Você está na página 1de 27

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang


dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2001 dan 2004 didapatkan
kenaikan pada jumlah perokok baikdewasa maupun anak-anak di Indonesia.
Dimana kenaikan berarti terjadi pada perokok perempuan (baik dewasa ataupun
remaja) serta anak-anak. Pada tahun 2001 jumlah perokok perempuan dewasa di
Indonesia adalah 1,3 % yang kemudian pada tahun 2004 angka tersebut naik
menjadi 4,5% (naik 3,5x) yang kemudian untuk perempuan remaja (usia 15-19
tahun) pada tahun 2001 sebanyak 0,2% naik menjadi 1,9% pada tahun 2004(naik
9,5x). Untuk perokok anak-anak sendiri (usia 5-9 tahun) pada tahun 2001 sebesar
0,4% naik menjadi 1,8% pada tahun 2004 (naik >4x).

Rokok adalah produk yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan


ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang
69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat
berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida,
sianida, arsen, formalin, nitrosamine dan lain-lain.

Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat


kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada dalam rokok maka dengan
merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut kedalam
tubuh. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain :
kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung
koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi dan lain-lain.

Tetapi walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya dan


menimbulkan banyak penyakit, masih banyak saja orang yang tetap merokok.

1
Salah satu alasannya adalah kandungan nikotin di dalam rokok akan
menimbulkan kecanduan bagi para penghisapnya sehingga apabila mereka tidak
merokok, mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah, berkeringat dingin,
sakit perut. Kemudian ketika mereka merokok kembali dan nikotin telah
menyentuh otak lagi, barulah mereka akan merasa tenang dan berkonsentrasi.

Oleh sebab itu banyak perokok yang akan terus menjadi perokok seumur
hidupnya, walaupun apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk
berhenti, mereka sulit menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Salah
satu hal lain yang turut menjadi keprihatinan adalah jumlah perokok semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa terdapat pertambahan
perokok baru setiap saat yang kemungkinan besar akan terus menjadi perokok
aktif seumur hidupnya yang tentu saja akan membuatnya lebih lama terkena
bahaya rokok dan lebih rentan pula untuk terkena penyakit karena rokok. Perokok
baru tersebut sebagian besar adalah anak-anak dan remaja.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian merokok
2. Apa Bahaya Merokok
3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan merokok

3. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan

keluarga dengan merokok

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bahaya merokok

b. Keluarga dapat merawat anggota keluarganya dari bahaya merokok

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh
karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan.
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan.

2. Kandungan
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000
bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini
setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok
termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di
dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun
serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang
digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan
banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon
monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui
menjadi penyebab kanker (karsinogen)..
Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan
strok. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari
tabiat merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian
sementara strok adalah pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan
oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun
hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari

3
hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman,
saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan
pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari
badan

3. Tipe Perokok

Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi


rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah
bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang
waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah
bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan
selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang
merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3 sub tipe ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan
yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan
perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada
perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa
dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu
beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk
memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan
api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,
cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok

4
bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.
3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah
dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau
tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat
ia menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok


sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena
benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang
tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila
rokok yang terdahulu telah benar-benar habis

4. Bahaya Rokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa
lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung
bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar
perokok yang bukan perokok.

Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200


diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker.
Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu :
 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
 4x menderita kanker esophagus
 2x kanker kandung kemih
 2x serangan jantung

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal
jantung, serta tekanan darah tinggi.

5
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat
yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan.
Semaki n pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara.
Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih
berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan
memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan
rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan
perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik
rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf
hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat
dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam
ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja
merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup
orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
a. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi
sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki
persepsi yang berbeda dalam hal ini.

6
5. Upaya Pencegahan

Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok


penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan
motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan
membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang
datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.

Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan


contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata
program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti
merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-
diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang
digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-
pesan yang disampaikan meliputi:

 Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena
kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan
sendiri.
 Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu
mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.

Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok.


Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu
sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MEROKOK

3.1 TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan pada hari selasa tanggal 12 Februari 2018 . Mahasiswa


STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Pada kunjungan pertama memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan atas
kedatangan pada Keluarga Tn.F. Selain itu juga dilanjutkan kontrak waktu dengan
keluarga mengenai kapan akan dilakukuan pengkajian keluarga.

3.2 TAHAP PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan


proses keperawatan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

A. PENGKAJIAN

1. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 17 - 19 februari 2018 yang

meliputi:

1) Identitas Kepala keluarga


Nama KK : Tn.F
TTL : Banjarmasin, 01 Januari 1976
Alamat : Gambut
Usia : 23 tahun
Pendidikan KK : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang sayur

8
2) Komposisi Keluarga

N Nama L/ Hub. Umur Pendidikan Pekerjaan Keadaan


o P Dgn Kesehatan
Keluarga
1 Tn. F L KK 23 th SMP Pedagang Sehat
sayur
2 Ny. M P Istri 23 th SMP Pedagang Sehat

3 An. F P Anak 4 th - - Sakit

3) Genogram

9
Keterangan :

Kakek An. F (Pasien) Tn. F

Nenek Ny. M

4) Tipe Keluarga
Keluarga Tn.F Merupakan tipe keluarga The Nuclear Family (Keluarga Inti)
yaitu keluarga yang terdiri dari Kepala keluarga, istri dan 1 orang anak kandung.

5) Suku Bangsa

Tn.F menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku banjar. Tn.F dan Ny.M
berkomunikasi dengan Bahasa Banjar baik antara anggota kelurga maupun
dengan tetangga sekitar.

6) Agama

Semua anggota keluarga Tn.F beragama Islam.Mereka Selalu menyempatkan


sholat 5 waktu berjamaah dirumah. Ketika ada anggota keluarganya yang sakit
keluarga selalu mendoakan untuk kesembuhannya.

7) Status sosial ekonomi keluarga


Penghasilan Tn.F Rp.2.000.000,- per bulan yang diperoleh dari hasil
berdagang sayur. Sedangkan Penghasilan Ny. M ±1.000.000,- per bulan dari
hasil usaha sampingan berdagang. Pengeluaran keluarga Tn.F Rp 2.000.000 dan
penghasilan Ny.M hanya di tabung untuk biaya sekolah anaknya kelak.

10
8) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Setiap hari keluarga Tn.F dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan
hiburan biasanya menonton Tv dan jarang untuk jalan-jalan.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan Keluarga Tn.F berada pada tahap keluarga dengan


anak usia balita.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dimana Tn.F belum


bisa membawa anak-anaknya jalan-jalan dikarenakan kesibukan berdagang sayur
keliling.

3) Riwayat kesehatan Keluarga saat ini

Saat ini keluarga Tn.F tidak menderita sakit.Penyakit yang sering diderita
oleh keluarga Tn.F batuk dan pileks. Tidak terdapat penyakit menular dan tidak
mempunyai penyakit menurun. Tidak ada anggota keluarga yang cacat. Ketika
sakit keluarga Tn.F langsung membawa ke Puskesmas.Anak Tn.F memiliki
masalah kesehatan yaitu kejang demam.

4) Riwayat keluarga sebelumnya


An. F pernah menderita penyakit kejang demam dan di bawa ke puskesmas
terdekat.

11
III. DATA LINGKUNGAN

1) Karakteristik Rumah

Luas tanah : 70 m2
Luas Rumah : 6m x 6m

Tipe Rumah Tn. F adalah permanent, dengan status rumah milik pribadi.
Rumah Tn.F menggunakan atap seng, dan menggunkan lantai papan. Memiliki
beberapa ruang yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1
kamar mandi dan WC dengan jenis jamban leher angsa, kondisinya terurus. Ada 7
jendela tetapi jarang dibuka,tidak banyak memiliki ventilasi rumah, cahaya yang
cukup. Peletakan perabot rumah tangga kurang rapi.Jarak antara septictank dan
sumber air lebih dari 5 m. Sumber air minum yang digunakan adalah air mineral
galon.

