Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya telah dihasilkan suatu alat, yang
nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang demikian
dinamakan alat perkembangbiakan (organun reproductionum) yang dibedakan
dalam dua golongan yang bersifat vegetatif dan generatif (Tjirosoepomo,
Gembong. 2015:121).
1. Maksud Percobaan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengamati bentuk sel dan jaringan
yang menyusun bagian bunga pada tumbuhan.
2. Tujuan Percobaan
C. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu dimana sampel di iris
setipis mungkin dan diletakkan di gelas objek. Kemudian preparat ditetesi dengan
medium HCE 25% dan ditutup kembali dengan dek glass setelah ini baru sel-sel
nya diamati dibawah mikroskop
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Bagian pokok tubuh tumbuhan hanya ada tiga macam yaitu akar, batang,
dan daun dan setiap bagian lainnya hanya merupakan penjelmahan ketiga bagian
pokok tersebut. Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan harus pula merupakan
suatu penjelmahan salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok tadi, yang
memang demikian keadaannya (Tjirosoepomo, Gembong. 2015:121).
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-
turut dari tepi luar bunga bagian tengah kalyx (kelopak), carolla (mahkota),
andresium (kelamin jantan), dan ginesium (kelamin betina).(Tim dosen. 2017:54)
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang pada organ-organ bunga yang lain
tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai
bunga (pedicellus). Ujung distal pedisel atau pedicellus ini mengembang dengan
panjang yang beragam dan bagian ini disebut talamus. Organ-organ bunga
melekat pada talamus. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ.
Organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kalyx
yang biasanya berwarna hijau dan ditemukan paling rendah kedudukan pada
talamus. Disebelah dalam sepal adalah carolla yang terdiri atas petal, pada
umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan
bunga itu sama, mereka disebut tepal (Hidayat. 1995:40).
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan dan
betina untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti
dengan perubahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji (Hidayat. 1995:59).
Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga fungsi utama carolla adalah
untuk menarik serangga dan sebab itu merupakan bagian yang paling luas dan
besar dari bunga. Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh angin, carolla sering
teriduksi atau bahkan tidak ada. Warna petal adalah akibat kloroplas yang
mengandung karotenoid dan cairan vakuola yang mungkin mengandung
flavonoid, terutama antosianin dan berbagai kondisi pengubah seperti PH cairan
vakuola. Dinding antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur
internal. Dinding luar dapat berbentuk konveks atau berupa papila.
2. Stamen (benang sari)
Tipe semen yang umum pada tumbuhan biji tertutup atas filamen dan
anthera. Pada anthera terdapat mikrosporagia atau kantung pollen. Masing-masing
terdiri atas dinding dan lokulus tempat dihasilkan mikrospora. Flamen strukturnya
sederhana. Parenkim mengelilingi berkas vaskuler yang mungkin amfikribal.
Epidermis yang berkutin ada yang memiliki trikoma. Pada filamen dan anthera
ada yang memiliki stomata. Berkas vaskuler terdapat pada sepanjang filamen dan
berakhir pada anthera atau pada jaringan konektif. Anthena pada umumnya pecah,
secara spontan, dan pollen keluar melalui stomium. Lapisan subdermal
Endothecium dengan penebalan sekunder, membantu pecah/membukanya
stomium pada saat kering (Sumardi, Issrep. 1993:105).
3. Karpel
Pada bunga biasa ditemukan satu helai karpel atau lebih, maka karpel
dapat lepas satu per satu dari yang lain (Ginesium apokarp, seperti Rosa sp) atau
karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam (ginesium slokarp, seperti
pada Lycopersicon dan Carica Papaya). Pada ginesium sinkarp, ada dua cara
perlekatan karpel. Yang pertama, karpel berlekatan dengan kondisi terlipat dan
muka abaksial. Disini terbentuk ginesium beruang satu. Pada ginesium biasanya
dapat dibedakan bagian bawah yang fertil, yakni bakal buah atau ovarium, bagian
tengan yang steril, yakni tangkai putik atau stylus, dan yang paling ujung adalah
kepala putik atau stigma (Fahn. 1991:34).
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan
adanya tangkai bakal biji (funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh.
Bakal biji terdiri dari jaringan tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen
dalam dan integumen luar. Kedua integumen mengelilingi satu saluran yang
bermuara di pori, disebut dengan mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil
disaat fertilisasi. Sebagaimana pada tapetum anthera, nukleus biasanya sudah tidak
ada bila biji mencapai tarae dewasa karena telah berdegenerasi (Tjitrasam.
1983:25).
Bakal buah dibedakan menjadi dinding bakal buah dan ruang bakal buah.
Pada bakal buah beruang banyak terdapat skat pemisah bakal biji atau ovulum
terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam yang disebut plasenta (Tjitrasam.
1983:29).
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (stamen)
dan alat kelamin betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga
yang demikian disebut bunga banci atau hemafrodit. Satu bunga dinyatakan bunga
lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga, yaitu sebagai berikut:
(Tjirosoepomo, Gembong. 2015:143)
a. Kelopak (kalyx)
b. Mahkota bunga (carolla) yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk
memikat serangga yang membantu proses penyerbukan.
c. Alat kelamin betina atau putik (psitillum)
d. Alat kelamin jantan atau benang sari (stamen)
3. Uraian Bahan
Asam Klorida (Dritjenpom, 1979:53)
Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida, asam garam
Rumus Molekul : Hcl
Rumus Struktur : H – Cl
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap dan berbau
merangsang jika diencerkan dengan dua bagian air
asap dan abu hilang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Untuk mendeteksi warna kristal Ca oksalat dan
kalsium karbonat dalam sel.
