Você está na página 1de 32

Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

LAPORAN PENDAHULUAN

OSTEOPOROSIS

I. Landasan Teori Medis

a. Pengertian

1. Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan


densitas/matriks/massa tulang, peningkatan
porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi
disertai dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan
tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan
tulang sehingga tulang menjadi mudah patah (buku
ajar asuhan keperawatan klien gangguan system
musculoskeletal)
2. Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya
kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium
dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu
mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan
lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis (www.mediacastore.com)
3. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang (wikipedia.org).
4. Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan masa tulang total. (buku ajar
medikal bedah vol 3)

b. Penyebab osteoporosis

Ada 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu :

1. Pembentukan massa puncak tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan dan
meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause.

Massa tulang meningkat secara konstan dan mencapai puncak sampai usia 40 tahun,
pada wanita lebih muda sekitar 30-35 tahun. Walaupun
demikian tulang yang hidup tidak pernah beristirahat dan
akan selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui
cadangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik.
Faktor pengatur formasi dan resorpsi tulang dilaksanakan
melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan
seimbang dan disebut coupling. Proses coupling ini
memungkinkan aktivitas formasi tulang sebanding dengan
aktivitas resorpsi tulang. Proses ini berlangsung 12 minggu pada orang muda dan 16-
20 minggu pada usia menengah atau lanjut. Remodelling rate adalah 2-10% massa

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 1


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

skelet per tahun. Proses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor
lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep Activation –
Resorption – Formation (ARF). Proses ini dipengaruhi oleh protein mitogenik yang
berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya membelah membelah
menjadi osteoblas akibat adanya aktivitas resorpsi oleh osteoklas. Faktor lain yang
mempengaruhi proses remodelling adalah faktor hormonal. Proses remodelling akan
ditingkatkan oleh hormon paratiroid, hormon pertumbuhan dan 1,25 (OH)2 vitamin
D. Sedang yang menghambat proses remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan
glukokortikoid. Proses-proses yang mengganggu remodelling tulang inilah yang
menyebabkan osteoporosis.

2. Gangguan pengaturan metabolisme kalsium dan fosfat.

Gangguan metabolisme kalsium dan fosfat dapat dapat


terjadi karena kurangnya asupan kalsium, sedangkan
menurut RDA konsumsi kalsium untuk remaja dewasa
muda 1200mg, dewasa 800mg, wanita pasca menopause
1000 – 1500mgmg, sdangkan pada lansia tidak terbatas
walaupun secara normal pada lansia dibutuhkan 300-
500mg. oleh karena pada lansia asupan kalsium kurang dan
ekskresi kalsium yang lebih cepat dari ginjal ke urin,
menyebabkan lemahnya penyerapan kalsium. Selain itu, ada pula factor risiko yang
dapat mencetuskan timbulnya penyakit osteoporosis yaitu :

Faktor resiko yang tidak dapat diubah :

 usia, lebih sering terjadi pada lansia


 jenis kelamin, tiga kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria. Perbedaan
ini mungkin disebabkan oleh factor hormonal dan rangka tulang yang lebih kecil
 Ras, kulit putih mempunyai risiko paling tinggi
 Riwayat keluarga/keturunan, pada keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis,
anak-anak yang dilahirkan juga cenderung mempunyai penyakit yang sama
 Bentuk tubuh, adanya kerangka tubuh yang lemah dan scoliosis vertebramenyebabkan
penyakit ini. Keadaan ini terutam trejadi pada wanita antara usia 50-60tahundengan
densitas tulang yang rendah dan diatas usia 70tahun dengan BMI yang rendah.

Factor risiko yang dapat diubah :

 Merokok
 Defisisensi vitamin dan gizi (antara lain protein), kandungan garam pada makanan,
peminum alcohol dan kopi yang berat. Nikotin dalam rokok menyebabkan
melemahnya daya serap sel terhadap kalsiumdari darah ke tulang sehingga

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 2


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

pembentukan tulang oleh osteoblast menjadi melemah. Mengkonsumsi kopi lebih dari
3 cangkir perhari menyebabkan tubuh selalu ingin berkemih. Keadaan tersebut
menyebabkan banyak kalsium terbuang bersama air kencing.
 Gaya hidup, aktivitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan penurunan penyangga
berat
badan merupakan stimulus penting bagi resorspi tulang. Beban fisik yang terintegrasi
merupakan penentu dari puncak massa tulang
 Gangguan makan (anoreksia nervosa)
 Menopause dini, menurunnya kadar estrogen menyebabkan resorpsi tulang menjadi
lebihcepat sehingga akan terjadi penurunan massa tulang yang banyak.
 Penggunaan obat-obatan tertentu seperti diuretic, glukokortikoid, antikonvulsan,
hormonetiroid berlebihan, dan kortikosteroid.

c. Epidemiologi/insiden kasus

Penyakit ini 2-4 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Dari seluruh
klien, satu diantara tiga wanita yang berusia diatas 60 tahun dan satu diantara enam
pria yang berusia diatas 75tahun akan mengalami patah tulang akibat kelainan ini.
Namun tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis
postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit
ini daripada wanita kulit hitam. Menurut penelitian, 24% dari wanita umur 40-
59tahun sudah mengalami osteoporosis dan 62% wanita berumur 60-70tahun
mengalami osteoporosis (www.medicastore.com).

