Você está na página 1de 10

VOL ……..

2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 7-12 BULAN DI
DESA TEMPURAN

Noor Farida1; Dewi Mayangsari2

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG

E-mail : faridanoor2@gmail.com

ABSTRAK

ASI Eksklusif merupakan makanan paling sempurna dengan kandungan gizi yang sesuai untuk
kebutuhan bayi. Zat gizi yang berkualitas tinggi pada Air Susu Ibu (ASI) banyak terdapat dalam kolostrum..
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan ASI
eksklusif pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Tempuran. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan metode penelitian survei (survey research methode) dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya
adalah ibu dengan bayi usia 7-12 bulan yang bertempat tinggal di Desa Tempuran yaitu sebanyak 35 ibu.
Sampel sebanyak 35 ibu (total sampling). Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan dengan chi square,
taraf signifikansi yang digunakan adalah 95% dengan nilai kemaknaan 5%.
Hasil penelitian analisis bivariat diperoleh hasil tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
keberhasilan ASI Eksklusif pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Tempuran (p value = 0,329). Ada hubungan antara
tingkat pengetahuan (p value = 0,002), sikap (p value = 0,001), pekerjaan (p value = 0,032), dukungan keluarga
(p value = 0,001) dengan keberhasilan ASI Eksklusif pada bayi usia 7-12 bulan di Desa Tempuran.
Saran bagi Puskesmas Demak III dan Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dapat membentuk paguyuban
untuk mendukung keberhasilan ASI Eksklusif, dan mengaktifkan kader-kader kesehatan dan memberdayakan
masyarakat sebagai kader penyuluh.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Faktor-faktor

FACTORS ASSOCIATED WITH EXCLUSIVE ASI SUCCESS IN BABIES AGE 7-12


MONTHS IN TEMPURAN VILLAGE

ABSTRACT

Exclusive ASI is the most perfect food with womb appropriate nutrition for needs baby . Substance
nutritional quality high on Milk Water Mother (ASI) a lot there is in colostrums. The purpose of this study was
to determine the factors - factors related to the success of exclusive breastfeeding on baby age 7-12 month in
Village Tempuran. The type of research used is quantitative with survey research methods (survey research
method) with a cross sectional approach. The population is mother with baby age 7-12 the month that took
place stay in Village Tempuran that is as much 35 mother . Sample in this research is as much 35 mother (total
sampling). Data was analyzed by univariate, bivariate with chi square, the significance level used was 95% with
a 5% significance value.
Research result analysis bivariate obtained results no there is relationship between level education with
Exclusive ASI success on baby age 7-12 months in Village Tempuran ( p value = 0.329). There is relationship
between level knowledge (p value = 0.002), attitude (p value = 0.001), work ( p value = 0.032), Support family
(p value = 0.001) with Exclusive ASI success on baby age 7-12 months in Village Tempuran .
Research suggestions for Demak III Public Health Center and Demak District Health Office, they can
form a community to support the success of Exclusive Breastfeeding, and activate health cadres and empower
the community as a cadre of extension workers.

Keywords : Exclusive ASI , Factors

1
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

Pendahuluan

ASI Eksklusif merupakan makanan paling sempurna dengan kandungan gizi yang
sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat gizi yang berkualitas tinggi pada Air Susu Ibu (ASI) banyak
terdapat dalam kolostrum. Susu kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama setelah
bayi lahir, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental. Kolostrum banyak mengandung
nilai gizi yang tinggi seperti protein, vitamin A, karbohidrat dan rendah lemak. ASI juga
mengandung asam amino essensial, zat kekebalan tubuh dan protein. Asam amino esensial
sangat penting untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi yang berkaitan dengan kecerdasan
bayi (3).
Pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi, semakin sedikit
jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan anak balita akan
semakin buruk, hal ini dikarenakan pemberian makanan pendamping ASI yang tidak benar
dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang berakibat gangguan pertumbuhan dan
meningkatkan Angka Kematian Bayi (AKB). Hal ini dapat menyebabkan suatu keadaan yang
cukup serius dalam hal gizi bayi (1).
Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif yang dilakukan oleh Isnaini Agam, dkk. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p =
0,185), tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p =
0,954), dan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dengan
nilai p value (0,317) (4).
Penelitian lainnya juga yang dilakukan oleh Selvi Indriani, dkk tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan pola pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Bungus Tahun 2014 dengan hasil ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pola
pemberian ASI Eksklusif (p = 0,00), ada hubungan antara tingkat penegetahuan dengan pola
pemberian ASI Eksklusif (p = 0,00), tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan dengan pola
pemberian ASI Eksklusif (p = 0,658), ada hubungan antara dukungan suami dengan pola
pemberian ASI Eksklusif (p = 0,00) (5).
Hasil capaian ASI Eksklusif di Puskesmas Demak 3 belum mencapai target. Hasil
pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas Demak 3 pada tahun 2017 adalah 72,57%, hasil
tersebut belum memenuhi target yaitu 100%. Sedangkan di Desa Tempuran Cakupan ASI
Eksklusif sebanyak 68,29%, untuk Desa Cabean sebanyak 70,59%, Desa Katonsari sebanyak
73,53%, Desa Donorojo sebanyak 75%, Desa Mangunjiwan sebanyak 77%, Kalikondang

