Você está na página 1de 20

PT.

LONTAR PAPYRUS PULP & PAPER INDUSTRY

Bahan Training

ANALISA BAHAN BAKAR

BLR-0001

Disusun oleh :

SUFERIYANDI

MULTIFUEL BOILER

POWER PLANT
KATA PENGANTAR

Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya harus diadakan pelatihan dan

pengembangan pelatihan secara terus menerus . PT.LPPPI DAN PT.WKS telah mempunyai komitmen

dengan sesungguhnya untuk memastikan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif untuk

menjamin peningkatan produktivitas perusahaan secara keseluruhan,yaitu dengan dibentuknya Pusat

Pendidikan dan Pelatihan (ETC).

Dalam bahan training ini akan diuraikan tentang Analisa bahan bakar pada Multifuel Boiler, dan cara

penghitungan faktor evaporation untuk menghitung load pada boiler.

Bahan training ini digunakan untuk karyawan level 1 – 2 di Seksi Multifuel Boiler,dan dapat juga digunakan

oleh tenaga pengajar dan karyawan lain untuk mempelajarinya atau sebagai referensi untuk bidang

pengetahuan yang lain.

Sebagai manusia tak luput dari rasa khilaf maka mungkin dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan-

kekurangan sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan guna perbaikan dimasa

mendatang.

1.
DAFTAR ISI

- KATA PENGANTAR

- PENDAHULUAN

- BAB. I JENIS – JENIS BAHAN BAKAR

- BAB.II ANALISA BAHAN BAKAR

- BAB. III ANALISA KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN

- BAB.IV ANALISA FLUE GAS

2.
PENDAHULUAN

Bahan Bakar adalah merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia begitu juga dalam

perindustrian terutama dalam bidang pulp. Dimana bahan bakar ini sebagai faktor sangat penting untuk

menghasilkan suatu proses produksi di industri ini.

Bahan bakar di industri kita ini bisa didapat dari limbah produksi yaitu dari hasil pengulitan kayu log di Wood

preparation, sehingga kulit kayu dan serpihan kayu yang tidak terpakai akan dimamfaatkan sebagai bahan

bakar pada Multifuel Boiler untuk memproduksi steam (uap).

Dengan memamfaatkan bahan bakar limbah produksi maka pencemaran lingkungan dapat dikurangi selama

berlangsungnya proses produksi di PT. LPPPI.

Pada tulisan ini dibahas beberapa hal yang menyangkut jenis – jenis bahan bakar dan komposisinya,serta

analisa bahan bakar. Pembahasan tersebut diatur dalam beberapa bab.

Dengan adanya pembahasan materi ini, diharapkan operator dapat memahami tentang jenis-jenis bahan

bakar serta menganalisanya dan dapat mengambil tindakan tindakan yang diperlukan bila terjadi

permasalahan sehingga dapat menjaga kestabilan pada proses produksi

3.
BAB I : JENIS – JENIS BAHAN BAKAR MULTIFUEL BOILER

1.1 Bahan bakar padat ( Solid fuel )

. Kulit kayu ( Bark )

Cangkang kelapa sawit ( Falm shell )

Batu bara ( Coal )

1.1.1 Bahan bakar cair ( Liquid fuel )

- Solar ( diesel oil )

- Minyak berat ( heavy oil )

1.1.1.1 Bahan bakar pada Multifuel Boiler yang berhubungan dengan load boiler

- Kulit kayu 100 % MCR

- Coal 50 % MCR

- Oil 40 % MCR

- Cangkang sawit 50 % MCR

1.2 Komposisi kulit kayu ( Bark ) dari book manual

. Carbon ( C ) 26.1 %

. Hydrogen (H2) 2.75 %

. Oxygen (O2) 19.65 %

. Nitrogen (N2) 0.25 %

. Sulphure (S) 0 %

. Moisture (H2O) 50 %

. Ash 1.25 %

Tot = 100 %

. HHV 10.10 Mj / Kg (2412.8 KCal/Kg)

. LHV 8.27 Mj / Kg (1975.6 Kcal/Kg )

