Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
DHEVY RAHMANENGSIH
G3A017235
1. Identitas Klien
An P (15 tahun)
2. Diagnosa Medis
INJURI POST VULNUS PUNCTUM
3. Dasar Pemikiran
Vulnus/ luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh, hal ini
terjadi karena mekanis/traumatis, perubahan suhu, zat kimia, ledakan ,sengatan
listrik dan gigitan hewan. VE (vulnus excoriatio) adalah luka lecet sedangkan VL
(vulnus laserasi) adalah luka robek. Pada klien yang mengalami VE maupun VL
dilakukan pemberian ATS, hal ini bertujuan untuk mencegah tetanus. Pemberian
ATS akan efektif dalam jangka waktu 6 jam setelah terjadinya luka, jika
pemberian dilakukan lebih dari 6 jam maka akan sia-sia.
4. AnalisaSintesa
Injuri benda tajam
vulnus punctum
resiko infeksi clostridium tetani
injeksi IM ATS
5. Tindakan Keperawatan Yang dilakukan
Injeksi IM ATS
6. Diagnosa Keperawatan
Resiko Infeksi bd Injuri vulnus punctum
7. Data Fokus
An P usia 15 tahun di bawa ke IGD RS Roemani Semarang oleh keluarganya
dengan keluhan luka tusuk paku di telapak kaki kiri, GCS 15 tidak ada alergi obat
atau makanan,, TD: 139/90 mmHg, suhu 37,8C, RR 25x/mnt.
8. Prinsip-PrinsipTindakan Keperawatan
1. Proteksi diri dengan handscoon
Rasional: meminimalkan resiko kontaminasi dan mencegah masuknya kuman
ke dalam tubuh
2. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan
Rasional: pasien dan keluarga mengetahui dan mengizinkan tindakan yang
akan dilakukan
3. Menyiapkan peralatan yang diperlukan
Rasional: memudahkan ketika tindakan
4. Lakukan skin test terlebih dahulu di area subkutan
Rasional : untuk mengetahui alergi atau tidak.
5. Disinfeksi area yang akan ditusuk
Rasional: Area penusukan yaitu daerah gluteal 1/3 sias bagian atas
dengan posisi jarum 900.
9. TujuanTindakan
Untuk mencegah terjadinya tetanus
10. Bahaya Yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan Tersebut dan Cara
Pencegahannya
Bila jarum yang digunakan untuk menusuk tidak steril bisa menyebabkan infeksi
dan jika tidak dilakukan skin test terlebih dahulu bisa beresiko terjadinya alergi
pada pasien. Jika tindakan tidak sesuai SOP bisa membahayakan pasien.
Pencegahan : Berhati-hati dalam melakukan tindakan dan melakukan tindakan
sesuai SOP.
Pierce, A, G & Neil, R,B, (2007). At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta
:Erlangga.