Você está na página 1de 19

ANALISIS SKRIPSI/ TESIS/ DISERTASI

JUDUL PENELITIAN :

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR PADA PELAJARAN
MATEMATIKA SMA

PENELITI : AGUS ABU


EMAIL :-
SUMBER :
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/73759975?extension=pdf&ft=1395208140&lt=1395211750&user_id=31125245&uahk=z
WYpAYknlV1QDRtqJoV0FP9F6GI

NO PENELITIAN PENJELASAN KOMENTAR

1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1. Di tengah era globalisasi yang makin berkembang Menurut kelompok kami,
pesat, SMA Negeri 2 Pasarwajo terus berupaya untuk latar belakang yang diangkat
meningkatkan kualitas proses pembelajarannya yang oleh penulis sudah sesuai
dirasakan belum menunjukkan hasil yang optimal. dengan penelitian yang
Hasil yang dicapai SMA Negeri 2 Pasarwajo dalam dilakukan oleh peneliti.
ujian nasional 4 tahun terakhir masih belum Awalan yang baik yaitu
memuaskan yaitu pada tahun pelajaran 2006/2007, memulai dengan diskripsi
2007/2008, 2008/2009, 2009/2010. Model tentang perkembangan ilmu
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di pengetahuan dan teknologi
kelas perlu disesuaikan untuk mempersiapkan siswa kemudian dilanjutkan dengan
agar dapat menyesuaikan dengan perubahan sebagai alasan mengapa penulis ingin
akibat dari kemajuan zaman. Berdasarkan wawancara meneliti di SMA Negeri 2
dengan kepala sekolah diperoleh informasi bahwa Pasarwajo beserta data atau
model pembelajaran yang digunakan dalam setiap sumber yang diperoleh dari
proses pembelajaran kurang bervariatif yaitu Badan Standar Nasional
sebagian besar guru hanya menggunakan model Pendidikan. Selanjutnya,
pengajaran langsung dan pembelajaran dilakukan penggunaan tata bahasa dan
secara klasikal dan maraton. Oleh karena itu, dalam pemilihan kosa kata pada
penelitian digunakan pembelajaran berbasis masalah tesis ini sudah bagus. Cara
dan pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari penulisan kutipan juga sudah
kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar benar, namun terdapat kata
pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Wabula dan SMA sambung yang tidak perlu
Negeri 2 Pasarwajo dalam pembelajaran matematika seperti contoh pada halaman
materi pokok ruang dimensi tiga. ketiga paragraf terakhir
mengakatan “... SMA Negeri
2 Pasarwajo senantiasa
berkembang dan terus
mengalami perubahan.
Sedangkan dari wawancara
...” seharusnya jika sudah
terdapat kata sambung
sedangkan, tidak perlu
ditambahi tanda baca titik
“.”.
IDENTIFIKASI 1. Pembelajaran dilakukan secara klasikal dan semua Menurut kelompok kami,
siswa dianggap sama cara belajarnya dalam belajar penulisan identifikasi
MASALAH matematika. masalah pada setiap butir
2. Pembelajaran matematika berlangsung monoton dan sudah sesuai dengan masalah
kurang variatif. yang dihadapi oleh SMA
3. Hanya sebagian siswa yang aktif belajar dan sebagian Negeri 2 Pasarwajo tapi
yang lain cenderung apatis terhadap pembelajaran terdapat kesalahan dalam
matematika. penulisan seperti contohnya
4. Siswa kesulitan membayangkan dan tidak mampu pada butir pertama yang
mempelajari objek-objek ruang dimensi tiga. mengatakan “ ...
5. Siswa hanya menerima pengetahuan yang “sudah diakomodir secara optimal,
jadi” dari guru. tetapi kenyataannya ...”.
6. Motivasi siswa rendah dan siswa cenderung apatis Seharusnya sebelum kata
mengikuti pembelajaran matematika. penghubung tetapi tidak
7. Siswa belajar sendiri-sendiri dan enggan bekerjasama perlu ditambahi tanda baca
dengan siswa yang lainnya. koma “,”.
8. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematika belum optimal.