Di Indonesia prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita
sebanyak 18-36% sedangkan pria 20-27%, untuk umur diatas 70 tahun untuk wanita
53,6% sedangkan pria 38%.

Dan menurut yayasan osteoporosis internasional, lebih dari 50% keretakan


osteoporosis pinggang diseluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050,
mereka yang terserang rata-rata berusia diatas 50 tahun.
Sedangkan menurut Depkes, 2006, dua dari lima orang di Indonesia memiliki resiko
terkena penyakit osteoporosis.

Hasil penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun 2006 menemukan


bahwa sebanyak 38% pasien yang datang untuk memeriksakan densitas tulang mereka di
Makmal Terpadu FKUI Jakarta ternyata terdeteksi menderita osteoporosis sebanyak
14,7% sedangkan di Surabaya sebanyak 26% pasien dinyatakan positif osteoporosis.

d. Patofisiologi

Osteoforosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara factor genetic dan factor
lingkungan.

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 3


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

Factor genetic meliputi: usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah
melahirkan.
Factor lingkungan meliputi:
 merokok, Alcohol, Kopi, Defisiensi vitamin dan gizi, Gaya hidup, Mobilitas,
anoreksia nervosa dan pemakaian obat-obatan.
 Kedua factor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium
dari darah ke tulag, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak tercapainya
masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat yang
selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan
tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang disebut osteoporosis.

e. Klasifikasi

1. Osteoporosis primer
 Tipe 1 adalah tipe yang terjadi pada wanita pascamenopause
 Tipe 2 adalah tipe yang terjadi pada orang usia lanjut baik pria maupun wanita

2. Osteoporosis sekunder
 Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif
misalnya mieloma multiple, hipertirodisme, hiperparatiroidisme dan akibat obat-
obatan yang toksik untuk tulang (misalnya ; glukokortikoid). Jenis ini ditemukan pada
kurang lebih 2-3 juta klien.
3. Osteoporosis Idiopatik
4. Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan pada :
 Usia kanak-kanak (juvenile)
 Usia
 remaja (adolesen)
 Wanita pra-menopause
 Pria usia pertengahan

f. Gejala klinis/manifestasi klinis


1. Nyeri tulang akut. Nyeri terutama terasa pada tulang belakang, nyeri dapat dengan
atau tanpa fraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak.
2. Nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur
3. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah bila melakukan aktivitas
4. Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan
kifosis angular yang menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi
paraparesis.
5. Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama wanita tua) biasanya datang
dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause sedangkan gambaran
klinis setelah terjadi patah tulang, klien biasanya datang dengan keluhan punggung

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 4


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut), sakit pada pangkal paha, atau bengkak
pada pergelangan tangan setelah jatuh.
6. Kecenderungan penurunan tinggi badan
7. Postur tubuh kelihatan memendek

g. Pemeriksaan fisik
1. B1 (breathing )
 Inspeksi : ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
 Palpasi : traktil fremitus seimbang kanan dan kiri
 Perkusi : cuaca resonan pada seluruh lapang paru
 Auskultasi : pada usia lanjut biasanya didapatkan suara ronki
2. B2 (blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik sering terjadi keringat dingin dan pusing, adanya
pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema yang
berkaitan dengan efek obat
3. B3 (brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis, pada kasus yang lebih parah klien dapat
mengeluh pusing dan gelisah
4. B4 (Bladder)
Produksi urine dalam batas normal dan tidak ada keluhan padasistem perkemihan
5. B5 (bowel)
Untuk kasus osteoporosis tidak ada gangguan eleminasi namun perlu dikaji juga
frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses
6. B6 (Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis, klien osteoporosis sering
menunjukkan kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan penurunan tinggi badan. Ada
perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality dan nyeri spinal.
Lokasi fraktur yang terjadi adalah antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3

h. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium (misalnya : kalsium serum, fosfat serum, fosfatase alkali,
eksresi kalsium urine,eksresi hidroksi prolin urine, LED)
2. Pemeriksaan x-ray
3. Pemeriksaan absorpsiometri
4. Pemeriksaan Computer Tomografi (CT)
5. Pemeriksaan biopsy
6. Diagnosis/criteria diagnosis
7. Diagnosis osteoporosis dapat ditegakkan dari hasil pemeriksaan :
 Radiology
 Pengukuran massa tulang
 Pemeriksaan lab kimiawi
 Pengukuran densitas tulang

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 5


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

 Pemeriksaan marker biokemis


 Biospi
 Dan memperhatikan factor resiko (wanita, umur, ras, dsb)

j. Terapi/penatalaksanaan

1. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang hidup, dengan
peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat melindungi
terhadap demineralisasi tulang
2. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen dan
progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah
tulang yang diakibatkan.
3. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis
termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat
4. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri
punggung

k. Komplikasi

Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan mudah
patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra
torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur
colles pada pergelangan tangan

l. Prognosis

Kondisi kronis merupakan salah satu penyebab utama kecacatan pada pria dan wanita.
Kompresi fraktur pada tulang belakang menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
pernafasan.

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 6


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

II. Landasan Teori Keperawatan

Pengkajian

a. Anamnesis

1). Riwayat kesehatan. Anamnesis memegang peranan penting pada evaluasi klien
osteoporosis. Kadang- kadang keluhan utama mengarahkan ke diagnosa ( mis., fraktur colum
femoris pada osteoporosis). Faktor lain yang diperhatikan adalah usia, jenis kelamin, ras,
status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada
orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfat dan vitamin D, latihan
yang teratur dan bersifat weight bearing.

