Você está na página 1de 4

TUGAS IMUNOLOGI

Oleh:

Nurlinda Sari (A2B/ 171200193)

PRODI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATANMEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2018
1. Hubungan antara sistem imun dengan imunodeficiency.

Sistem imun adalah mekanisme pertahanan alami yang dimiliki tubuh. Sistem ini
berfungsi untuk melindung tubuh dari infeksi dan penyakit dimana sel-sel yang
berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibodi dan sitokin/kemokin, akan
menghasilkan respon imun. Respon imun adalah proses pertahanan tubuh terhadap
semua bahan asing, yang terdiri dari sistem imun non spesifik dan spesifik.
Imunodefisiensi adalah istilah umum yang merujuk pada suatu kondisi di mana
kemampuan sistem imun untuk melawan penyakit dan infeksi mengalami gangguan
atau melemah. Oleh karena itu, pasien imunodefisiensi akan rawan terkena berbagai
infeksi atau timbulnya sel tubuh yang ganas disebabkan karena tubuh tidak mampu
memberikan respon imun terhadap infeksi patogen termasuk virus akibat penurunan
atau kegagalan sistem imun, sehingga tubuh mudah terserang berbagai infesi yang
dapat menyebabkan penyakit.

2. Jenis-jenis imunodeficiency dan perbedaannya.


a. Imunodefisiensi Primer
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 150 jenis imunodefisiensi primer.
Sebagian besar penyakit imunodefisiensi primer ditentukan secara genetik dan
mempengaruhi bagian humoral dan/atau seluler dari imunitas adaptif (dimediasi
oleh sel limfosit B dan T), atau dapat juga mempengaruhi mekanisme defensif
dari imunitas bawaan (sel NK, fagosit, atau komplemen). Defek pada imunitas
adaptif umumnya disubklasifikasikan pada komponen yang terutama terkait (sel
B/T/keduanya). Gangguan imunodefisiensi, diantaranya:
1. Defisiensi IgA (imunoglobulin)
Imunoglobin ditemukan terutama di air liur dan cairan tubuh lain sebagai
perlindungan pertama tubuh. Penyebabnya genetik maupun infeksi
toksoplasma, virus cacar, dan virus lainnya. Orang yang kekurangan IgA
cenderung memiliki alergi atau mengalami pilek dan infeksi pernapasan lain
walaupun tidak parah.
2. Granulomatos kronis (CGD)
Penyakit imunodefisiensi yang diwariskan sehingga penderitanya rentan
terhadap infeksi bakteri atau jamur tertentu.Penderitanya tidak dapat melawan
infeksi kuman yang umumnya ringan pada orang normal.
3. Bruton's Agammaglobulinemia
Kelainan yang ditandai kegagalan prekursor limfosit B karena cacat pada gen
kromosom X. Penyakit ini paling sering ditemukan pada pria walaupun secara
sporadik terjadi juga pada wanita. Penyakit mulai terlihat pada usia 6 bulan
setelah imunoglobin maternal mulai habis.
4. Severe combined immunodeficiency (SCID)
SCID adalah gangguan sistem kekebalan tubuh serius karena limfosit B dan
limfosit T. Mereka yang kekurangan hampir mustahil melawan infeksi. Bayi
yang mengalam SCID umumnya mengalami kandidiasis oral, diaper rash, dan
kegagalan berkembang.
5. Sindroma DiGeorge (thymus displasia)
Sindrom cacat lahir dengan penderita anak-anak yang lahir tanpa kelenjar
timus. Tanda sindroma ini antara lain menurunnya level sel T, tetanus, dan
cacat jantung bawaan. Telinga, wajah, mulut dan wajah dapat menjadi
abnormal.
6. Sindroma Chediak-Higashi
Ditandai dengan ketidakmampuan neutrofil untuk berfungsi sebagai fagosit
secara normal.
7. Hyper IgM syndrome
Penyakit ini ditandai dengan produksi IgM tetapi defisiensi IgA dan
IgE.Akibatnya terjadi cacat pada respon imun sel T helper dan maturasi sel B
dalam sekresi imunoglobin terhambat.
8. Wiskott -Aldrich Syndrome
Penyakit yang terkait dengan kromosom X ditandai dengan trombositopenia,
eksema, dan rentan infeksi sehingga menyebabkan kematian dini.
b. Imunodefisiensi Sekunder
Penyakit ini berkembang umumnya setelah seseorang mengalami penyakit.
Penyebab yang lain termasuk akibat luka, kurang gizi atau masalah medis lain.
Sejumlah obat-obatan juga menyebabkan gangguan pada fungsi kekebalan tubuh.
Immunodefisiensi sekunder, diantaranya:
1. Infeksi
HIV (human immunodeficiency virus) dan AIDS (acquired immunodeficiency
syndrome) adalah penyakit umum yang terus menghancurkan sistem kekebalan
tubuh penderitanya.Penyebabnya adalah virus HIV yang mematikan beberapa
jenis limfosit yang disebut sel T-helper.Akibatnya, sistem kekebalan tubuh
tidak dapat mempertahankan tubuh terhadap organisme biasanya tidak
berbahaya.Pada orang dewasa pengidap AIDS, infeksi HIV dapat mengancam
jiwa.
2. Kanker
Pasien dengan kanker yang menyebar luas umumnya mudah terinfeksi
mikroorganisma.Tumor bone marrow dan leukimia yang muncul di sumsum
tulang belakang dapat mengganggu pertumbuhan limfosit dan leukosit.Tumor
juga menghambat fungsi limfosit seperti pada penyakit Hodgkin.
3. Obat-obatan
Beberapa obat menekan sistem kekebalan tubuh, seperti obat kemoterapi yang
tidak hanya menyerang sel kanker tetapi juga sel-sel sehat lainnya, termasuk
dalam sum-sum tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh.Selain itu,
gangguan autoimun atau mereka yang menjalani transplantasi organ dapat
mengurangi kekebalan tubuh melawan infeksi.
4. Pengangkatan lien
Pengangkatan lien sebagai terapi trauma atau kondisi hematologik yang dapat
menyebabkan peningkatan suspeksibilitas terhadap infeksi terutama
Streptococcus pneumoniae.

Você também pode gostar