RUMUSAN 1.Apakah model pembelajaran berbasis masalah efektif Menurut kelompok kami,
ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah siswa penulisan rumusan masalah
MASALAH kelas X SMA Negeri 1 Wabula dan SMA Negeri 2 dalam tesis ini sudah benar
Pasarwajo dalam pembelajaran matematika materi karena sesuai dengan apa saja
pokok ruang dimensi tiga? yang akan diteliti oleh
2. Apakah model pembelajaran berbasis masalah efektif peneliti. Selanjutnya,
ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas X SMA penggunaan tata bahasa dan
Negeri 1 Wabula dan SMA Negeri 2 Pasarwajo pemilihan kosa kata pada
dalam pembelajaran matematika materi pokok ruang tesis ini sudah bagus.
dimensi tiga?
3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD
efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah
siswa kelas X SMA Negeri 1 Wabula dan SMA
Negeri 2 Pasarwajo dalam pembelajaran matematika
materi pokok ruang dimensi tiga?
4. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD
efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas X
SMA Negeri 1 Wabula dan SMA Negeri 2 Pasarwajo
dalam pembelajaran matematika materi pokok ruang
dimensi tiga?
5. Manakah yang lebih efektif antara model
pembelajaran dengan belajar berbasis masalah dan
model pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe
STAD ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah
dan motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1
Wabula dan SMA Negeri 2 Pasarwajo dalam
pembelajaran matematika materi pokok ruang
dimensi tiga?

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Menurut kelompok kami,
dengan belajar berbasis masalah ditinjau dari tujuan penelitian dalam tesis
kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar ini sudah sesuai dengan
dalam pembelajaran matematika materi pokok ruang rumusan masalah yang ditulis
dimensi tiga di kelas X SMA Negeri 1 Wabula dan oleh peneliti namun dalam
SMA Negeri 2 Pasarwajo. penulisannya, alangkah lebih
2. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran baiknya jika kata pertamanya
dengan belajar kooperatif tipe STAD ditinjau dari tidak menggunakan kata
kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar “Untuk”.
dalam pembelajaran matematika materi pokok ruang
dimensi tiga di kelas X SMA Negeri 1 Wabula dan
SMA Negeri 2 Pasarwajo.
3. Untuk menentukan mana yang lebih efektif antara
model pembelajaran dengan belajar berbasis masalah
dan model pembelajaran dengan belajar kooperatif
tipe STAD ditinjau dari kemampuan pemecahan
masalah dan motivasi belajar dalam pembelajaran
matematika materi pokok ruang dimensi tiga di kelas
X SMA Negeri 1 Wabula dan SMA Negeri 2
Pasarwajo.

Manfaat Penelitian 1. Bagi guru mampu menjadi alternatif dalam Menurut kelompok kami,
memilih model pembelajaran yang tepat dan penulisan manfaat penelitian
menjadi bahan pertimbangan dalam dalam tesis ini sudah benar
mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah karena terdapat manfaat
dan meningkatkan motivasi siswa dalam untuk guru dan peserta didik
pembelajaran matematika khususnya pada materi ketika menggunakan
pokok ruang dimensi tiga. pembelajaran berbasis
masalah dan pembelajaran
2. Bagi siswa mampu melatih kemampuan dalam kooperatif tipe STAD ditinjau
pemecahan masalah-masalah matematika dan dari kemampuan pemecahan
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam masalah dan motivasi belajar
pembelajaran matematika khususnya pada materi pada pelajaran matematika
pokok ruang dimensi tiga. SMA selain itu, penggunaan
tata bahasa dan pemilihan
kosa kata pada tesis ini sudah
tepat karena tidak ada
pengulangan kata maupun
kata-kata yang tidak perlu
ditulis.
2 KAJIAN TEORI Pembelajaran pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan guru Teori teori yang di bahas
yang dirancang untuk menciptakan interaksi antara
peserta didik dan pendidik dengan menggunakan sudah relevan dan teori teori
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. yang dibahas juga sudah

sesuai tinjauan pustaka.

