Você está na página 1de 8

ANALISA TARGET DAN CAPAIAN MDGs DAN SDGs

DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Andi Nur Aina
Asriadi
Andriyanto Dai
Bayu Dwisetyo
Nur Uyun Biahimo

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
2018
TARGET MDGs INDONESIA PADA TAHUN 2015

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.


2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

CAPAIAN MDGs INDONESIA PADA TAHUN 2015

Target yang telah dicapai melalui MDGs

1. Kemiskinan dengan ukuran USD 1,00/kapita/hari


2. Akses pendidikan dasar
3. Kesetaraan gender dalam pendidikan
4. Angka kematian bayi dan balita
5. Pengendalian penyakit tuberculosis dan malaria
6. Akses terhadap air bersih dan sanitasi perkotaan
7. Permukiman kumuh perkotaan

Target MDGs yang belum tercapai

1. Kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional


2. Angka kematian ibu
3. Prevalensi HIV/AIDS
4. Tutupan lahan
5. Air Minum layak Pedesaan
6. Sanitasi layak Pedesaan

8. Indonesia telah menurunkan tingkat kemiskinan, garis kemiskinan nasional sebesar


13,33% pada tahun 2010 menuju target 8-10 % pada tahun 2014. Prevalensi kekurangan
gizi pada balita menurun dari 31 % pada tahun 1989 menjadi 18,4 % pada tahun 2017,
diperkirakan Indonesia mencapai target MDGs 15,5 % pada tahun 2015. Dari hal tersebut
dapat dinilai pencapaian MDGs di Indonesia belum didapatkan secara optimal hal ini
dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya
9. Indonesia dalam mencapai target MDGs mengenai pendidikan dasar dan melek huruf
menuju pencapaian target 2015. Indonesia menetapkan pendidikan dasar melebihi target
MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai sasaran pendidikan
dasar universal. Pada tahun 2008/2009, angka partisipasi kasar (APK) sekitar 95,23 %.
Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pemerintah telah mendorong
mengkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka
partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio
melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun mencapai
98,85 %.
10. Menurunkan angka kematian anak telah menunjujan angka yang signifikan dari 68 pada
tahun 1991 menjadi 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar
23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan akan tercapai. Di Indonesia angka
kematian ibu melahirkan (MMR/maternal mortality rate) menurun dari 390 tahun 1991
menjadi 228/100000 kelahiran hidup. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung
dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmeet need yang
dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
repsoduksi.
11. Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia terutama pada
kelompok resiko tinggi pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus
HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun2004 dan
2005. Angka kejadian malaria per 1000 penduduk menurun dari 4,68 tahun 1990 jadi
1,85 tahun 2009.
12. Tingkat emisi gas rumah kaca di Indonesia cukup tinggi walaupun upaya peningkatan
luas hutan, pemberantasan pembalakan hutan, dan komitmen untuk melaksanakan
kebijakan penurunan emsisi karbon diaksoda dalam 20 tahun kedepan telah dilakukan.
Proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak menigkat dari 24,81 % tahun 1993
jadi 51,19% tahun 2009.

TARGET SDGs INDONESIA PADA TAHUN 2015-2030

Pilar Pembangunan Goals


Pilar Pembangunan Sosial 1. Penghapusan Kemiskinan
2. Penghapusan kelaparan
3. Kesehatan dan kesejahteraan
4. Pendidikan berkualitas
5. Kesetaraan gender
6. Air bersih dan sanitasi
Pilar Pembangunan Ekonomi 1. Energi bersih & terjangkau
2. Pertumbuhan ekonomi & pekerjaan
layak
3. Infrastruktur tangguh, industri inklusif
dan inovatif
4. Penurunan kesenjangan
5. Kota inklusif & berkelanjutan
Pilar Pembangunan Lingkungan 1. Konsumsi & produksi berkelanjutan
2. Perubahan klinik & pengurangan risiko
berencana
3. Pelestarian & pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem laut
4. Pelestarian & pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem darat
Pilar Pembangunan Inklusif & Cara Pelaksanaan 1. Perdamaian, keadilan & kelembagaan
yang kokoh.
2. Kemitraan untuk semua tujuan
pembangunan

