Você está na página 1de 3

Pemanfaatan Mikroalga menjadi Biodiesel sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi

Kelangkaan Energi

Balqis Wahidatin Rukmananda


Politeknik Negeri Malang
Email: balqiswahidatin@gmail.com

Abstrak: Eksploitasi bahan bakar fosil mengakibatkan sumber energi yang tidak
dapat diperbaharui semakin menipis. Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan
dari minyak nabati atau hewani yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel.
Mikroalga memiliki kandungan minyak 20%-50% sehingga cocok dikembangkan
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Penulis membahas hal-hal yang
berhubungan dengan pemanfaatan mikroalga menjadi biodiesel sebagai salah satu
upaya mengatasi kelangkaan energi bertujuan untuk memaparkan cara pembuatan
biodiesel dari mikroalga yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Kata kunci: energi alternatif, biodiesel, mikroalga

Indonesia saat ini mengalami krisis energi karena eksploitasi bahan bakar fosil secara
terus menerus. Perkembangan ekonomi dan industri mengakibatkan permintaan bahan semakin
meningkat, apabila tidak bersiap maka indonesia pada tahun 2020 akan menjadi total oil importer
karena persediaan minyak habis sama sekali. Diperlukan energi alternatif untuk mengatasi
masalah energi di Indonesia saat ini. Salah satu energi alternatif yang dapat diaplikasikan di
Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel memiliki sifat melumasi, meningkatkan kinerja mesin,
mengurangi emisi udara dan merupakan slah satu bahan bakar terbarukan. Pembuatan bahan
bakar biodiesel diperlukan bahan baku yang melimpah karena permintaan bahan bakar sendiri
sangat banyak yang disebabkan oleh kebutuhan bahan bakar dari masyarakat sangat tinggi.
Diperlukan bahan baku pembuatan biodiesel yang melimpah untuk mengatasi masalah krisis
energi di Indonesia.
Mikroalga tumbuh melimpah di Indonesia dan dianggap parasit oleh masyarakat
Indonesia karena kurangnya pengetahuan akan manfaat dari mikroalga. Mikroalga memiliki
kandungan karbohidrat, protein dan tryaciglicerol yang merupakan bahan baku pembuatan
biodiesel. Pengambilan minyak dari Mikroalga dapat dilakukan dengan berbagai metode salah
satunya menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut kimia (benzene, ether dan heksana).
Mikroalga mudah untuk dibudidayakan tidak diperlukan alat dan bahan yang sulit untuk
membudidayakannya sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
biodiesel sebagai bahan bakar alternatif di Indonesia.

