Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang


merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan penyelamatan
kehidupan, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari
bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “menyusu satu jam pertama
kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan
sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan
program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua
tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta,maupun masyarakat dapat
mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut,
sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas. (
Anik Maryunani,2012 )

Air susu ibu ( ASI ) sangatlah penting untuk perkembangan, kesehatan


dan imunitas bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI dini merupakan komponen
penting dalam kelangsungan hidup bayi. ASI yang diproduksi selama hari-hari
pertama kelahiran, mengandung kolostrum yang dapat melindungi bayi dari
penyakit. Oleh karena itu, kebijakan internasional menekankan pelaksanaan
Inisiasi menyusui Dini (IMD) dalam satu jam waktu kelahiran dan menekankan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan. Pemberian ASI
juga dimasukan dalam program yang direkomendasikan untuk mengurangi
kematian neonatal oleh Lancet neonatal survive series.2
Berdasarkan buku tahunan statistic ASEAN (Association of South East
Asian Nations), Brunei Darusallam, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand
tergolomg AKB yang rendah, yaitu dibawah 20 per 1000 kelahiran hidup,
sedangkan Indonesia , AKB-nya yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini
masih dibawa Negara Filipina, yang AKB-nya adalah 26 per 1000 kelahiran
hidup. Terkait program Millenium Development Goals ( MDGs ) 2015, Indonesia
menargetkan mampu menurunkan angka kematian bayi menjadi 23/1000
kelahiran hidup. (Prasetyawaty,2012)
Menyusu pada satu jam pertama kehidupan dikenal dengan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD). IMD merupakan salah satu program pemerintah dalam
menurunkan AKB terkait target pencapaian MDGs 2015. IMD dimulai dengan
adanya kontak kulit antara ibu dan bayi yang baru lahir kemudian dilanjutkan
dengan pemberian ASI secara esklusif dan sebagai bagian manajemen laktasi.
Meurut data riskesdes 2013, presentase proses mulai menyusu pada anak 0-23
bulan di Indonesia kurang dari satu jam ( < 1 jam ) setelah bayi lahir masih
sangat rendah yaitu 29,3%. ( Anonimous,2013)
Inisiasi menyusui dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program
yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Program ini memang popular di
Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Menyusu dan bukan menyusui
merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi’, tetapi’ bayi
yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan
dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan
memebiarkan bayi ini merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk
menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan,
hanya dikeringkan kecuali tanganya. Proses ini harus berlangsung skin to skin
antara bayi dan ibu. Dari banyak penelitian, IMD ternyata memiliki banyak
manfaat. Salah satunya menyelamatkan hidup 1 juta bayi. Meskipun IMD telah
diketahui banyak manfaatnya, namun pelaksanaan ‘Inisiasi menyusu dini (IMD)’
ternyata tidak mudah dilakukan. Dari data yang ada, hanya sekitar 14 persen
saja ibu melahirkan yang berhasil memberikan air susu ibunya (ASI) untuk buah
hatinya. Padahal ASI sejak dini sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang anak.
Meski memiliki kandungan yang baik dan ibu sangat menjaga kandungannya
yang baik dan ibu sangat menjaga kandungannya sebelum melahirkan, banyak
ibu yang mengeluhkan tidak keluar susu ASI usai melahirkan. Apalagi bila
kondisi ibu masih stress dan tidak segera didukung oleh lingkungannya.
Minimnya jumlah ibu yang berhasil menyusui bayinya dengan ASI juga
disebabkan minimnya pengetahuan. Banyak ibu yang tidak mendapatkan
informasi atau tidak tahu yang harus dilakukan saat pertama bayi lahir. Apalagi
bila pihak rumah sakit tidak mendukung dengan mengkondisikan ibu dalam
melakukan inisiasi menyusu dini. Untuk itu dalam penelitian kali ini, akan dibahas
tentang berbagai hal tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Dengan tujuan semua
pihak mengetahui akan pentingnya IMD dan pelaksanaanya dapat berjalan
lancar. Hal ini dalam upaya memperlancar keluarnya susu ASI, ibu yang baru
melahirkan. Agar IMD berhasil maka harus dilatihkan dan membutuhkan
perlekatan alami antara bayi dengan ibunya. (Anik maryunani,2012)

B. Rumusan masalah
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan hubungan keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan keberhasilan menyusui pertama kali pada
primipara

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum
Mengidentifikasi tingkat keberhasilan IMD dengan keberhasilan menyusui
pertama kali pada primipara
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui hubungan keberhasilan inisiasi menyusu dini (IMD)
dengan keberhasilan menyusui pertama kali pada primipara

D. Manfaat penelitian
1. Bagi petugas pelayanan
Sebagai sumbangsih pemikiran bagi petugas kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dalam hal inisiasi menyusui dini.
2. Bagi institusi pendididkan
Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan bagi para
pembaca khususnya bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Makassar
tentang inisiasi menyusui dini.
3. Bagi peneliti
a. Menjadi pengalaman nyata bagi peneliti dan mengetahui lebih dalam
tentang Inisiasi Menyusui Dini.
b. Merupakan bahan pembelajaran, sumber pengetahuan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi peneliti terutama dalam Inisiasi
Menyusui Dini

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tentang Inisiasi Menyusu Dini

1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini ( IMD )


Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera
setelah lahir. Pada satu jam pertama bayi harus disusukan pada
ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu
atau membiasakan menghisap putting susu dan mempersiapkan ibu
untuk mulai memproduksi ASI kolostrum. ( www.depkes.co.id )
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri
(tidak disodorkan ke putting susu). (Inisiasi Menyusu Dini akan sangat
membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja)
dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi
kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
(Anik maryunani,2012)
Keberhasilan IMD ini telah dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan terhadap 10.947 bayi baru lahir antara bulan juli 2003 dan
juni 2004 di Ghana, ternyata bila bayi dapat menyusu 1 jam pertama
dapat menyelamatkan 22% bayi dari kematian saat bayi baru lahir. (
Anik Maryunani,2008 )