Komposisi kulit kayu hasil consigment test labor sehari hari ref no. LB-01-97

Moisture 36.9 %

Ash content 8.3 %

4.
SiO2 6.3 %

Density 169.2 Kg/m3

Size 45 mm 7.4 %

8 mm 9.6 %

7 mm 20.8 %

3 mm 36.3 %

Dust 25.9 %

LHV 3471 Kcal/Kg

Standart kulit kayu yang diterima berdasarkan ISO 9002 ;

Moisture  50 %

Size  50 mm

LHV  8.27 MJ/Kg

1.3 Komposisi batu bara (Coal), Consigment test labor sehari hari ref.no.LB-05-147

Bulk density 505.9 Kg/m3

. Ash content 8.1 %

. Moisture 37.8 %

. Heating resistence 800 ºC

. Fixed carbon 16.4 %

. Calorific value 23.4 Mj/Kg

. Particle size 45 mm 26.0 %

8 mm 26.1 %

7 mm 16.5 %

3 mm 12.6 %

Dust 18.1 %

5.
Standart batu bara yang diterima berdasarkan ISO 9002 :

Moisture  50 %

Size  150 mm

LHV  20 MJ/kg

1.4. Komposisi cangkang (palm shell) Consigment test labor sehari hari ref no.LB-04-87

. Moisture 24.3 %

. Calorific value 23.0 Mj/Kg

standart cangkang sawit yang diterima berdasarkan ISO 9002 :

moisture  50 %

1.5. Komposisi Heavy oil dari consigment test labor sehari-hari ref.no.LB-08-77

Heating value 10756 Cal/gr std > 10600 Cal/gr

Standart diterima  9650 Cal/gr

1.6. Komposisi Diesel oil dari consigment test labor sehari hari ref.no.LB-09-09

. Heating value 11602 Cal/gr std  9800 Cal/gr

standart diterima std  9800 Cal/gr

6.
BAB II : ANALISA BAHAN BAKAR

Nilai Bakar adalah Panas yang dihasilkan setiap pembakaran 1 Kg bahan bakar pada

pembakaran yang sempurna ( Complete combustion )

2.1 Formula HHV ( High Heating Value ) untuk bahan bakar kulit kayu adalah :

HHV = 8100 . C + 29900 ( H – O/8 ) + 2500 . S Kcal/Kg

Formula LHV ( Low Heating Value ) untuk bahan bakar kulit kayu adalah :

LHV = 8100 . C + 29900 ( H – O/8 ) + 2500 . S – 600 ( 9.O/8 + M ) Kcal/Kg

2.1.1 Jadi LHV Bark : LHV = 81 ( 26.1 ) + 29.9 ( 2.75 – 19.65/8 ) + 25 (0) – 6 ( 9. 19.65/8 + 50 )

= 1808.14 Kcal / Kg Bark

Sedangkan LHV dari buku manual book :

= 8.27 Mj / Kg

= 8.27 x 1000 /4.186

= 1975.6 Kcal / Kg

2.1.2. Efficiency Boiler : Perbandingan panas yang dipergunakan untuk pembangkit steam

Dengan panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar

Eff Boiler = Panas yang digunakan untuk pembangkit steam x 100 %

Panas pembakaran bahan bakar

Efficiency Boiler tergantung dari besar kerugian panas seperti :

- Kerugian panas yang terbuang ke stack

- Kerugian panas akibat moisture pada bahan bakar

- Kerugian panas akibat carbon tidak terbakar

- Kerugian panas akibat radiasi

Kerugian panas akibat peralatan Boiler

7.

-
- Kerugian panas akibat panas terbawa pada ash

- Kerugian panas akibat kandungan hydrogen (H2) dalam bahan bakar

- Kerugian panas akibat blow down

Eff.Boiler = QS ( HS - HA )

QF . LHV

Eff.Boiler = 88.81 %

QS = Flow Steam yang dihasilkan (Kg /H )

QF = Flow Bahan bakar ( Kg /H )

HS = Entalphy Steam = 782.4 Kcal / Kg

HA = Entalphy Feed water = 120 Kcal / Kg

LHV = Low Heating Value bahan bakar

88.81 % = QS (782.4 - 120 )

QF. 1975.6

QS/QF = 1975.6 . 88.81 %

782.4 – 120

= 2.64 ( Faktor evaporation )