Obat-obatan yang diminum pada jangka panjang harus diperhatikan seperti kortikosteroid,
hormon tiroid, anti konvulsan, antasid yang mengandung aluminium, natrium flourida dan
etidronat bifosfonat, alkohol dan merokok merupakan faktor risiko terjadinya osteoporosis.
Penyakit lain yang harus dipertanyakan dan berhubungan dengan osteoporosis adalah
penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin, dan insufiensi pankreas.

Riwayat haid, usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi juga diperhatikan.
Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan karena ada beberapa penyakit
tulang metabolik yang bersifat herediter.

2). Pengkajian psikososial. Gambaran klinis pasien dengan osteoporosis adalah wanita
pascamenopause dengan keluhan nyeri punggung yang merupakan faktor predisposisi adanya
fraktur multiple karena trauma. Perawat perlu mengkaji konsep diri klien terutama citra diri,
khususnya klien dengan kifosis berat. Klien mungkin membatasi interaksi sosial karena
perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, tidak mampu duduk di kursi, dan lain-lain.
Perubahan seksual dapat terjadi karena harga diri atau tidak nyaman selama posisi
interkoitus. Osteoporosis dapat menyebabkan fraktur berulang sehingga perawat perlu
mengkaji perasaan cemas dan takut pada klien.

3). Pola aktifitas sehari-hari. Pola aktifitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olah
raga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi, dan toilet. Olah raga
dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu, olah raga
dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan sendi. Lansia memerlukan aktifitas yang
adekuat untuk mempertahankan fungsi tubuh. Aktifitas tubuh memerlukan interaksi yang
kompleks antara saraf dan muskulosekeletal. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan
dengan menurunnya gerak persendian adalah agility (kemampuan gerak cepat dan lancar)
menurun, stamina menurun, koordinasi menurun dan dexterity (kemampuan memanipulasi
ketrampilan motorik halus) menurun.

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 7


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

2. Pemeriksaan fisik

a. B1 (Breathing).

 Inspeksi: ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang.


 Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
 Perkusi: cuaca resonan pada seluruh lapang paru.
 Auskultasi: pada kasus lanjut usia, biasanya didapatkan suara ronki.

b. B2 ( Blood). Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering terjadi keringat dingin dan
pusing. Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema
yang berkaitan dengan efek obat.

c. B3 ( Brain). Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat
mengeluh pusing dan gelisah.

a. Kepala dan wajah: ada sianosis

b. Mata: Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis

.
c. Leher: Biasanya JVP dalam normal

Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus
merupakan indikasi adanya satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra

d. B4 (Bladder). Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
sistem perkemihan.

e. B5 ( Bowel). Untuk kasus osteoporosis, tidak ada gangguan eliminasi namun perlu di kaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses.

f. B6 ( Bone). Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis. Klien osteoporosis
sering menunjukan kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan penurunan tinggi badan dan
berat badan. Ada perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality dan nyeri
spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3.

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 8


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

Alur Patofisiologi dan Penyimpangan KDM

OSTEOPOROSIS

Defisiensi kalsium

Kecepatan reabsorbsi tulang lebih besar

Tulang menjadi rapuh/mudah patah Resiko cedera


Adanya penekanan
pada tulang
Spasme otot

Pengeluaran zat kimia Fraktur kompresi


(prostaglandin, histamine,
bradikinin)
Deformitas skelet
Dihantar ke sum-sum
tulang belakang

Thalamus

Korteks serebri

Dipersepsi

Pergerakan terbatas Peristaltik menurun


Nyeri

Aktivitas terganggu Absorbs meningkat

Intoleransi aktivitas Feses keras

RAS teraktivasi Konstipasi

Klien terjaga

Perubahan pola istirahat


dan tidur

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 9


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebra ditandai
dengan klien mengeluh nyeri tulang belakang, mengeluh bengkak pada pergelangan tangan,
terdapat fraktur traumatic pada vertebra, klien tampak meringis

2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan
skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh
kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina menurun,
dan terdapat penurunan tinggi badan

3. Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan
ketidakseimbangan tubuh ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun,
tulang belakang terlihat bungkuk

Rencana intervensi keperawatan

1. Nyeri akut yang berhubungan dengan penekanan pada tulang ditandai dengan klien
mengeluh nyeri tulang belakang, mengeluh bengkak pada pergelangan tangan, terdapat
fraktur traumatic pada vertebra, klien tampak meringis

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan criteria
hasil klien dapat mengekspresikan perasaan nyerinya, klien dapat tenang dan istirahat, klien
dapat mandiri dalam penanganan dan perawatannya secara sederhana.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri 1. Mempengaruhi pilihan/pengawasan
1. Evaluasi keluhan keefektifan intervensi
nyeri/ketidaknyamanan, 2. Membantu dan memusatkan
perhatikan lokasi dan perhatian yang dapat menghilangkan
karakteristik termasuk rasa nyeri.
intensitas (skala 1-10). 3. alternative lain untuk mengatasi
Perhatikan petunjuk nyeri nyeri misalnya kompres hangat,
nonverbal (perubahan pada mengatur posisi untuk mencegah
tanda vital dan emosi/prilaku) kesalahan posisi pada tulang
2. Dengarkan keluhan dan Memfokuskan kembali perhatian,
pertahankan kontak dengan meningkatkan rasa control dan dapat
pasien meningkatkan kemampuan koping
3. Ajarkan klien tentang dalam manajemen nyeri yang
alternative lain untuk mungkin menetap untuk periode
mengatasi dan mengurangi lebih lama /jaringan yang cedera
rasa nyerinya.Dorong

