Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Analisis Artikel
Indonesia Dari Masa Penjajahan Hingga Pasca Reformasi (Shalsabil Romanza – 17052170)
9 Gili Argnti dan Dini Sri Soekarno salah satu tokoh Keterkaitan ide dengan
Istiningdias, 2017, dari empat pendiri Republik artikel adalah menjelaskan
Pemikiran Politik Soekarno Indonesia, pemikiran kondisi Indonesia pada
Tentang Demokrasi politiknya sangat luas, salah masa orde lama yakni
Terpimpin , Jurnal satu pemikiran politiknya masa setelah masa
Politikom Indonesiana, Vol. tentang demokrasi yaitu penjajahan, masa awal
2 No. 1, Hal 14-27, ISSN demokrasi terpimpin menjadi kemerdekaan. Yang mana
2528-2069 kontroversi, mengingat di dalam artikel ini
masa mudanya, Soekarno di memaparkan pemikiran
kenal sebagai sosok pemikir politik Soekarno tentang
politik yang sangat Demokrasi Terpimpin
revolusioner, humanis dan yang digunakannya pada
progresif di zamannya. masa orde lama
Sedangkan, pemikirannya
tentang demokrasi terpimpin
menempatkan sosoknya
sebagai pemimpin yang
dinilai otoriter oleh lawan-
lawan politiknya. Tulisan ini
merupakan studi pemikiran
tentang Soekarno, khususnya
pemikirannya tentang konsep
demokrasi yang dia nilai
sebagai konsep politik khas
tradisi-budaya Indonesia.
Kesimpulan :
Pemikiran politik Soekarno
tentang demokrasi terpimpin
bila dilihat kaitannya dengan
konteks Indonesia saat ini
dimana gelombang
demokratisasi sudah menjadi
sistem politik yang mapan
keberadaannya dan tidak bisa
ditawar-tawar lagi,
merupakan suatu kekeliruan
besar bila dikaitkan dalam
konteks kekinian, sistem
demokrasi terpimpin
merupakan sistem politik
yang cenderung otoriter dan
refresif. Sangat jauh berbeda
dengan situasi Indonesia
kontemporer sekarang yang
sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai demokrasi.
10 Dwi Wahyono Hadi dan Membahas mengenai Keterkaitan ide dengan
Gayung Kasuma, 2012, Propaganda Pemerintah Orde artikel ini adalah
Propaganda Orde Baru Baru Tahun 1966-1980. Hasil menjelaskan kondisi
1966-1980, Jurnal penelitian ini menunjukkan Indonesia masa orde baru
Verleden, Vol. 1 No. 1, bahwa rezim Orde Baru saat yakni setelah masa
Hal. 40-50 itu berhasil memperoleh penjajahan, masa awal
legitimasi kekuasaan melalui kemerdekaan dan masa
berbagai cara, diantaranya orde lama, yang mana
ialah menggunakan jalan menjelaskan berbagai
propaganda pembangunan. propaganda dalam orde
Secara garis besar pada baru pada periode 1966-
akhirnya rezim Orde Baru 1980.
mampu memaksakan rakyat
untuk patuh dan tunduk
terhadap segala kebijakan
yang diarahkan pemerintah,
baik dengan cara-cara
persuasif maupun represif.
Kesimpulan :
Munculnya Soeharto
menandai perubahan politik
di Indonesia pasca peristiwa
1965sebagai pemimpin orde
baru yang membuat
perubahan baru pasca
lengsernya Soekarno.Pada
periode 1966-1980
merupakan grand design
pemeerintah yang berhasil
membuat rakyat petuh dan
menerima segala hal dari
pemerintah.Pada periode orde
baru ini disibukkan untuk
menghilangkan citra
Soekarno dan Orde lama.
Orde baru lebih terkesan
dengan politik pencitraan dan
lawan politik dari orde baru
banyak berakhir sebagai
tahanan politik karena tidak
tunduk dan patuh.