Faktor evaporation adalah perbandingan steam dengan bahan bakar kulit kayu

2.1.3 TABEL UNTUK LHV = 1975.6 Kcal /Kg

ITEM QS/QF = 2.64


BARK (T/H ) 15.2 18.9 22.7 26.5 30.3 34.1 37.9 53.0
STEAM (T/H) 40 50 60 70 80 90 100 140
BOILER LOAD (% ) 28.6 35.7 42.8 50 57.1 64.3 71.4 100
2.1.4 Jika LHV bahan bakar diambil dari hasil consigment test labor tgl 09-01-1997

Ref.no. LB-01-97 dengan LHV = 3471 Cal/gr maka :

8.

QS/QF = 3471 . 88.81 %


782.4 - 120

= 4.6 ( Faktor evaporation )

ITEM QS/QF = 4.6


BARK (T/H ) 8.7 10.7 13.0 15.2 17.4 19.6 21.7 30.4
STEAM (T/H) 40 50 60 70 80 90 100 140
BOILER LOAD (% ) 28.6 35.7 42.8 50 57.1 64.3 71.4 100

2.1.5 Jika effisiensi boiler 50 % maka faktor evaporation :

QS/QF = 3471 . 50 %

(782.4 - 120)

= 2.6

Jika effisiensi boiler 100 % maka faktor evaporation :

QS/QF = 3471 . 100 %

(782.4 - 120 )

= 5.2

Tabel effisiensi boiler dengan faktor evaporation

LHV Kcal/Kg 3471

Fak.evaporation 2.6 3.1 3.7 4.2 4.6 4.7 5.2


Eff.boiler ( % ) 50 60 70 80 88.81 90 100
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa Faktor evaporation juga tergantung kepada Eff.boiler

2.2 LHV batu bara dari hasil consigment test labor = 23.4 Mj/Kg

23.4 x 1000 /4.186 = 5590 Kcal/Kg

Jika effisiensi boiler 50 % maka faktor evaporation :

9.

QS/QF = 5590 . 50 %

782.4 - 120

= 4.2
2.3 LHV cangkang sawit dari consigment test labor = 23.0 Mj/Kg

QS/QF = 5494.5 . 50 %

782.4 – 120

= 4.1 (faktor evaporation )

10

BAB. III ANALISA KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN

3.1 Untuk pembakaran carbon (C) menjadi CO2


C + O2 CO2

1 KGAT. C + 1 KG mol O2 1 KG Mol CO2

12KG C + 32 KG O2 44 KG CO2

ATAU

1KG C + 22.4/12 NM3 O2 22.4/12 NM3 CO2

1 KG C + 0.865 NM3 O2 1.865 NM3 CO2

Catatan : menurut avogadro : volume tiap gas satu gram,pada tekanan p = 1 atm, temp. (t) = 0 oc

adalah 22.4 liter ( disebut keadaan normal )

3.2 UNTUK PEMBAKARAN HYDROGEN

2H2 + O2 2H2O

2KG a mol H2 + 1 Kg mol O2 2 kg mol H2O

4 kg H2 + 32 kg O2 36 kg H2O

atau

1kg H2 + 22.4 NM3/4 O2 44.8/4 NM3 H2O

1KG H2 + 5.56 NM3 O2 11.11 NM3 H2O

3.3 UNTUK PEMBAKARAN SULPHUR

S + O2 SO2

1KG at S + 1 KG mol O2 1KG mol SO2

32.06 KG S + 32 KG O2 64.06 KG SO2

1 KG S + 22.4 NM3/32.06 O2 22.4 NM3/32.06 SO2

1 KG S + 0.6987 NM3 O2 0.6987 NM3 SO2

3.4 KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN SECARA TEORITIS ADALAH

Vol. Udara : 1.865 C + 5.56 H2 + 0.6987 S – O2

0.21

3.4.1 Sedangkan untuk pembakaran sempurna diperlukan udara lebih :

Vol. Udara : 1.25 (1.865 C + 5.56 H2 + 0.6987 S – O2 ) NM3/KG bb

0.21

Excess Air = 1.25 ( dari manual book )