Untuk sektor kesehatan pada SDGs terdapat 4 goals, 19 target, keempat goals tersebut berada
pada posisi goals 2, 3, 5 dan 6. Adapun target tersebut adalah sebagai berikut :
Goals Tujuan Target
Penghapusan kelaparan Mengakhiri kelaparan 1. Mengakhiri kelaparan dan menjamin
mencapai ketahanan akses pangan yang aman, bergizi dan
pangan dan mencukupi bagi semua orang,
menigkatkan gizi, serta khususnya masyarakat miskin dan
mendorong pertanian rentan termasuk bayi.
yang berkelanjutan 2. Mengakhiri segala bentuk
malnutrisi, termasuk mencapai target
internasional 2015 untuk penurunan
stunting dan wasting pada balita dan
mengatasi kebutuhan gizi remaja
perempuan, wanita hamil dan
menyusui, serta lansia.
Kesehatan dan kesejahteraan Menjamin kehidupan 1. Mengurangi AKI hingga di bawah
yang sehat dan 70 per 100.000 KH
mendorong 2. Mengakhiri kematian bayi dan balita
kesejahteraan bagi yang dapat dicegah, dengan
semua orang di segala menurunkan Angka Kematian
usia Neonatal hingga 12 per 1.000 KH
dan Angka Kematian Balita 25 per
1.000 KH;
3. Mengakhiri epidemi AIDS,
tuberkulosis, malaria dan penyakit
tropis yang terabaikan, serta
memerangi hepatitis, penyakit
bersumber air dan penyakit menular
lainnya;
4. Mengurangi 1/3 kematian prematur
akibat penyakit tidak menular
melalui pencegahan dan perawatan,
serta mendorong kesehatan dan
kesejahteraan mental;
5. Memperkuat pencegahan dan
perawatan penyalahgunaan zat,
termasuk penyalahgunaan narkotika
dan alkohol yang membahayakan;
6. Mengurangi setengah jumlah global
kematian dan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas;
7. Menjamin akses semesta kepada
pelayanan kesehatan seksual dan
reproduksi;
8. Mencapai universal health coverage,
termasuk perlindungan risiko
keuangan, akses kepada pelayanan
kesehatan dasar berkualitas dan
akses kepada obat-obatan dan vaksin
dasar yang aman, efektif, dan
berkualitas bagi semua orang;
9. Mengurangi secara substansial
kematian dan kesakitan akibat
senyawa berbahaya serta
kontaminasi dan polusi udara, air,
dan tanah.
Kesetaraan gender Menjamin kesetaraan 1. Sunat perempuan
gender serta 2. Akses kepada pelayanan kesehatan
memberdayakan seluruh repsoduksi, termasuk KB
perempuan. 3. Pendidikan dan informasi kesehatan
seksual dan reproduksi pada wanita
dan remaja
Air bersih dan sanitasi Menjamin ketersediaan 1. Akses kepada air bersih
dan pengelolaan air 2. Akses sanitasi dasar layak
serta sanitasi yang
berkelanjutan bagi
semua orang

CAPAIAN SDGs INDONESIA PADA TAHUN 2017

Menurut data Capaian yang telah diraih oleh Indonesia pada SDGs setelah dua tahun
berjalan, peringkat Indonesia turun dari urutan ke-98 dari 149 negara pada tahun 2016 menjadi
peringkat ke-100 dari 157 negara pada tahun 2017. Di antara negara-negara anggota G20,
Indonesia hanya sedikit lebih tinggi dari Arab Saudi (101), Afrika Selatan (108) dan India (116).
Di kawasan ASEAN, peringkat Indonesia bahkan berada di bawah Malaysia (54),Thailand (55),
Singapura (61), Vietnam (68) dan Filipina (93).

SDGs telah diadaptasi dalam regulasi di Indonesia dengan diberlakukannya Peraturan


Presiden No 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pengembangan
Berkelanjutan. Peraturan Presiden tersebut memuat mengenai tujuan dan sasaran global yang
telah disinergikan dalam sasaran nasional RPJMN 2015-2019 dan instansi pelaksananya.
Adapun hasil capaian SDGs samapai pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Bidang pembangunan
Pembangunan ekonomi menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional melalui upaya
sungguh-sungguh untuk mendorong peningkatan investasi dan ekspor nonmigas, serta
menjaga tingkat konsumsi masyarakat dan efektivitas pengeluaran pemerintah. Adapun
prioritas pada pembangunan ekonomi meliputi:
a. Pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi tetap kuat di tengah tantangan
ekonomi global dan ekonomi domestik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
pertumbuhan PDB di tahun 2016 sebesar 5,02%, yang sebelumnya ditahun 2015
sebesar 4,88%.
b. Kemiskinan, Tingkat kemiskinan sedikit meningkat pada tahun 2015 karena transisi
program-program penanganan kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya
tingkat kemiskinan di tahun 2016 sebesar 10,70%, diabndingkan tahun 2015 sebesar
11,13%.
c. Pengangguran, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) telah berhasil diturunkan,
seiring dengan lapangan kerja yang tercipta pada setiap tahunnya. Tahun 2016 tingkat
pengangguran sebesar 5,61% lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yaitu 6,18%.
Perlu kerja keras untuk mencapai target TPT pada tahun 2019 sebesar 4-5 persen.