TERAS

KAMAR 1

RUANG KAMAR 2
TAMU

KAMAR
DAPUR MANDI
&WC

12
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya

Tetangga klien yang di sekitar rumah ramah-ramah., Jarak rumah satu dengan
yang lain dekat.Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan pengajian,
yasinan setiap rabu sore.

3) Mobilitas geografis keluarga

Sejak Tn.F menikah dengan istrinya Ny.R mereka tinggal di gambut dan tidak
berpindah pindah.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Tn.F menjalin hubungan dengan baik dengan keluarga dan masyarakat di
sekitar. An. F juga suka bersosialisasi dengan masyarakat dan teman sebayanya.

IV. STRUKTUR KELUARGA

1) Struktur Peran
a. Tn.F berperan sebagai kepala keluarga, suami dan bapak
b. Ny. M berperan sebagai Istri dan ibu
c. An. F berperan sebagai anak

2) Nilai dan Norma keluarga


Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga tidak ada yang bertentangan dengan
kesehatan. Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting.
Tn.F mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan .Namun keluarga
Tn.F tidak melakukan gosok gigi sebelum tidur.

3) Pola Komunitas Keluarga


Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa banjar.

13
4) Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.F selalu memberi nasehat kepada anaknya bagaimana cara menjaga
hubungan baik dengan keluarganya dan orang lain dan bagaimana cara menyikapi
masalah dengan baik.

V. FUNGSI KELUARGA

1) Fungsi Ekonomi
Tn.F mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari uang buruh
berdagang sayur. Tn.F mempunyai dana khusus untuk pengobatan dan
menyediakan dana untuk keperluan mendadak.

2) Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn.F dan anaknya terjalin dengan sangat baik,saling bahu membahu,
dan saling ketergantungan .

3) Fungsi Perawatan atau Pemeliharaan Kesehatan


a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn.F mengatakan belum mengetahui tentang
penanganan kejang demam.
b. Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan kejang demam yang terjadi pada An. F
adalah faktor suhu tubuh yang tiba-tiba meningkat dan kelelahan.

c. Kemampuan merawat anggota kelurga yang sakit.


Keluarga Tn.F mengatakan tidak begitu banyak tahu tentang
penyakit keluarganya jika menurut keluarga penyakit tidak bisa diatasi
sendiri maka segera membawa keluarganya yangt sakit kepuskesmas.

d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang


sehat.

14
Keluarga mengatakan pembuangan sampah diambil oleh petugas

4) Fungsi Reproduksi
Ny. M saat ini tidak menggunakan KB

5) Fungsi Afektif
Keluarga Tn.F mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat
saling terbuka dalam menyampaikan pendapat.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek


Keluarga merasa cemas dan khawatir tentang keadaan An.F yang
mengalami kejang demam sewaktu-waktu.

2. Stressor jangka panjang

Keluarga merasa cemas dan takut akan ada timbulnya penyakit yang lebih
parah pada An.F

3. Respons keluarga terhadap stressor


Jika ada masalah keluarga berupaya mencari jalan keluarnya dengan
munyawarah.Keluarga meyakini setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

4. Strategi koping

Keluarga Tn.F biasanya melakukan musyawarah dalam menghadapi


masalah dan menyerahkan kepada Allah SWT.

5. Strategi adaptasi disfungsional

Tn.F menganggap semua orang pasti punya masalah dan itu hal yang
lazim.Dan pasti ada jalan keluarnya.

15
VII. PEMERIKSAAN KESEHATAN TIAP INDIVIDU ANGGOTA
KELUARGA

PEMERIKSAAN Tn. F Ny. M An. F


FISIK

TTV
KEPALA
BB DAN TB
MATA
HIDUNG
MULUT
LEHER
DADA
ABDOMEN
GENITAL
KAKI

16
1) Tn.F(Kepala Keluarga)
a. Tekanan Darah : 120/90 mmHg
b. Berat Badan : 60 Kg
c. Tinggi Badan : 162 cm
d. Nadi : 80x/menit
e. RR : 20x/menit
f.Suhu Tubuh : 36.5 ⁰C
g. Keadaan fisik tidak menunjukkan kelainan.
2). Ny.M(istri)
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Berat Badan : 52 Kg
c. Tinggi Badan : 153 cm
d. Nadi : 70x/menit
e. RR : 20x/menit
f.Suhu Tubuh : 37.0 ⁰C
g. Keadaan fisik tidak menunjukkan kelainan.
3). An. F (anak)
a. Berat badan :
b. Tinggi darah :
c. Nadi :
d. RR :
e. Suhu tubu :