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 10


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

menggunakan teknik 4. diberikan untuk menurunkan nyeri.


manajemen stress contoh
relaksasi progresif, latihan 5. Memberi pengetahuan pada klien
nafasa dalam, imajinasi mengenai penyakit dan tekhnik
visualisasi, sentuhan mengatasi nyeri yang dirasakan
teraupetik
Kolaborasi
4. dalam pemberian obat sesuai
indikasi
5. Beri HE mengenai penyakit
dan pentingnya tekhnik
relaksasi

2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan
skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh
kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina menurun,
dan terdapat penurunan tinggi badan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan


mobilitas fisik dengan criteria hasil klien dapat meningkatkan mobilitas fisik, berpartisipasi
dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan, klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari-
hari secara mandiri

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri 1. sebagai dasar untuk memberikan
1. Kaji tingkat kemampuan klien alternative dan latihan gerak
yang masih ada yang sesuai dengan
2. Rencanakan tentang pemberian kemampuannya
program latihan, ajarkan klien 2. latihan akan meningkatkan
tentang aktivitas hidup sehari-hari pergerakan otot dan stimulasi
yang dapat dikerjakan sirkulasi darah
3. Berikan dorongan untuk 3. kemajuan aktivitas bertahap
melakukan aktivitas /perawatan mencegah peningkatan kerja
diri secara bertahap jika dapat jantung tiba-tiba
ditoleransi. 4. memberikan bantuan hanya
4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan sebatas kebutuhan akan
mendorong kemandirian dalam
melakukan aktivitas

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 11


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

3. Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan
ketidakseimbangan tubuh ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun,
tulang belakang terlihat bungkuk

Tujuan : cedera tidak terjadi dengan criteria hasil klien tidak jatuh dan tidak mengalami
fraktur, klien dapat menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur

INTERVENSI RASIONAL
1. Ciptakan lingkungan yang bebas 1. menciptakan lingkungan yang
dari bahaya missal : tempatkan aman mengurangi risiko
klien pada tempat tidur rendah, terjadinya kecelakaan
berikan penerangan yang cukup, 2. pergerakan yang cepat akan
tempatkan klien pada ruangan memudahkan terjadinya fraktur
yang mudah untuk diobservasi kompresi vertebra pada klien
2. Ajarkan pada klien untuk berhenti osteoporosis
secara perlahan,tidak naik tangga 3. obat-obatan seperti diuretic,
dan mengangkat beban berat fenotiazin dapat menyebabkan
3. Observasi efek samping obat- pusing, mengantuk dan lemah
obatan yang digunakan yang merupakan predisposisi
klien untuk jatuh

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 12


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA NY P DI WISMA KENANGA DENGAN GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKLETAL “OSTEOPOROSIS”
DI PANTI WERDA INAKAKA AMBON

1. Pengkajian

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama lengkap : Ny P
Tempat /tgl lahir : Ambon / 14 Mei 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Janda
Agama : Kristen Protestan
Suku bangsa : Maluku/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SR
Diagnosa medis : Osteoporosis
Alamat : Passo
Tanggal masuk : Mei 2006
Tanggal pengkajian : 15– 12- 2010
Jam pengkajian : 10.00 wit

2. Keluarga atau Orang Lain yang Penting/ Dekat yang Dapat Dihubungi:
 Nama : Tn. S
 Alamat : Passo
 No. telepon :-
 Hubungan dengan klien : Anak Kandung

3.Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


 Pekerjaan saat ini : Tidak ada
 Pekerjaan sebelumnya : Dagang sayur
 Sumber pendapatan : Hasil dagang
 Kecukupan pendapatan : Cukup

4.Aktivitas Rekreasi
 Hobi : Nonton
 Bepergian/wisata : Kadang-kadang
 Keanggotaan organisasi : Tidak ada

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 13


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

5.Riwayat Keluarga

X X X X

X X X X X X

77 HDS
X

Laki-laiki :

Perempuan :

Pasien :

Meninggal : X

Hidup dan sehat : HDS

Ikatan pernikahan :

Ikatan saudara :

a. Saudara Kandung
Nama Keadaan Saat Ini Keterangan
1. Alm. Tn. L Meninggal Lansia
2. Tn H Hidup dan Sehat Lansia

b. Riwayat Kematian dalam Keluarga


 Nama : Alm Tn.L
 Umur : 50 tahun
 Penyebab Kematian : Lansia

c. Kunjungan keluarga : Keluarga jarang berkunjung,


klien sering pergi ke rumah anaknya di Passo

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 14


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

B. Pola Kebiasaan Sehari – hari


1. Nutrisi
 Frekuensi makan : 3 xsehari
 Nafsu makan : Baik
 Jenis makanan : Nasi, ikan, sayur
 Kebiasaan sebelum makan : Berdoa
 Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
 Alergi terhadap makanan : Tidak ada

2. Eliminasi
a. BAK
 Frekuensi dan waktu : 4 x/ hari
 Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada

b. BAB
 Frekuensi dan waktu : 1 x/hari
 Konsistensi : Lembek
 Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
 Pengalaman memakai laxantif/ pencahar : Pasien lupa

