Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
fatimahts65@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAK
Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana untuk
berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa
dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik
mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak. Seseorang yang
mempunyai kemampuan berbahasa akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi
baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek
reseptif, sementara berbicara dan menulis merupakan aspek produktif.
1. Pendahuluan
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana
untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan
pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifat
abstrak. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut
untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan
informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara
berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Berbagai kebudayaan bisa saling menyatu
karena ada salah satu aspek yang mampu mengikatnya yaitu bahasa. Keterampilan berbahasa
memiliki dua unsur yaitu unsur logika dan linguistic, berbeda dengan keterampilan berpikir
hanya memiliki satu unsure yaitu logika. Unsur logika terdiri atas isi, bahan, materi, dan
organisasinya. Sedangkan unsure lunguistik terdiri atas diksi, pembentukan kata,
pembentukan kalimat, fonologi (bunyi bahasa) untuk berbicara, serta ejaan untuk menulis.
Setiap orang memiliki kemampuan berpikir dengan baik, namun tidak semua orang
memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Apa yang kita pikirkan belum tentu akan kita
ucapkan dan lakukan, namun apa yang telah kita ucapkan itulah yang kita pikirkan dan
lakukan. Bahasa dan berbahasa mampu mendenifisikan pola jati diri, pola karakter, dan pola
berpikir seseorang.
Kemampuan seseorang dalam berpikir dan berbahasa sebenarnya bisa diberdayakan, yaitu
dengan melakukan usaha/aktivitas atau keterampilan yaitu melatih diri kita untuk terampil.
Kemampuan ialah kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik,
sedangkan keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Terampil atau cekatan adalah
kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan
sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila
seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga dapat dikatakan
terampil. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah hasil
terakhir adanya aktivitas atau usaha (keterampilan), sedangkan keterampilan adalah sebuah
proses aktivitas atau usaha untuk menentukan hasil yang akan diperoleh (kemampuan).
Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, namun menulislah hal yang paling
utama. Perbedaan utama antara menulis dan berbicara, yaitu orang yang menulis lebih berani
daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki makna dan tujuan. Orang yang hanya
pandai berbicara belum tentu pandai menulis, ia lebih mengandalkan daya orasi daripada
literasi.
3. Metode Penelitian
Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian termasuk dalam pembelajaran kegiatan
berbahasa. Cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbahasa
yang baik dengan tes kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam mengetes
keterampilan berbahasa siswa, saya menggunakan metode penilaian kemampuan berbicara.
Pada umumnya tes berbicara bukan hanya ujian lisan, melainkan juga ujian penampilan,
yakni ujian lisan/perbuatan/penampilan.
Beberapa contoh bentuk tes berbicara menurut Nurgiantoro (1988) dapat dilakukan
melalui bentuk sebagai berikut: 1) Pembicaraan berdasarkan gambar, 2) wawancara,
3)Bercerita, 4) Berpidato, 5) berdiskusi.
Dalam mengetes keterampilan berbahasa siswa, saya menggunakan metode penilaian
bercerita, dengan menguji salah satu siswa SD KH.M.Noer. Pemberian tugas untuk bercerita
kepada siswa juga merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan kemampuan berbicara
yang bersifat pragmatis. Untuk dapat bercerita, paling tidak ada dua hal yang dituntut untuk
dikuasai siswa. yaitu unsure linguistic dan unsure apa yang diceritakan, ketetapan, kelancaran
dan kejelasan cerita akan menunjukkan kemampuan berbicara siswa. Berikut hasil penilaian
siswa dalam bercerita:
4. Kesimpulan
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan
sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam
rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan
sesama manusia. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran,
gagasan, serta perasaan.
Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, namun
menulislah hal yang paling utama. Perbedaan utama antara menulis dan berbicara, yaitu
orang yang menulis lebih berani daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki
makna dan tujuan. Orang yang hanya pandai berbicara belum tentu pandai menulis, ia lebih
mengandalkan daya orasi daripada literasi
Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian termasuk dalam pembelajaran kegiatan
berbahasa. Cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbahasa
yang baik dengan tes kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dalam mengetes keterampilan berbahasa siswa, diperoleh lah hasil jika siswa SD
mampu bercerita dengan baik dan benar, hal tersebut disebabkan karena daya ingat anak-
anak lebih kuat dalam hal bercerita, serta keterampilan berbahasa ditunjukkan bahwa
penggunaan bahasa dapat beragam dan menimbulkan ekspresi yang beragam sesuai dengan
isi cerita yang siswa tersebut ceritakan.
Daftar Pustaka
Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Badudu (1993:131)
Tarigan, Djago.1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:Depdikbud