Você está na página 1de 13

MAKALAH TARI

JAWA TENGAH & DIY

Disusun oleh:
SITI HIMATUL AZIZAH
KELAS : V A

A. Tari Klasik Jawa Tengah dan DIY


Tari klasik merupakan salah satu jenis tari tradisional yang lahir dan
berkembang di lingkungan keraton dan ada sejak zaman feodal. Tari klasik diturunkan
secara turun temurun pada kalangan bangsawan. Pada umumnya tari klasik
mempunyai beberapa ciri khas yang dimilikinya antara lain:
 masih berpedoman pada pakem tertentu (terdapat standarisasi),
 mempunyai nilai estetis yang sangat tinggi serta makna yang dalam, dan
 tariannya disajikan dalam berpenampilan yang serba mewah mulai gerak, riasan,
sampai kostum yang dikenakan para penari tari klasik.

1. TARI BEDHOYO KETAWANG








 Nama
Tarian :
Tari
Bedhoyo Ketawang.
 Asal : Keraton Kasunanan Surakarta.
 Latar belakang : Bedhaya Ketawang ini dipandang sebagai suatu tarian
ciptaan Ratunya seluruh mahluk halus, bahkan di percaya
bahwa setiap kali Bedhoyo Ketawang ditarikan, sang
penciptanya selalu hadir bahkan ikut menari. Konon
dalam latihan-latihan yang dilakukan, sering pula sang
pencipta ini terlihat membetulkan kesalahan yang dibuat
oleh para penari. Ada dugaan, bahwa semula Bedhaya
ketawang itu adalah suatu tarian di candi-candi. Tarian ini
dipertunjukkan pada saat penobatan raja yang baru atau
“Tingalan Dalem Jumenengan”
 Pencipta : Sultan Agung bersama Kanjeng Ratu Kencanasari.
 Fungsi : Bedhoyo Ketawang jelas bukan suatu tarian yang untuk
tontonan semata-mata, karena hanya ditarikan untuk
sesuatu yang khusus dan dalam suasana yang resmi
sekali, sebab tarian ini hanya dipergelarkan berhubungan
dengan peringatan ulang tahun tahta kerajaan saja.
 Gerak : Jalannya penari di waktu keluar dan masuk ke pentas, mereka
selalu mengitari Sinuhun dengan arah kanan.
 Kostum : Busana Tari Bedhoyo Ketawang menggunakan Dodot Ageng
dengan motif Banguntulak alas-alasan yang membuat penari
terasa anggun.

 Iringan : Gamelan yang mengiringinya sangat khusus yaitu gamelan


"Kyai Kaduk Manis" dan "Kyai Manis Renggo"

2. Tari Gambyong
 Nama Tarian : Tari Gambyong.
 Asal : Surakarta.
 Tema : Ungkapan kegembiraan.
 Latar belakang : Tari Gambyong merupakan perkembangan dari tari
Tayub yang dimainkan di jalanan. Tari gambyong
berawal dari seorang penari Tayub yang sangat cantik
bernama Gambyong yang diundang Sri Sunan
Pakubuwana IV (1788-1820) dari Kesunanan
Surakarta untuk menciptakan tarian untuk menyambut
tamu. Kemudian tarian itu diberi nama oleh Sri Sunan
Pakubuwana IV sesuai dengan nama penciptanya
sendiri, yaitu Gambyong.
 Pencipta : Seorang penari Tayub yang bernama Gambyong.
 Fungsi : Menyambut tamu / sebagai hiburan.
 Gerak : Gerak lemah gemulai memunculkan rasa keramahan
penari.
 Kostum : Gemerlapan dan tata rias yang digunakan masih alami
sehingga penari tampak lebih anggun.
 Iringan : Iringannnya terasa dinamis dengan gerak-gerik penari.

3. Tari Srimpi Sangopati

 Nama tarian : Tari Srimpi Sangopati.


 Asal : Surakarta.
 Latar belakang : Tarian Srimpi Sangopati mulai berkembang pada
zaman penjajahan Belanda (1778-1820). Sedangkan
nama Sangopati berasal dari kata “Sang Apati” yang
mempunyai arti sebuah sebutan bagi calon pengganti
raja.
 Isi : Tarian ini berisi tentang cerita pejuangan pada zaman
Belanda dimana ditujukan untuk menggagalkan
perjanjian yang diadakan antara pihak Indonesia dan
Belanda agar pihak Indonesia (Keraton Surakarta
Hadiningrat) tidak perlu melepaskan daerah pesisir
pantura dan beberapa hutan jati yang ada di sekitarnya.
 Pencipta : Paku Buwono IX.
 Fungsi : Sebagai hiburan dan memberi pelajaran akan
kegigihan melawan Kolonial Belanda.
 Gerakan : Gerakkannya berirama dan tegas.
 Kostum : Berupa Sampir berwarna putih yang berarti kesucian
dan ketulusan. Selain itu penari juga memakai pistol.
 Iringan : Iringannya lembut dan sesuai dengan gerak-gerik
penari yang dalam ceritanya sedang jatuh cinta.

