Você está na página 1de 6

1

DEVELOPMENT OF CHEMISTRY LEARNING DEVICES BASED ON


READING QUESTIONG AND ANSWERING STRATEGY
MIXED WITH CREATIVE PROBLEM SOLVING

W. Samudera1, S. Hadisaputra2, Wildan3, Gunawan4*


1
Magister Program of Science Education, Universitas Mataram
2
Chemistry Education Study Program, Universitas Mataram
3
Physics Education Study Program, Universitas Mataram
Jalan Majapahit No. 62, Lombok, 83115, Indonesia
*E-mail: samuderawawan@gmail.com, rizal@unram.ac.id,
wildanfkip@unram.ac.id, gunawan@ unram.ac.id

Abstract. This study aims to produce learning devices based on Reading


Questioning and Answering RQA Strategy mixed with Creative Problem Solving
(CPS) on acid-base material to improve students' critical thinking skills. Product
development is based on the 4D model which is limited to 3 stages: define, design
and develop. Berdasarkan penelitian pengembangan tersebut, menunjukkan uji
kelayakan produk perangkat pembelajaran. Persentase kelayakan silabus adalah
80%, persentase kelayakan rencana pelajaran adalah 77%, persentase kelayakan
lembar kerja siswa adalah 82,5%, dan persentase instrumen berpikir kritis adalah
75,5%,. Persentase total semua item produk yang dikembangkan adalah 78,8%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran kimia
berbasi RQA-CPS dikategorikan layak untuk diterapkan.

1. PENDAHULUAN
The 21st century requires a transformation of education as a whole so that
the quality of teachers is built that is able to advance knowledge, training, student
equity, and student achievement [1]. Indonesia faces more severe challenges in the
development of 21st century education, because it is already in the era of
development of the Massive Open Online Courses (MOOCs) [2]
Pendidikan abad 21 menekankan pada kesiapan dalam menghadapi
revolusi industri 4.0 yang menekankan pada “The future of education” [3].
Pendidikan 4.0 menitikberatkan pada empat komponen, salah satunya adalah
memiliki kemampuan critical thingking yang baik dan memiliki kemampuan
problem solving yang baik [4].
Pendidikan tidak hanya mempersiapkan para siswa untuk melanjutkan
studinya pada tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga mampu memecahkan
tantangan dan masalah yang dihadapi para siswa yang membutuhkan pemikiran
2

kritis. Hasil Penelitian menempatkan Indonesia di urutan ke-4 dari bawah di


TIMSS (Tren dalam Matematika Internasional dan Ilmu Pengetahuan) [5]. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa Indonesia hanya menguasai teori-teori dasar
pengetahuan di bidang biologi, kimia, dan fisika pada kognitif rendah tingkat.
Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, guru sains di
Indonesia memiliki tanggung jawab dan perlu mendorong siswa dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Oleh karena itu, instrumen
diperlukan untuk menilai dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa di bidang
sains, khususnya kimia. Pusat Penelitian Kebijakan Pasifik [6] menyatakan bahwa
ada 24 standar yang menjadi fokus penilaian keterampilan siswa, salah satunya
adalah penilaian berpikir kritis.
Beberapa hasil penelitian menunjukakan bahwa penggunaan metode
pembelajaran yang tepat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa dan
berdampak positif pada hasil belajar siswa [7]. Lebih lanjut, penggunaan metode
pengajaran yang tepat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa [8].
Salah satu upaya untuk memfasilitasi perkembangan kemampuan berpikir
kritis, maka perlu dilakukan kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran
berbasis Reading, Questioning, and Answering (RQA) dipadu Creative Problem
Solving (CPS).
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas membaca efektif dan
membuat siswa lebih mudah untuk mendapatkannya informasi detil [9]. Model
pembelajaran RQA lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional [10].
Namun penerapan model ini memiliki kelemahan dalam pelatihan sikap kerjasama
dan kolaborasi siswa. Kelemahan tersebut dapat dikurangi dengan adanya
pengintegrasian dengan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).
Penelitian Hajiyakhchali [11], mengemukakan bahwa penggunaan model
CPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
siswa. Penelitian Robitah [12], bahwa model CPS memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berpikir kritis dan mengorganisasi gagasan secara kreatif. Model CPS
dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan rasional dan sistematis dalam
memecahkan masalah [13]. Model ini juga mendorong untuk memiliki pandangan
3

