Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
oleh
Fauziyah 142310101040
Iqbal Lutfi Nauri 142310101083
Rini Sulistyowati 142310101092
Nuril Fauziah 142310101103
Zahra Marseliya K. 142310101143
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang
mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan ber- negara
(UU RI No 13 tahun 1998). Menurut WHO (World Health Organization) membagi masa
usia lanjut sebagai berikut :
a. Usia 45-60 tahun, disebut middle age (setengah baya atau A-Teda madya)
b. Usia 60-75 tahun, disebut elderly (usia lanjut atau wreda utama)
c. Usia 75-90 tahun, disebut old (tua atau wreda prawasana)
d. Usia diatas 90 tahun,disebut very old (tua sekali atau wreda wasana).
Masyarakat kita saat ini memandang para lanjut usia sebagai orang-orang yang
kurang produktif, kurang menarik, kurang energik, mudah lupa, barangkali kurang
bernilai dibandingkan dengan mereka yang masih dalam keadaan prima (Kroll dan
Hawkins, 1999), untuk itu dalam pembangunan nasional pemerintah telah berhasil
mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di
bidang medis atau ilamu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah
penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat atau
sering disebut dengan Lansia Booming. Salah satu upaya Pernerintah dalam
menyediakan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan upaya kesehatan antara lain
adalah dengan mengadakan Posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian. Norma Kelurga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (Effendy, 1998). Sedangkan menurut Azwar (2002),
posyandu merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-
desa kecil yang tidak terjangkau oleh Rurnah Sakit atau klinik.
Lansia yang mengalami masalah kesehatan terdiri dari Asam Urat 21 orang
(72,4%), hipertensi 6 orang (20,6%) dan asam urat (7%). Distribusi lansia yang tidak
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
Persiapan yang dilakukan untuk meja satu berjalan dengan lancar, lansia yang
belum terdaftar dalam posyandu mendaftarkan diri di meja satu terlebih dahulu dan
lansia yang telah terdaftar dalam posyandu, melakukan registrasi terlebih dahulu
kemudian menuju meja 2. Lansia antusias terhadap kegiatan ini, dikarenakan banyak
lansia yang mengalami hipertensi. Registrasi pada meja satu mencangkup biodata dari
lansia.
B. Evaluasi Struktur
e. Lansia yang sudah terdaftar dalam posyandu, langsung di tujukan ke meja dua
oleh petugas posyandu.
C. Evaluasi Proses
Selama kegiatan berlangsung mahasiswa mendampingi lansia dalam mengisi
form registrasi. Mahasiswa menjelaskan tentang rasionalnya pengisian dari registrsi
sebelum melanjutkan ke meja selanjutnya. Registrasi ditujukan untuk identitas lansia.
D. Evaluasi Hasil
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
Hasil dari kegiatan ini adalah mahasiswa yang bertugas pada meja satu
mendapati biodata lansia yang mengikuti posyandu lansia sebagai identitas lanjutan saat
dilaksanakan posyandu lansia kembali.
E. Faktor Pendorong
Faktor pendorong yang mendorong keberhasilan kegiatan di meja satu yang
telah dilakukan adalah :
1. Lansia bersedia hadir meluangkan waktu dalam kegiatan posyandu.
2. Lansia bersedia dalam memberikan informasi diri kepada petugas registrasi.
3. Lansia bersedia mengisi form registrasi dibantu oleh petugas posyandu.
F. Faktor Penghambat
B. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa sebagai petugas posyandu lansia telah menyiapkan peralatan di meja
2 (dua) (tensimeter, timbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan)
b. Lansia menyatakan bersedia untuk dilakukan tindakan di meja 2 (dua) yaitu
pengukuran tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan.
c. Lansia diinformasikan hasil pengukuran tekanan darah, berat badan, dan tinggi
badan.yang telah dilakukan oleh petugas posyandu.
d. Tersedia lingkungan yang nyaman, kondusif dan tenang selama dilakukan
tindakan di meja 2 (dua)
e. Lansia kooperatif selama tindakan di meja 2 (dua)
C. Evaluasi Proses
a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran TD, BB, dan TB dengan baik
b. Mahasiswa dapat menjelaskan hasil pengukuran TD, BB, dan TB kepada lansia
bahwa hasil pengukuran TD hipertensi.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan hasil pengukuran bahwa tekanan darah lansia
meningkat dari pemeriksaan bulan lalu, yaitu 160/90 mmHg menjadi 170/100
mmHg
d. Proses dilakukannya tindakan pengukuran dapat berjalan kondusif dan lancar
D. Evaluasi Hasil
a. Lansia dapat mengerti bahwa hasil pengukuran tekanan darahnya dalam rentan
yang tinggi
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
F. Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan di meja 2 (dua) yang telah
dilakukan adalah:
a. Lansia terkadang tidak mendengar dengan jelas apa yang disampaikan oleh
petugas posyandu, sehingga petugas harus sedikit menaikkan volume bicara agar
lansia dapat mendengar dengan jelas apa yang disampaikan oleh petugas
posyandu.