17
VIII. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap dengan kedatangannya mahasiswa berkunjung dirumah
keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarganya. Dengan demikian
keluarga berharap kondisinya sehat lahir batin.Mereka juga berharap banyak
mendapat pengetahuan tentang berbagai macam jenis penyakit dan cara
perawatannya

IX. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN

A. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab

1. DS : Ketidaksanggupan Perilaku hidup


mengenal masalah tidak sehat
 Ny.R
kesehatan
mengatakan bahwa
suaminya adalah
seorang perokok
aktif.
 keluarga
tidak mengetahui
bahaya perokok
pasif.
DO :

 bibir
hitam, gigi
kekuningan.
 Pasien
merokok didepan
keluarganya

18
2. DS : Tn.F Ketidakefektipan jalan ketidakmampuan
kadang mengeluh nafas keluarga
sakit dada memodifikasi
lingkungan
DO : rumah
keluarga Tn.F tidak
banyak memiliki
ventilasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga Tn.F


berhubungan dengan Perilaku hidup tidak sehat.
2. Ketidakefektipan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan

C. PRIORITAS MASALAH

1. Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga Tn.F b/d Perilaku


hidup tidak sehat.
No. KRITERIA SKORE
(Skor x Bobot
/ nilai
tertinggi)
1. Sifat masalah (bobot 1)
Skala : 2x 1/ 3 = 2/3
3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera

19
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
(bobot 2) 1x2/2=1
Skala :
2 : Mudah
1 : Sedang
0 : Tidak dapat

3. Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1) 2 x 1 / 3 = 2/3


Skala :
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
4. Menonjolnya masalah (Bobot 1)
Skala : 2x1/2= 1
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : Tidak dirasakan
Total 2 4/6

2. Ketidakefektipan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


memodifikasi lingkungan

SKORE
No. KRITERIA (Skor x Bobot /
nilai tertinggi)
1. Sifat masalah (bobot 1)
Skala :
3 : Aktual 3x1/3=1
2 : Resiko
1 : Sejahtera

20
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
(bobot 2)
Skala :
2 : Mudah 1x2/2=1
1 : Sedang
0 : Tidak dapat

3. Potensial masalah untuk dicegah (bobot


1)
Skala : 3x1/3=1
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
4. Menonjolnya masalah (Bobot 1)
Skala :
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : Tidak dirasakan 1x1/2=½
Total 3 1/6

C. INTERVENSI

1. Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga Tn.F b/d Perilaku


hidup tidak sehat.
No. Tujuan Kriteria Standar Hasil Intervensi
Khusus
1. Setelah Verbal Keluarga dapat : 1. Kaji gaya hidup klien
dilakukan pengetah 1. Menjelaskan 2. Berikan edukasi
pertemuan uan bahaya mengenai
selama mengenai a. Pengertian

21
1x30 rokok dengan merokok
menit, benar. b. Kandungan rokok
klien 2. Menyebutkan c. Akibat merokok
dapat mengenai zat d. Upaya berhenti
mengenal berbahaya mengkonsomsi
masalah yang rokok
kesehatan terkandung
yang dalam rokok. 3. Berikan informasi
dialami 3. Menyebutkan mengenai zat zat
cara untuk berbahaya yang
mengurangi terkandung dalam rokok
kosumsi 4. Bantu pasien untuk
rokok secara mengurangi konsumsi
tertahap rokok secara bertahap
4. Bersedia 5. Anjurkan pasien
Mengganti mengganti kebiasaaan
kebiasaan merokok dengan
merokok mengkonsumsi permen
dengan
mengkosums
i permen

