Você está na página 1de 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak awal harus dikatakan bahwa meskipun aborsi kini merupakan topic
yang sangat kontrovensional , tetapi aborsi telah lama dikenal dalam sejarah .
Sebenarnya , selama berabad-abad , telah ada kelompok masyarakat yang
membolehkanya dan kelompok masyarakat yang membolehkannya dan kelompok
masyarakat cina secara bebas menggunakan obat-obatan untuk melakukan aborsi ,
sementara itu , undang-undang Assyria 1500 SM mengutuk aborsi dalam kalimat
berikut : “Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh
rahimnya .harus diperiksa ,dihukum dan ditembak pada tiang pancang , dan tidak
boleh dikubur” .
Dari hasil penggalian nash dalam Al Quraan dan Hadits, ustadz Abdul Qadim
Zallum menetapkan batas umur kehamilan kurang dari 40 hari untuk kebolehan
melakukan aborsi, tentunya atas indikasi medis yaitu mengancam nyawa ibu. Hasil
ijtihad ini dapat menjadi dasar bolehnya melakukan aborsi bagi korban perkosaan
dengan ketentuan batas umur kehamilan tadi. Adapun upaya legalisasi aborsi dengan
alasan menurunkan angka kematian ibu dan menyelamatkan masa depan remaja yang
hamil akibat free sex haruslah ditolak. Solusi yang tepat pada kasus ini adalah
mencegah terjadinya free sex itu sendiri, bukan melegalisasi aborsi, yang malah
‘menjamin’ menjamurnya free sex.
Angka aborsi di Indonesia saat ini cukup tinggi. Tak kurang dari dua juta
kasus per tahun. Hal ini terjadi karena liberalisme telah melahirkan kehidupan
masyarakat serba bebas. Tidak hanya bebas dalam memiliki sesuatu, bebas
berpendapat, bebas memilih agama, juga kebebasan bertingkah laku (baca: free sex).
Tingginya free sex mengakibatkan tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan
(KTD), yang ujung-ujungnya berakhir pada tingginya angka aborsi. Liberalisme juga
telah membuat masyarakat ini dekat dengan pornografi dan pornoaksi sehingga tak
heran timbul kasus-kasus pelecehan seksual bahkan perkosaan. Kasus perkosaan pun
tak jarang berujung pada aborsi bila terjadi kehamilan. Aborsi juga dapat terjadi pada
kegagalan kontrasepsi. Selama ini aborsi oleh tenaga medis dilakukan bilamana ada
indikasi medis misalnya ibu dengan penyakit berat yang mengancam nyawa. Sebagai
seorang Muslim yang seluruh perbuatannya harus terikat dengan hukum syara, akan
timbul pertanyaan bagaimanakah hukum aborsi dalam pandangan Islam?