2
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

71,02%. Untuk capaian Desa Tempuran dari ke enam desa tersebut memiliki cakupan
terendah, sehingga masih berada dibawah target dan dibawah capaian Puskesmas (6).
Berdasarkan gambaran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul "Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Pada Bayi
Usia 7-12 Bulan Di Desa Tempuran".

Tinjauan Teoritis

a. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain
termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas. Pemberian ASI
eksklusif diberikan 0-6 bulan pertama kehidupan bayi. Sejak bayi lahir sampai 6 bulan jika
sudah diberi madu, pisang, atau makanan tambahan lainnya maka tidak ASI Eksklusif (7). ASI
(Air Susu Ibu) bermanfaat tidak hanya untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga dan
negara. Di dalam ASI terkandung nutrient (zat gizi) yang sesuai untuk bayi seperti lemak,
karboidrat, Protein, Garam mineral, vitamin dan mengandung zat protektif (7).
Menyusui dengan tehnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet. ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu. ASI yang dikeluarkan dapat disimpan beberapa saat. Ada perbedaan
lamanya penyimpanan dikaitkan dengan tempat penyimpanan (7). Di udara terbuka/ bebas (6-8
jam), dilemari es (4oC) bertahan 24 jam, dilemari pendingin/ beku (-18oC) bertahan 6 bulan.
b. Perilaku Kesehatan
Menurut Blum (1974), perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Oleh sebab
itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi atau
(8)
upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis . Menurut Green (1980),
perilaku itu dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni :
1. Faktor-Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya.
a) Tingkat Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam
pendidikan itu terdiri dari proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan

3
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu,
kelompok atau masyarakat. konsep ini berangkat dari asumsi bahwa manusia
sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di
dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai
kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya).
Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak
terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana
saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
b) Tingkat Pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (8) .
Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkatan yang paling
rendah (8).
c) Pekerjaan
Dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bahwa frekuensi penyakit berubah
menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi, yang terdiri dari orang (person),
tempat (place), dan waktu (time). Didalam person yang dibicarakan adalah peranan
umur, jenis kelamin, kelas sosial, jenis pekerjaan, penghasilan/pendapatan
keluarga, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga
dan paritas (8).
d) Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah satu ahli psikologis sosial menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

4
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan


atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (8).
2. Faktor-Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas ini pada
hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan (8).
3. Faktor-Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh
agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. termasuk
juga undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah
yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang
bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh
agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan (8).
Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian survei
(survey research methode) dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal November 2017- Mei 2018. Tempat penelitian di Desa Tempuran Kecamatan Demak
Kabupaten Demak (termasuk wilayah kerja Puskesmas Demak 3). Populasinya adalah ibu
dengan bayi usia 7-12 bulan yang bertempat tinggal di Desa Tempuran yaitu sebanyak 35
ibu. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 ibu (total sampling). Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner.
Setelah semua data terkumpul kemudian diolah, adapun langkah-langkah nya meliputi
Editing, Coding, skoring / penetapan skor, Entri data, Tabulating. Setelah data diolah
kemudian dilakukan analisis dengan bantuan komputer dengan menggunakan komputerize,
analisis penelitian ini meliputi analisis univariat berupa prosentase (%). Analisis Bivariat
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi, dalam analisis ini
dilakukan pengujian statistik dengan chi square, taraf signifikansi yang digunakan adalah
95% dengan nilai kemaknaan 5% (9) (12).