Sugeng P. Syahrie, 2009, Transformasi ekonomi yang
Keterkaitan ide dengan
Politik Pembangunan Orde dilakukan pemerintah Orde
artikel ini adalah
Baru: Industrialisasi, Baru pada awal 1980-an, dari
menjelaskan kondisi
Swastanisasi, dan perekonomian non-industrial
Indonesia masa orde baru
Pertumbuhan Ekonomi, ke perekonomian industrial,
yakni setelah masa
Jurnal Sejarah Lontar, Vol. ternyata gagal menghasilkan
penjajahan, masa awal
6 No. 1, Hal. 1-11 sumber pembiayaan
kemerdekaan dan masa
pembangunan. Sebagai
orde lama, yang mana
akibat, pemerintah melakukan
11 menjelaskan orientasi
reorientasi pada akhir 1980-
pembangunan pada masa
an dalam rangka
orde baru yang
mempertahankan laju
mementingkan pemasukan
pertumbuhan ekonomi. Pada
uang bagi setiap daerah
kalangan birokrasi
yang akan berujung pada
pemerintahan, reorientasi ini
penjualan aset yang
kemudian menjelma menjadi
bernilai tinggi untuk
suatu pemahaman yang
kepentingan orang banyak.
mementingkan pemasukan
uang bagi setiap daerah
(Pendapatan Asli Daerah—
PAD). Artikel telaah pustaka
ini memaparkan argumen
bahwa ketika sektor industri
yang semula diandalkan
sebagai sumber PAD tidak
dapat memenuhi harapan,
langkah yang diambil
pemerintah, terutama di
tingkat daerah (kabupaten dan
kota), pada umumnya
menjadi sangat pragmatis,
yakni mengkomersialisasikan
semua aset, seperti tanah dan
lokasi atau ruang yang
memiliki nilai tinggi bagi
kepentingan orang banyak.
Kebijakan seperti ini sering
kali mengesampingkan hak-
hak publik atas ruang atau
lokasi strategis serta
mengesampingkan dampak
sosial ekonomi dari bisnis
yang mengeksplotasi nilai
ruang dan lokasi tersebut.
Kesimpulan :
Orientasi pembangunan yang
terlalu kuat pada
pertumbuhan ekonomi
berbahaya karena orientasi ini
menjelma sebagai pemasukan
bagi setiap daerah yang mana
seharusnya menjadi sumber
bagi setiap daerah. Ini akan
berakibat penjualan aset yang
seharusnya berharga bagi
kepentingan orang banyak.
Kebijakan ini akan
menghilangkan visi dalam
pembangunan kota dan
pembangunan yang dulunya
untuk memperlancar kegiatan
ekonomi dan social akam
meenjadi kegiatan bisnis.
Dengan prasarana bisnis
inilah pemerintah dapat
mengandalkan perolehan
PAD-nya melalui penerimaan
pajak daerah dan retribusi.
Perilaku birokrasi seperti ini
menjadikan negara bertingkah
laku mengadopsi watak
perusahaan swasta, yakni
hanya ingin untung.
12 Siti Fatimah, 2007, Banyak penelitian tentang Keterkaitan ide dengan
Perempuan dan Kekerasan sejarah perempuan, artikel ini adalah
Pada Masa Orde Baru, khususnya yang terkait menjelaskan kondisi
Jurnal Demokrsi, Vol. 6 dengan isu-isu kekerasan Indonesia masa orde baru
No. 2, Hal. 99-100 terhadap mereka, sangat yakni setelah masa
terkait dengan isu-isu hak penjajahan, masa awal
asasi manusia dan kemerdekaan dan masa
demokratisasi. Sepanjang orde lama, yang mana
sejarah Indonesia, era Orde menjelaskan banyaknya
Baru diasumsikan sebagai era korban yang tidak bersalah
yang memiliki frekuensi dan tidak mengerti apa apa
kekerasan yang tinggi khusunya perempuan pada
terhadap hak asasi manusia, masa orde baru. Budaya
terutama bagi perempuan. Isu kekerasan yang dipelopori
penting dari perjuangan untuk oleh militer sebagai tiang
hak asasi manusia dan penyangga pemerintahan
demokratisasi adalah salah Orde Baru sudah
satu isu yang terkait dengan merupakan bagian yang
keadilan sosial. Artikel ini terintegral dalam budaya
mencoba untuk menganalisis bangsa Indonesia. Dalam
beberapa isu tentang perkembangan sejarah
perempuan dan kekerasan HAM di Indonesia,
selama Era Orde Baru, pemerintah Suharto
terutama yang berkaitan merupakan pemerintahan
dengan kebijakan negara yang paling banyak
perempuan di Indonesia, melakukan pelanggaran
peluang kekerasan terhadap HAM. Sedangkan
perempuan, dan puncak kelompok yang paling
kekerasan perempuan dalam menderita adalah
tragedi Mei 1998. perempuan. Perlakuan-
Kesimpulan : perlakuan di luar
Negara dan pemerintahan perikemanusian yang
Orde Baru telah dibangun dialami perempuan oleh
dengan berbagai nuansa kelompok militer pada
kekerasan. Mulai dari awal masa Orde Baru.