B. Rumsan Masalah
1. Apa itu Aborsi/ Abortus?
2. Apa hukumnya aborsi dalam pandangan Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Aborsi/ Abortus
2. Untuk mengetahui Bagaimana hukumnya aborsi/ Abortus dalam pandangan
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi/Abortus
Aborsi adalah berakhirnya kehamilan dapat terjadi secara spontan akibat
kelainan fisik wanita atau akibat kelainan fisik wanita atau mungkin disengaja
melalui campur tangan manusia . hal ini bisa dilakukan dengan cara meminum obat-
obatan tertentu dengan tujuan mengakhiri kehamilan atau mengunjungi dokter
dengan tujuan meminta pertolonganannya untuk mengakhiri kehamilan baik
mengosongkan isi rahim melalui proses penyedotan atau dengan melebarkan. Karena
itu, dari definisi di atas , harus dipahami bahwa aborsi, sebenarnya,adalah setiap
tindakan yang diambil dengan tujuan meniadakan janin dari rahim wanita sebelum
akhir masa alamiah kehamilan.
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau
pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. Sedang menurut bahasa
Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ ajhadha - yajhidhu “ yang
berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum
sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau
bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut
dengan “ isqhoth “ ( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu “ (
membuang ) ( al Misbah al Munir , hlm : 72 )
Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak
macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan
dipukul rata. Diantara pembagiaan Aborsi adalah sebagai berikut : Dalam Kamus
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa makna Aborsi adalah pengguguran. Aborsi ini
dibagi menjadi dua : Pertama : Aborsi Kriminalitas adalah aborsi yang dilakukan
dengan sengaja karena suatu alasan dan bertentangan dengan undang-undang yang
berlaku. Kedua : Aborsi Legal, yaitu Aborsi yang dilaksanakan dengan
sepengetahuan pihak yang berwenang.
Menurut medis Aborsi dibagi menjadi dua juga :
1. Aborsi spontan (Abortus Spontaneus), yaitu aborsi secara secara tidak sengaja
dan berlangsung alami tanpa ada kehendak dari pihak-pihak tertentu.
Masyarakat mengenalnya dengan istilah keguguran.
2. Aborsi buatan (Aborsi Provocatus), yaitu aborsi yang dilakukan secara
sengaja dengan tujuan tertentu. Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua :
a. Jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan, maka
disebut dengan Abortus Profocatus Therapeuticum
b. Jika dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang
berlak, maka disebut Abortus Profocatus Criminalis
Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah : menggugurkan
secara paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau
kerelaan ibu yang mengandungnya .

B. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan


Sebelum menjelaskan secara mendetail tentan hukum Aborsi, lebih dahulu
perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan
pembunuhan, yaitu sebagai berikut :
Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan
baik dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara
memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya,
maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya,
sebagaiman firman Allah swt : .
‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آدَ َم‬

“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ ( Qs. al-Isra’:70)


Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua
orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua
orang.

‫ض فَ َكأَنَّ َما قَت َ َل‬ َ َ‫سا بِغَي ِْر نَ ْف ٍس أ َ ْو ف‬


ِ ‫سا ٍد فِي األ َ ْر‬ ً ‫علَى بَنِي ِإس َْرائِي َل أَنَّهُ َمن قَت َ َل نَ ْف‬
َ ‫ِم ْن أَجْ ِل ذَلِكَ َكت َ ْبنَا‬

َ َّ‫اس َج ِميعًا َو َم ْن أَحْ يَاهَا فَ َكأَنَّ َما أَحْ يَا الن‬


‫اس َج ِميعًا‬ َ َّ‫الن‬
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan
nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan
nyawa manusia semuanya.” (Qs. Al Maidah:32)
Ketiga: Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih
dalam kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
ْ ‫إن قَتْلَ ُه ْم َكانَ ِخ‬
ً ‫ط ًءا َك ِب‬
‫يرا‬ ٍ ‫َوالَ ت َ ْقتُلُواْ أ َ ْوالدَ ُك ْم َخ ْشيَةَ ِإ ْمال‬
َّ ‫ق نَّحْ ُن ن َْر ُزقُ ُه ْم َوإِيَّا ُكم‬
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah dosa yang besar.” (Qs al Isra’ : 31)
Keempat : Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah
swt, sebagaimana firman Allah swt

َ ‫َونُ ِق ُّر فِي ْاأل َ ْر َح ِام َما نَشَاء ِإلَى أ َ َج ٍل ُّم‬


‫س ًّمى ث ُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًال‬
“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama
umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.”
(QS al Hajj : 5)
Kelima : Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah
swt:
‫س الَّتِي َح َّر َم ه‬
ِ ‫ّللاُ إِالَّ بِال َح ه‬
‫ق‬ َ ‫َوالَ ت َ ْقتُلُواْ النَّ ْف‬
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan
alasan yang benar “ ( Qs al Isra’ : 33 )

