Você está na página 1de 1

Asia Tenggara adalah kolase dari terranes ophiolitic, pulau dan samudera yang

terbentuk sebagai bagian dari serangkaian subduksi intra-samudera dan


samudra-benua yang kompleks. Proses tektonik ini melibatkan tiga lempeng
samudera dan margin lempeng Eurasia kontinental dan bagian benua Lempeng
India-Australia. Menurut Hall, tektonik di wilayah ini diselingi oleh
peristiwa utama berikut: 45 Ma dextral tektonik melarikan diri dari blok di
Indocina dan subduksi proto-South China Sea Plate, dengan pengembangan
punggungan penyebaran di PSP, (b) 25 Ma, tabrakan Australia dengan Busur
Filipina-Halmahera dan Dataran Tinggi Ontong Jawa dengan busur Melanesia,
Penutupan PSCSP, dan pembukaan Laut Cina Selatan, penebalan kerak di
Kalimantan Utara melalui kejatuhan kerak benua dari barat laut. 5 Ma,
tabrakan Filipina dan Margin Asia Tenggara SE dan lompatan Zona Subduksi dari
barat ke timur Filipina

Arc Sunda di Indonesia bagian barat telah menjadi lokasi subduksi IP yang
berkelanjutan di bawah lapisan tipis benua Asia Tenggara selama seluruh
periode Kenozoikum. Tidak ada sistem porfiri besar yang dikenal di bagian
busur kontinental Indonesia (Sumatra dan Jawa), dan hanya sedikit kejadian
emas epitermal, seperti Deposit Pungkut. Sebagian besar kejadian Emas
terletak di sepanjang sesar Sumut dextral, yang dimulai pada masa Miosen
Tengah akibat tabrakan miring IP dengan SE Asia.

Ke timur, bagaimanapun, di Sumbawa, beberapa sistem porfiri diketahui, yang


terbesar adalah deposit Batu Hijau berusia 5 Juta tahun. Tektonik di wilayah
itu, timur Bujur 115 E, terdiri dari konsumsi IP di bawah sisa-sisa Pelat
Laut Molusca, yaitu subduksi intra-samudera dan pembentukan busur pulau.

Di Indonesia Utara, dextral escape tectonics yang terkait dengan tabrakan


India-Asia menghasilkan subduksi ke arah selatan dari Proto-South China Sea
Plate di bawah borneo. Subduksi ini berhenti sekitar 24 Ma, dengan tabrakan
benua-benua dan pertambahan prisma sedimen ke Borneo utara

Simpanan di Kalimantan bagian barat dan tengah didominasi oleh endapan


epitermal dan emas-tembaga sulfat rendah, yang telah mengalami develpo pada
ca. 20 Ma pada saat subduksi dari PSCSP. Deposito lainnya berkembang antara
13 dan 9 Juta Tahun yang lalu dan menambah satu deposit tembaga-emas porfiri
besar dan Beberapa deposit epitermal sulfidasi rendah.

Deposit di Sulawesi Utara termasuk sistem tembaga-emas porfiri serta sistem


epitermal yang ditempatkan antara 5 dan 1 Ma. Endapan ini berpotensi terkait
dengan penghentian subduksi MSP dan interaksi kompleks dari zona subduksi
barat-mencelupkan dan dangkal selatan di bawah sulawesi utara

Dalam busur Halmahera, endapan Gosowong (epitermal) dan Kaputusan (Porphyry)


kemungkinan besar terkait dengan penghentian subduksi ke arah timur dan
selanjutnya mulai dari subduksi ke arah barat selama 10 Juta Tahun terakhir.

Você também pode gostar