berdirinya pemerintahan
Suharto sampai di akhir
pemerintahannya Orde Baru
telah mengorbankan berjuta-
juta masyarakat, terutama
kaum perempuan yang tidak
bersalah dan tidak mengerti
apa-apa. Budaya kekerasan
yang dipelopori oleh militer
sebagai tiang penyangga
pemerintahan Orde Baru
sudah merupakan bagian
yang terintegral dalam
budaya bangsa Indonesia.
Dalam perkembangan sejarah
HAM di Indonesia,
pemerintah Suharto
merupakan pemerintahan
yang paling banyak
melakukan pelanggaran
terhadap HAM. Sedangkan
kelompok yang paling
menderita adalah perempuan.
Perlakuan-perlakuan di luar
perikemanusian yang dialami
perempuan oleh kelompok
militer pada masa Orde Baru,
seperti di Aceh, Irian Jaya,
Timor-Timur, Jakarta dan
wilayah lainnya di Indonesia,
menunjukkan bahwa
pemerintahan Orde Baru
adalah sebuah pemerintahan
yang dikemas dengan budaya
kekerasan.
13 Muntoha dan Puji Dwi 21 Mei 1998, ditandai dengan Keterkaitan ide dengan
Darmoko, 2017, Pergeseran lahirnya orde Reformasi artikel ialah menjelaskan
Demokrasi Pancasila Ke sebagaimana para pakar atau Indonesia di masa pasca
Demokrasi Liberal (Praktek masyarakat menyebut pola reformasi yakni masa
Ketatanegaraan Ri Pasca pemerintah pasca jatuhnya setelah runtuhnya orde
Reformasi), Jurnal orde baru. Perjalanan baru, yang mana artikel ini
Madaniyah, Vol. 7 No. 2, reformasi terhadap menjelaskan pergeseran
Hal. 354-372, ISSN 2086- perkembangan demokrasi di demokrasi pancasila ke
3462 Indonesia pada era Presiden demokrasi liberal yang
BJ. Habibie menunjukan arah perubahan mendasar pada
yang jelas dengan rakyat yakni rakyat dapat
dilaksanakannya Pemilihan memilih secara langsung
Umum pada tahun 1999 dan bebas terhadap calon
dengan berdasarkan pada yang mengikuti pemilu.
Undang-undang Dasar 1945.
Namun Pemilihan Presiden
dan wakil Presiden yang
dilakukan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat
dilakukan bukan dengan
musyawarah mufakat,
sebagaimana dikehendaki
oleh Demokrasi Pancasila
yang mengacu pada asas
kegotongroyongan dan
kekeluargaan, ternyata proses
yang ditempuh dalam
pemilihan presiden dan wakil
presiden era reformasi tidak
menggunakan musyawarah
untuk mencapai mufakat,
tetapi menggunakan
pemungutan suara atau voting
, seperti yang digunakan
dalam parlemen yang ada di
negara yang menganut sistem
Demokrasi Liberal. Ada
kecenderungan baru dalam
ketatanegaraan di Indonesia,
walaupun sistem
pemerintahan Indonesia
presidensil, namun dalam
prakteknya lebih banyak ke
arah Pemerintahan
Parlementer atau Demokrasi
Liberal.
Kesimpulan :
Reformasi adalah tindakan
perubahan yang radikal yang
berlandaskan demokrasi oleh
rakyat, untuk rakyat, dan
adanya perubahan
pengambilan keputusan yakni
voting serta pergesan
selanjutnya yaitu pemilihan
secara langsung dan bebas
oleh rakyat dimana raakyat
dapat memberikan suaranya
secara dalam beberapa kali
pemilu pasca reformasi.
