Você está na página 1de 6

HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA

Oleh : Fatimatus Sahroh (20171115038)

fatimahts65@gmail.com

ABSTRACT

Human life cannot be separated from language activities. Language is a means to


communication tool, in order fulfill human nature as social beings who need to interact with
others human. Language is considered to be the most perfect and capable of delivering thought
and feelings both about things that are concrete and of a nature. Someone who has language
skills will more easily absorb and convey information both orally and writing. Language skill
have four aspects, namely skills listening, speaking, reading, and writing. Listen and read is a
receptive aspect, while speaking and writing are productive aspects.

Key word : Language skills, communication

ABSTRAK

Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana untuk
berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa
dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik
mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak. Seseorang yang
mempunyai kemampuan berbahasa akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi
baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek
reseptif, sementara berbicara dan menulis merupakan aspek produktif.

Kata kunci : keterampilan bahasa, komunikasi

1. Pendahuluan
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana
untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama
manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan
pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang bersifat
abstrak. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut
untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan
informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara
berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Berbagai kebudayaan bisa saling menyatu
karena ada salah satu aspek yang mampu mengikatnya yaitu bahasa. Keterampilan berbahasa
memiliki dua unsur yaitu unsur logika dan linguistic, berbeda dengan keterampilan berpikir
hanya memiliki satu unsure yaitu logika. Unsur logika terdiri atas isi, bahan, materi, dan
organisasinya. Sedangkan unsure lunguistik terdiri atas diksi, pembentukan kata,
pembentukan kalimat, fonologi (bunyi bahasa) untuk berbicara, serta ejaan untuk menulis.
Setiap orang memiliki kemampuan berpikir dengan baik, namun tidak semua orang
memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Apa yang kita pikirkan belum tentu akan kita
ucapkan dan lakukan, namun apa yang telah kita ucapkan itulah yang kita pikirkan dan
lakukan. Bahasa dan berbahasa mampu mendenifisikan pola jati diri, pola karakter, dan pola
berpikir seseorang.
Kemampuan seseorang dalam berpikir dan berbahasa sebenarnya bisa diberdayakan, yaitu
dengan melakukan usaha/aktivitas atau keterampilan yaitu melatih diri kita untuk terampil.
Kemampuan ialah kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik,
sedangkan keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Terampil atau cekatan adalah
kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan
sesuatu dengan cepat tetapi tidak salah dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila
seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga dapat dikatakan
terampil. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah hasil
terakhir adanya aktivitas atau usaha (keterampilan), sedangkan keterampilan adalah sebuah
proses aktivitas atau usaha untuk menentukan hasil yang akan diperoleh (kemampuan).

2. Kerangka Dasar Teori


Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan
tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan dan menyelesaikan tugas. Atau
kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang
digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001: 27).
Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa
Seseorang dikatakan memiliki kemampuan apabila telah melalui dan menyelesaikan
sebuah proses, proses yang harus dilalui dalam bahasa dan berbahasa ialah empat aspek
keterampilan berbahasa. Keempat aspek ini bukan hanya mendukung dalam ruang lingkup
berbahasa saja melainkan dalam ruang lingkup kehidupan pun saling berhubungan erat.
 Menyimak
Keterampilan yang paling mendasar ialah menyimak. Setiap orang tentu melakukan
kegiatan menyimak, mulai dari mendengarkan berita, cerita, dan berbagai informasi
lainnya baik melalui TV, Radio, dll. Underwood (1990) mendefinisikan menyimak adalah
kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang ducapkan orang,
menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
 Berbicara
Keterampilan berbicara pada umumnya dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi
berbicara yang terampil hanya sebagian orang mampu melakukan. Berbicara secara
umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami
oleh orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7).
Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen dalm pembelajaran bahasa
Indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik dan peserta didik di sekolah. Terampil
berbicara menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Supriyadi (2005:179) bahwa sebagian besar siswa belum lancar
berbicara dalam bahasa Indonesia. Siswa yang belum lancar berbicara tersebut dapat
disertai dengan sikap siswa yang pasif, malas berbicara, sehingga merasa takut salah dan
malu, atau bahkan kurang berminat untuk berlatih berbicara di depan kelas.
Guru harus mampu menumbuhkan minat berbicara para siswa ketika di dalam kelas.
Ajaklah mereka untuk mempraktikkan teks pidato, puisi, berdrama, dsb. Sehingga mereka
bisa mengalami.
 Membaca
Pusat pemerolehan berbagai pengetahuan keterampilan dari menyimak, berbicara, dan
menulis ialah membaca. Aktivitas membaca sama halnya dengan pemerolehan, apa yang
kita ketahui adalah dari apa yang kita baca. Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap
bahwa membaca, merupakan transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide
atau gagasan. Selain itu, membaca dapat digunakan untuk membangun konsep,
mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan proses
pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan memahami
problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.
Membaca memiliki pengaruh terhadap perkembangan hidup kita, namun banyaknya
koleksi buku bukan berarti ia gemar membaca. Kegemaran membaca akan tampak
apabila seseorang mampu mengemukakan berbagai pengetahuan, gagasan, dan ide-ide
kreatifnya.
 Menulis
Tahap keterampilan terakhir ialah menulis. Menulis sebagai pusat pengaplikasian
berbagai pengetahuan yang telah didapat dari aktivitas menyimak, membaca, dan
berbicara kemudian mengalihkannya ke dalam rangkaian kata dan bahasa yang memiliki
makna dan tujuan. Pranoto (2004:9) berpendapat bahwa menulis berarti menuangkan
buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain
melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan
yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Orang yang gemar, pandai, dan telah menulis berarti ia telah mencoba mengaktifkan
indera yang ada pada dirinya melalui apa yang ia lihat, dengar, rasakan, cium, dan raba
kemudian teraplikasikan ke dalam rangkaian kata dan bahasa

Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, namun menulislah hal yang paling
utama. Perbedaan utama antara menulis dan berbicara, yaitu orang yang menulis lebih berani
daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki makna dan tujuan. Orang yang hanya
pandai berbicara belum tentu pandai menulis, ia lebih mengandalkan daya orasi daripada
literasi.

3. Metode Penelitian
Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian termasuk dalam pembelajaran kegiatan
berbahasa. Cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbahasa
yang baik dengan tes kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam mengetes
keterampilan berbahasa siswa, saya menggunakan metode penilaian kemampuan berbicara.
Pada umumnya tes berbicara bukan hanya ujian lisan, melainkan juga ujian penampilan,
yakni ujian lisan/perbuatan/penampilan.
Beberapa contoh bentuk tes berbicara menurut Nurgiantoro (1988) dapat dilakukan
melalui bentuk sebagai berikut: 1) Pembicaraan berdasarkan gambar, 2) wawancara,
3)Bercerita, 4) Berpidato, 5) berdiskusi.
Dalam mengetes keterampilan berbahasa siswa, saya menggunakan metode penilaian
bercerita, dengan menguji salah satu siswa SD KH.M.Noer. Pemberian tugas untuk bercerita
kepada siswa juga merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan kemampuan berbicara
yang bersifat pragmatis. Untuk dapat bercerita, paling tidak ada dua hal yang dituntut untuk
dikuasai siswa. yaitu unsure linguistic dan unsure apa yang diceritakan, ketetapan, kelancaran
dan kejelasan cerita akan menunjukkan kemampuan berbicara siswa. Berikut hasil penilaian
siswa dalam bercerita:

Skala Penilaian Bercerita

Nama : Keysha Fabian Farezi Pengamat : Fatimatus Sahroh


Tanggal : 17 November 2018
Kelas :4 Judul cerita : Malin Kundang

Komponen yang Dinilai Skala Nilai Keterangan

Lafal dan Intonasi 5 4 3 2 1 Keysha mampu melafalkan


bahasa dengan baik serta
intonasi yang jelas
Ketetapan susunan kalimat 5 4 3 2 1 Keysha cukup mampu dala
menyusun kalimat sehingga
menjadi susunan yang mudah
dipahami
Ketetapan Pilihan Kata 5 4 3 2 1 Keysha cukup mampu
memilih kata yang sesuai
dengan alur cerita tersebut
Kesesuaian gagasan dengan 5 4 3 2 1 Keysha mampu
cerita menyesuaikan gagasan cerita
sehingga mudah dipahami
Kejelasan Cerita 5 4 3 2 1 Keysha mampu
menceritakan dan
menyampaikan maksud dari
cerita tersebut
Kelancaran Bercerita 5 4 3 2 1 Keysha mampu bercerita
dengan lancar
Jumlah 22 x 100% = 88
25

4. Kesimpulan
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan
sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam
rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan
sesama manusia. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran,
gagasan, serta perasaan.
Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, namun
menulislah hal yang paling utama. Perbedaan utama antara menulis dan berbicara, yaitu
orang yang menulis lebih berani daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki
makna dan tujuan. Orang yang hanya pandai berbicara belum tentu pandai menulis, ia lebih
mengandalkan daya orasi daripada literasi
Setiap kegiatan belajar perlu diadakan penilaian termasuk dalam pembelajaran kegiatan
berbahasa. Cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berbahasa
yang baik dengan tes kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dalam mengetes keterampilan berbahasa siswa, diperoleh lah hasil jika siswa SD
mampu bercerita dengan baik dan benar, hal tersebut disebabkan karena daya ingat anak-
anak lebih kuat dalam hal bercerita, serta keterampilan berbahasa ditunjukkan bahwa
penggunaan bahasa dapat beragam dan menimbulkan ekspresi yang beragam sesuai dengan
isi cerita yang siswa tersebut ceritakan.

Daftar Pustaka
Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Badudu (1993:131)
Tarigan, Djago.1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:Depdikbud

Você também pode gostar