2. Pembangunan manusia dan masyarakat


Pembangunan manusia dan masyarakat merupakan penjabaran dari Nawacita 5, 7, dan 8
dengan prioritas pada pembangunan kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan,
kesehatan, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak,
pembangunan masyarakat, serta perumahan dan permukiman. Pembangunan ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat yang menghasilkan manusia
Indonesia unggul, tangguh, berperilaku positif dan konstruktif dengan menjadikan
peningkatan kecerdasan otak dan kesehatan fisik melalui pendidikan, kesehatan,
perbaikan gizi serta pembangunan mental dan karakter sebagai salah satu prioritas utama
pembangunan.
a. Kependudukan dan keluarga berencana, Keberhasilan pembangunan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (KKB) diukur dari menurunnya ratarata laju pertumbuhan
penduduk terhitung dari tahun 2000 – 2010 sebesar 1.49%, dari tahun 2011-2015
sebesar 1,43%. Menurunnya angka kelahiran total/total fertility rate (TFR) dengan
2,34% pada tahun 2016 lebih seedikit dibandingkan tahun 2015 sebesar 2,28% , dan
meningkatnya angka kesertaan ber-KB/contraceptive prevalence rate (CPR) dengan
60,80% ditahun 2016 dan 59,98% di tahun 2015.
b. Pendidikan, Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun meningkat di tahun
2016 sebesar 8,36% lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar 8,25%. Rata-rata
angka melek aksara penduduk usia diatas 15 tahun meningkat ditahun 2016 sebesar
95,38% sedangkan pada tahun 2015 sebesar 95,20%.
c. Kesehatan, Jumlah puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
terus meningkat menjadi 1.618 puskesmas pada tahun 2016. Sebanyak 1.308
kecamatan dari 182 kabupaten/kota telah memiliki minimal satu puskesmas
tersertifikasi akreditasi pada akhir tahun 2016. Tingkat ketersediaan 20 jenis obat
esensial di puskesmas meningkat dari 79,4 persen pada tahun 2015 menjadi 81.57
persen pada akhir tahun 2016.
d. Perbedaan/kesenjangan pencapaian pembangunan manusia berbasis gender semakin
mengecil, ditunjukan dengan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan.
e. Perlindungan Anak, Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang menginisiasi
kabupaten/kota menuju layak anak (KLA). Pada tahun 2016 dikembangkan Telepon
Sahabat Anak (TeSA) yaitu saluran telepon yang beroperasi selama 24 jam 7 hari
untuk menerima berbagai aduan terkait kekerasan terhadap anak (Kemensos).
f. Perumahan dan pemukiman, Fasilitasi Penyediaan hunian layak (unit) meningkat di
tahun 2016 sebanyak 325.608 unit dibanding tahun 2015 sebanyak 172.820. Fasilitasi
peningkatan kualitas rumah tidak layak huni juga mengalami peningkatan 158.370
unit disbanding tahun 2015 sebanyak 61489 unit. Akses Air Minum Layak meningkat
di tahun 2016 sebesar 71,14% disbanding tahun 2015 70,97%. Akses Sanitasi (Air
Limbah) juga meningkat di tahun 2016 sebesar 76,37% disbanding tahun 2015
73,,60%.

3. Pembangunan sector unggulan


Pembangunan sektor unggulan merupakan penjabaran Nawacita 1, 6, dan 7, dengan
prioritas pada: (1) Kedaulatan pangan, (2) Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, (3)
Kemaritiman dan kelautan, dan (4) Pariwisata dan industri. Pembangunan sektor
unggulan menekankan kepada penguatan sektor domestik yang menjadi keunggulan
komparatif Indonesia dan diarahkan untuk mendorong perekonomian nasional sesuai
dengan prinsip keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
a. Kedaulatan pangan,di tahun 2016 Peningkatan terjadi karena peningkatan luas panen
dan produktivitas hasil dari kegiatan Upaya Khusus (UPSUS). Capaian produksi
daging sapi tahun 2016 belum mencapai target karena masih sedikitnya jumlah sapi
indukan produktif. Peningkatan produksi ikan berasal dari peningkatan produksi
perikanan tangkap dan budidaya (diluar lumpur laut).
b. Ketahanan Air, Rehabilitasi Hutan dan Lahan di DAS dan KPH (Ha)das dan KPH
(Ha) semakin meningkat dengan indeks di tahun 2014 : 500.000, tahhun 2015 :
239.287 dan pada 2016 : 1.499.287. Kapasitas Air Baku Nasional (m3/dtk) menurun
di tahun 2016.
c. Kedaulatan energi melalui pemanfaatan dan perluasan sumber-sumber energi serta
peningkatan efisiensi produksi. Penurunan Produksi minyak bumi dikarenakan
sumur-sumur minyak mengalami penurunan Sumber: KemenESDM produksi (sudah
tua). Penurunan produksi gas bumi dikarenakan belum optimalnya beberapa lapangan
gas yang baru berproduksi Pembangunan jargas untuk rumah tangga merupakan
bagian dari diversifikasi energi dari BBM ke gas dan mengoptimalkan
pemanfaatangas dalam negeri
d. Kemaritiman dan kelautan, tahun 2016 Ketaatan pelaku usaha perikanan meningkat
mencapai target seiring dengan upaya pemberian IUU Fishing dan Peningkatan
rehabilitasi kawasan pesisir dan laut melalui penambahan luasan kawasan konservasi
perairan dalam pengelola tata ruang, konservasi , dan rehabilitasi pesisir dan laut serta
wisata bahari.
e. Pariwisata, difokuskan pada: (a) Peningkatan infrastruktur destinasi wisata unggulan
dengan meningkatnya wisatawan manca Negara dan nusantara 12 juta dan 263 juta

