Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MODUL 08
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pengendalian Pengawasan Pada Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan Pengendalian
Pengawasan Pekerjaan Konstruksi. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang PUPR.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Diklat, sehingga modul ini dapat disajikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang PUPR.
DAFTAR ISI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 8 PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Persyaratan
Metode
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vii
MODUL 8 PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/ atau bahan
ajar.
viii PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 8 PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
f) Evaluasi
e) Materi Pokok 5: Pelaksanaan Pekerjaan Jasa konsultan Supervisi/
Pengawas
a) Penelitian Personil & Peralatan
b) Perubahan dan Penggantian Personil & Peralatan
c) Pembayaran Uang Muka
d) Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan & Pelaporan
e) Pembayaran Prestasi Fisik Pekerjaan
f) Pengendalian Kegiatan, Personil & Kualitas Pekerjaan
g) Kegiatan Pokok Konsultan Pengawas dan Konsultan Konstruksi
h) Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
i) Latihan
j) Rangkuman
k) Evaluasi
BAB II
KEGIATAN AWAL PELAKSANAAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan awal
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
2.4 Latihan
2.5 Rangkuman
2.6 Evaluasi
a. 2 kategori
b. 4 kategori
c. 5 kategori
d. 6 kategori
2. Upaya pembersihan lahan dapat dilakukan dengan cara?
a. Site clearing
b. Stripping
c. Grubbing
d. Semua benar
3. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan awal konstruksi adalah?
a. Pembersihan Lapangan
b. Setting Out
c. Pasang Bouwplank & Profil Bangunan
d. Pelaporan
BAB III
ADMINISTRASI LAPANGAN
konsultan pengawas.
3) Laporan Triwulan:
(a) Merupakan evaluasi 3 bulanan yang dibuat oleh konsultan
pengawas terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik yang
dilakukan oleh kontraktor.
(b) Berbagai kekurangan pelaksanaan pekerjaan yang terjadi
selama 3 bulan dievaluasi, menyangkut aspek teknis maupun
administratif.
(c) Jika konsultan dapat menyajikan evaluasi 3 bulanan secara
tajam, maka quarterly report ini akan merupakan masukan
manajemen bagi PA/ KPA/ PPK untuk mengambil langkah-
langkah preventif bagi kemungkinan kegagalan pelaksanaan
pekerjaan.
(d) Fokus evaluasi tidaklah semata-mata dari aspek teknis akan
tetapi juga dari aspek administratif sehingga dapat diperoleh
masukan yang adil, apakah masing-masing pihak sudah
melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan
dokumen kontrak.
4) Laporan Akhir:
(a) Final Report adalah laporan akhir yang disiapkan baik oleh
kontraktor maupun konsultan pengawas, merupakan laporan
lengkap yang menggambarkan resume seluruh rangkaian
pelaksanaan pekerjaan yang direkam setiap bulan, berisi data-
data penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, sebagai berikut:
(1) Kronologi pelaksanaan pekerjaan:
• Peta lokasi pekerjaan,
• Data pekerjaan,
• Status Review Design/ Technical Justification,
• Status Change Order dan Addendum Kontrak,
• Monitoring kemajuan pekerjaan bulanan (dari sejak
bulan ke-1 s/ d bulan terakhir pelaksanaan pekerjaan
– PHO),
• Rekaman Financial Progress Schedule – S Curve,
menggambarkan angka dan grafik rencana dan
3.4 Latihan
3.5 Rangkuman
3.6 Evaluasi
BAB IV
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan pengen-
dalian pelaksanaan pekerjaan.