b. Lansia mengalami gangguan pada penglihatan sehingga kesulitan dalam menuju
tempat pengukuran yang disediakan oleh petugas selama kegiatan di meja 2
(dua)
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
B. Evaluasi Struktur
f. Mahasiswa telah menyiapkan materi yang akan disampaikan.
g. Klien menyatakan bersedia mengikuti pendidikan kesehatan.
h. Bahan-bahan diskusi pretes dan post tes di buat dengan bahasa yang mudah
dimengerti, namun penyampaian terlalu luas.
i. Mahasiswa mampu melakukan diskusi interaktif dan komunikatif dengan para klien.
j. Tersedia lingkungan yang nyaman, kondusif dan tenang selama pendidikan
kesehatan dilakukan.
C. Evaluasi Proses
1. Pelaksanna di meja 3 merupakan pencatatan hasil pemeriksaan klien dari merja 2
2. Pelaksaan pencatatan berjalan lancar
3. Klien mengalami peningkatan Berat Badan yang awalnya 69 Kg menjadi 70 Kg dan
juga peningkatan Tensi darah yang awalnya 160/100 meningkat menjadi 170/100
4. Klien mengalami obesitas setelah di hitung IMT nya yaitu sebesar 27.3
5. Klien kooperatif dan mengerti tentang kondisi kesehatannya yang sedang kurang
baik.
D. Evaluasi Hasil
d. klien dapat menyebutkan dan memahami terkait masalah penyakit hipertensinya
dapat menyebabkan stroke.
e. klien dapat menyebutkan penyebab terjadinya gagal ginjal.
f. Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan diakhiri dengan baik.
E. Faktor Pendorong
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
F. Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat keberhasilan pendidikan kesehatan yang telah
dilakukan adalah:
c. faktor usia dari para lansia yang mulai mengalami penurunan fisik dan
penurunan daya tangkap
d. waktu yang terbatas dalam pemberian penyuluhan karna banyak peserta
lansianya.
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
C. Evaluasi Proses
a. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai gizi apa saja yang boleh
dikonsumsi dan apa saja yang dihindari oleh lansia dengan hipertensi yang
mempunyai resiko terkena stroke.
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
D. Evaluasi Hasil
a. Lansia dapat mengerti dan menjelaskan mengenai konsumsi makanan apa
saja yang boleh dikamakan seperti anjuran dari petugas posyandu yang tadi
menjelaskan banyak makan sayuran dan buah-buahan namun tidak untuk
buah durian dan alpukat karena mengandung lemak, mengurangi konsumsi
minum kopi dan makanan yang banyak mengandung garam seperti ikan
asing, mengurangi makanan goreng-gorengan.
b. Lansia mengklarifikasi, mendiskusikan pernyataan yang diberikan oleh
petugas posyandu.
E. Faktor Pendorong
Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan di meja 4 (empat) yang telah
dilakukan adalah:
a. Lansia bersedia diberikan penyuluhan kesehatan mengenai gizi untuk
menanggulangi resiko stroke.
b. Lansia bersedia mendengarkan pendidikan kesehatan dan berdiskusi bersama
petugas posyandu.
c. Lansia meluangkan waktu dan bersedia hadir pada kegiatan posyandu lansia
d. Lansia menjawab ketika di tanya mengenai seputar konsumsi makanan yang
biasa dimakan lansia dengan hipertensi tersebut
e. Lansia mengajukan pertanyaan tentang seputar konsumsi makaan yang boleh
dikonsumsi oleh penderita hipertensi untuk menanggulangi resiko stroke.
f. Lansia bersedia mengikuti pendidikan kesehatan dan kegiatan yang ada di meja
4 (empat) sampai akhir
F. Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan di meja 5 (lima) yang telah
dilakukan adalah:
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
a. Lansia terkadang tidak faham apa yang dijelaskan oleh petugas posyandu
sehingga petugas posyandu harus sabar mengulang pembicaraan sampai lansia
tersebut faham apa yang dijelaskan oleh petugas posyandu.
b. Terbatasnya waktu karena masih banyak antrian yang menunggu sehingga
penjelasan yang diberikan kepada lansia harus singkat padan dan jelas namun
bisa dimengerti oleh lansia.