Pembelajaran Pembelajaran matematika merupakan proses interaksi Sumber-sumber yang dipakai

Matematika antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan sudah cukup relevan dan

siswa, dimana dalam proses tersebut siswa berperan bahasa yang digunakan sudah

aktif menyelidiki situasi bermasalah, menentukan cukup bagus.


variabel, memutuskan cara untuk mengukur dan

menghubungkan variabel-variabel tersebut, melakukan

perhitungan, membuat prediksi, dan memverifikasi

kemanjuran dari prediksi tersebut dan pada akhirnya

terbentuk konsep dan pengetahuan matematika dalam

diri siswa.

Pembelajaran Pembelajaran geometri merupakan bagian dari Kajian teori sudah

Geometri pembelajaran matematika yang menganalisis karakter mendaasari permasalahan

dan sifat-sifat geometris dua dan tiga dimensi untuk yang diteliti.

mengembangkan argumen matematika dengan

menggunakan koordinat, visualisasi, penalaran spasial,

transformasi, sifat kesimetrisan, dan sistem

representasional lainnya untuk memecahkan masalah

matematika.

Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual kajian yang dibahas sudah

yang tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran cukup bagus dan relevan
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam serta penulisan sudah sesuai.

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi

sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas dengan

mempertimbangkan faktor karakteristik siswa, sarana

prasarana, dan karakteristik materi pelajaran itu

sendiri.

Model Pembelajaran Model pembelajaran dengan belajar berbasis masalah Bahasa yang digunakan

Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai sudah cukup bagus dan

wadah bagi siswa untuk belajar dan memperoleh ilmu sumber-sumber yang

pengetahuan. Proses pembelajaran dengan belajar digunakan relevan.

berbasis masalah diawali dengan menyajikan masalah

untuk diselidiki siswa, dan diakhiri dengan penemuan

solusi pemecahan masalah. Siswa lebih aktif dan

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran


dengan melakukan penyelidikan untuk memecahkan

masalah yang diberikan. Peran guru hanya

memfasilitasi, memediasi, dan hanya akan membantu

siswa bila benar-benar diperlukan.

Model pembelajaran Model pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe Ada kata sedangkan

kooperatif tipe STAD STAD adalah model pembelajaran dimana guru diawalkan kalimat.

membagai siswa menjadi kelompok-kelompok kecil Sebaiknya untuk kata

yang terdiri dari empat sampai enam orang dan terdiri sedangkan jangan di awal

dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari kalimat.

berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah. Komponen-komponen dalam model

pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe STAD

adalah presentasi kelas, belajar dalam kelompok, tes

individu, skor pengembangan individu, dan

penghargaan kelompok.

Dalam menilai keefektifan, dilakukan dengan Belum ada pengertian


Pengertian membandingkan hasil nyata yang telah dicapai dengan menurut penulis sendiri.

Keefektifan hasil ideal yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin Semua pengertian hanya

Pembelajaran dicapai tersebut menjadi indikator berhasil tidaknya menurut sumber-sumber

suatu kegiatan. yang ada.

keefektifan pembelajaran ditentukan dengan empat Ada beberapa kata


Kriteria Keefektifan
Pembelajaran indikator yaitu: 1) Kualitas pembelajaran, yaitu penghubung di awal kalimat.

seberapa besar kadar informasi yang disajikan Sebaiknya penggunaan kata

sehingga siswa dengan mudah dapat mempelajarinya penghubung dengan, karena,

atau makin kecil tingkat kesalahannya. Semakin kecil sedangkan dihindari di awal

tingkat kesalahan yang dilakukan berarti semakin kalimat.

efektif pembelajaran; 2) Kesesuaian tingkat

pembelajaran, yaitu sejauh mana guru memastikan

tingkat kesiapan siswa untuk mempelajari materi baru;

3) Insentif, yaitu seberapa besar usaha guru

memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan

mempelajari materi yang diberikan. Makin besar


motivasi yang diberikan, makin besar pula keaktifan

siswa; 4) Waktu, yaitu lamanya waktu yang diberikan

yang dialokasikan untuk proses pembelajaran. Suatu

pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dapat

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan.