4. Klasifikasi
1. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
(Tjirosoepomo, Gembong. 2012:104)
Regnum : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Apetalae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosasinensis
5. Deskripsi
1. Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum)
Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun
dengan tangkai pendek serta bertandan. Pada saat masih muda bunga
cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning
ke hijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah
tua. Sedangkan bunga cengkeh kering akan berwarna cokelat
kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri (Harbie,
Tandi. 2015:236-237).
METODE KERJA
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu dek glass,
empulur ketela pohon, jarum preparat, kobokan, lampu spiritus, mikroskope,
objek glass, pipet tetes, dan silet.
2. Bahan
6. Cara Kerja
1. Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum)
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Disayat tipis melintang atau membujur bunga cengkeh
c. Diletakkan hasil sayatan diatas objek glass
d. Diteteskan HCl 25%
e. Ditutup dengan dek glass
f. Difiksasi
g. Diamati dengan mikroskop
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1) Cengkeh (Syzygium aromaticum)
No Gambar Gambar Literatul Keterangan
Pengamatan
1. Bunga cengkeh 1. Epidermis
(membujur) 2. Membran
Perbesaran 4× 3. Inti sel
4. Kristal
kalsium
4 5. Saluran
minyak
1 atsiri
Perbesaran 10× 6. Sel
3 parenkim
2
Bunga cengkeh
(melintang) 5
Perbesaran 4×
Perbesaran 10×
2) Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
No. Gambar Pengamatan Gambar Literatul Keterangan
1. Kembang sepatu 1. Epidermis
(tangkai) 2. Korteks
Perbesaran 4× 3. Stele
2 3 1
2. 1. Epidermis
Kembang sepatu 2. Berkas
(mahkota) Pembuluh
Perbesarn 4×
1
Perbesaran 10×
2
3. Kembang sepatu 1. Epidermis
(filament) 2. Sklereida
Perbesaran 4× 3. Sklerenkim
1
Perbesaran 10× 3 2
1
1 4 3 2
Perbesaran 10×
2
1
Perbesaran 10×
1
Perbesaran 10×
2
1
3) Bunga lili (Lilium brownii)
4 3 1 2
1 2
Perbesaran 10×
4 3
2. Bunga Lili 1. Epidermis
(mahkota) 2 1 2. Korteks
Perbesaran 4× 3. Stele
4. Sel
parenkim
4 4 3
3 1 2
Perbesaran 10×
1 2 3
1 2
3
Perbesaran 10×
3
B. Pembahasan
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-
turut dari tepi luar bunga bagian tengah kalyx (kelopak), carolla (mahkota),
stamen (benang sari), dan pistillum (putik) (Tim dosen. 2017:54).
Pada bunga ketiga yaitu bunga lili (Lilium brownii) terdiri dari beberapa
jaringan penyusun. Bentuk pengamatannya yaitu pada tangkai bunga, kelopak
bunga, mahkota, filamen, anthera, ovarium, dan stilus bunga. Jika dibandingkan
antara hasil pengamatan dengan gambar literatul terdapat beberapa perbedaan
terutama pada kejelasan dan tata letak struktur-struktur penyusunnya. Pada
gambar hasil pengamatan bagian jaringan-jaringannya renggang dan sukar
ditentukan dan pada bagian ovarium lebih tampak jelas terutama pada segi
bentuknya dan ruas-ruas antar selnya tampak menonjol. Sedangkan pada gambar
literatul tia-tiap bagian bunga baik itu tangkai, mahkota, kelopak, filum, anthera,
ovarium dan stilus lebih jelas bentuk dan bagian-bagiannya serta pada gambar
literatul tidak ada lagi ditemukan gelembung udara yang akan berdampak pada
hasil pengamatan (Hidayat,1995:240).
Faktor kesalahan pada pengamatan kali ini yaitu kesalahan pada teknik
pengirisan sampel yang masih relatif tebal dan ada beberapa bagian yang rusak
biasanya ditemui pada bagian pinggiran preparat. Faktor kesalahan kedua yaitu
masih terdapat banyak gelembung pada preparat yang disebabkan oleh kesalahan
pada teknik menutup dengan dek glass dan pada cara fiksasi preparat.
Alasan perlakuan dari percobaan ini adalah penggunaan HCl 25% yang
berfungsi sebagai reaktan untuk mendeteksi warna kristal kalsium oksalat dan
kalsium karbonat dalam sel. Alasan perlakuan kedua yaitu fiksasi untuk
merekatkan sel pada objek glass, menghentikan aktifitas sel pada jaringan tanpa
menyebabkan perubahan-perubahan bentuk dan strukturnya, dan mencegah
otolisis sel yaitu pecahnya sel yang disebabkan oleh enzim-enzim yang
dikandungnya sendiri (Tim Dosen. 2017:8).
A. Kesimpulan
Bagian anatomi bunga yaitu putik yang tersusun atas stigma dan tangkai
putik; stamen yang tersusun atas tangkai sari, sumbu bunga, artikulasi, tangkai
bunga, kelenjar nectar, benang sari, bakal buah, bakal biji, serbuk sari dan kepala
sari; perhiasan bunga (periantum) yang terdiri dari carolla dan kelopak.
B. Saran
Difiksasi
Disayat tipis melintang dan membujur tangkai, kelopak, mahkota, putik dan
benang sari bunga sepatu
Difiksasi
Diamati dengan mikroskop
Disayat tipis melintang dan membujur tangkai, mahkota, putik dan benang sari
bunga lili
Difiksasi