5
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


Rendah 5 14,2
Menengah 15 42,9
Tinggi 15 42,9
Total 35 100

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahun Ibu

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Kurang 13 37,10
Cukup 11 31,45
Baik 11 31,45
Total 35 100

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu

Sikap Ibu Frekuensi Persentase (%)


Kurang baik 9 25,7
Baik 26 74,3
Total 35 100

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)


Tidak bekerja 19 54,3
Bekerja 16 45,7
Total 100

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)


Tidak mendukung 9 25,7
Mendukung 26 74,3
Total 35 100

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Keberhasilan ASI Eksklusif

Keberhasilan ASI Frekuensi Persentase (%)


Eksklusif
Tidak berhasil 14 40
Berhasil 21 60
Total 35 100

Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif

Keberhasilan ASI Eksklusif Total


Tingkat Pendidikan p value
Tidak berhasil Berhasil %
Rendah 2 3 5
% 40% 60% 100%
Menengah 8 7 15 0,329
% 53,3% 46,7% 100%
Tinggi 4 11 15
% 26,7% 73,3% 100%
Total 14 21 35

6
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

% 40% 60% 100%

,Tabel 4.8 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif

Keberhasilan ASI Eksklusif Total


Tingkat Pengetahuan p value
Tidak berhasil Berhasil %
Kurang 10 3 13
% 76,9% 23,1% 100%
Cukup 3 8 11
% 27,3% 72,7% 100%
0,002
Baik 1 10 11
% 9,1% 90,9% 100%
Total 14 21 35
% 40% 60% 100%

Tabel 4.9 Hubungan Sikap Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif

Keberhasilan ASI Eksklusif Total


Sikap p value
Tidak berhasil Berhasil %
Kurang baik 9 0 9
100% 0% 100%
Baik 5 21 26
0,001
10,4% 15,6% 100%
Total 14 21 35
40% 60% 100%

Tabel 4.10 Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif

Keberhasilan ASI Eksklusif Total


Pekerjaan p value
Tidak berhasil Berhasil %
Tidak bekerja 4 15 19
21,1% 78,9% 100%
Bekerja 10 6 16
0,032
62,5% 37,5% 100%
Total 14 21 35
40% 60% 100%

Tabel 4.11 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif

Keberhasilan ASI Eksklusif Total


Dukungan keluarga p value
Tidak berhasil Berhasil %
Tidak mendukung 8 1 9
% 88,9% 11,1% 100%
Mendukung 6 20 26 0,001
% 23,1% 76,29% 100%
Total 14 21 35
% 40% 60% 100%

Pembahasan
a. Hubungan tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan
dengan keberhasilan ASI Eksklusif, hal ini dikarenakan dalam penelitian ini sebagian besar
berpendidikan SLTP / SLTA dan PT 80% tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif. Tingkat
pendidikan seseorang tidak menjamin seseorang berhasil memberikan ASI Eksklusif. Karena

7
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

keberhasilan ASI Eksklusif dalam penelitian ini lebih dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sekitar (seperti dukungan keluarga), pekerjaan, dan pengetahuan. Pendidikan formal tidak
menjamin ibu mendapat pengetahuan lebih tentang ASI Eksklusif dan biasanya ibu dengan
tingkat pendidikan tinggi adalah ibu-ibu bekerja yang sebagian besar waktunya (kurang lebih
8 jam) untuk bekerja sehingga anak diberi susu lain selain ASI sebelum 6 bulan.
b. Hubungan tingkat pengetahuan dengan keberhasilan ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (p value = 0,002). , Hasil menunjukkan
bahwa responden yang berpengetahuan baik 90,9% berhasil dalam pemberian ASI eksklusif.
Pengetahuan ibu/responden ini tidak hanya meliputi pengertian ASI eksklusif saja tetapi juga
pengetahuan tentang manfaat, cara pemberian, kandungan ASI dan perbedaannya dengan susu
formula. Pengetahuan diperoleh tidak hanya dengan mengenyam pendidikan formal tetapi
pengetahuan ibu ini banyak diperoleh dari radio, televisi, majalah, ataupun penyuluhan
kader/bidan saat posyandu, MMT, leaflet, dan brosur-brosur tentang ASI eksklusif. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (8).
c. Hubungan antara sikap ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa ada hubungan antara sikap dengan keberhasilan
ASI Eksklusif dimana responden yang sikap baik berhasil dalam memberikan ASI Eksklusif.
Sikap yang dimaksud adalah sikap yang menunjukkan kepatuhan ibu dalam pemberian ASI
dimana bayi hanya diberi ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu terhadap stimulus sosial.
d. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pekerjaaan ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif (p value = 0,013).. Hal ini menunjukkan
bahwa ibu rumah tangga (tidak bekerja) memiliki waktu lebih banyak dengan anaknya
sehingga ASI dapat diberikan setiap saat. Bagi ibu yang bekerja waktu sebagian besar untuk