positif dan tanggung jawab dalam pemecahan masalah yang sesuai dengan gaya
dan orientasi masalah [14].
Pengintegrasian kedua model ini diharapkan mampu mengoptimalkan
pemberdayaan kemampuan berpikir kritis siswa dan melatih kemampuan siswa
dalam bekerjasama, serta meningkatkan kolaborasi antar siswa.. Berdasarkan
penjabaran tersebut, kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan melalui
model RQA dipadu CPS diharapkan dapat memberikan informasi yang
mendukung integrasi kedua model tersebut dalam upaya pemberdayaan
kemampuan berpikir kritis siswa.
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research&
Development / R&D). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan produk
tersebut [15]. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan model
pengembangan 4D yang dibatasi hingga 3 tahap yaitu: Define, Design, Develop,
yang dikembangkan oleh Thigarajan, Semmel, dan Semmel [16]. Penelitian ini
difokuskan pada pengembangan produk berupa perangkat pembelajaran kimia
berbasis RQA dipadu CPS pada materi asam basa.
Data dianalisis menggunakan rumus persentase [17]:
Rentang persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Rentang Persentase dan Kriteria
Percentage Criteria
85 %-100 % Sangat Baik
69 %-84 % Baik
53 %-68 % Cukup
37 %-52 % Kurang
20-36 % Sangat Kurang

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian pengembangan ini perangkat pembelajaran telah
dikembangkan pada konsep asam-basa untuk pembelajaran kimia di sekolah
4

menengah atas. Perangkat pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan prinsip


desain perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis RQA-CPS layak
digunakan karena mampu meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini dimaksudkan
agar siswa tidak bosan mempelajari teori dan konsep. Dengan pembelajaran
berbasis berbasis RQA-CPS, siswa akan lebih banyak dihadapkan pada realitas
lapangan dan menuntut keterlibatan siswa aktif dalam pembelajaran.
Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat
diimplementasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kelayakan
perangkat pembelajaran tersebut. Data uji kelayakan perangkat pembelajaran
berbasis RQA-CPS diperoleh dari hasil pengisian kuesioner. Instrumen ini
diberikan kepada 2 ahli untuk menilai kelayakan produk yang sedang
dikembangkan. Hasil uji kelayakan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Uji Validitas Perangkat Pembelajaran Kimia Berbasi RQA-CPS (Dua


Warna hitam yang berbeda dalam diagram blok menunjukan dua ahli)

Gambar 1 menunjukkan uji kelayakan produk perangkat pembelajaran.


Persentase kelayakan silabus adalah 80%, persentase kelayakan rencana pelajaran
adalah 77%, persentase kelayakan lembar kerja siswa adalah 82,5%, dan
persentase instrumen berpikir kritis adalah 75,5%,. Persentase total semua item
produk yang dikembangkan adalah 78,8%. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa perangkat pembelajaran kimia berbasi RQA-CPS dikategorikan layak
untuk diterapkan.
5

Temuan ini diperkuat oleh hasil penelitian oleh Aisya, Corebima, &
Mahana [18], bahwa pada pembelajaran RQA-CPS terdapat proses berpikir kritis
secara individual kemudian melalui diskusi kelompok baik berpasangan maupun
kelompok besar siswa akan memperoleh suatu pemahaman konsep yang benar.
Selanjutnya pembelajaran RQA-CPS dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis siswa karena model ini merupakan pembelajaran kooperatif yang di
dalamnya terdapat proses scaffolding antara siswa yang dilakukan dengan
kerjasama anatarsiswa untuk menyelesaikan soal atau masalah yang diberikan
oleh guru [19].
Perangkat pembelajaran kimia berbasi RQA-CPS yang telah
dikembangkan juga memiliki beberapa kelemahan. Kekurangan dalam penelitian
ini adalah penelitian ini hanya tiba pada tahap validasi.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian pengembangan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa perangkat pelajaran kimia berbasis RQA dipadu CPS yang dikembangkan
dinilai layak. Dengan demikian bahwa produk yang dikembangkan cocok untuk
digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran materi asam basa.
Penelitian ini akan terus dilanjutkan pada tahap kepraktisan dan keefektifan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
5. ACKNOWLEDGMENTS