3.4.2 Sedangkan untuk pembakaran tidak sempurna ( incompleted combustion )

2 C + O2 2 CO

2 Kg at .C + 1 kg mol O2 2 kg mol CO

24 Kg C + 32 kg O2 56 kg CO

atau

1 kg C + 22.4 NM3/24 O2 44.8 NM3/24 CO

1 kg C + 0.933 NM3 O2 1.867 NM3 CO

Jadi perbandingan udara dengan bahan bakar :

AIR/FUEL = 1.25 1865 . 0261 + 5.56 . 0.0275 + 0.6987 . O – 0.1965

0.21

= 2.64 NM3/KG BB

jika boiler operasi pada kondisi MCR = 140 T/H. dan faktor evaporasi ( QS/QF = 2.64 maka :

Banyak bahan bakar : 140/2.64 . 3.6 = 14.7 KG/S

KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN :

BASE FUEL AIR = AIR/FUEL ( BARK FLOW 1 + BARK FLOW 2 )

= 2.64 ( 14.7 )

= 38.8 NM3/S

UDARA MINIMUM :

Grid = 7.8 NM3/S

Sec. Upper = 1.8 NM3/S

Sec. Lower = 1.4 NM3/S

Fuel Feed = 2.48 NM3/S

Rotary Feeder = 0.25 NM3/S

Burner = 1.8 NM3/S

TOTAL = 15.5 NM3/S

Jadi total udara SAF da PAF yang disupply :

= udara pembakaran + udara minimum

= 38.8 NM3/S + 15.5 NM3/S ( pada air tanning parameter = 60 NM3/S )


atau dalam formula sbb :

Udara SAF + Udara PAF = QF x Air/Fuel x Steam flow + Udara minimum.

3.6

Jika evaporator factor ( QS/QF = 2.6 ), pada boiler load = 140 T/H maka :

Udara SAF + PAF = 1/2.64 x 2.64 x 140 + 15.5

3.6

= 54.3 NM3/S

Kita tablekan sbb :

NO UNIT QS/QF = 2.64


1 NM3/S 0 11.1 13.9 16.6 19.9 25.0 27.8 38.8
2 NM3/S 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5
3 NM3/S 15.5 26.6 29.4 32.2 35.4 40.5 43.3 54.3

.
4 T/H 0 40 50 60 70 90 100 140
5 T/H 0 15.2 18.9 22.7 26.5 43.1 37.9 53.0

Jika evaporation faktor (QS/QF = 4.6 ), maka kita tablekan sbb :

NO UNIT QS/QF = 4.6


1 NM3/S 0 11.1 13.9 16.6 19.9 25.0 27.8 38.8
2 NM3/S 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5 15.5
3 NM3/S 15.5 21.9 23.4 25.1 26.6 29.8 31.4 37.8
4 T/H 0 40 50 60 70 90 100 140
5 T/H 0 8.7 10.7 13.0 15.2 19.6 21.7 30.4

Atau dalam kondisi operasi Udara actual pada air turning parameter

UDARA ACTUAL = UDARA MIN + ( UDARA MAKS. – UDARA MIN. ) LOAD BOILER ( % )

BAB. IV ANALISA FLUE GAS YANG TERJADI UNTUK 1 KG BAHAN BAKAR.

Pada persoalan diatas untuk pembakaran sempurna ( complete cobustion ) akan terjadi gas – gas

dari hasil pembakaran tersebut yaitu :

Carbondioksida CO2
Sulphure SO2

Oksigen O2

Nitrogen N2

Hydrogen H2

Dll

4.1 BARK

Formula untuk mendapatkan wet flue gas yang terjadi untuk pembakaran 1 kg bark adalah :

( Wg ) act = { 1 + ( 2.66 C + 7.94 H2 + 0.998 S – 02 ) R - A } ……. Kg/kg bark.

0.232

Sedangkan komposisi 1 kg bark terdiri dari :

C : 26.10%

H2 : 2.75%

O2 : 19.65%

N2 : 0.25%

H2O : 50%

S : 0%

A : 1.25%

Dimana : ( Wg ) act : Berat flue gas actual

R : Kelipatan udara jika excess air : 20% ( lihat manual book )

Maka :

( Wg ) act = { 1+ ( 2.66x0.261 + 7.94x0.0275 + 0.998x0 – 0.1965 ) 1.2 – 0.0125 }

0.232

= 4.69 kg/kg bark.

