Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
SITI HIMATUL AZIZAH
KELAS : V A
Nama
Tarian :
Tari
Bedhoyo Ketawang.
Asal : Keraton Kasunanan Surakarta.
Latar belakang : Bedhaya Ketawang ini dipandang sebagai suatu tarian
ciptaan Ratunya seluruh mahluk halus, bahkan di percaya
bahwa setiap kali Bedhoyo Ketawang ditarikan, sang
penciptanya selalu hadir bahkan ikut menari. Konon
dalam latihan-latihan yang dilakukan, sering pula sang
pencipta ini terlihat membetulkan kesalahan yang dibuat
oleh para penari. Ada dugaan, bahwa semula Bedhaya
ketawang itu adalah suatu tarian di candi-candi. Tarian ini
dipertunjukkan pada saat penobatan raja yang baru atau
“Tingalan Dalem Jumenengan”
Pencipta : Sultan Agung bersama Kanjeng Ratu Kencanasari.
Fungsi : Bedhoyo Ketawang jelas bukan suatu tarian yang untuk
tontonan semata-mata, karena hanya ditarikan untuk
sesuatu yang khusus dan dalam suasana yang resmi
sekali, sebab tarian ini hanya dipergelarkan berhubungan
dengan peringatan ulang tahun tahta kerajaan saja.
Gerak : Jalannya penari di waktu keluar dan masuk ke pentas, mereka
selalu mengitari Sinuhun dengan arah kanan.
Kostum : Busana Tari Bedhoyo Ketawang menggunakan Dodot Ageng
dengan motif Banguntulak alas-alasan yang membuat penari
terasa anggun.
2. Tari Gambyong
Nama Tarian : Tari Gambyong.
Asal : Surakarta.
Tema : Ungkapan kegembiraan.
Latar belakang : Tari Gambyong merupakan perkembangan dari tari
Tayub yang dimainkan di jalanan. Tari gambyong
berawal dari seorang penari Tayub yang sangat cantik
bernama Gambyong yang diundang Sri Sunan
Pakubuwana IV (1788-1820) dari Kesunanan
Surakarta untuk menciptakan tarian untuk menyambut
tamu. Kemudian tarian itu diberi nama oleh Sri Sunan
Pakubuwana IV sesuai dengan nama penciptanya
sendiri, yaitu Gambyong.
Pencipta : Seorang penari Tayub yang bernama Gambyong.
Fungsi : Menyambut tamu / sebagai hiburan.
Gerak : Gerak lemah gemulai memunculkan rasa keramahan
penari.
Kostum : Gemerlapan dan tata rias yang digunakan masih alami
sehingga penari tampak lebih anggun.
Iringan : Iringannnya terasa dinamis dengan gerak-gerik penari.
4. Tari Bondan
Nama
Tarian :
Tari
Bondan.
Asal : Jawa Tengah.
Latar Belakang : Tari Bondan berasal dari kurangnya pendidikan bagi
seorang ibu untuk mengasuh anaknya dan rumah
tangga.
Isi : Merupakan tarian wanita tunggal sejenis Gambyong
yang menggambarakan seorang ibu yang sedang
mengasuh serta menimang-nimang anaknya yang
masih sangat kecil dan mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti mencuci baju.
Fungsi : Mendidik wanita sebagai seorang ibu yang baik /
sebagai hiburan.
Gerakan : Tari di atas sebuah kendi kosong yang pada akhir
tariannya kendi itu lalu dipecahkan di depan penonton.
Kostum : Sederhana, penari menggunakan boneka dan kendi
serta payung yang digunakan dalam tarian mereka
seolah-olah mereka tampak seperti ibu-ibu pada
umumnya.
Iringan : Iringannnya lembut dan memperlihatkan suasana
pedesaan.
5. Gambir Anom
Nama Tarian :
Tari Gambir
Anom
Asal :
Surakarta
Latar belakang : Kisah petualangan cinta yg kemudian dijadikan tarian.
Isi : Tarian ini menggambarkan manusia yang sedang jatuh
cinta dan berdandan setiap hari. Menggambarkan
manusia menghias diri dari mengatur rambut,
berbedak, mengatur alis, sampai mengatur
pakaiannya. Lalu bercermin, berjalan mondar-mandir
kian kemari seolah-olah pujaannya berada di
depannya. Kisah ini menggambarkan pula kisah
petualangan cinta Gambir Anom atau Irawan putra
Arjuna yang diangkat melalui tarian.
Fungsi : Sebagai pedoman hidup manusia di dunia. Dan
sebagai hiburan atau pertunjukkan.
Kostum : Digunakan aksesoris seperti sayap dan kuluk
hanoman. Tari ini mempunyai iringan yang cepat.
Gerakan : Geraknya terdiri dari mendak, kanser, lumaksana
malangkerik, lumaksana blambangan. Menggunakan
aksesoris seperti sayap dan kuluk Hanoman, yang
diiringi gamelan ritmenya cepat.
B. Tari Rakyat
Tari rakyat adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan masyarakat
lokal, hidup dan berkembang sejak zaman primitif, dan diturunkan secara turun
temurun sampai sekarang. Tari rakyat atau juga dikenal dengan sebutan tari folklasik
umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain kental dengan nuansa sosial,
merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat, serta memiliki gerak, rias, dan kostum
yang sederhana.
1. Tari Dolalak
Nama
Tarian :
Tari
Dolalak
Asal : Purworejo, Jawa Tengah
Sejarah Perkembangan : Kesenian ini timbul pada masa berkobarnya
perang Aceh di jaman Belanda yang kemudian
meluas
Tema : Menggambarkan prajurit Belanda
Gerakan : Pertunjukan ini dilakukan oleh beberapa orang penari
yang berpakaian menyerupai pakaian prajurit Belanda
atau Perancis tempo dulu
Iringan/Instrumen : Alat-alat bunyi-bunyian terdiri dari kentrung, rebana,
kendang, kecer
2. Tari Patolan
Nama Tarian
: Tari
Ketek Ogleng
Asal
: Wonogiri, Jawa Tengah
Sejarah Perkembangan : Tarian ini diangkat dari cerita Panji, yang
kemudian oleh warga setempat diubah menjadi
kesenian pertunjukkan Ketek Ogleng.
Tema : Percintaan antara Endang Roro Tompe dengan Ketek
Ogleng.
Gerakan : Gerakan dalam tarian ini adalah gerakan akrobatis dari
seorang Ketek Ogleng (kera) yang diperankan oleh
seseorang dengan pakainan kera.
Iringan/Instrumen : Gamelan Jawa.
4. Tari Lengger
Nama
Tarian
:
Tari
Kuda
Lumping
Asal : Temanggung, Jawa Tengah
Sejarah Perkembangan : Tarian ini konon adalah bentuk dukungan untuk
pasukan berkuda Pangeran Diponegoro melawan
Belanda atau menggambarkan kisah perjuangan
Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga,
melawan penjajah Belanda.
Tema : Perjuangan ksatria berkuda melawan Belanda.
Gerakan : Tarian dibawakan dengan energik, penari menaiki
kuda kepang .
Iringan/Istrumen : Gamelan Jawa
1. Tari Kuntulan