4. Tari Bondan







 Nama
Tarian :
Tari
Bondan.
 Asal : Jawa Tengah.
 Latar Belakang : Tari Bondan berasal dari kurangnya pendidikan bagi
seorang ibu untuk mengasuh anaknya dan rumah
tangga.
 Isi : Merupakan tarian wanita tunggal sejenis Gambyong
yang menggambarakan seorang ibu yang sedang
mengasuh serta menimang-nimang anaknya yang
masih sangat kecil dan mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti mencuci baju.
 Fungsi : Mendidik wanita sebagai seorang ibu yang baik /
sebagai hiburan.
 Gerakan : Tari di atas sebuah kendi kosong yang pada akhir
tariannya kendi itu lalu dipecahkan di depan penonton.
 Kostum : Sederhana, penari menggunakan boneka dan kendi
serta payung yang digunakan dalam tarian mereka
seolah-olah mereka tampak seperti ibu-ibu pada
umumnya.
 Iringan : Iringannnya lembut dan memperlihatkan suasana
pedesaan.

5. Gambir Anom

 Nama Tarian :
Tari Gambir
Anom
 Asal :
Surakarta
 Latar belakang : Kisah petualangan cinta yg kemudian dijadikan tarian.
 Isi : Tarian ini menggambarkan manusia yang sedang jatuh
cinta dan berdandan setiap hari. Menggambarkan
manusia menghias diri dari mengatur rambut,
berbedak, mengatur alis, sampai mengatur
pakaiannya. Lalu bercermin, berjalan mondar-mandir
kian kemari seolah-olah pujaannya berada di
depannya. Kisah ini menggambarkan pula kisah
petualangan cinta Gambir Anom atau Irawan putra
Arjuna yang diangkat melalui tarian.
 Fungsi : Sebagai pedoman hidup manusia di dunia. Dan
sebagai hiburan atau pertunjukkan.
 Kostum : Digunakan aksesoris seperti sayap dan kuluk
hanoman. Tari ini mempunyai iringan yang cepat.
 Gerakan : Geraknya terdiri dari mendak, kanser, lumaksana
malangkerik, lumaksana blambangan. Menggunakan
aksesoris seperti sayap dan kuluk Hanoman, yang
diiringi gamelan ritmenya cepat.

B. Tari Rakyat
Tari rakyat adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan masyarakat
lokal, hidup dan berkembang sejak zaman primitif, dan diturunkan secara turun
temurun sampai sekarang. Tari rakyat atau juga dikenal dengan sebutan tari folklasik
umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain kental dengan nuansa sosial,
merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat, serta memiliki gerak, rias, dan kostum
yang sederhana.

1. Tari Dolalak








 Nama
Tarian :
Tari
Dolalak
 Asal : Purworejo, Jawa Tengah
 Sejarah Perkembangan : Kesenian ini timbul pada masa berkobarnya
perang Aceh di jaman Belanda yang kemudian
meluas
 Tema : Menggambarkan prajurit Belanda
 Gerakan : Pertunjukan ini dilakukan oleh beberapa orang penari
yang berpakaian menyerupai pakaian prajurit Belanda
atau Perancis tempo dulu
 Iringan/Instrumen : Alat-alat bunyi-bunyian terdiri dari kentrung, rebana,
kendang, kecer

2. Tari Patolan

 Nama Tarian : Tari Patolan atau Prisenan


 Asal : Rembang, Jawa Tengah
 Sejarah Perkembangan : Tari ini berkembang di kalangan pelajar terutama
di pantai antara kecamatan Pandagan, Kragan,
Bulu sampai ke Tuban, Jawa Timur
 Tema : Sejenis olahraga gulat rakyat
 Gerakan : Dua orang pemuda sebagai penari yang bergulat di
atas pasir.

3. Tari Ketek Ogleng








 Nama Tarian
: Tari
Ketek Ogleng
 Asal
: Wonogiri, Jawa Tengah
 Sejarah Perkembangan : Tarian ini diangkat dari cerita Panji, yang
kemudian oleh warga setempat diubah menjadi
kesenian pertunjukkan Ketek Ogleng.
 Tema : Percintaan antara Endang Roro Tompe dengan Ketek
Ogleng.
 Gerakan : Gerakan dalam tarian ini adalah gerakan akrobatis dari
seorang Ketek Ogleng (kera) yang diperankan oleh
seseorang dengan pakainan kera.
 Iringan/Instrumen : Gamelan Jawa.