3. Personal Higiene
a. Mandi
 Frekuensi dan waktu mandi : 2 x/hari
 Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya

b. Oral hygiene
 Frekuensi dan waktu gosok gigi : 2 x/hari (saat mandi)
 Menggunakan pasta gigi : ya

c. Cuci rambut
 Frekuensi : 3 x seminggu
 Penggunaan shampo (ya/tidak) : ya

d. Kuku dan tangan


 Frekuensi gunting kuku : 1 x seminggu
 Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : ya, sebelum dan sesudah makan

4. Istirahat dan Tidur


 Lama tidur malam : 4 jam
 Tidur siang : ½ jam
 Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Sering terbangun

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


 Olahraga : Tidak Pernah

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 15


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

 Nonton TV : Tidak
 Berkebun / memasak : Tidak

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


 Merokok (ya/tidak) : Tidak
 Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
 Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : Tidak

7. Uraian kronologis kegiatan sehari – hari


Jenis Kegiatan Lama waktu untuk keterangan
setiap kegiatan
1. Bangun pagi (merapikan tempat 5 menit Info dari pasien
tidur)
2. sarapan pagi Tidak menentu Info dari perawat
3. Berkumpul dengan lansia yang Tidak menentu Info dari pasien
lain
4.Makan siang Tidak menentu Info dari perawat
5.Tidur siang Tidak menentu Info dari pasien
6.Mandi sore Tidak menentu Info dari pasien
7. Berkumpul dengan lansia yang Tidak menentu Info dari pasien
lain
8. Makan malam Tidak menentu Info dari perawat
9. Tidur malam Tidak menentu Info dari pasien

C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama saat pengakajian: Nyeri pada punggung
P : Lansia
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri menyebar sampai di daerah pinggang
S : Sedang (4-5)
T : Hilang timbul
b. yang menyertai Keluhan: Sering terbangun dari tidur
c. Respon pasien: Baik
d. Hal yang meringankan : Saat istirahat
e. Hal yang memberatkan : Saat banyak beraktivitas
f. Upaya mengatasi:
 Pergi ke RS/ klinik pengobatan/ dokter praktek: Belum pernah dirawat di
RS/Klinik/dokter praktek
 Mengkonsumsi obat – obatan sendiri : Tidak pernah
 Mengkonsumsi obat – obatan tradisonal : Tidak pernah

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 16


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

2. Riwayat kesehatan masa Lalu


a. Penyakit yang pernah diderita : Batuk pilek
b. Riwayat kecelakaan : Tidak ada
c. Riwayat dirawat di RS : Tidak ada
d. Riwayat pemakaian obat: Klien pernah diberikan amoxilin 3-1 tab/oral, ampicilin
3x1 tab/oral dan CTM
3x1 tablet/oral saat batuk
pilek

3. Pengkajian/ pemeriksaan Fisik (observasi, pengukuran, auskultasi,perkusi dan


palpasi)
a. Keadaan umum : Baik
b. (TTV):TD:140/90mmhg,N:80x/m, R:18x/m, S: -
c. BB/TB : 41 kg/ -
d. Rambut : Beruban
e. Mata : Tidak ada kelainan
f. Telinga : Fungsi pendengaran baik
g. Mulut, gigi dan bibir : Tidak ada kelainan
h. Dada : Simetris
i. Abdomen : Normal
j. Kulit : Keriput
k. Ekstremitas atas : Baik
l. Ekstremitas bawah : Baik
m. Keluhan lain : Cepat lelah

D. Lingkungan tempat tinggal


1. Kebersihan dan kerapihan ruangan: Kamar klien rapi dan bersih
2. Penerangan : Cukup
3. Sirkulasi udara : Baik, ada ventilasi udara
4. Keadaan kamar mandi : Bersih
5. Pembuangan air kotor : Ada ( saluran got)
6. Sumber air minum : PAM
7. Pembuangan sampah: Setiap ruangan memiliki 1 buah bak sampah
8. Sumber pencemaran : Ada, polusi udara dari kendaraan
9. Privasi : Klien tinggal sekamar dengan lansia yang lain
10. Resiko injury : Ada, lantai yang terbuat dari keramik

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 17


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

Resume
1. MASALAH KESEHATAN KRONIS
N Keluhan Kesehatan Atau Gejala Selalu Sering Jarang T.pernah
O Yang Dirasakan klien dalam (3) (2) (1) (0)
waktu 3 bulan berkaitan dengan
fungsi- fungsi
A Fungsi penglihatan 
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair 
3. Nyeri pada mata 
B Fungsi pendengaran 
4. Pendengaran berkurang
5. Telinga berdenging 
C Fungsi paru (pernapasan) 
6. Batuk lama disertai keringat
lama
7. Sesak napas 
8. Berdahak/sputum 
D Fungsi jantung 
9. Jantung berdebar- debar
10. Cepat lelah 
11. Nyeri dada 
E Fungsi pencernaan 
12. Mual/muntah
F 13. Nyeri ulu hati 
14. Makan dan minum banyak 
(berlebihan)
15. Perubahan kebiasaan buang air 
besar (mencret atau sembelit)
G 16. Nyeri kaki saat berjalan 
17. Nyeri pinggang atau tulang 
belakang
18. Nyeri persendian/ bengkak 
H Fungsi persarafan 
19. Lumpuh/kelemahan pada
kaki atau tangan
20. Kehilangan rasa 
21. Gemetar/tremor 
22. Nyeri/pegal pada daerah 
tengkuk
I Fungsi saluran perkemihan 
23. Buang air kecil banyak
24. Sering buang air kecil pada 
malam hari
25. Tidak mamapu mengontrol 
pengeluaran air kemih
(ngompol)
JUMLAH 2 12 11

