Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
(Anak Egois)
DAFTAR ISI
Halaman
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam membentuk kepribadian seseorang adalah antara 0-5 tahun. Jadi, tidak
dalam kandungan maupun setelah masa kanak-kanaknya telah lewat. Selama masa
dengan sejumlah naluri perlu dikembangkan agar dapat hidup dengan baik dan
anak juga perlu diperkenalkan pada nilai-nilai luhur dan kebiasaan yang baik.
Orangtua dan guru perlu melarang hal-hal yang tidak baik, bahkan kalau
perlu menghukum jika larangan sudah tidak mempan lagi, sesuai umur anak, dan
membimbing anak ke arah yang baik. Anak perlu dilatih untuk menghargai orang
lain dan bersikap sopan santun, sambil menerapkan moral yang tinggi di rumah.
Seperti jangan asal janji bila tidak bisa memenuhinya, jika kakaknya sedang tidur,
ajak anak main tanpa teriak-teriak atau kecilkanlah suara televisi, sambil
kebutuhannya).
Jika orangtua terlalu sibuk, malas, terlalu mengikuti kemauan anak, atau
saling bertentangan dalam mendidik anak, anak dapat kehilangan arah, jadi
cenderung bersikap "semau gue", alias jadi egois atau mau menang sendiri.
1
Apakah sikap egois bisa diperbaiki? Jika masih kecil lebih mudah
diperbaiki, tetapi, kalau sudah remaja, apalagi dewasa, jauh lebih sukar. Seorang
psikolog dan ahli pendidik James Dobson berkata dalam bukunya Dare to
Dicipline: "Psikolog yang menghadapi remaja yang tidak mempunyai respek sama
membiarkan anak terus "menang", sampai tidak terkendali lagi, adalah bagai
dokter yang berhadapan dengan pasien penderita kanker ganas." Sukar diperbaiki
lagi. Untuk itulah dibutuhkan suatu penanganan secara dini untuk mengatasi sifat
B. Tujuan
Kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak ini memiliki dua tujuan
dan konseling khususnya bagi penulis yang tengah mempelajari mata kuliah
Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini. Yang kedua, untuk membantu anak
yang menjadi sasaran bimbingan, yaitu dengan memberikan treatmen yang sesuai
C. Sasaran
Bimbingan konseling yang dilakukan kali ini ditekankan bagi anak yang
memiliki sifat egois dan mau menang sendiri. Anak yang menjadi sasaran adalah
2
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Laporan Studi Kasus ini dimulai dengan Bab I Pendahuluan yang berisikan
Latar Belakang, Tujuan, Sasaran, Tempat dan Waktu Pelaksanaan serta dijelaskan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dan penulisan lapporan. Bab ini
membahas mengenai pengertian, ciri-ciri, dan penyebab sifat egois pada anak.
Bab III Identifikasi Kasus, yang akan menjelaskan identitas anak dan
atau tindakan (treatment) yang dilakukan beserta hasil yang diperoleh dari
treatment tersebut.
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
(Anak Egois)
Secara alamiah sifat egois timbul pada anak usia 2 tahun karena pada usia
dari sudut pandangnya dan belum mampu melihat dari kaca mata orang lain.
Sehingga seringkali jika mereka menginginkan sesuatu hal, harus dipenuhi saat itu
atau tidak. Mereka juga tidak peduli jika orang lain menangis akibat perbuatannya
mengambil secara paksa dari orang lain. Yang penting apa yang dia inginkan dan
apa yang dia suka diperolehnya. Bahkan untuk memuluskan keinginannya, kadang
guling di lantai.
dia enggan berbagi. Dia ingin menikmati sendiri barang yang dimilikinya. Bahkan
milik orang lain pun kadang diakui sebagai miliknya jika dia menginginkannya.
Dia tidak ingin orang lain mengganggu kesenangannya. Anak egois maunya
menang sendiri.
24 Selfish, Rude Behaviors and How to Stop Them menjelaskan bahwa anak-anak
yang selfish alias egois adalah anak-anak yang tidak senang menjadi bagian dari
4
mereka, meletakkan kebutuhan dan urusan mereka di atas yang lainnya, dan
Sudah tentu anak egois ini perlu disadarkan dan diperbaiki sikapnya. Anak
perlu diingatkan bahwa di samping dirinya, ada juga anak-anak lain yang sama-
sama kita cintai. Ia perlu didorong agar mengembangkan sikap-sikap baik seperti
Menurut Heribertus Gunawan, anak yang egois hanya peduli dengan dirinya
sendiri, hanya berfokus pada kesejahteraan dirinya sendiri tanpa peduli orang lain.
Anak usia prasekolah umumnya masih egosentris karena dunianya masih terpusat
pada dirinya sendiri, karena merasa dirinya dan dunia sekitarnya adalah satu.
bahwa anak balita dikatakan memiliki sikap egois yang tinggi karena setiap
kegiatan yang dilakukan masih terpusat pada dirinya sendiri. Sifat individunya
masih sangat dominan. Ini terlihat dari cara dia yang selalu mendahulukan dirinya.