4. Tari Lengger

 Nama Tarian : Tari Lengger


 Asal : Wonosobo, Jawa Tengah
 Sejarah Perkembangan : Tarian Topeng Lengger termasuk tarian
tradisional yang hampir satu abad diperkenalkan
di Jawa Tengah. Awalnya tarian ini dirintis di
Dusun Giyanti oleh tokoh kesenian tradisional
dari Desa Kecis, Kecamatan Selomerto, yaitu
Bapak Gondhowinangun pada 1910
 Tema : Dewi Candra Kirana yang mencari suaminya.
 Gerakan : Pencarian suami Dewi Candhakirana dan kemudian
diganggu raksasa yang memakai topeng, puncaknya
penari masuk dalam keadaan tidak sadar
 Iringan/Instrumen : Angklung bernada Jawa.

5. Tari Kuda Lumping

 Nama
Tarian
:
Tari
Kuda
Lumping
 Asal : Temanggung, Jawa Tengah
 Sejarah Perkembangan : Tarian ini konon adalah bentuk dukungan untuk
pasukan berkuda Pangeran Diponegoro melawan
Belanda atau menggambarkan kisah perjuangan
Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga,
melawan penjajah Belanda.
 Tema : Perjuangan ksatria berkuda melawan Belanda.
 Gerakan : Tarian dibawakan dengan energik, penari menaiki
kuda kepang .
 Iringan/Istrumen : Gamelan Jawa

C. Tari Kreasi Baru


Pengertian tari kreasi baru adalah tari klasik yang diaransemen dan
dikembangkan sesuai perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Tari kreasi baru umumnya diciptakan oleh para pakar
tari.

1. Tari Kuntulan

 Nama Tarian : Tari Kuntulan.


 Asal : Pemalang.
 Tema : Keagamaan.
 Latar belakang : Tarian Kuntulan mulai dikenal masyarakat Pemalang
pada sekitar awal abad 20 yaitu pada saat di tanah air
banyak muncul pergerakkan kebangsaan. Tokoh
tokoh masyarakat Pemalang pada saat itu tak mau
ketinggalan ikut dalam kancah perjuangan nasional,
yaitu dengan dibentuknya perkumpulan bela diri,
khusunya pencak silat.
 Isi : Kegiatan bela diri tersebut ketika saat itu selalu
diiringi dengan rebana dan pukulan bedug serta
dikumandangkan pula doa-doa salawat nabi sehingga
terkesan sebagai kegiatan kesenian bertajuk
keagamaan.
 Fungsi : Sebagai hiburan, biasanya dipentaskan pada acara
hajatan, upacara hari besar nasional, dan lain-lain.
 Gerak : Gerakannya seperti gerakan-gerakan dalam ilmu
pencak silat. Perpaduan jurus-jurus bela diri yang
tampak sangat artistik.
 Kostum : Sederhana dan menggunakan penutup kepala.
 Iringan : Iringannnya rebana dan bedug serta menimbulkan
demontrasi akrobatik menarik.
1. Tari Turonggo Sari

 Nama Tarian : Tari Turonggo Sari


 Asal : Temanggung, Jawa Tengah
 Sejarah Perkembangan : Tarian ini merupakan buah karya Tri Rosodan
Paramitha, dengan penata iringan Didik
Nuryanto. Tari ini terinspirasi oleh gerakan -
gerakan dalam tarian kuda lumping
 Tema : Konflik batin remaja di masa puber
 Gerakan : Gerakan prajurit berperang menunggang kuda
 Iringan/Instrumen : Menggunkan bunyi-bunyian ritmis atau bisa dengan
musik
3. Tari Merak
 Nama Tarian : Tari Merak
 Asal : Yogyakarta
 Latar belakang : Penggambaran kehidupan burung merak
 Isi : Mengekspresikan kehidupan binatang, burung merak,
Tata cara dan gerakan gerakan dari kehidupan burung
merak ini diangkat ke atas pentas.
 Pencipta : R. Tjetje Somantri
 Kostum : Ciri bahwa burung merak tampak pada pakaian yang
digunakan oleh para penarinya yang bermotif seperti
merak.
 Gerak : Tarian ini biasa ditarikan secara rampak, tiga penari
atau lebih yang masing-masing berfungsi sebagai
merak betina atau merak jantan.
 Iringan : lagu gendingnya adalah lagu Macan Ucul.

4. Tari Seblak Sondher


 Nama Tarian : Tari Seblak Sondher
 Asal : Temanggung, Jawa Tengah
 Sejarah Perkembangan : Tarian ini merupakan karya Paramitha SY
dengan Nunik dan penata iringan Didik
Nuryanto dan terinspirasi oleh Tari Tradisional
Lengger.
 Tema : Kegembiraan para petani di lereng Gunung Sumbing,
setelah panen tembakaunya berhasil
 Gerakan : Gerakan petani yang sedang gembira dan bersemangat.

5. Tari Tepak-Tepak Putri

 Nama Tarian : Tari Tepak-Tepak Putri


 Asal : Jawa Tengah
 Pencipta : Bagong Kusudiharjo
 Tema : Kegembiraan remaja putri
 Gerakan : Gerakan-gerakan ceria
 Iringan : Iringan pujian atau syair Islam

Você também pode gostar