Pemecahan masalah merupakan bagian integral dari Kajian-kajian yang dibahas


Kemampuan
Pemecahan Masalah setiap proses pembelajaran matematika dan sangat sudah baik.

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Memecahkan

masalah bukan hanya tujuan dalam belajar matematika

tetapi merupakan cara utama untuk mengerjakan

matematika itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa

masalah dalam matematika adalah suatu tugas yang

harus dikerjakan oleh siswa dengan menggunakan

analisis dan langkah-langkah penyelesaian serta

menggunakan beberapa prosedur untuk mencapai hasil


yang diharapkan.

Motivasi belajar adalah keinginan atau dorongan yang Bahasa yang digunakan
Motivasi Belajar
datang dari dalam maupun dari luar diri siswa yang sudah cukup bagus dan

menggerakkan, mengarahkan, dan mempertahankan sumber-sumber yang

perilaku siswa untuk senantiasa belajar digunakan relevan.

Penelitian-penelitian sudah
Penelitian yang 1.Penelitian Jero Budi Darmayasa tahun 2010 yang
Relevan cukup relevan dengan topik
berjudul Pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap
keterampilan algoritmik, kemampuan komunikasi, dan bahasan yang di angkat serta
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
penelitian yang digunakan
SMA negeri di Yogyakarta.
masih baru. Tidak lebih dari
2. Penelitian Abdul Halim tahun 2011 yang berjudul
Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 5 tahun yang lalu.
(Student Teams Achievement Divisiosns) dan tipe TAI
(Team Accelerated Instruction) pada pembelajaran
barisan dan deret ditinjau dari pretasi dan sikap siswa
terhadap matematika

Kedua model pembelajaran tersebut memberikan Sudah cukup relevan dan


Kerangka Pikir
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam jelas.

mengkomunikasikan gagasan dalam upaya pemecahan

masalah, merencanakan, melaksanakan, menjelaskan,

merevisi, serta mengevaluasi langkah-langkah yang

telah disusun dalam proses pemecahan masalah

matematika. Oleh karena itu, model pembelajaran

dengan belajar berbasis masalah dan model

pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe STAD

dipandang efektif untuk melatih kemampuan

pemecahan masalah dan meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Hipotesis Penelitian Model pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe Hipotesis yang diajukan oleh
STAD efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas
penulis sudah jelas, singkat,
X SMA Negeri 1 Wabula dan SMA Negeri 2
dan padat dan hipotesis yang
Pasarwajo dalam pembelajaran matematika materi
pokok ruang dimensi tiga. diajukan dapat diuji

kebenarannya. Hipotesis
Model pembelajaran dengan belajar berbasis masalah
lebih efektif dibanding model pembelajaran dengan yang diajukan pun diangkat
belajar kooperatif tipe STAD ditinjau dari kemampuan
berdasarkan kajian teoritis
pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa kelas X
SMA Negeri 1 Wabula dan SMA Negeri 2 Pasarwajo
dalam pembelajaran matematika materi pokok ruang
dimensi tiga.

