Você está na página 1de 11

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU

DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

Galuh Renggani Wilis


Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas pancasakti Tegal
Email : galuhrw@gmail.com

ABSTRAK
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menyebabkan bertambahnya tingkat kebisingan di
jalan raya. Dampak dari kebisingan ini menimbulkan ketidaknyamanan baik oleh para
pengguna jalan maupun masyarakat disekitarnya. Jalan dengan volume kendaraan berat
maupun kendaraan ringan yang cukup banyak semakin beresiko menghasilkan suara
bising.Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Ahmad yani Pabelan Surakarta. Variabel yang
dicari adalah : volume lalu lintas, waktu tempuh kendaraan dan intensitas kebisingan. Data
ini kemudian digunakan untuk mencari tingkat kebisingan secara empiric dan non empiric
yang kemudian dibandingkan dengan baku Tingkat yang diijinkan sesuai keputusan menteri
lingkungan hidup tahun 1996. Hasil penelitian ini menunnjukkan tingkat kebisingan di jalan
tersebut sudah melebihi baku tingkat yang diijinkan. Salah satu usaha penanganan adalah
dengan pengalihan route kendaraan berat.

Kata Kunci : Kebisingan,Jalan Raya.

A. Pendahuluan bising karena dapat menimbulkan


1. Latar belakang kebisisngan bagi pasien yang
Peningkatan jumlah kendaraan membutuhkan kenyamanan dalam
bermotor menyebabkan proses perawatan.
bertambahnya tingkat kebisingan di Hasil penelitian ini nantinya
jalan raya. Dampak dari kebisingan akan dibandingkan dengan baku
ini menimbulkan ketidaknyamanan tingkat kebisisngan yang diijinkan.
baik oleh para pengguna jalan Jika hasilnya melebihi baku tingkat
maupun masyarakat disekitarnya. yang diijinkan maka harus dicari
Jalan dengan volume kendaraan upaya penanganan yang paling
berat maupun kendaraan ringan efektif untuk menguranginya.
yang cukup banyak semakin
beresiko menghasilkan suara
bising. 2. Rumusan Masalah
Salah satu pusat layanan yang Berdasarkan latar belakang
paling terganggu dengan adanya diatas, maka dapat dirumuskan
kebisingan di sekitarnya adalah permasalahan yang ada :
Rumah Sakit. Untuk itu penelitian a. Berapa entensitas kebisingan
yang dilakukan berlokasi di depan secara empirik (menggunakan
rumah sakit. Dimana lokasi rumus) dan non empirik
tersebut seharusnya tidak terlalu
(menggunakan alat) di lokasi b. Meninjau hasil
tersebut? penelitian dengan baku
b. Bagaimanakah intensitas tingkat yang diijinkan
kebisingan secara empirik dan berdasarkan
non empirik jika ditinjau dari karakteristik tata guna
Baku Tingkat kebisingan lahan untuk Rumah
(Keputusan Menteri Negara Sakit.
Lingkungan Hidup tahun
1996)? B. Landasan Teori
c. Bagaimanakah usaha Kebisingan
penanganannya? 1. Kebisingan (noise)
Menurut Keputusan Menteri
3. Batasan Masalah Negara Lingkungan Hidup no
Batasan masalah dari penelitian ini 48 tahun 1996 tentang Baku
adalah : Tingkat Kebisingan yang
a. Lokasi Penelitian berada di terdapat dalam pasal 1 ayat
depan Rumah Sakit jalan 1,2,3.
Ahmad Yani Pabelan 1. Kebisingan adalah bunyi
b. Variabel yang di gunakan : yang tidak diinginkan dari
1. Volume lalu lintas usaha atau kegiatan dalam
2. Kecepatan arus lalu lintas tingkat waktu tertentu yang
3. Tingkat Kebisingan dapat menimbulkan
c. Pengambilan data dilakukan gangguan kesehatan
selama dua hari yaitu hari Senin manusia dan kenyamanan
sebagai hari aktif kerja dan hari lingkungan.
Sabtu yang mewakili hari libur 2. Tingkat kebisingan adalah
akhir minggu. ukuran energy bunyi yang
d. Pengambilan data dilakukan dinyatakan dalam satuan
pada pukul 07-17.00 WIB desibel yang disingkat dB.
mengacu pada jam aktif kerja. 3. Baku Tingkat Kebisingan
e. Metode yang digunakan adalah adalah batas maksimal
empirik (menggunakan rumus) tingkat kebisingan yang
dan non empirik (menggunakan diperbolehkan dibuang ke
alat) lingkungan dari usaha atau
kegiatan sehingga tidak
4. Tujuan Penelitian menimbulkan gangguan
Tujuan penelitian prediksi kesehatan manusia dan
tingkat kebisingan ini adalah : kenyamanan lingkungan.
a. Mengetahui intensitas Ada tiga unsur penting yang
kebisisngan secara harus diperhatikan mengenai
empirik dan non kebisingan transportasi yaitu :
empirik di lokasi 1. Sumber Kebisingan
penelitian. 2. Penerima Kebisingan,
yaitu seseorang atau suatu
kegiatan akan terganggu – orang tertentu akan merasa
oleh suara bising ini. terganggu dengan adanya suara
3. Jalur dimana kebisingan di yang ditimbulkan tersebut.
transmisikan dari sumber
ke penerima. Kebisingan diukur dalam
satuan desibel dB(A).
Analisa Kebisingan (noise)
Tingkat Kebisingan dapat
Kebisingan dapat diartikan dibagi berdasarkan intensitas
dengan suara yang ditimbulkan yang diukur dengan satuan
oleh sesuatu yang tidak decibel seperti pada tabel di
dikehendaki, yang bagi orang bawah ini :