4. Pemerataan dan kewilayahan merupakan penjabaran Nawacita 3, 5, dan 6, dengan


prioritas: (1) Wilayah desa; (2) Wilayah pinggiran; (3) Luar Jawa; dan (4) Kawasan
Timur. Upaya pemerataan dan kewilayahan diperlukan dalam rangka
menghilangkan/memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antar kelompok
pendapatan, maupun kesenjangan antarwilayah.
a. Pendapatan antar kelompok, di tahun 2016 semakin meningkat untuk kepemilikan
akte kelahiran, akses air minum, sanitasi,yang layak dan kepemilikan bantuan iuran
jaminan kesehatan nasional.
b. Pengembangan wilayah, Ekonomi KTI secara keseluruhan tahun 2016 tumbuh lebih
rendah dibandingkan tahun 2015 yang disebabkan oleh turunnya produksi
pertambangan utama seperti minyak bumi di Kalimantan, nikel di Sulawesi, dan
tembaga di Nusa Tenggara.
c. Pembangunan desa dan wilayah perbatasan di tahun 2016 mampu Mengurangi jumlah
desa tertinggal sampai 5.000 desa Meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya
2.000 desa.

5. Pembangunan politik, hukum, pertahanan, dan keamanan merupakan penjabaran


Nawacita 1, 2, dan 4, yang meliputi: (1) Kepastian dan penegakan hukum; (2) Keamanan
dan ketertiban; (3) Politik dan demokrasi; dan (4) Tata kelola dan reformasi birokrasi.
Pembangunan politik, hukum, pertahanan, dan keamanan menjadi kondisi perlu dalam
pelaksanaan pembangunan yang berkualitas. Salah satu tantangan terbesar adalah
melakukan proses demokrasi internal dalam partai politik dan meningkatkan perbaikan
proses politik melalui perbaikan peraturan perundangan bidang politik agar tercapai
peningkatan kinerja lembaga perwakilan dan pemda yang lebih aspiratif terhadap
kepentingan publik di seluruh daerah di Indonesia. Di tahun 2016 indeks demokrasi
menurun sebesar 72,82% dibandingkan dengan tahun 2015. Namun untuk penegakan
hukum , keamanan dan ketertiban meningkat dari tahun ke tahun. ( bappenas, 2017)

KEBIJAKAN TERHADAP CAPAIAN YANG DICAPAI

Berbeda dengan MDGs, metode dan cara pelaksanaan SDGs menuntut partisipasi warga. Salah
satu cara memastikan tercapainya seluruh tujuan dan target SDGs ialah dengan melibatkan
kelompok-kelompok masyarakat sipil. Pencapaian SDGs akan sangat tergantung dari komitmen
yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah, karena keterlibatan pemerintah ada dan dibutuhkan
di semua tujuan SDGs.
Diperlukan upaya-upaya terobosan untuk beberapa isuprioritas, seperti:
1. Stunting: Implementasi konsep continuum of health care
2. SDM: pendidikan minimal rata mencapai pendidikan menengah atas, kualitas pendidikan
menjadi perhatian utama
3. Infra struktur dasar 100% pendekatan demand responsive approach, contohnya PANSIMAS
dan SANIMAS, serta optimalisasi dana desa melalui skema cash for work
4. Kesempatan kerja yang berkualitas bagi kaum muda dengan pemanfaatan ICT, misalnya
bisnis-bisnis berbasis aplikasi teknologi
5. Konektivitas transportasi multi modal seperti Program tol laut yang dilengkapi dengan
penerbangan perintis(Misalnya menggunakan pesawat nasional N219 untuk daerah
kepulauan dan daerah terpencil)
6. Institusi dan tata kelola yang baik optimalisasi penerapan e-governance

Você também pode gostar