3 Metode Penelitian Jenis dan Desain Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi Menurut Sugiyono dalam
Penelitian experiment) karena tidak dimungkinkan mengambil Metode Penelitian
sampel secara acak. Kelompok- kelompok yang Pendidikan (2013), quasi
diberikan perlakuan adalah kelas-kelas yang telah experiment design bentuk
dibentuk sebelumnya. Nonequivalent Control
Group Design yang hampir
Desain penelitian ini adalah Nonequivalent Groups sama dengan pretest-posttest
Pretest-Posttest dimana variabel dependen diukur dua control group design,
kali (sebelum dan sesudah perlakuan). kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak
dipilih secara random.Teori
yang dikutip penulis tidak
sesuai dengan pelaksanaan
penelitian. Pada
pelaksanaannya, pemilihan
sampel dilakukan secara acak
(Lampiran hal 186).
Tempat dan Waktu Tempat penelitian : SMA Negeri 1 Wabula Kecamatan Tempat yang dipilih untuk
Wabula dan SMA Negeri 2 Pasarwajo Kabupaten penelitian agak berjauhan,
Penelitian Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. hal ini untuk menghindari
interaksi antarsiswa yang
Waktu : 25 April sampai 28 Mei 2011 sesuai dengan diberi perlakuan model
pembelajaran yang berbeda.
pembelajaran semester 2. Jadwal pelajaran matematika Selain itu karakteristik kedua
sekolah juga relatif sama.
kelas kontrol adalah hari Selasa jam 07.00-08.30 dan
Masalah jam pelajaran
Sabtu jam 07.00-08.30. Sedangkan kelas eksperimen mungkin bisa disamaratakan,
karena semakin siang, maka
hari Rabu jam 08.30-10.00 dan Kamis jam 07.00- siswa mungkin sudah kurang
konsentrasi belajarnya.
08.30.Waktu : 25 April sampai 28 Mei 2011 sesuai

dengan pembelajaran semester 2.

Populasi dan Sampel Populasi berjumlah 266 siswa, terdiri dari 129 siswa Menurut Sugiyono (2013)
Penelitian kelas X SMA Negeri 1 Wabula dan 137 siswa kelas X dalam Metode Penelitian
SMA Negeri 2 Pasarwajo. Pendidikan, untuk
menentukan ukuran sampel
Sampel terdiri dari 33 siswa kelas XB SMA Negeri 1 dapat dilihat pada tabel 5.1
Wabula dan 35 siswa kelas X1 SMA Negeri 2 (halaman 128).
Pasarwajo. Apabila populasi 266 siswa,
paling tidak sampel yang
diambil adalah 152 siswa,
jika taraf kesalahan 5%.