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Sbderstrbrm, T., From, J., Lbvqvist, J & Tornquist, A. (2011). From distance
to online education: Educational management in the 21th century. Annual
Conference Dublin.
[2]. Hadiz, & D. Dhakidae. (2017). Social Science and Power in Indonesia (pp.
57-90). Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
[3]. Suradisastra, K. (2006). Agriculture cooperative in Indonesia. Agriculture
Cooperatives in Asia: Innovation and Opportunities in the 21st century.
Seoul: National Agricultural
[4]. Dwiningrum, A, S, I. (2017). Peran Keluarga Dalam Pendidikan Abad Ke-
21. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
[5]. U.S. Department of Education. (2016). Highlights From TIMSS And
TIMSS Advanced. NCES 2017-002.
6

[6]. Pacific Policy Research Center. (2010). 21st century skills for students and
teachers. Honolulu: Kamehameha Schools Research & Evaluation Division
[7]. Ocak, I. (2018). The Relationship between Teacher Candidates’ Views of the
Nature of Science and Their Problem Solving Skills. International Journal
of Instruction, 11(3), 419-432.
[8]. Rahdar, A., Pourghaz, A., & Marziyeh, A. (2018). The Impact of Teaching
Philosophy for Children on Critical Openness and Reflective Skepticism in
Developing Critical Thinking and SelfEfficacy. International Journal of
Instruction, 11(3), 539-556.
[9]. Rosyida, F., & Ghufron, M. A. (2018). Herringbone and Tri Focus Steve
Snyder Technique: The Techniques for Teaching Reading Comprehension
Viewed from Students’ Reading Habit. International Journal of Instruction,
11(3), 603-616
[10]. Corebima, A.D. (2016). Pembelajaran Biologi di Indonesia Bukan untuk
Hidup. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional XIII Pendidikan
Biologi FKIP UNS. Proceeding Biology Education Conference, 13(1), 8-22.
[11]. Hajiyakhchali, A. (2013). The efects of Creative Problem Solving Process
Training on Academic Well-being of Shaid Chamran University Studens.
Near East University, Cyprus. 2 (54): 54.
[12]. Robitah, A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri
dan Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif, Keterampilan Proses Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Kelas X. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
[13]. D’Zurilla, T.J., Nezu, A.M. (2007). Problem-Solving Therapy: A Positive
Approach to Clinical Intervention. Springer, New York.
[14]. D’Zurilla, T.J., Nezu, A.M. (2010). Problem-solving therapy. In: Dobson,
K.S. (Ed.), Handbook of Cognitive-Behavioural Therapies. Guilford Press,
New York, pp. 197–225.
[15] Sugiyono. (2017). Quantitative, Qualitative, and R & D Research Methods.
Bandung: Alfabeta.
[16]. Thiagarajin, S., Semmel, D., & Senmel, M. (1974). Instructional
Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook,
Retrieved 10 March, 2017 from
https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED090725.pdf
[17]. Widoyoko, S. (2009). Learning Program Evaluation. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
[18]. Aisya, Corebima, & Mahana. (2017). Hubungan Antara Pretest Dengan
Posttest Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Pada Pembelajaran
Biologi Kelas X Melalui Model Pembelajaran RQA Dipadu CPS di Kota
Malang. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS)
[19]. Mamu, H. D. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran, Kemampuan
Akademik dan Interaksinya terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Kognitif IPA Biologi. Jurnal Pendidikan Sains, 2 (1): 1-11.

Você também pode gostar