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 18


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

Keterangan :
Skor : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis ringan
Skor : 26-50 : Masalah kesehatan ronis sedang
Skor : ≥ 51 : Masalah kesehatan kronis berat

Analisis hasil:
Skor : 3 + 11 + 11 = 25
≤ 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis sampai dengan masalah kesehatan kronis
ringan

2. FUNGSI KOGNITIF
Short portable mental status questionnaire (SPMSQ)
No Item Pertanyaan Benar Salah
1 Jam berapa sekarang? 
Jawab: jam 8
2 Tahun berapa sekarang? 
Jawab: 2010
3 Kapan Ibu lahir? 
Jawab: tahun 1935
4 Berapa Umur Ibu sekarang:
Jawab: 77 tahun 
5 Dimana Alamat Bapak/Ibu sekarang? 
Jawab: di panti werda
6 Berapa jumlah lansia yang tinggal 
Jawab: 6
7 Siapa nama teman sekamar Ibu? 
Jawab: oma ota
8 Tahun Berapa hari kemerdekaan Indonesia? 
Jawab:1945
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang? 
Jawab: SBY
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 
Jawab: 20, 19, 18, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3,
2, 1
JUMLAH 9 1
Keterangan : Penilaian SPMQ
(kesalahan 0-2) : Fungsi intelektual utuh
(kesalahan 3-4) : Fungsi intelektual ringan
(kesalahan 5-7) : Fungsi intelektual sedang
(kesalahan 8-10) : Fungsi intelektual berat

Analisis hasil:
(kesalahan 1) : Fungsi intelektual utuh

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 19


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

3. STATUS FUNGSIONAL

No Aktivitas Mandiri Tergantung


(nilai 1) (0)
1 Mandi di kamar mandi (menggosok, 1
membersihkan dan mengeringkan badan )
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan 1
mengenakannya
3 Memakan makanan yang telah disiapkan 1
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan 1
diri (menyisir rambur, mencuci rambut,
menggosok gigi, mencukur kumis)
5 Buang air besar di WC (membersihkan dan 1
mengeringkan daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) 1
7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan 1
dan mengeringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaranair kemih 1
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke luar 1
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan 1
kepercayaan yang dianut
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti: merapikan 1
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan
membersihkan ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau 1
kebutuhan keluarga
13 Mengelola keuangan(menyimpan dan 1
menggunakan uang sendiri)
14 Menggunakan sarana transportasi umum untuk 1
bepergian
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan 1
aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk 1
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas social yang dilakukan dalam
kebutuhan akan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan 1
keagamaan, social, rekreasi, olahraga, dan
menyalurkan hobi)
JUMLAH POIN MANDIRI 17

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 20


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

Keterangan :
Point: 13-17 (mandiri)
Point: 0-12 (ketergantungan)

Analisis hasil:
Point: 17 (mandiri)

4. STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)


No Apakah bapak/Ibu dalam Satu Minggu Terakhir:
1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? Ya
2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas tidak
anda?
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak
4 Sering merasa bosan? tidak
5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? Ya
7 Diganggu oleh pikiran – pikiran yang tidak dapat tidak
diungkapkan?
8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? tidak
10 Sering kali merasa tidak berdaya? tidak
11 Sering merasa gelisah dan gugup? tidak
12 Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan tidak
sesuatu yang bermanfaat?
13 Seringkali merasa khawatir akan masa depan? tidak
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya tidak
ingat dibandingkan orang lain?
15 Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan ya
sekarang?
16 Sering kali merasa merana? tidak
17 Merasa kurang bahagia? tidak
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu? tidak
19 Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan? ya
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru? tidak
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? ya
22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? tidak
23 Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada tidak
anda?
24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele? tidak
25 Sering kali merasa ingin menangis? tidak
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? tidak
27 Menikmati tidur? ya

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 21


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

28 Memilih menghindar dari perkumpulan social? tidak


29 Mudah mengambil keputusan? ya
30 Mempunyai pikiran yang jernih? ya
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 0

Keterangan :

Terganggu, nilai 1

normal nilai 0

Nilai 0-5 : Normal


Nilai 6-15 : Normal
Nilai 16-30 : Normal

Analisa :
Nilai 0 : Normal

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 22


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

E. Klasifikasi Data
Data subjektif:
Klien mengatakan :
 Nyeri pada punggung
 Nyeri menyebar sampai daerah pinggang
 Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
 Nyeri hilang timbul
 Kurang tidur
 Sering terbangun dari tidur
 Cepat lelah

Data objektif:

 Adanya nyeri tekan pada bagian punggung saat palpasi


 Skala nyeri sedang (4-5)
 Bentuk vertebrae kifosis (membungkuk)
 Adanya lingkaran hitam dibawah mata
 Tidur malam 4 jam
 Tidur siang ½ jam

F. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
DS
Pasien mengatakan :
 Nyeri pada punggung
 Nyeri menyebar sampai daerah
pinggang
 Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk
Penekanan pada
1  Nyeri hilang timbul Nyeri
tulang
DO
 Adanya nyeri tekan pada bagian
punggung saat palpasi
 Bentuk vertebrae kifosis
(membungkuk)
 Skala nyeri sedang (4-5)