Variabel Penelitian Variabel bebas : model pembelajaran berbasis masalah Variabel bebas adalah
dan model pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe variabel yang mempengaruhi
STAD. atau menjadi sebab
Variabel terikat : kemampuan pemecahan masalah dan perubahan (Sugiyono :
motivasi belajar. 2013). Dalam tesis ini model
pembelajaran akan
mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah dan
motivasi belajar. Sedangkan
variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat.
Dalam hal ini kemampuan
pemecahan masalah dan
motivasi belajar dipengaruhi
oleh model pembelajaran
tersebut.
Teknik dan Instrumen Teknik pengumpulan data : 1) mengumpulkan data Teknik pengumpulan data
Pengumpulan Data sebelum diberikan perlakuan dengan instrumen tes dilakukan dengan observasi
awal kemampuan pemecahan masalah dan angket (pengamatan) dari hasil tes
motivasi belajar; 2) menerapkan model pembelajaran yang diberikan (pretest dan
pada masing masing kelas yang menjadi sampel; 3) posttest). Selain itu juga
mengumpulkan data setelah diberi perlakuan dengan dengan kuesioner (angket)
instrumen tes akhir kemampuan pemecahan masalah tentang motivasi belajar .
dan angket motivasi belajar pada kedua kelas.
Menurut Sugiyono (2013)
Digunakan 2 jenis instrumen yaitu instrumen tes yang untuk memudahkan
berupa tes kemampuan pemecahan masalah dan penyusunan instrumen salah
instrumen non tes yang berupa angket motivasi belajar. satunya perlu digunakan kisi-
kisi instrumen. Dalam tesis
ini sudah di tuliskan kisi-kisi
instrumen tes (awal dan
akhir) dan instrumen nontes
(angket motivasi belajar).
Validitas dan Uji validitas internal meliputi validitas isi dan validitas Menurut Sugiyono (2013),
Reliabilitas Instrumen konstruk. Validitas isi mengacu pada sejauh mana untuk pengujian validitas
item-item suatu tes mencakup keseluruhan variabel konstruk membutuhkan
yang diukur. Validitas konstruk mengacu pada sejauh minimal tiga orang ahli yang
mana suatu instrumen mengukur trait atau konstruk sesuai dengan bidangnya.
teoritik yang hendak diukurnya. Dalam tesis ini, penulis
sudah melibatkan tiga ahli
Untuk menguji reliabilitas digunakan koefisien untuk menguji validitas
reliabilitas Alpha Cronbach dengan bantuan program instrumen. (Lampiran tentang
SPSS 16.0. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai validitas bisa dilihat di
Alpha Cronbach lebih dari 0,60. Dari tabel output halaman 171). Kemudian
SPSS diperoleh nilai Alpha Cronbach untuk instrumen instrumen diujicobakan pada
tes awal adalah 0,734 (lebih dari 0,60) dan 0,778 (lebih kelas terbatas yang memiliki
dari 0,60) untuk instrumen tes akhir. Sedangkan untuk kemampuan relatif sama
instrumen angket nilai Alpha Cronbach adalah dengan sampel penelitian.
0,948(lebih dari 0,60). (Lampiran halaman 182).
Menurut Sugiyono (2013),
pengujian reliabilitas
instrumen dapat dilakukan
dengan test-retest, equivalent,
gabungan keduanya dan
internal consistency
(mencobakan instrumen
sekali saja, kemudian analisis
data). Dalam tesis ini, penulis
menguji reliabilitas dengan
SPSS.
Teknik Analisis Data Dalam tesis ini ada 2 teknik dalam analisis data yaitu Menurut Sugiyono (2013),
analisis data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. dalam penelitian kuntitatif,
Analisis data sebelum perlakuan meliputi uji prasyarat teknik analisis data yang
analisis (uji normalitas, uji homogenitas) dan uji digunakan diarahkan untuk
kesamaan vektor rerata dua kelompok. Analisis data menjawab rumusan masalah
setelah perlakuan meliputi uji keefektifan model atau menguji hipotesis yang
pembelajaran dan uji prasyarat analisis (uji normalitas telah dirumuskan yaitu
dan uji homogenitas) dan uji perbandingan keefektifan menggunakan metode
model pembelajaran. statistik yang sudah tersedia.
Hasil analisis output dari
SPSS telah menjawab
rumusan masalah penelitian.
4 Hasil Penelitian Deskripsi Data Data yang dideskripsikan adalah data hasil tes Data kelas PBL dan kelas
kemampuan pemecahan masalah dan data hasil angket STAD tentang hasil tes
motivasi belajar yang dikumpulkan sebelum perlakuan kemampuan pemecahan
(pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Nilai masalah dan hasil angket
kemampuan pemecahan masalah mengalami motivasi belajar disajikan
peningkatan setelah diberi perlakuan dan ketuntasan dalam bentuk tabel, dengan
klasikal mencapai 77,14% pada kelas PBL dan 78,79% langsung memperlihatkan
pada kelas STAD. Sedangkan nilai motivasi belajar perbandingannya sehingga
mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan dan mudah dipahami.
ketuntasan klasikal mencapai 88,58% pada kelas PBL
dan 84,85% pada kelas STAD.

Analisa Data Analisis data yang digunakan adalah sebelum dan Menurut Sugiyono (2013),
sesudah perlakuan. Analisis data sebelum perlakuan dalam penelitian kuantitatif,
bertujuan untuk menguji kesamaan vektor rerata kedua teknik analisis data diarahkan
kelompok. Dari uji MANCOVA, nilai signifikansi untuk menjawab rumusan
Box’s M adalah 0,741 (lebih dari 0,05) masalah atau menguji
mengindikasikan homogenitas matriks varians hipotesis penelitian. Selain
kovarians terpenuhi. Sedangkan nilai sig Hotelling’s itu teknik analisis data
Trace 0,002(kurang dari 0,05) menunjukkan adanya menggunakan metode
perbedaan yang signifikan antara vektor rerata kelas statistik yang sudah tersedia.
pembelajaran berbasis masalah dengan kelas Dalam tesis ini, ada 5
pembelajaran kooperatif STAD. rumusan masalah dan 5
Analisis data setelah perlakuan meliputi uji keefektifan hipotesis penelitian. Dengan
model pembelajaran dan uji perbandingan keefektifan berbantuan aplikasi SPSS,
model pembelajaran. Dari hasil uji one sample t-test, maka semua rumusan
diperoleh kesimpulan baik model pembelajaran masalah dan hipotesis
berbasis masalah maupun pembelajaran kooperatif penelitian dapat terjawab.
STAD efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan Baik model PBL dan STAD
masalah dan variabel motivasi belajar. Dari uji efektif ditinjau dari
perbandingan keefektifan model pembelajaran, kemampuan pemecahan
diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan masalah dan motivasi belajar,
secara signifikan kedua model pembelajaran tersebut. tidak ada perbedaan yang
signifikan dari kedua model
pembelajaran tersebut. Maka
hipotesis kelima ditolak,
sebab penulis menyusun
hipotesis bahwa model PBL
lebih efektif dibanding
STAD.