8
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

bekerja sehingga sebelum usia 6 bulan bayi sudah diberi susu formula atau makanan
tambahan lain. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui bahwa ibu yang bekerja
kemungkinan banyak yang tidak tahu tentang cara pemberian ASI eksklusif pada ibu yang
bekerja padahal ASI dapat diperas terlebih dahulu dan disimpan di kulkas, sehingga meskipun
ditinggal ibu bekerja ASI eksklusif tetap dapat diberikan kepada si bayi.
Berdasarkan tabel 4.11 diketahu bahwa nilai p value = 0,001 hal ini berarti ada
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan keberhasilan ASI eksklusif.
Dukungan keluarga yang dimaksud adalah dukungan dari suami, orang tua, dan mertua serta
dukungan keluarga terdekat yang ada dilingkungan rumah bufas tersebut. Dukungan keluarga
ini sangat penting karena memberikan dampak psikologis bagi ibu nifas sehingga tidak
mengalami stress dan produksi ASI bisa lancar. Selain itu bufas tidak tarak makanan –
makanan yang bergizi (seperti ikan laut atau ikan air tawar).
Kesimpulan

1. Tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah berpendidikan menengah (SLTP)


dan tinggi (SLTA & PT)
2. Tingkat pengetahuan sebagian besar responden adalah cukup dan baik
3. Sikap responden sebagian besar adalah baik
4. Pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu tidak bekerja
5. Dukungan keluarga sebagian besar adalah mendukung
6. Sebagian besar responden berhasil dalam memberikan ASI Eksklusif
7. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI Eksklusif pada
bayi usia 7-12 bulan di Desa Tempuran
8. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keberhasilan ASI Eksklusif pada bayi
usia 7-12 bulan di Desa Tempuran
9. Ada hubungan antara sikap dengan keberhasilan ASI Eksklusif pada bayi usia 7-12 bulan
di Desa Tempuran
10. Ada hubungan antara pekerjaan dengan keberhasilan ASI Eksklusif pada bayi usia 7-12
bulan di Desa Tempuran
11. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keberhasilan ASI Eksklusif pada bayi
usia 7-12 bulan di Desa Tempuran.
Saran

Membentuk paguyuban untuk mendukung keberhasilan ASI Eksklusif, dan mengaktifkan


kader-kader kesehatan dan memberdayakan masyarakat sebagai kader penyuluh di tingkat

9
VOL …….. 2018 ISSN : 2301-6213 (BIDAN)

Puskesmas. Dinas kesehatan dapat mempertimbangkan akan pentingnya ASI eksklusif


sehingga dijadikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan seperti memperbanyak media
promosi ditempat-tempat umum dan peningkatan kegiatan promosi kesehatan.

Daftar Pustaka

Budioro. 2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang : Badan Penerbit UNDIP
Depkes. 2013. ASI Eksklusif. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dwi Hesti Ermawati. 2013. Dukungan Keluarga. http://dihestiermaati.blogspot.co.id. (15
Januari 2018).
Handoko Riwidoko. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Hidayat Alimul Azis. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
Isnaini Agam, dkk. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Di
Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.
http://www.jurnal.fkmunhas.ac.id. . (2 November 2017).
Leda Poernomo, dkk. 2004. Manajemen Laktasi. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi
Indonesia.
Moh Nasir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nursalam. 2008. Konsep Dasar dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Proverawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika
Puskesmas Demak 3. 2017. Data Gizi Puskesmas Demak 3. Demak : Puskesmas Demak 3.
Selvi Indriani, dkk. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pola Pemberian ASI
Eksklusif Di ilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014. http://jurnal.fk.unand.ac.id .
(2 November 2017)
Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Soekidjo Notoatmodjo. 2011. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sopiyudin Dahlan, 2004, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: Bina Mitra
Press.
Sugiyono, 2007, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, 2008, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Triton, SPSS 13.0 Terapan, 200 3 , Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
WHO. 2005. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding : The Optimal Duration of
Exclusiv Breasfeeding, 5 th WHA.

10

Você também pode gostar