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
A. Analisis Situasi
Persiapan yang dilakukan untuk meja 5 (lima) berjalan dengan lancar karena
peralatan dan bahan yang dibutuhkan sudah tersedia dan disediakan dengan lengkap
oleh petugas posyandu pada hari sebelumnya, telah disediakan tempat masing-masing
pos/meja oleh pihak kelurahan untuk kegiatan posyandu. Lansia antusias terhadap
kegiatan karena mengingat banyaknya lansia yang mengalami hipertensi. Kegiatan yang
dilakukan di meja 5 (lima) yaitu pengecekan tes gula darah dan pendidikan kesehatan
mengenai stroke dan hipertensi sebagai risiko terjadinya stroke.
B. Evaluasi Struktur
Mahasiswa sebagai petugas posyandu lansia telah menyiapkan peralatan dan
bahan di meja 5 (lima)
a. Lansia menyatakan bersedia untuk dilakukan tindakan di meja 5 (lima) yaitu tes
gula darah
b. Lansia bersedia mendengarkan dan berdiskusi bersama petugas di meja 5 (lima)
c. Bahan-bahan diskusi di buat dengan bahasa yang mudah dimengerti.
d. Mahasiswa sebagai petugas posyandu lansia mampu melakukan diskusi interaktif
dan komunikatif dengan masyarakat.
e. Tersedia lingkungan yang nyaman, kondusif dan tenang selama dilakukan tindakan
di meja 5 (lima)
f. Lansia kooperatif selama tindakan dan pendidikan kesehatan di meja 5 (lima)
C. Evaluasi Proses
e. Mahasiswa dapat menjelaskan gambaran umum dari stroke dan hipertensi
f. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep dasar, deteksi dini dan
pencegahan stroke
g. Proses dilakukannya tindakan dan pendidikan kesehatan dapat berjalan kondusif
dan lancar
h. Mahasiswa melakukan tindakan pengecekan tes gula darah kepada lansia
D. Evaluasi Hasil
a. Lansia dapat mengerti dan menjelaskan mengenai konsep dasar stroke,
penyebab stroke, deteksi dini dan pencegahan stroke.
b. Lansia mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
E. Faktor Pendorong
Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan di meja 5 (lima) yang telah
dilakukan adalah:
a. Lansia bersedia dilakukan tindakan pengecekan tes gula darah
b. Lansia bersedia mendengarkan pendidikan kesehatan dan berdiskusi bersama
petugas
c. Lansia meluangkan waktu dan bersedia hadir pada kegiatan posyandu lansia
d. Lansia menjawab ketika di tanya mengenai hipertensi dan stroke
e. Lansia mengajukan pertanyaan tentang stroke, pantangan makanan dan hal-
hal yang harus dilakukan yang mereka tidak ketahui
f. Lansia bersedia mengikuti pendidikan kesehatan dan kegiatan yang ada di
meja 5 (lima) sampai akhir
F. Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan di meja 5 (lima) yang telah
dilakukan adalah:
a. Lansia terkadang tidak mendengar dengan jelas sehingga petugas
mengulang-ulang pembicaraan yang tidak didengar
b. Lansia mengalami gangguan pada penglihatan sehingga kesulitan dalam
melihat poster lembar balik yang disediakan oleh petugas selama kegiatan di
meja 5 (lima)
lansia tersebut yang paling banyak di alami olek peseta posyandu adalah hipertensi yang
mana penyakit hipertensi ini merupakan penyakit yang umum dikalangan lansia dan
perlu penanganan yang cukup ketat sehingga tidak menyebabkan komplikasi ke
penyakit stroke. Dalam kegiatan ini di lakukan penyuluhan kesehatan tentan
pencegahan dini terhadap stroke karena potensi hipertensi sangatlah tinggi untuk
mengalami stroke. Oleh sebab itu pencegahan sejak dini harus dilakukan.
6.2 Saran
a. Untuk sasaran
Lebih menjaga kebiasan pola hidup dan konsumsi makanan yang menyebabkan
tekanan darah menajdi meningkat, sehingga hipertensi bisa di kontrol dan
potensi terjadinya stroke bisa di hindari.
b. Untuk tenaga kesehatan
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memeantau
keadaan kesehatan warga masyarakat sehingga potensi peningkatan
berbagai jenis penyakit bisa di hindari
b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang managemen hipertensi dan
stroke.