2. Ketidakefektipan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


memodifikasi lingkungan

No. Tujuan Kriteria Standar Hasil Intervensi


Khusus
1. Setelah Verbal Keluarga dapat : 1. lakukan kontrak waktu
dilakukan pengetah 1. Menjelaskan dengan keluarga
pertemuan uan bagaimana 2. kaji gaya hidup klien

22
selama lingkungan yang 3. Ajarkan keluarga untuk
1x30 baik selalu membersihkan
menit, 2. Menjelaskan lingkungan rumah baik yang
diharapka bagaimana didalam maupun diluar
n keluarga kebersihan rumah
dapat makanan 4. Anjurkan Tn.F untuk tidak
mengenal merokok didalam rumah
masalah 5. Anjurkan keluarga untuk
yang selalu menjaga kebersihan
terjadi di makanan
keluarga

D. IMPLEMENTASI

Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga Tn.F b/d Perilaku hidup


tidak sehat.

No. Hari-Tanggal Pukul Imlementasi


1. Selasa 23 Mei 10.00 1. Melakukan kontrak dengan
2016 keluarga.
2. Mengkaji masalah
pasien(merokok)
3. Memberikan informasi tentang
a. Pengertian merokok
b. Kandungan rokok
c. Akibat merokok
d. Upaya berhenti
mengkonsomsi rokok
4. Memberikan kesempatan
keluarga untuk menanyakan
penjelasan yang telah di

23
berikan selama diskusi
5. Member pujian terhadap
kemampuan memahami materi
yang diberikan
6. Memberiksn penjelasan ualang
bila ada materi yangbelum di
pahami

Ketidakefektipan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


memodifikasi lingkungan

No. Hari-Tanggal Pukul Imlementasi


1. Kamis 25 Mei 10.00 1. Melakukan kontrak dengan
2016 keluarga.
2. Mengkaji masalah pasien
(modifikasi lingkungan)
3. Memberikan informasi tentang
memelihara dan menciptakan
lingkungan yang sehat
4. Memberikan kesempatan
keluarga untuk menanyakan
penjelasan yang telah di
berikan selama diskusi
5. Memberi pujian terhadap
kemampuan memahami materi
yang diberikan
6.Memberikan penjelasan
ulang bila ada materi yang
belum di pahami

24
E. EVALUASI

1. Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga Tn.F b/d


Perilaku hidup tidak sehat.

No. Hari-Tanggal Pukul Evaluasi


1. Selasa, 23 Mei 12.00 S : klien mengatakan sudah
2016 memahami bahaya rokok dan akan
mulai mengurangi konsumsi rokok.

O : klien dapat menjawab pertanyaan


yang di berikan.

A : Masalah sudah teratasi sebagian.

P : pertahankan kondisi.

2. Ketidakefektipan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


memodifikasi lingkungan

No. Hari-Tanggal Pukul Evaluasi


1. Kamis 25 Mei 12.00 S : klien mengatakan sudah
2016 memahami tentang cara memelihara

25
dan menciptakan lingkungan yang
sehat.

O : klien dapat menjawab pertanyaan


yang di berikan.

A : Masalah sudah teratasi sebagian.

P : pertahankan kondisi.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa
lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung
bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar
perokok yang bukan perokok.

Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200


diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker.
Keluarga Tn.F dapat menjelaskan bahaya mengenai rokok dengan benar. Dan
menyebutkan mengenai zat berbahaya yang terkandung dalam rokok serta cara
untuk mengurangi kosumsi rokok secara tertahap. Dan bersedia Mengganti
kebiasaan merokok dengan mengkosumsi permen.

2. Saran

26
1. Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena
kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan
sendiri.
2. Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu
mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
3. Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok.
Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
4. Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka
pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja
oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal:
orangtua)

DAFTAR PUSTAKA

Himikastikesmadani.blogspot.com/2012/12/contoh-asuhan-keperawatan-
keluarga-html?m=1

Ringkasan Diagnosa Nanda, Noc, dan Nic

27

Você também pode gostar