C. Hukum Aborsi Dalam Islam.


Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum
aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak,
sebagaimana firman Allah swt :
‫ع ِظي ًما‬ َ َ ‫علَ ْي ِه َولَ َعنَهُ َوأ‬
َ ُ‫عدَّ لَه‬
َ ‫عذَابًا‬ َ ُ‫ّللا‬
‫ب ه‬ ِ ‫َو َمن َي ْقت ُ ْل ُمؤْ ِمنًا ُّمت َ َع ِ همدًا فَ َجزَ آؤُ هُ َج َهنَّ ُم خَا ِلدًا ِفي َها َوغ‬
َ ‫َض‬
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka
kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An
Nisa’ : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya
Rosulullah saw bersabda :
‫ون ِفي‬ ُ ‫ث ُ َّم َي ُك‬ َ‫علَقَةً ِمثْ َل ذَلِك‬َ َ‫ون ِفي ذَلِك‬ ُ ‫ط ِن أ ُ ِ هم ِه أ َ ْر َبعِينَ يَ ْو ًما ث ُ َّم َي ُك‬
ْ ‫ِإ َّنََ أ َ َحدَ ُك ْم يُجْ َم ُع خ َْلقُهُ ِفي َب‬
‫ِر ْز ِق ِه َوأ َ َج ِل ِه‬ ِ ْ‫ت ِب َكت‬
‫ب‬ ٍ ‫الرو َح َويُؤْ َم ُر ِبأ َ ْربَعِ َك ِل َما‬ ُّ ‫س ُل ْال َملَكُ فَ َي ْنفُ ُخ ِفي ِه‬ َ ‫ضغَةً ِمثْ َل ذَلِكَ ث ُ َّم ي ُْر‬ ْ ‫ذَلِكَ ُم‬
‫س ِعيد‬َ ‫ي أ َ ْو‬
ٌّ ‫ش ِق‬
َ ‫ع َم ِل ِه َو‬
َ ‫َو‬
“ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam
perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua,
terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga ,
berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk
meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan
rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang
bahagia. “ (Bukhari dan Muslim)

BAB III
   PEN 
   
    
   
  
  
  
   
 
   
   
UTUP  
32. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-
olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
kemudian banyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.

[411] Yakni: membunuh orang bukan karena qishaash.


[412] Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya.
Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah sebagai membunuh manusia
seluruhnya, karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan karena membunuh
seseorang berarti juga membunuh keturunannya.
[413] Ialah: sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan yang nyata.
   
  
    
     
     
    
   
     
 

A. Kesimpulan

1. Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah : menggugurkan


secara paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau
kerelaan ibu yang mengandungnya
2. Abosri sangat tidak dibenarkan dalam hukum islam, begitu pula dengan
Hukum Negara, bila tetap melakukan praktek aborsi maka yang melakukan
aborsi serta dokter yang membantu akan mendapatkan sangsi tindak pidana
serta perdata.

B. Saran
Pengaplikasian Agama Islam dalam bidang social, budaya,ekonomi dan
pendidikan sangat penting dan sebaiknya di pahami dan di mengerti dengan baik.
Apa lagi mengenai masalah yang mugkin sudah biasa dikalangan remaja saat ini
yaitu aborsi/abortus. Sebaiknya orang tua lebih memberikan pendidikan khusus
kepada anak mengenai pergaulan remaja , serta membimbing anak dalam pergaulan
agar bisa menjaga jarak, sehingga dapat memudahkan kita dalam kehidupan
bermasyarakat dan dapat pula menambah wawasan kita dalam beragama.
DAFTAR PUSTAKA

Ebrahim, adbul fadl mohsin. Cetakan 1 Ramadhan 1417/febuari 1988. Aborsi


Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan. A.S. noordeen: Kuala lumpur,
Malaysia

http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/.
2008:Jakarta. puskfi (pusat kajian ilmu fiqih dan kajian ilmu islam)

http://www.google.com

http://www.wikipedia.org.com

Você também pode gostar