Berhubungan Internal
Berhubungan Eksternal PA/ KPA/
No PA/ KPA/ PPK dan Catatan
PPK atau Konsultan dan lain-lain
Kontraktor Pelaksana
1 Menindak lanjuti B.A. klausul Konsolidasi dan koordinasi 1.Setiap perusahaan
dari dokumen preaward meeting. bersama staf pekerjaan untuk dan setiap pekerjaan
menindak lanjuti & mempunyai aktivitas
2 Melaksanakan/ mengikuti pre- menyelesaikan pek. dan dan prosedur khusus
construction meeting. dokumen a.l.: yang mungkin
1.Kontrol dan review schedule berbeda sehingga
3 Melaksanakan/ mengikuti pekerjaan termasuk CPM. kegiatan-kegiatan
construction meeting dan 2.Buat schedule detail lain yang harus
coordination meeting dan pekerjaan bulanan dilakukan manajer
melakukan hubungan dan (mingguan) lapanganakan
pertemuan informal lainnya 3.Dokumen detail metode sangat bervariasi
dalam rangka marketing dan pelaksanaan pekerjaan dan sangat
kelancaran operasional 4.Evaluasi dan control banyak. Bahkan
pelaksanaan pekerjaan. operasional pelaksanaan untuk kegiatan-
pekerjaan. kegiatan tertentu
4 Melaksanakan fungsi adminis- 5.Evaluasi dan control mutu karena beberapa
trasi untuk: operasional dan hasil alasan maka harus
1. Laporan kemajuan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ditugaskan atau
(laporan progress fisik) bulanan terhadap rencana mutu bahkan
dan mingguan. proyek dan prosedur didelegasikan
2. Proposal pekerjaan kepada pekerjaan. kepada staf atau
PA/ KPA/ PPK 6.Menindak lanjuti orang lain yang
- Metode pelaksanaan permasalahan proyek pantas dan
- Shop drawing termasuk keluhan pelanggan memenuhi syarat
- Sampel material (owner dan konsultan) dalam
- Re design/ alternative dengan penyelesaian terbaik kemampuannya.
- As built drawing dan cepat.
- Dokumen proyek dll 7.Menindak lanjuti proses
3. Dokumen tagihan perusahaan dokumen amandemen
(progress billing document) kontrak dan tagihan progress
yang telah dibuat bersama
5 Site inspection atau controlling owner.
bersama owner & konsultan atau 8.Membuat laporan bulanan
bersama staf proyek. dan laporan keuangan proyek
dan laporan lain sesuai
6 Seleksi, evaluasi dan negosiasi prosedur perusahaan.
terhadap sub kontraktor, supplier, 9.Melakukan rapat/ pertemuan
mandor borong dibantu staff koordinasi kerja proyek untuk
terkait. mendapatkan penyelesaian
pekerjaan yang efisien dan
Melaksanakan fungsi memenuhi sasaran pekerjaan
7 representative agen pemimpin Melakukan fungsi PPK dan
proyek untuk kepentingan fungsi perwakilan perusahaan
perusahaan terhadap instansi thd seluruh kepentingan
lainnya guna keberhasilan proyek perusahaan utk tujuan
yang bersangkutan dan proyek- internal.
proyek mendatang.
Jadi rapat konstruksi dan rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama tim
manajemen proyek bersifat formal/ resmi, namun pelaksanaannya kadang
bersifat tidak resmi. Waktu pelaksanaan rapat biasanya ditentukan oleh
Kasatker/ PPK atau konsultan manajemen konstruksi.
Kriteria Keterlambatan
Periode Rencana Fisik Keterangan
Wajar Terlambat Kritis
Apabila sampai
I 0 - 70% 0 - 10% >10% - 25% > 25% dengan Show Cause
Meeting Tingkat
II > 70% - < 100% 0 -10% >10% - 15% > 15% Eselon I kontraktor
gagal, maka dapat
diusulkan:
III 100% - - - 1. Three Parties
agreement
2. Pemutusan kontrak
(d) Penyedia Jasa gagal pada uji coba ketiga dalam melaksanakan
SCM.
(e) Penyedia Jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan
pelaksanaan, sebagaimana dirinci dalam Surat Pemberitahuan
Penangguhan Pembayaran, sesuai ketentuan dalam Dokumen
Kontrak.
(f) Penyedia Jasa tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaan
atauPenyedia jasa berada dalam keadaan pailit/ bangkrut;
(g) Penyedia jasa selama masa kontrak gagal memperbaiki cacat
mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
(h) Penyedia Jasa dan/ atau Pengguna Jasa gagal mematuhi
keputusan akhir penyelesaian perselisihan.
(i) Sebagai akibat keadaan kahar, Penyedia Jasa tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Dokumen
Kontrak.