Pembahasan Sebelum diberi perlakuan, kemampuan pemecahan Dalam pembahasan


masalah dan motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 dijelaskan secara lengkap
Wabula dan SMA Negeri 2 Pasarwajo belum tentang kemampuan dan
menunjukkan hasil yang optimal. Selama pelaksanaan motivasi awal siswa sebelum
penelitian ini terlihat peningkatan kemampuan siswa diberi perlakuan, saat diberi
SMA Negeri 2 Pasarwajo dalam menyelesaikan soal- perlakuan dan setelah diberi
soal dalam pembelajaran matematika materi ruang perlakuan.
dimensi tiga dan termotivasi dalam pembelajaran. Hal Dijelaskan pula hipotesis
ini karena siswa aktif mencari persoalan matematika yang disusun peneliti
yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan ternyata ada yang salah yaitu
menyelesaikannya. hipotesis kelima, hal itu
Kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar ditunjukkan dengan uji
siswa SMA Negeri 1 Wanabula juga mengalami MANCOVA dengan bantuan
peningkatan dengan model pembelajaran kooperatif SPSS. Jadi dalam
STAD. Siswa aktif dalam pembelajaran melalui diskusi pembahasan sudah
kelompok. Pengharagaan kepada kelompok terbaik menjelaskan gambaran
akan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. kemampuan dan motivasi
Peneliti menyusun hipotesis bahwa model belajar awal sampai akhir
pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dibanding siswa.
kooperatif STAD. Akan tetapi hipotesis tersebut salah,
karena setelah di uji MANCOVA tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kedua model
pembelajaran tersebut.
Jadi kedua model pembelajaran tersebut layak untuk
dijadikan pilihan dalam pembelajaran matematika
khususnya materi ruang dimensi tiga.
5 SIMPULAN DAN Model pembelajaran dengan belajar berbasis masalah Menurut kelompok kami,
dan model belajar kooperatif tipe STAD efektif penulisan simpulan dan saran
SARAN ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dan pada tesis ini sudah baik
motivasi belajar siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wabula karena sudah menjawab
dan SMA Negeri 2 Pasarwajo pada pembelajaran pertanyaan pada rumusan
matematika materi pokok ruang dimensi tiga serta masalah yang telah ditulis
tidak terdapat perbedaan keefektifan antara model oleh peneliti namun dalam
pembelajaran dengan belajar berbasis masalah dan penulisan kalimat, jika
model pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe terdapat tanda baca titik dua
STAD ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah “:” maka kalimat tersebut
dan motivasi belajar siswa Kelas X SMA Negeri 1 belum berakhir. Jika belum
Wabula dan SMA Negeri 2 Pasarwajo pada berakhir maka pada poin-
pembelajaran matematika materi pokok ruang dimensi poin jangan diberi tanda baca
tiga. titik “.” Kecuali pada poin
terakhir.
Disarankan pada guru matematika agar menggunakan
model pembelajaran yang berpusat pada siswa
sehingga siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran matematika dan lebih menyesuaikan
model pembelajaran matematika yang digunakan
dengan karakteristik siswa dan materi pokok pada tiap
pertemuan.

Você também pode gostar