Você está na página 1de 2

Manifestasi Klinis

Gejala yang paling umum didapatkan pada atelektasis adalah sesak napas,
pengembangan dada yang tidak normal selama inspirasi, dan batuk. Gejala gejala
lainnya adalah demam, takikardi, adanya ronki, berkurangnya bunyi pernapasan,
pernapasan bronkial,dan sianosis. Jika kolaps paru terjadi secara tiba-tiba, maka
gejala yang paling penting didapatkan pada atelektasis adalah sianosis.
Jika obstruksi melibatkan bronkus utama, mengi dapat didengar, dapat terjadi
sianosis dan asfiksia, dapat terjadi penurunan mendadak pada tekanan darah yang
mengakibatkan syok. Jika terdapat sekret yang meningkat pada alveolus dan
disertai infeksi, maka gejala atelektasis yang didapatkan berupa demam dan denyut
nadi yang meningkat (takikardi).

Pada pemeriksaan klinis didapatkan tanda atelektasis pada inspeksi didapatkan


berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit, tkabunyi nafas yang berkurang, pada
palpasi ditemukan vokal fremitus berkurang, trakea bergeser ke arah sisi yang sakit,
pada perkusi didapatkan pekak dan uskustasi didapatkan penurunan suara
pernapasan pada satu sisi.

Diagnosis
Diagnosis atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang didapatkan,
serta pemeriksaan radiografi . Foto radiografi dada digunakan untuk konfirmasi
diagnosis. CT scan digunakan untuk memperlihatkan lokasi obstruksi. Foto
radigrafi dada dilakukan dengan menggunakan proyeksi anterior-posterior dan
lateral untuk mengetahui lokasi dan distribusi atelektasis.

Sebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan volume


paru baik lobaris,segmental, atau seluruh paru, yang akibat berkurangnya aerasi
sehingga memberi bayangan yang lebih suram (densitas tinggi) dan pergeseran
fissura interlobaris. Tanda-tanda tidak langsung dari atelektasis adalah sebagian
besar dari upaya kompensasi pengurangan volume paru, yaitu : penarikan
mediastinum kearah atelektasis, elevasi hemidiafragma,sela iga menyempit,
pergeseran hilus. Adanya "Siluet" merupakan tanda memungkinkan adanya lobus
atau segmen dari paru-paru yang terlibat.

Tatalaksana
Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mengeluarkan dahak dan kembali
mengembangkan jaringan paru yang kolaps. Terapi bisa dimulai dengan fisioterapi
thoraks agresif, tetapi mungkin memerlukan bronkoskopi untuk melepaskan
sumbatan pada paru dan reekspansi segmen paru yang kolaps.

Jika penyebab atelektasis adalah obstruksi parsial, maka langkah pertama adalah
menghilangkan obstruksinya. Sebuah benda asing dapat dihilangkan dengan cara
membuat pasien batuk, dengan suction, dan bronkoskopi. Sumbatan lendir dapat di
dilakukan dengan cara 'drainase postural', yaitu cara klasik untuk mengeluarkan
sekret dari paru dengan mempergunakan gaya berat dan sekret itu sendiri. Drainase
postural dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas
dan mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi ateletaksis.

Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk berbaring pada sisi normal sehingga paru-
paru yang kolaps mendapat kesempatan untuk kembali berkembang. Pasien dapat
melakukan pernapasan yang dalam dengan tujuan agar paru dapat mengembang.
Dalam kasus atelektasis yang dikarenakan oleh pengumpulan cairan di rongga
pleura dilakukan drainase interkostalis. Jika alveoli mengalami kompresi karena
beberapa tumor di rongga dada, maka pengangkatan tumor dengan operasi harus
dilakukan. Tetapi jika jaringan paru-paru yang rusak diperbaiki dan tidak dapat
dikembalikan secara normal maka satu-satunya jalan untuk jenis atelektasis adalah
lobektomi.

Você também pode gostar