Apabila dencity fluegas (  ) = 1.228 Kg/nm3 ( lihat manual book )

Maka volume fluegas yang terjadi untuk 1 Kg bark :

( Vg )act = 4.69 Kg/kg bark

1.228 Kg/Nm3

= 3.82 Nm3/kg bark


4.1.1 Komposisi fluegas yang terjadi untuk 1 kg bark :

Dalam kondisi berat :

W CO2 = 11/3C = 11/3 ( 26.10% ) = 0.953 Kg.kg bark

W SO2 = 2 S =2(0) = 0 Kg/kg bark

W H2O = 9 H2 9 ( 2.75% ) = 0.247 Kg/kg bark

W O2 = ( excess air ) x 23.2% (Wa )th + % O2 pada bahan bakar

Dimana :

( Wa )th= 2.66C + 7.94H2 + 0.998 S – O2

0.232

( Wa )th= 2.66 x 0.2610 + 7.94 x 0.00275 + 0.998 x 0-0.1965

0.232

= 3.09 Kg/kg bark

Jadi :

W O2 = 20% x 23.2% ( 3.09 ) + 0.1965

= 0.339 Kg/kg bark

W N2 = 76.8% ( Wa )act

= 76.8% (3.09 ) x 1.2

= 2.849 Kg/kg bark

Berat gas – gas lain yang terjadi :

( Wg )act – ( W CO2 + W SO2 + W H2O + W O2 + W N2 )

= 4.69 – 4.338

= 0.352 Kg/kg bark

Prosentase berat gas – gas yang terjadi terhadap flue gas :

Kondisi basah ( wet )

( CO2 )w = W CO2

( Wg )act

= 0.953/4.69 x 100% = 20.31%

( SO2 )w = W SO2

( Wg )act
= = 0%

( H2O )w = W H2O

( Wg )act

= 0.247/4.69 x 100% = 5.26%

( O2 )w = W O2

( Wg )act

= 0.339/4.69 x 100% = 7.22%

( N2 )w = W N2

( Wg )act

= 2.849/4.69 x 100% = 60.74%

Gas lainnya = 0.352/4.69 x 100% = 7.50%

Total = 100%

4.1.2 Berat gas asap ( flue gas ) pada kondisi kering :

( Wg )dry = ( Wg )act – w ( H2O )

= 4.69 – 0.247 = 4.443 Kg/kg bark

Kondisi kering ( dry )

( CO2 )w = W CO2

( Wg )act

= 0.953/4.443 x 100% = 21.44%

( SO2 )w = W SO2

( Wg )act

= = 0%

( O2 )w = W O2

( Wg )act

= 0.339/4.443 x 100% = 7.62%

( N2 )w = W N2

( Wg )act
= 2.849/4.443 x 100% = 64.12%

Gas-gas lainnya= 0.352/4.443 x 100% = 7.92%

Total = 100%

Dari perhitungan sebelumnya volume flue gas yang terjadi untuk 1 kg solid fuel ( bark ) adalah :

( Vg )act = 3.82 Nm3/kg bark

Jika load boiler kondisi MCR = 140 T/H sedangkan jumlah bark yang terpakai = 14.74 Kg/det ( lihat

manual book )

Flue gas yang terjadi pada MCR :

( Vg ) MCR = 3.82 x 14.74 = 56.3 Nm3/det ( bandingkan pada manual book )

BIOGRAFI SINGKAT PENYUSUN

DENDIN SURYAJAYA dilahirkan di Garut, pada tanggal 03 Oktober 1966, menyelesaikan

pendidikan terakhir di Sekolah Teknologi Pulp dan Kertas Bandung tamat tahun 1991 jurusan Teknik

produksi.

Pada tahun 1986 – 1990 bekerja di PT.Pindo Deli Karawang Jabar.


Pada tahun 1992 – 1993 bekerja di PT.Indah Kiat Perawang Riau dan pada tahun 1993 mutasi ke

PT.LPPPI Jambi .

DAFTAR PUSTAKA

1. BUBBLING BED BOILER OPERATION MANUAL DARI

AHLSTROM CORPORATION

2. DATA CONSIGMENT TEST DARI LABORATORY

Você também pode gostar