DS
Pasien mengatakan :
 Kurang tidur
 Sering terbangun dari tidur
 Cepat lelah
Perubahan pola
2 DO Nyeri
istitahat dan tidur
 Adanya lingkaran hitam
dibawah mata
 Tidur malam 4 jam
 Tidur siang ½ jam

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 23


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

G. Perumusan diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan pada tulang
yang ditandai dengan :
DS
Pasien mengatakan :
 Nyeri pada punggung
 Nyeri menyebar sampai daerah pinggang
 Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
 Nyeri hilang timbul
DO
 Adanya nyeri tekan pada bagian punggung saat palpasi
 Bentuk vertebrae kifosis (membungkuk)
 Skala nyeri sedang (4-5)

2. Perubahan pola istitahat dan tidur berhubungan dengan nyeri


yang ditandai dengan :
DS
Pasien mengatakan :
 Kurang tidur
 Sering terbangun dari tidur
 Cepat lelah
DO
 Adanya lingkaran hitam dibawah mata
 Tidur malam 4 jam
Tidur siang ½ jam

H. Prioritas masalah

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan pada tulang

2. Perubahan pola istitahat dan tidur berhubungan dengan nyeri

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 24


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

I. Rencana Asuhan Keperawatan

Nama: Ny P Jenis Kelamin: Perempuan


Umur : 77 Tahun Diagnosa medis: Osteoporosis

P E R E N C A N A A N
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri berhubungan dengan Nyeri teratasi dengan Mandiri 1. Mempengaruhi
penekanan pada tulang criteria: 1. Evaluasi keluhan pilihan/pengawasan
yang ditandai dengan : nyeri/ketidaknyamanan, keefektifan intervensi
 Nyeri berkurang perhatikan lokasi dan 2. Membantu dan
DS
karakteristik termasuk memusatkan kembali
Pasien mengatakan : sampai hilang
intensitas (skala 1-10). perhatian yang dapat
 Nyeri pada punggung Perhatikan petunjuk nyeri menghilangkan nyeri.
 Nyeri menyebar sampai  Tidak ada nyeri nonverbal (perubahan pada 3. alternative lain untuk
daerah pinggang tekan tanda vital dan mengatasi nyeri
 Nyeri dirasakan seperti emosi/prilaku) misalnya kompres
ditusuk-tusuk  Skala nyeri 0 2. Mendengarkan keluhan dan hangat, mengatur
mempertahankan kontak posisi untuk mencegah
 Nyeri hilang timbul
dengan klien kesalahan posisi pada
DO 3. Ajarkan klien tentang tulang Memfokuskan
 Adanya nyeri tekan pada alternative lain untuk kembali perhatian,
bagian punggung saat mengatasi dan mengurangi meningkatkan rasa
palpasi rasa nyerinya.Dorong control dan dapat
 Bentuk vertebrae kifosis menggunakan teknik meningkatkan
(membungkuk) manajemen stress contoh kemampuan koping
relaksasi progresif, latihan dalam manajemen
 Skala nyeri sedang (4-5) nafasa dalam, imajinasi nyeri yang mungkin
visualisasi, sentuhan menetap untuk periode
teraupetik lebih lama /jaringan

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 25


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

Kolaborasi yang cedera


4. dalam pemberian obat sesuai 4. diberikan untuk
indikasi menurunkan nyeri.
5. Beri HE mengenai penyakit dan 5. Memberi pengetahuan
pentingnya tekhnik relaksasi pada klien mengenai
penyakit dan tekhnik
mengatasi nyeri yang
dirasakan
P E R E N C A N A A N
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Perubahan pola istitahat dan tidur Pola istirahat tidur Mandiri
berhubungan dengan nyeri kembali normal
yang ditandai dengan : dengan criteria: 1. Kaji pola tidur pasien sejauh 1. Mengetahui pola dan
DS mana hal-hal yang dapat ebiasaan tidur pasien serta
Pasien mengatakan :  Tidur nyenyak membuat klien biasa tidur dan membantu untu
 Kurang tidur  Tidur tidak hal-hal yang mebuat klien tidak merencanakan tindakan
 Sering terbangun dari tidur sering bisa tidur. selanjutnya.
 Cepat lelah terbangun 2. Anjurkan kepada penghuni 2. Lingkungan yang tenang
DO  Lingkaran hitam wisma yang lain agar tidak dapat menciptakan
 Adanya lingkaran hitam dibawah mata berisik. suasana yang nyaman
dibawah mata hilang 3. Anjurkan pada klien untu untu beristirahat.
 Tidur malam 4 jam  Tidur malam 5- mengambil posisi yang nyaman 3. Dapat memberikan rasa
 Tidur siang ½ jam 6 jam saat tidur. nyaman dan
 Tidur jiang 1-2 menyenangkan selama
jam istirahat.