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Bangun, A. P. (tanpa judul). Sehat & bugar pada usia lanjut dengan jus buah & sayuran.
Jakarta: Agromedia Pustaka
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
DAFTAR LAMPIRAN
Mengetahui,
Dosen Penguji
BERITA ACARA
Pada hari ini, Kamis tanggal 1 bulan Desember tahun 2016 jam 07.30 s/d selesai
bertempat di Kantor Kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur
telah dilaksanakan Penyuluhan Kesehatan Pencegahan Resiko Stroke pada lansia oleh
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
anggota posyandu lansia (daftar hadir terlampir).
Lampiran 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang pencegahan, penanganan dan managemen pada Penyuluhan
Kesehatan Pencegahan Resiko Strok.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit sasaran akan mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian penyakit stroke
b. Menjelaskan tentang pencegahan penyakit stroke
c. Menjelaskan tentang penanganan pada penyakit stroke
3. Pokok Bahasan :
Managemen pada Penyuluhan Kesehatan Pencegahan Resiko Strok pada
Lansia
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian penyakit stroke
b. Pencegahan penyakit stroke
c. Penanganan pada penyakit stroke
5. Waktu
1 x 15 Menit
6. Bahan / Alat yang digunakan
1. Leafleat
2. Lembar balik
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Ceramah
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi pendidikan kesehatan, menyiapkan klien,
menyiapkan ruangan, serta menyiapkan alat atau bahan yang diperlukan untuk
pendidikan kesehatan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Kegiatan peserta 3 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 9 menit
tentang : menanggapi dengan
a. Pengertian penyakit pertanyaan
stroke
b. Pencegahan
penyakit stroke
c. Penanganan
penyakit stroke
2. Memberikan
kesempatan pada
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
masyarakat untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan
kesempatan kepada
perwakilan
masyarakat untuk
menjelaskan kembali
dan mempraktikan
materi yang sudah
disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 3 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Salam penutup
10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa itu penyakit stroke ?
b. Bagaimana pencegahan penyakit stroke?
c. Bagaimana penanganan pada penyakit stroke?
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
Materi
PENCEGAHAN RESIKO STROK
1. Pengertian
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran
darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang mengalami kelumpuhan atau kematian. Foktor risiko
yang dapat mengakibatkan stroke adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi,
obesitas atau kegemukan, kolesterol darah tinggi, riwayat penyakit jantung, riwayat
penyakit diabetes militus, merokok, stres, dll.
Stroke merupakan gangguan fisik yang timbul secara mendadak yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah diotak. Bertambahnya usia
meningkatkan risiko seseorang untuk terserang stroke. Stroke dapat mengakibatkan
lumpuh, penglihatan terganggu, penurunan fungsi pendengaran, penurunan daya
ingat, penurunan kemampuan hitung, bahkan tidak dapat berkomunikasi. Beberapa
faktor risiko yang lain untuk terjadinya stroke adalah usia, keturunan, dan pribsdi
dan watak yang tertutup.
Deteksi dini serangan akut stroke dilakukan dengan cara:
1) Senyum yang tidak simetris
2) Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat digerakkan secara tiba-tiba
3) Suara yang pelo, parau, atau menghilang
4) Rabun/ gangguan penglihatan
5) Sempoyongan/ vertigo/ pusing berputar
2. Pencegahan stroke
Pencegahan strok sebaiknya dilakukan sepanjamg masa, mengingat pertambahan
usia juaga dapat memperbesar kemungkinan serangan stroke. Diet dan berolahraga
sangat penting untuk mengurangi dan mencegah berbagai resiko terjadinya stroke.
Stroke dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
1) Mengurangi konsumsi garam yang berlebihan, tidak mengkonsumsi alkohol,
tidak meroko dan minum kopi
2) Mengusahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal (mencegah
kegemukan)
3) Membatasi intake garam bagi pasien yang mengalami hipertensi
4) Membatasi makanan berkolesterol dan berlemak (daging, durian, alpukat, keju
dan lainnya)
5) Mempertahankan diet dengan gizi seimbang (banyak makan buah dan sayuran)
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
Pemateri,
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
Lampiran 3. leaflet
Komunitas – PSIK Universitas Jember 2016
DAFTAR HADIR
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Pencegahan Resiko Stroke oleh Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember dalam kegiatan posyandu lansia. Pada hari
ini, Kamis tanggal 1 Bulan Desember tahun 2016 pukul 07.30 WIB s/d selesai
bertempat di kantor Kelurahan Sumbersari, Jember.
1
2
3
4
5
6