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Yang Dijelaskan Secara


Khusus
a. Manfaat untuk ibu :
1) Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi
2) Merangsang kontaksi otot Rahim sehingga mengurangi resiko
pendarahan sesudah melahirkan.
3) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan
kegiatan menyusui selama masa bayi.
4) Mengurangi stress ibu setelah melahirkan.
5) Menjaga kesehatan ibu.

b. Manfaat untuk bayi


1) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat.
2) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan
detak jantung.
3) Kolonisasi bacterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan
ibu yang normal (bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat
yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan mempercepat
pengeluaran kolostrum sebagai antybody bayi).
4) Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stress dan
tenaga yang dipakai bayi.
5) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu
untuk mulai menyusu.
6) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau
agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum
air ketuban.
7) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga
mengurangi kesulitan menyusu.
8) Membantu perkembangan persarafan bayi (nervous sys-tem)
9) Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi system
kekebalan bayi.
10) Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi
yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui,
reflex akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali
dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.

c. Manfaat secara psikologis:


1) Adanya ikatan Emosi (Emotional Bonding):
a) Hubungan ibu-bayi lebih erat dan penuh kasih saying.
b) Ibu meras lebih bahagia
c) Bayi lebih jarang menangis
d) Ibu berperilakulebih peka (affectionately).
e) Lebih jarang menyiksa bayi (child abused)
2) Perkembangan : anak menunjukan uji kepintaran yang lebih baik
dikemudian hari.

3. Tahap-tahap Inisiasi Menyusu Dini


a. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak
menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi
terlalu banyak, dikhawatrikan akan terbawa ASI ke bayi yang
nantinya akan menysuu dalam proses inisiasi menyusu dini.
b. Para petugas kesehatan yang membantu ibu menjalani proses
melahirkan, akan melakukan kegaiatn penanganan kelahiran seperti
biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani oprasi Caesar
c. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan
kulit bayi.
d. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit
bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan,
kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu
diselimuti.
e. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk
mencari sendiri sendiriputing susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke
putting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk
mencari putting susu ibunya.
f. Saat bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya, ibu perlu didukung
dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi
ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas
apa yang dilakukan oleh bayi.
g. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit
ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
h. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk
ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
i. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung, rawat-gabung
memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi
menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh
dijadwalkan. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin
antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu
merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu
untuk beristirahat dan menyusui.

4. Langkah-langkah Proses IMD Agar Berhasil


a. Pihak rumah sakit atau rumah bersalin sudah seharusnya
mengizinkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat
melahirkan yang tepat, sensitive dan mendukung ibu
b. Sarankan untuk mempergunakan cara-cara yang tidak
mempergunakan obat kimiawi dalam menolong ibu saat melahirkan
(pijat, aruma therapy, dan sebagainya).
c. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan
d. Keringkan bayi secepatnya dari sisa ketuban dan darah tanpa
menghilangkan lapisan lemak (vernix) yang menyamankan kulit
bayi.
e. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu. Selimuti keduanya, kalau perlu menggunakan topi
bayi.
f. Biarkan bayi mencari putting susu ibu sendiri. Ibu dapat
merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh
mendekatkan bayi pada putting susu (tidak menjejalkan putting susu
ke mulut bayi).
g. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai.
h. Bila ibu melahirkan dengan proses oprasi, maka proses
bersentuhan juga bias dilakukan segera setelah ibu sadar dan
siaga.
i. Tunda prosedur invasif seperti ditimbang, dibersihkan, diukur, dicap,
diberi obat-obatan. Jadi bayi baru boleh dipisahkan dari ibu untuk
ditimbang, diukur, dicap setelah proses menyusu dini selesai.
j. Hindarkan pemberian minuman atau makanan selain ASI pada bayi
kecuali atas indikasi medis yang jelas.

5. Masalah-masalah Menyusui Pada Ibu


Beragam masalah sering terjadi pada saat menyusui. Bidan/perawat
perlu mengetahui masalah-masalah yang sering terjadi ini, agar dapat
memeberikan dukungan bagi ibu untuk menyusui secara berhasil.
Masalh-masalah menyusui pada ibu yang terjadi antara lain :
a. Stress
Ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak seringkali merasa
kurang percaya diri sehingga timbul stress. Masalah-masalah yang
dihadapi ibu yang kurang percaya diri dalam menyusui ini antara
lain :
 Ibu masih “takut” untuk memegang, menggendong maupun
menyusui bayinya
 Lingkungan keluarga terdekat seperti suami, orang tua,
mertua atau saudara yang tinggal serumah tidak memberi
dukungan.
Cara mengatasinya :
Bidan/perawat dapat memberikan nasihat pada ibu dan
keluarga agar ibu berhasil menyusui dengan penuh rasa
percaya diri dengan :
 Meyakinkan ibu bahwa ibu dapat menyusui dan ibu harus
yakin bahwa ASI akan mencukupi kebutuhan bayinya dan
produksi ASI tidak tergantung pada besar kecilnya payudara.
 Menganjurkan suami dan keluarga terdekat untuk memeberi
dukungan dengan cara antara lain menenangkan atau
membantu perawatan sederhana seperti mengganti popok,
menidurkan, dan sebagainya. Bantuan seperti mengangkat
bayi kepangkuan ibu saat akan disusui akan menimbulkan
rasa percaya ibu sehingga produksi ASI menjadi lancar.
Suami merupakan pendukung yang baik demi keberhasilan
menyusui.

Você também pode gostar