Umumnya kebisingan akibat f. Kondisi medan antara


lalu lintas dipengaruhi oleh : sumber bunyi ke penerima

a. Jumlah kendaraan (volume Perkiraan Kebisingan Lalu


lalulintas) dan kondisi Lintas secara Empirik
kendaraan.
b. Kecepatan Menurut (Murwono, 1997 :91)
kendaraan.(untuk Perhitungan tingkat kebisingan
kecepatan lebih dari 70 secara empirical adalah
km/jam pada jalan datar, sebagai berikut :
kebisingan akibat ban Basic Noise Level (BNL)
adalah dominan)
c. Jenis perkerasan jalan L10 (18h) = 29,1 + 10 log Q
d. Geometrik jalan dB(A)
e. Arah dab kecepatan angin
L10 = 42,2 + 10 log Q h = ketinggian titik
dB(A) penerima dari muka
tanah
Q = volume lalu lintas d’ = panjang garis
(kendaraan/jam) pandangan ke sumber
Koreksi terhadap perkiraan bunyi dengan
kebisingan : penerima.
d = jarak sumber
a. Terhadap kecepatan rata – bunyi ke penerima.
rata kendaraan berat
C1 = 33 log (V + 40 +
500/V) + 10 log (1 + 5
P/V) – 68,8 dB(A) d’
h
Dengan :
V = prosentase rata – rata
(km/jam)
d
P = prosentase kendaraan
berat.
b. Terhadap gradien Predicted Noise Level ( PNL)
C2 = 0,3 G dB(A)
Dengan G = gradient jalan PNL = BNL + C1 + C2 + C3
(%)
Perkiraan Kebisingan Lalu Lintas secara
c. Terhadap kondisi antara
Non Empirikal
sumber bunyi dengan
penerima Data kebisingan diperoleh dari hasil
1. Lebih besar 50% pengamatan dengan menggunakan alat
diperkeras atau tidak Sound Level Meter. Pengukuiran
menyerap bunyi. dilakukan selama dua hari yaitu hari
C3 = - 10 log (d’/13,5) Sernin dan Sabtu pada pukul 07.00-17.00
dB(A) wib. Lokasi pengambilan data adalah di
2. Lebih besar 50% jalan Ahmad Yani Pabelan Surakarta.
penyerap bunyi alami ( Kemudian hasil pengukuran akan
rerumputan) ditabelkan.
C3 = - 10 log (d’/13,5)
dB(A) untuk h > {(d + Baku Tingkat Kebisingan Berdasarkan
3,5/3)} Keputusan Menteri Negara Lingkungan
C3 = - 10 log (d’/13,5) Hidup tahun 1996
+ 5,2 log { 3h/(d+3,5) }
Kriteria standar untuk mengukur tingkat
dB(A) untuk h<
kebisingan mengacu pada Menteri Negara
{(d+3,5)/3}
Lingkungan Hidup tahun 1996. Kriterian
aman tersebut digunakan untuk meninjau
Dengan :
aman/tidaknya tingkat kebisingan yang
ada di lokasi penelitian.
C. Metode Penelitian b. Hand Counter
1. Waktu dan tempat penelitian Alat untuk menghitung
Penelitian ini dilakukan pada jumlah kendaraan yang
hari Senin dan Sabtu pukul lewat pada ruas jalan
07.00-17.00 WIB pada ruas tersebut. Hand counter yang
jalan Ahmad yani pabelan. akan digunakan pada
Waktu tersebut dipilih untuk penelitian ini adalah
mewakili hari sibuk dan hari sebanyak empat buah.
libur.
2. Alat penelitian
a. Sound Level Meter
Alat untuk mengukur
kebisingan yang timbul
oleh arus lalu lintas yang
dilengkapi digital display
untuk melihat hasil
pengukuran, dengan satuan
decibel dB(A).
c. Alat tulis
Digunakan untuk mencatat
data di lapangan.
d. Meteran
Digunakan untuk mengukur
jarak sumber bunyi dengan
titik pengamatan serta
untuk mengukur panjang
lintasan yang di lewati kendaraan berat
kendaraan untuk dan kendaraan
mengetahui waktu ringan.
tempuhnya. - Waktu Tempuh
e. Stopwatch Dilakukan
Pengukur waktu tempuh dengan
kendaraan. pencatatan
waktu yang
3. Tahap Penelitian diperlukan
a. Persiapan ( survey) untuk melewati
Mencari lokasi yang tepat segmen jalan
untuk pengambilan data sepanjang 50m
b. Pelaksanaan - Intensitas
1. Pengecekan alat dan Kebisingan
persiapan surveyor Dengan
Alat yang akan pengukuran
digunakan disiapkan menggunakn
dan dicek kondisi serta alat sound level
jumlahnya. Para meter serta
surveyor dipersiapkan dengan
dengan instruksi kerja perhitungan
yang jelas. menggunakan
2. Pengumpulan data pendekatan
a. Data Primer empirik dalam
- Volume lalu satuan decibel.
lintas b. Data sekunder
Dengan cara Beerupa data
pencatatan gradient jalan
jumlah sepeda sebesar 2%dari Bina
motor, Marga.
Bagan alir penelitian