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 26


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

J. Implementasi dan Evaluasi

Nama: Ny P Jenis Kelamin: Perempuan


Umur : 77 Tahun Diagnosa medis: Osteoporosis

NO
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1. Hari/ tanggal: Rabu 15 – 12- 2010 Hari/tanggal: Rabu 15 – 12-
2010
Jam : 10.00 wit
Jam : 12.00 wit
1. Menanyakan bagaimana nyeri yang
dirasakan klien, lokasi, penyebaran dan S: pasien mengatakan
waktu datangnya nyeri.  Nyeri berkurang
 Nyeri masih terasa di
pinggang
Hasil:
 Nyeri terasa seperti
ditusu-tusuk
 Klien mengatakan nyeri pada
 Nyeri hilang timbul
punggung, nyeri menyebar sampai
daerah pinggang, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang
timbul.
O:
 Adanya nyeri tekan pada bagian
 Skala nyeri ringan
punggung saat palpasi, skala nyeri
(3-4)
sedang (4-5)
2. Berbincang-bincang dengan klien mengenai
nyeri yang sering dirasakan klien dan
mendengarkan keluhan serta
mempertahankan kontak dengan pasien.

Hasil:
A : Masalah sebagian teratasi
 Klien mengatakan nyeri pada
punggung, nyeri menyebar sampai
daerah pinggang, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang
timbul.
 Adanya nyeri tekan pada bagian P: Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan
punggung saat palpasi, skala nyeri
sedang (4-5)

3. Melakukan masase pada daerah nyeri dengan


menggunaan minyak urut (minya taon)
selama 15 menit

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 27


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

hasil:

 Klien mengatakan senangdan nyaman


nyeri berkurang
 Skala nyeri ringan (3-4)
4. Kolaborasi dengan perawat dalam pemberian
susu anline gold
Hasil :
Klien minum susu anline satu gelas
5. Memberikan health education mengenai
pengertian osteoporosis adalah penyakit
tulang yang mempunyai sifat khas berupa
masa tulang yang rendah, gejalanya berupa
nyeri pada punggung dan postur tubuh
memendek (bungkuk)
Hasil :
 Klien dapat mengulangi sedikit
penjelasan perawat bahwa
osteoporosis adalah penyakit tulang
dan gejalanya terjadi nyeri pada
punggung
NO
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 Hari/ tanggal: Rabu 15 – 12- 2010 Hari/tanggal: Rabu 15 – 12-
2010
Jam : 11.00 wit
Jam : 14.10 wit
1. Mengkaji pola tidur klien sejauh mana
hal-hal yang dapat membuat klien biasa S: pasien mengatakan
tidur dan hal-hal yang mebuat klien tidak  tidur siang sebentar
bisa tidur. dan terbangun
Hasil: karena nyeri di
 Klien mengatakan hal dapat membuat punggung
klien tida bisa tidur bila punggung
sakit dan bisa tidur bila rasa sakit
hilang
O:
2. Memberitahukan kepada penghuni wisma  Tidur siang 1 jam
yang lain agar beristirahat dan tidak  Ada lingkaran hitam
menyalakan televisi di jam istirahat siang di bawah mata

Hasil:

 Oma dan opa yang ada di wisma mau


beristirahat dan tidak menyalakan A : Masalah sebagian teratasi
televisi

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 28


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

3. Memberikan posisi yang nyaman saat tidur


dengan posisi bantal kepala ditinggikan atau
miring kanan P: Intervensi 3 dilanjutkan

Hasil:

 Klien memilih posisi miring kanan

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 29


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

k. Catatan Perkembangan

Nama: Ny P Jenis Kelamin: Perempuan


Umur : 77 Tahun Diagnosa medis: Osteoporosis

No Hari/tgl/jam Diagnosa Keperawatan Perkembangan Keperawatan


1. Kamis, 16 Nyeri berhubungan S: pasien mengatakan
Desember 2010 dengan penekanan pada  Nyeri berkurang
tulang  Nyeri masih terasa di
pinggang
 Nyeri terasa seperti ditusu-
tusuk
 Nyeri hilang timbul

O:
 Skala nyeri ringan (3-4)
A : Masalah nyeri sebagian teratasi

P: Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan

I:

1. Menanyakan bagaimana nyeri yang


dirasakan klien, lokasi, penyebaran
dan waktu datangnya nyeri.
2. Melakukan masase pada daerah
nyeri dengan menggunaan minyak
urut (minya taon) selama 15 menit

E:

 Nyeri berkurang
 Skala nyeri ringan (3-4)

R:-

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 30


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

2 Kamis, 16 Perubahan pola istitahat S :


Desember 2010
dan tidur berhubungan
pasien mengatakan
dengan nyeri
 tidur siang sebentar dan
terbangun karena nyeri di
punggung

O:
 Tidur siang 1 jam
 Ada lingkaran hitam di
bawah mata

A : Masalah sebagian teratasi

P: Intervensi 3 dilanjutkan

I:

Memberikan posisi yang nyaman saat


tidur dengan posisi bantal kepala
ditinggikan atau miring kanan

E:

 Tidur siang 1 jam


 Ada lingkaran hitam di
bawah mata

R:-

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 31


Asuhan Keperawatan Gerontik/Osteoporosis

DAFTAR PUSTAKA

1. Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan),


Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
2. Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa
Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
3. Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih
Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta,
EGC.
4. Price, S.A. R. Wilson CL (1991),
Pathophisiology Clinical Concept of Disease
Process, Alih Bahasa Adji Dharma (1995),
Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit, Jakarta, EGC.
5. Depkes, RI (1995), Penerapan Proses
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes.
6. R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi (1999), Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut,
Jakarta, Balai Penerbit FK Universitas Indonesia.
7. Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI

Akademi Keperawatan Kesdam XVI/Pattimua Ambon Page 32

Você também pode gostar