(j) Penyedia jasa tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan
Pelaksanaan;
(k) Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah
melampaui besarnya Jaminan Pelaksanaan. Denda
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
Penyedia jasa sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak dan PPK menilai bahwa Penyedia jasa tidak akan
sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
(l) Pengawas Pekerjaan memerintahkan Penyedia jasa untuk
menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah
tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;
(m) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana
tercantum dalam SSKK;
(n) Penyedia jasa terbuktimelakukanKKN, kecurangan dan/ atau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh
instansi yang berwenang;
(o) Penyedia Jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar
kepada Pengguna Jasa dan pernyataan tersebut berpengaruh
4.3.5 Arbitrase
4.3.6 Rescheduling
kurva “S” harus diusahakan tetap sejajar dengan kurva “S” pada jadwal
asli yang telah disepakati di dalam kontrak dan sebagai akibatnya
kontraktor harus mengejar keterlambatan progres fisik pada bulan yang
diijinkannya perpanjangan waktu pelaksanaan.
5) Revisi Financial Progress Schedule – S Curve harus dibuat sejajar
dengan original S Curve yang telah disepakati di dalam kontrak, dimulai
dari titik rencana progress yang seharusnya dapat dicapai akibat dari
persetujuan perpanjangan waktu. Posisi titik rencana progress ini akan
lebih tinggi dari actual progress yang telah dicapai oleh kontraktor,
sehingga dengan demikian kontraktor tetap harus melakukan upaya-
upaya khusus untuk mencapai progress yang dikehendaki dalam revisi
jadwal pelaksanaan.
6) Untuk kontrak tahunan, perpanjangan waktu termasuk masa
pemeliharaan terbatas sampai dengan akhir tahun anggaran, sehingga
mengakibatkan sasaran dan nilai kontrak dapat berkurang.
b) Cara Perbaikan Jadwal (Revised Schedule) – S Curve:
1) Perbaikan jadwal perlu dilakukan berkaitan dengan keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan yang berakibat perpanjangan waktu kontrak.
2) Hal ini bisa terjadi dalam kondisi penanganan kontrak kritis dengan
menggunakan mekanisme rapat pembuktian (SCM=Show Cause
Meeting).
3) Hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu dan merevisi
Financial Progress Schedul – S Curve.
4) Berikut ini adalah contoh Revised Schedule sebagai akibat dari
perpanjangan waktu kontrak.
Catatan:
Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para
Pihak, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak menjadi
tidak dapat terpenuhi.
a) Yang digolongkan keadaan kahar, adalah:
1) Peperangan
2) Kerusuhan
3) Revolusi
4) Bencana alam, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor,
wabah penyakit, dan angin topan.
5) Pemogokkan
6) Kebakaran
7) Gangguan Industri lainnya
b) Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan dan
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para Pihak.
c) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena
terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi.
d) Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar, dan
yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, ditentukan
berdasarkan kesepakatan para Pihak.
e) Bila terjadi keadaan kahar, maka Penyedia Jasa memberitahukan
kepada Pengguna Jasa selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat
belas) hari setelah terjadinya keadaan kahar.
f) Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Pengguna Jasa bahwa keadaan telah kembali
normal dan kegiatan dapat dilanjutkan.
kompensasi.
(d) Contoh penyedia jasa menyelesaikan pembangunan jembatan
pada tahun 1997 dan pembayaran baru diselesaikan akhir tahun
1998, sehingga penyedia jasa mengajukan permintaan ganti rugi
akibat pembayaran bunga bank dan kerugian lainnya yang
memenuhi ketentuan.
2) Klaim Pengguna Jasa untuk Perbaikan Cacat Mutu:
(a) Penyedia jasa bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.
(b) Segera setelah ditemukan Cacat Mutu selama masa
pelaksanaan dan masa pemeliharaan tersebut, PPK atau
Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat
Mutu kepada Penyedia jasa.
(c) Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, Penyedia jasa
berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan.
(d) Jika Penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang telah ditentukan dalam pemberitahuan, maka PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan, berhak untuk
secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh
PPK melakukan perbaikan cacat mutu tersebut.
(e) Segera setelah menerima permintaan penggantian biaya/ klaim
dari PPK secara tertulis, maka Penyedia jasa berkewajiban
untuk mengganti biaya perbaikan cacat mutu tersebut.
(f) PPK dapat memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan Penyedia jasa yang jatuh tempo (jika
ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang Penyedia jasa kepada PPK yang
telah jatuh tempo.
(g) PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap
keterlambatan pembayaran/ perbaikan Cacat Mutu, dan
memasukkan Penyedia jasa dalam daftar hitam.
