mampu duduk dan turun perawatan diri secara
dari toilet mandiri
3.
2. Px mampu membersihkan
Berikan pengetahuan
diri setelah eleminasi secara Mengetahui pentingnya
tentang personal
mandiri/dibantu personal hygiene bagi
hygiene
pasien
Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada
klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene berdasarkan
kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b. Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan
menyediakan perlengkapan mandi
d. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Handhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA.
Jakarta : MediAction
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ediai 3.
Jakarta: Salemba Medika