Você está na página 1de 48

ASI EKSKLUSIF 6 BULAN

MENGEGAH STUNTING
Dr. Fitrisia Amelin,SpA, M.Biomed
Disclosures

Saya tidak memiliki hubungan finansial ataupun


hubungan dengan pihak lain yang mensponsori

Materi bersumber dari SatGas ASI IDAI,


Perinasia, AIMI, IKMI, textbook, jurnal dan
sumber lainnya
Faktor Penyebab Stunting
Kesehatan dan Gizi Ibu yang kurang Terjamin
• Ibu stunting, jarak persalinan terlalu rapat, kehamilan remaja

Praktik pemberian makan bayi dan anak tidak adekuat


• Tidak mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), tidak
mendapatkan ASI Eksklusif, MPASI tidak memenuhi
kuantitas, kualitas, dan variasi
Infeksi pada 1000 hari pertama kehidupan
• Terkait dengan pola asuh, lingkungan dan higienitas buruk,
kemiskinan, minimnya layanan kesehatan
ASI eksklusif hanya tercapai 32%
1 dari 3 anak Indonesia stunting
MENYUSUI : DETERMINAN STUNTING

SATGAS ASI IDAI


ASI eksklusif menurunkan risiko kematian akibat
Pneumonia 15,1x, dan risiko kematian akibat diare 10,5X.
Bagaimana ASI Mencegah Infeksi ?
Di Kenya, Peningkatan pemberian ASI eksklusif (≥ 50%)
Penurunan angka kematian bayi dan stunting (<40%)
 Sesuai dengan SDGs dan WHA Global Nutrition Targets 2025
Capaian ASI Eksklusif Dikaitkan dengan Prevalensi
Stunting di Indonesia

Peningkatan capaian ASI Eksklusif


dan IMD pada periode 2012-2017
seiring dengan Penurunan
prevalensi stunting
STANDAR EMAS PEMBERIAN
MAKANAN BAYI DAN ANAK
• Inisiasi Menyusu Dini
1

• Menyusui eksklusif 0-6 bulan pertama


2

• MP-ASI mulai usia 6 bulan


3

• Teruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun


4 atau lebih
Pemberian ASI eksklusif

• Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau


minuman lain termasuk air putih, kecuali
vitamin dan mineral serta ASI yang diperah.
Kriteria untuk Pemberian ASI
Eksklusif
• Semua bayi cukup bulan yang sehat serta bayi prematur
berisiko rendah (dilahirkan setelah kehamilan 34 minggu
tanpa masalah pernapasan) harus diberi ASI secara eksklusif
selama 6 bulan sejak dilahirkan
• Semua bayi yang memperlihatkan semua gejala-gejala
seperti gawat pernapasan, pengisapan atau kemampuan
menelan yang buruk, letargi, distensi abdomen atau
penurunan berat badan harus segera dievaluasi untuk
disusun rencana tatalaksana nutrisinya
Air susu mamalia berbeda-beda
dan spesifik berdasarkan spesies

Variasi ukuran Berbedanya Perbedaan


dan bentuk lama kecepatan
tubuh kehamilan pertumbuhan

Frekuensi
Perbedaan
pemberian
habitat
minum
HANYA ASI YANG SELALU SIAP
SEDIA DALAM KEADAAN
BENCANA

Saat bencana, pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan) dan tetap menyusui hingga 2
tahun sangat diutamakan.

Pemberian susu formula hanya dapat diberikan jika ibu bayi meninggal, tidak
adanya ibu susuan atau donor ASI. Selain itu, pemberian susu formula harus
dengan indikasi khusus yang dikeluarkan dokter dan tenaga kesehatan terampil.
UNICEF
Bagaimana peran tenaga kesehatan
dalam menyukseskan ASI eksklusif?
Medikolegal Pemberian ASI
UU No 36 tahun 2009 pasal 18 dan 129 tentang kesehatan:
• BAB III pasal 6
Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif
kepada bayi yang dilahirkannya.
• BAB III pasal 7:
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 tidak berlaku
dalam hal terdapat:
a.Indikasi medis
b.Ibu tidak ada
c. Ibu terpisah dari bayi

PP No 33 tahun 2012 “Tentang pemberian ASI eksklusif”:


BAB IV pasal 15 : Dalam hal pemberian ASI eksklusif tidak
dimungkinkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7, bayi dapat diberikan susu formula bayi
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
(WHO, revisi 2017)
Kunci Praktis Klinis :
1. Berikan KIE tentang keuntungan menyusui kepada ibu dan
keluarga, dimulai dari saat pemeriksaan antenatal.
2. Fasilitasi ibu untuk melakukan kontak kulit ke kulit dan IMD segera
setelah lahir (harus dilakukan dalam 1 jam pertama bayi lahir)
3. Berikan dukungan kepada ibu untuk melakukan inisiasi,
mempertahankan, dan mengatasi masalah dalam menyusui
bayinya
4. Halangi ibu, untuk tidak memberikan makanan ataupun cairan lain
selain ASI kepada bayinya, kecuali bila ada indikasi medis
5. Lakukan rawat gabung ibu dengan bayinya (rooming in)
6. Sebagai bagian dari perlindungan, promosi dan dukungan terhadap
praktik menyusui, ibu dan bayi yang keluar dari fasilitas pelayanan
kesehatanharus mendapatkan informasi tentang rencana pelayanan
kesehatan selanjutnya untuk memastikan agar ibu dan bayinya
mengerti dan mengakses pelayanan kesehatan yang tepat.
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
(WHO, revisi 2017)
Prosedur Manajemen Kritis :
7. Fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani persalinan dan bayi
baru lahir, harus memiliki kebijakan tertulis tentang Menyusui dan
harus dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan dan orang tua
bayi.
8. Fasilitas pelayanan kesehatan yang emlayani persalinan dan bayi
baru lahir , harus memahami dan mematuhi Kode Pemasaran PASI.
9. Tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan KIE pemberian makan
bayi dan anak termasuk menyusui, harus memiliki pengetahuan,
kompetensi, serta keterampilan yang memadai untuk memberikan
dukungan kepada ibu untuk menyusui bayinya.
10. Fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani persalinan dan bayi
baru lahir harus melakukan monitoring terhadap standar praktik
klinis yang berlaku. Hasil monitoring dapat ditunjukkan dalam
bentuk laporan tertulis
INISIASI
MENYUSU DINI
(IMD)
• Dukungan semua pihak
 suami, keluarga,
faskes, nakes

• Ibu & bayi dalam


keadaan stabil  tidak
ada kegawatdaruratan

• Minimal selama 1 jam


• Rawat Gabung
INISIASI MENYUSI DINI (IMD)
(WHO, AAP)
Semua ibu dan bayi sehat,
tanpa memandang metode
melahirkan, melakukan
proses menyusui dengan
cara uninterupted skin to skin
contact antara bayi dengan
ibunya segera setelah lahir,
dan berlangsung minimal 1
jam atau proses menyusu
pertama selesai (apabila
menyusu pertama terjadi
lebih dari 1 jam)
Keunggulan IMD
• Meningkatkan durasi menyusui
• Skin-to-skin contact untuk memberikan kehangatan
pada bayi dan kolonisasi bayi dengan flora normal ibu
• Memberikan kolostrum sebagai imunisasi pertama bayi
• Bayi masih siaga pada 1 jam pertama
• Bayi belajar menghisap secara efektif
• Berperan terhadap hormon:
– Meningkatkan endorfin ibu  merangsang prolaktin
– Menurunkan kortisol ibu
• Meningkatkan luaran perkembangan
IMD untuk Keberhasilan Menyusui

SATGAS ASI IDAI


Pemantauan IMD

SATGAS ASI IDAI


Stunting dimulai
dengan Weight
Faltering

Cegah Weight Cegah Weight


Faltering selama Faltering karena
periode ASI susu formula yang
eksklusif tidak adekuat
Apabila seluruh bayi diberikan ASI eksklusif…

• Negara akan menghemat devisa dan masyarakat juga berhemat


• 1 tahun  4,8 juta bayi lahir (2018)
• 1 kaleng susu formula 400 gr standar  Rp 40.000,- (paling
murah)

Dalam 6 bulan
= 4.800.000 bayi x Rp 40.000,- x 60 kaleng =11.520 trilliun
Apabila bayi sudah diberi susu formula tanpa
indikasi medis

Per-keluarga
Biaya formula per bulan minimal : Rp 600.000,-
Biaya formula selama 2 tahun mencapai Rp. 14.400.000,-
(formula standar)

Mungkinkah keluarga yang dengan income dibawah UMR akan


menyediakan 30% dari penghasilan untuk membeli susu formula?

Susu formula diencerkan  energi tidak adekuat  stunting


Stunting harus Dicegah sejak 1000 hari
Pertama Kehidupan
Weight faltering
 Inadequate weight gain, no weight gain or drop in weight,
between 2 successive weight measurements

SATGAS ASI IDAI


Apa yang harus dilakukan jika bayi
yang disusui secara eksklusif jatuh
ke dalam risiko gagal tumbuh ?
Tata Laksana Weight Faltering pada Bayi Usia 0-6 bulan

Evaluasi Komprehensif

Manajemen Laktasi & Atasi Masalah


Medis

Kenaikan Kenaikan Berat Tidak


Berat Cukup Cukup

Teruskan Bayi Siap Makan Bayi Belum Siap


ASI (≥ 4 bulan) Makan
Eksklusif
Mulai MPASI Suplementasi
ASI donor yang Suplementasi
memenuhi Susu Formula
Syarat sesuai Codex
SATGAS ASI IDAI Keamanan
Disampaikan dalam rangka “Pekan ASI sedunia 2018”
Menyusui adalah cara alami
dan murah dalam pemberian
makan bayi dan anak.
ASI berdampak baik bagi
setiap keluarga
Menyusui sangat berkontribusi
dalam menurunkan angka
kemiskinan

Você também pode gostar