3) Cacat Mutu:
(a) Pengendalian mutu wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa, selama
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Dokumen
Kontrak (spesifikasi teknis). Ada tiga tahap pengendalian mutu,
yaitu:
(1) Pengendalian mutu bahan baku (tanah, pasir, batu, semen,
aspal, dll)
(2) Pengendalian mutu bahan olahan (campuran beton,
campuran aspal, dll)
(3) Pengendalian mutu pekerjaan terpasang (timbunan tanah,
pondasi beton, lapisan hotmix, dll)
(b) Direksi Teknis, wajib memeriksa mutu hasil pekerjaan dan
memberitahu Penyedia Jasa, bila terdapat cacat mutu dalam
pekerjaan. Direksi Teknis dapat memerintahkan Penyedia Jasa
untuk menguji hasil pekerjaan yang dianggap terdapat cacat
mutu.
(c) Apabila Direksi Teknis memerintahkan Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pengujian dan ternyata hasil pengujian
memperlihatkan adanya cacat mutu, maka biaya pengujian dan
perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Apabila dari
hasil pengujian tidak ditemukan cacat mutu, maka biaya
pengujian dan perbaikan menjadi tanggung jawab Pengguna
Jasa.
(d) Setiap kali pemberitahuan cacat mutu oleh Direksi Teknis,
Penyedia Jasa harus memperbaiki dalam waktu sesuai yang
tercantum dalam surat pemberitahuan tersebut. Apabila
Penyedia Jasa tidak memperbaiki dalam waktu yang telah
ditentukan, maka Direksi Pekerjaan dapat meminta Pihak Ketiga
untuk memperbaiki cacat mutu tersebut dengan biaya
dibebankan kepada Penyedia Jasa.
(e) Cacat mutu, harus diperbaiki sebelum penyerahan pertama
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan. Penyerahan pertama
pekerjaan dan masa pemeliharaan dapat diperpanjang sampai
cacat mutu selesai diperbaiki.
4.4 Latihan
4.5 Rangkuman
4.6 Evaluasi
BAB V
MANAJEMEN PELAKSANAAN KONTRAK
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan
manajemen pelaksanaan kontrak.
Pengguna Jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran. Jika didalam dokumen kontrak terdapat
klausul mengenai eskalasi (de-eskalasi), maka Engineer, Engineer's
Representative atau kontraktor perlu memberikan perhatian terhadap masalah
berikut ini:
E = Q x UPO x (K-1)
K = O + L x (Ln/ Lo) + M x (Mn/ Mo) + F x (Fn/ Fo) + E x (En/ Eo) + T x (Tn/ To)
Dimana:
E = Nilai eskalasi harga atau de-eskalasi harga (price adjustment)
Q = Kuantitas pekerjaan pada item pekerjaan mendapat eskalasi
UPO = Harga Satuan Kontrak Asal (Original Unit Price Contract)
K = Faktor Eskalasi Harga
D
iUPO = Nilai Harga Satuan Kontrak Semula
mUPN = Nilai Harga Satuan Kontrak Tereskalasi
aEO = Kurs pada saat 30 hari sebelum pembukaan penawaran
n
aET = Kurs pada saat bulan perhitungan eskalasi untuk bagian mata
: uang asing.
5.4 Latihan
5.5 Rangkuman
5.6 Evaluasi
BAB VI
PELAKSANAAN JASA KONSULTAN SUPERVISI/
PENGAWAS
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan pelak-
sanaan pekerjaan jasa konsultan supervisi/ pengawas.
kondisi dan situasi yang ada, dibuat dalam berita acara dan dilaporkan ke
atasan langsung.
6.9 Latihan
6.10 Rangkuman
6.11 Evaluasi
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Permen. PU No. 04/ PRT/ M/ 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM)
Kementerian PU.
Permen. PU No. 09/ PRT/ M/ 2013 tentang Persyaratan Kompetensi untuk Sub
Kualifikasi Tenaga Ahli dan Tenaga Trampil Bidang Jasa Konstruksi.
Permen. PUPR. No. 15/ PRT/ M/ 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PUPR.
Balai Diklat. PU. Wilayah II, 2005, Diklat Pengawasan Lapangan, Pusdiklat
Sekretariat Jenderal, Kementerian PU, Oktober 2005.
Pusdiklat, 2010, Pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Bidang Sumber Daya
Air, Sekretariat Jenderal, Kementerian PU, Oktober 2010.
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
2. B
3. A