BAHASAN
Alasan Sumber Energi Alternatif Dibutuhkan Saat ini
Menurut dewan energi dunia, pemakaian energi cenderung naik sampai dengan 50%
pada tahun 2020. Pemakaian bahan bakar fosil meningkat karena semakin lama penduduk
Indonesia bertambah dan perkembangan ekonomi dan industri di Indonesia juga meningkat
sehingga kebutuhan akan bakar terus meningkat, sedangkan ketersediaan bahan bakar fosil
semakin lama akan menipis dan habis karena bahan bakar fosil merupakan salah satu jenis bahan
bakar yang tidak dapat diperbaharui. Indonesia memiliki potensi sumber energi dalam jumlah
besar yang dapat diterapkan di tanah air seperti bioethanol sebagai pengganti bensin, biodiesel
sebagai pengganti solar, tenaga surya dan tenaga angin, limbah atau sampah organik bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
Bahan alternatif terbarukan merupakan salah satu solusi yang dapat mengatasi krisis
energi yang terjadi di Indonesia. Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat
dikembangkan di Indonesia karena biodiesel memiliki sifat melumasi, meningkatkan kinerja
mesin, mengurangi emisi udara dan merupakan salah satu bahan bakar terbarukan.
Reaksi Proses Pengolahan Ganggang menjadi Energi Terbarukan
Secara umum reaksi yang terjadi pada pembuatan biodiesel adalah reaksi
transesterifikasi dan esterifikasi. Esterifikasi adalah proses yang mereaksikan asam lemak bebas
dengan alkohol rantai pendek menghasilkan metil ester asam lemak dan air. Reaksi esterifikasi
dilakukan apabila kandungan asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak >2% kemudian
dilanjutkan dengan proses transesterifikasi. Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan
trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek seperti
metanol atau etanol menghasilkan metil ester asam lemak atau biodiesel dan gliserol sebagai
produk samping. Reaksi transesterifikasi dilakukan ketika kandungan asam lemak bebas yang
terkandung dalam minyak <2%. Minyak dengan kandungan asam lemak bebas tinggi >2%
langsung di transesterifikasi dengan katalis basa maka asam lemak bebas akan bereaksi dengan
katalis membentuk sabun. Mikroalga memiliki tiga kelompok lemak yaitu lemak netral
(trigliserida, digliserida, monogliserida, Asam lemak bebas atau Free Fatty Acids dan Waxes),
glikolipid dalam membrane dan lemak polar dalam mikro plasma (glikolipid dan phospolipid).
Lemak netral dalam mikroalga yang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Cara Pengolahan Ganggang Menjadi Energi Alternatif
Pengolahan ganggang menjadi energi alternatif biodiesel tidak terlalu sulit. Pengambilan
minyak dari mikroalga dapat digunakan metode ekstraksi dengan pelarut kimia. Pelarut yang
dapat digunakan untuk ekstraksi mikroalga yaitu benzene, eter dan heksana. pelarut heksana
lebih banyak digunakan karena harganya murah dan mudah diperoleh. Pelarut heksana
dikombinasikan dengan pengepressan agar minyak yang diperoleh maksimal, ketika sudah
selesai dilakukan pengepresan pulp dari ekstrak mikroalga ditambahkan dengan pelarut heksana
kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan minyak dengan pulp. Pemisahan minyak
dengan heksana dapat dilakukan dengan proses distilasi. Minyak yang dihasilkan oleh mikroalga
dari proses ekstraksi dapat diolah langsung menjadi biodiesel dengan proses esterfikasi atau
transesterifikasi.
Pembuatan biodiesel minyak mikroalga direaksikan dengan alkohol. Alkohol yang
sering digunakan adalah metanol karena metanol lebih reaktif untuk dibandingkan alkohol jenis
lainnya dan alkohol ketika direaksikan dengan minyak akan membentuk senyawa mono dan
diasilgliserol lebih rendah. Diperlukan penambahan katalis basa/alkali untuk transeterifikasi dan
katalis asam untuk esterifikasi.
PENUTUP
Simpulan
Indonesia mengalami krisis energi sehingga pengunaan biodiesel ramah lingkungan
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi. Pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan
mengunakan reaksi esterifikasi (FFA >2%) atau reaksi transesterifikasi (FFA <2%). Mikroalga
medung minyak 20%-50% berpotensi untuk pembuatan biodiesel. Mikroalga tumbuh bebas di
perairan Indonesia, mudah dibudidayakan. Pengambilan kandungan minyak dalam mikroalga
dilakukan dengan ekstraksi dengan pelarut heksana yang dikombinasikan dengan pengepressan.

Saran
Pemerintah lebih baik segera melakukan pengembangan mengenai penggunaan energi
alternatif berupa biodiesel dari minyak mikroalga dengan produksi skala besar untuk mengganti
bahan bakar fosil, sehingga bahan bakar fosil tidak punah. Pemerintah juga melakukan publikasi
atau pengenalan kepada masyarakat mengenai pentingnya penggunaan energi terbarukan.
Mahasiswa dan akademisi melakukan riset lebih lanjut mengenai energi alternatif sehingga
Indonesia tidak mengalami krisis energi. Masyarakat diharapkan mulai menggunakan bahan
bakar terbarukan dari pada bahan bakar fosil.

DAFTAR RUJUKAN

Chaiklahana, R., Chirasuwana, N., Loha, V., and Bunnag, B. 2008. Lipid and fatty acids
extraction from the cyanobacterium Spirulina. Science Asia. 34: 299– 305.
Elma, M.; Satria, A. S dan Wahyuddin. 2016. Proses Pembuatan Biodiesel dari Campuran
Minyak Kelapa dan Minyak Jelantah Vol. 5 No.1. Universitas Lambung Mangkurat:
Banjarmasin.
Irhamni dan Erman, M. 2015. Kultivasi Mikroalga untuk Bioteknologi Biomassa sebagai Energi
Terbarukan. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Mursanti, E. 2007. Proses produksi dan subsidi biodiesel dalam mensubsitusi solar untuk
mengurangi ketergantungan terhadap solar. Seminar Energy, Natural Resource and
Environment. 13 Desember 2007, Wisma Makara, Kampus UI-Depok. 64 pp.
Umam, K. 2007. Analisa Potensi Sumber Energi Alternatif dan Implikasinya terhadap Sosial
Ekonomi Masyarakat Indonesia. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Semarang.
Syamsudin, M. 2010. Membuat Sendiri Biodisel (Bahan Bakar Alternatif Pengganti Solar). Lily
Publisher: Yogyakarta. 46 hlm.

Você também pode gostar