Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Wuquf di (bukit) Arafah merupakan rangkaian ibadah haji setelah sa’i. Konon pada saat Nabi Adam
as. diturunkan ke bumi, beliau terpisah dengan istrinya yaitu Siti Hawa, kemudian Allah Swt.
mempertemukan mereka kembali di bukit Arafah. Oleh karena itu, ada semacam anggapan bahwa
bukit Arafah adalah bukit jodoh, apabila seseorang berdo’a di bukit tersebut untuk mendapatkan
jodoh, konon dia akan mendapatkan jodoh. Tetapi sesungguhnya itu semua tidak lebih dari sekedar
legenda atau mitos.
Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwa haji itu adalah Arafah, maksudnya adalah bahwa tidak akan
diterima haji seseorang apabila ia meninggalkan wuquf di Arafah. Lalu pertanyaannya adalah apa
yang sesungguhnya menyebabkan wuquf di Arafah sangat penting? Hal itu disebabkan karena ketika
sedang melakukan wuquf, Nabi Muhammad Saw. mendapat wahyu terakhir yang menyatakan bahwa
Allah Swt. telah meridhai Islam sebagai agama umat manusia (QS. 5:3). Selain itu, Nabi juga pernah
menyampaikan khutbatul wada’ (khutbah perpisahan) yaitu khutbah terakhir Nabi sebelum
meninggal -beberapa bulan kemudian.
Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. Segala
sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan ( seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain )
yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. (Sebagai contoh )
hari ini aku nyatakan pembatalan pembunuhan balasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang
terjadi pada masa jahiliyah dahulu.
Transaksi riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga tidak sudah tidak berlaku lagi sejak hari ini.
Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib.
Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak berlaku lagi.
Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya syetan itu telah putus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi
syetan itu masih terus berusaha (untuk menganggu kamu ) dengan cara yang lain . Syetan akan
merasa puas jika kamu sekalian melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu hendaklah kamu
menjaga agama kamu dengan baik.
Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah
menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah
bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut : Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab
adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban.
Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka
(menjadi isteri ) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian
dengan nama Allah.
Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai
kewajiban terhadap diri kamu. Kewajiban mereka terhadap kamu adalah mereka tidak boleh memberi
izin masuk orang yang tidak kamu suka ke dalam rumah kamu. Jika mereka melakukan hal demikian,
maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu
terhadap mereka adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka.
Maka perhatikanlah perkataanku ini, wahai manusia sekalian..sesungguhnya aku telah
menyampaikannya..
Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku
tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah (Al-Quran ) dan
sunnah nabiNya (Al-Hadits ).
Wahai manusia sekalian..dengarkanlah dan ta’atlah kamu kepada pemimpin kamu , walaupun kamu
dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung pesek, selama dia tetap
menjalankan ajaran kitabullah (Al- Quran ) kepada kalian semua.
Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa
yang kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai. Jika
mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma’afkan, maka juallah hamba sahaya
tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.
Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan ? Semua
yang hadir menjawab : Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu,
engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat. Sambil menunjuk ke langit, Nabi
Muhammad kemudian bersabda : ” Ya allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah
saksikanlah pernyatan mereka ini..Ya allah saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah
pernyatan mereka ini ” [Hadits Bukhari dan Muslim].
CATATAN MHC:
Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wassallam mengutarakan secara berulang-ulang di sela-sela
pidatonya kepada lautan manusia yang menyemut di padang Arafah itu. Katanya: ”Ala Falyuballigh
al-Syahidz Minkum al-Ghaib” (Ingat, hendaklah orang yang hadir di antara kamu menyampaikan
”Deklarasi Arafah” ini kepada yang tidak hadir).
Dari penjelasan di atas, penulis melihat bahwa makna wuquf dari dimensi vertikal adalah kembali
sucinya kita di mata Allah Swt., tetapi sucinya diri kita harus selalu disertai dengan makna horizontal
wuquf, yaitu dimana kita harus senantiasa menghargai dan menghormati orang lain dengan cara tidak
menindas, tidak berbuat zhalim, dan tidak mengambil harta orang lain.