14 Endang Komara, 2015, Analisis tentang sistem Keterkaitan ide dengan
Sistem Politik Indonesia politik Indonesia pasca artikel ialah menjelaskan
Pasca Reformasi, Jurnal reformasi. Sebagaimana Indonesia di masa pasca
Sosio Didaktika, Vol. 2 diketahui bahwa sistem reformasi yakni masa
No.2, Hal. 117-124, ISSN politik sering dianggap setelah runtuhnya orde
2356-1386 sebagai alokasi nilai yang baru, yang mana artikel ini
berkembang di tengah-tengah menjelaskan Sistem Politik
masyarakat dan setiap warga Indonesia Pasca
masyarakat menghargainya Reformasi.
sebagai ways of life.
Penghargaan terhadap nilai di
tengah-tengah masyarakat
adalah sebuah prestasi yang
diperjuangkan untuk dapat
diperoleh. Upaya yang
ditempuh dengan melakukan
mobilitas intergenerasi
internal dari komunitas
politik untuk mencapai
tingkat stabilitas politik.
Pasca reformasi, sistem
politik menjadi lebih baik, di
mana peranan rakyat lebih
nyata dalam hal reposisi
sistem politik, mulai dari
pemilihan anggota
DPR/DPRD, pemilihan
anggota DPD, sampai dengan
pemilihan kepala daerah
secara langsung. Distribusi
kekuasaan sudah pada tingkat
yang berarti, hanya saja
rakyat di daerah belum
memiliki kemampuan untuk
memahami bahwa distribusi
kekuasaan merupakan
kesempatan untuk
membangun daerah.
Sebaliknya, distribusi
kekuasaan yang ada di daerah
justru melahirkan semangat
korup yang sudah mengakar
dalam kehidupan masysrakat.
Kesimpulan :
Sisitem Politik Indonesia
Pasca Reformasi terdapat 2
kenyataan penting yakni ;
pertama, sistem politik
dipengaruhi oleh lingkungan
yang berada di sekitarnya,
baik yang langsung
berhubungan dengan sistem
politik maupun yang tidak
langsung berhubungan
dengan sistem politik. Kedua,
proses politik internasional
yang menjadi masukan bagi
terciptanya perubahan sistem
politik, telah menyeret bangsa
dan negara Indonesia untuk
berpartisipasi dalam sistem
politik global dengan terlibat
di negara-negara Non-Blok.
Dr. H. Azis Budianto, Pengertian era reformasi Keterkaitan ide dengan
SH.MS, 2016, dalam ldtazanah politik artikel ialah menjelaskan
Pembangunan Politik Indonesia merujuk pada masa Indonesia di masa pasca
Hukum Pasca Reformasi di pasca berhentinya Jenderal reformasi yakni masa
Indonesia, Jurnal Lex (Pum.) Soeharto sebagai setelah runtuhnya orde
Librum, Vol. 3 No. 1, Hal. Presiden Republik Indonesia baru, yang mana artikel ini
429-444 padatanggal 2l Mei 1998. menjelaskan Pembanguna
Sejak itu, berbagai tuntutan Politik Hukum Pasca
pun disuarakan oleh elemen Reformasi di Indonesia.
masyarakat untuk
memperbaiki kondisi dan
struktur ketatanegaraan,
15 antara lain: Amandemen
UUD 1945; penghapusan
Dwifungsi ABRI; penegakan
supremasi hukum,
penghormatan hak asasi
manusia (HAM), dan
pemberantasan korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN),
desentralisasi dan hubungan
yang adil antaru Pusat dan
Daerah (otonomi daerah);
mewujudkan kebebasan pers;
dan mewujudkan kehidupan
demokrasi
Kesimpulan :
pembangunan politik hukum
nasional merupakan salah
satu bidang pembangunan
yang penting, yang juga
memerlukan perhatian dan
penanganan secara intensif
sebagaimana bidang-bidang
pembangunan lainnya.
Pembangunan politik hukum
nasional yang diberlakukan
sejak masa Orde Lama hingga
era Pasca Reformasi saat ini
sebenamya cukup
memberikan akomodasi untuk
menyelesaikan
berbagaipermasalahan,
namun demikian dalam
realitanya pembangunan
politik hukum nasional
tersebut terkesan agak sulit
diterapkan, sehing ga dalam
beberapa sisi, politik
pembangunan hukum
nasional dimaksud terkesan
agak menjadi sloganistis.