Mulai

Survei
pendahuluan

Pengumpulan data

Volume lalu Waktu tempuh Ukuran jalan Gradien jalan Intensitas


lintas kebisingan

Analisa Kebisingan

tidak
Baku Usaha penangan
Tingkat

ya

Kesimpulan dan
saran

selesai
D. Hasil dan Pembahasan = 0,6 dB(A)
1. Besar Tingkat Kebisingan
- Volume total kendaraan
d’
(Q) = 2899 kend/jam h
- Kecepatan rata – rata (V)
= 27,089 km/jam
- Prosentase kendaraan d
berat (P) = 3,704 %
- Gradien Jalan G = 2%
- Jarak Sumber Bunyi ke d’ = 100 + 2,25 = 10,11 m
penerima = 10 m
Basic Noise Level = L10 = C3 = - 10 log (d’/13,5)
42,2 + 10 log Q = 42,2 +
= - 10 log (10,11/13,5)
10 log 2899 = 76,822
dB(A) = 1,256 dB (A)
2. Koreksi Kecepatan
C1 = 33 log ( V + 40 – Predicted Noise Level = BNL +C1 + C2 +
500/V) + 10 log (1 + 5P/V) – 68,8 dB(A) C3
= 33 log (27,089 + 40 +
= 76,822 – 2,774 +
500/27,089) – 68,8 dB(A)
0,6 + 1,256
= - 2,774 dB(A)
3. Koreksi Gradien = 75,904 dB(A)
C2 = 0,3 X G
= 0,3 X 2 Perhitungan tingkat kebisisngan secara
empirical :
Tingkat Kebisingan dengan menggunakan alat

Perbandingan tingkat kebisingan hasil penelitian dengan baku tingkat yang diijinkan

Senin

Sabtu
Kriteria Analisis terhadap tata guna lahan

Hari senin

Hari Sabtu
III. Usaha Penanganan

Dengan menganalisa Predicted Noise Hasilnya berkurang 3,344 dB(A)


Level tanpa volume kendaraan berat:
E. Kesimpulan
1. Koreksi terhadap keamanan 1. Hasil penelitian menunjukkan
Qb = 0 tingkat kebisingan baik secara
Q = 2899 – 107 = 2792 kend/jam empiric maupun non empiric
V = 27,089 km/jam telah melampaui baku tingkat
P = 0% yang diijinkan.
G = 2% 2. Usaha penanganan salah
d = 10 m satunya adalah dengan
Basic Noise Level = 76,659 dB(A) pengalihan route kendaraan
C1 = - 5, 037 dB(A) berat yang dapat mengurangi
C2 = 0,6 dB (A) tingkat kebisingan sebesar
C3 = 1,256 dB(A) 3,344 dB(A).
Predicted Noise Level = 73,475
dB(A)

DAFTAR PUSTAKA

______, 1996, Baku Tingkat Kebisingan Menteri Negara Lingkungan Hidup.Nomor :


Kep.48/MenLH/II/1996

______, 1997,Manual Kapasitas Jalan Raya Indonesia, Direktorat Jenderal Bina


Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, PT.Bina Karya Bandung.

Binamarga,1990, Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota


(Rancangan Akhir), Sub Direktorat Perencanaan Teknis Jalan Bipran Bina Marga,
Jakarta.

Dina, rosma, 2005, Pengaruh Tingkat Kebisingan lalu Lintas terhadap Konsentrasi
Belajar – Mengajar di sekolah serta dampak Emisi Gas Buang yang ditimbulkan bagi
Kesehatan, Tugas akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Uneversitas
Muhammadiyah Surakarta.

Hobbs, FD,1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas Edisi 2. Gajah mada
University Press, Yogyakarta.

Murwono,H, 1999.Perencanaan Lingkungan Transportasi.Magister Sistem dan Teknik


Transportasi. Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

Você também pode gostar