Begitu juga kalau ingin sesuatu dan tak dituruti, anak akan menangis. Itu yang
membuatnya disebut egois. Padahal, anak sendiri sebenarnya masih belum paham,
Pada anak usia prasekolah perilaku egois bila sekali-sekali muncul masih
dapat dikatakan wajar, tetapi bila dilakukan dalam frekuensi dan intensitas yang
5
tinggi digolongkan pada perilaku bermasalah. Ciri-ciri perilaku egois yang
• Kualitas hubungan sosialnya buruk, sulit menjalin relasi dengan anak lain;
• Enggan untuk berbagi kesenangan, mainan, atau makanan dengan orang lain;
segera dituruti.
Penyebab perilaku egois biasanya karena perlakuan dan pola asuh orang
tua/pengasuh yang tidak tepat (misalnya kasih sayang orang tua yang berlebihan
atau kurang, sikap orang tua yang permisif, tidak menanamkan disiplin, moral dan
tanggung jawab yang diperlukan anak sebagai pengarah dalam berperilaku). Sifat
6
terlebih dahulu. Anak juga tidak terbiasa mengembangkan rasa toleransi dan
sabar kepada orang lain. Anak tidak diajari untuk menunda kepuasan atau
bahwa ia bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan dengan mudah saat itu
juga.
yang sebenarnya bisa dilakukan anak seusianya. Karena khawatir baju anak
kotor, orang tua menyuruh pembantu untuk selalu menyuapi makan. Karena
selalu berada di dekat sang anak dan siap melayani. Maka anak akan terbiasa
hati-hati anak seperti ini bisa tumbuh menjadi anak yang egois, karena dia
menganggap semua harus dipusatkan pada dia. Itulah sebabnya salah satu ciri
juga anak-anak yang egois adalah dia menganggap diri sebagai kasus khusus,
perkecualian.
7
BAB III
IDENTIFIKASI KASUS
A. Identitas Anak
a. Data Anak
Anak ke : 1
Agama : Islam
Kelas : A
b. Data Orangtua
Agama : Islam
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Golat
Agama : Islam
Pendidikan : SMEA
8
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Golat
B. Riwayat Anak
a. Riwayat Kelahiran
Kehamilan
Kelahiran
b. Riwayat Makanan
9
Berbicara kata-kata pertama : ........bulan
Hobi : ...........
Minat : ...........
e. Riwayat Pendidikan
10
BAB IV
A. Diagnostik Kasus
tanda sifat egois dan mau menang sendiri. Seringkali anak merebut paksa mainan
Dalam studi kasus kali ini beberapa bentuk treatment/layanan yang penulis
lakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan berpedoman pada pendapat
Charles E. Schaefer, Ph.D dan Howard L. Millman, Ph.D. dalam bukunya ”How
Boneka tangan atau boneka biasa bisa dimanfaatkan sebagai alat yang efektif
tersembunyi dalam cerita, seperti empati pada orang lain, berbagi, bersabar,
Mendorong orang tua untuk menjadi teladan bagi anaknya. Usahakan agar
anak melihat saat orangtua / guru membantu orang tidak mampu, memberi
makan pada pengemis, dan berbagi pada tetangga. Dengan demikian mereka
11
akan belajar bahwa di sekitarnya ada orang-orang yang membutuhkan
bantuan.
Sampaikan pesan dalam bahasa yang sederhana. Katakan dalam bahasa yang
positif seperti :”Kalau kamu senang merebut, teman-teman tidak mau lagi
d. Beri penguatan terhadap tindakan anak yang tidak mementingkan diri sendiri.
Kita harus buka mata pasang telinga untuk memergoki sebanyak mungkin
menjelaskan perbuatan mana yang merupakan momen prestasi anak, agar anak
“Dengar nggak adik tertawa waktu kamu bilang mau menemaninya bermain?
Kamu membuat adik gembira!” Penguatan juga bisa berupa ucapan terima
12
BAB V
A. Kesimpulan
• Pada anak usia prasekolah perilaku mau menang sendiri / egois bila sekali-
sekali muncul masih dapat dikatakan wajar, tetapi bila dilakukan dalam
• Penyebab perilaku egois biasanya karena perlakuan dan pola asuh orang
tua/pengasuh yang tidak tepat (kasih sayang orang tua yang berlebihan atau
kurang, sikap orang tua yang permisif, tidak menanamkan disiplin, moral dan
• Penanganan yang diperlukan bagi anak yang mau menang sendiri adalah
mengajar dan melatihkan perilaku yang diinginkan, yaitu bisa kontrol diri,
diri, dan kata hati. Pemberian kasih sayang, perhatian dan pujian dalam
B. Saran
Untuk menangani sifat egois pada anak orang tua sebaiknya :
• Menjadi teladan bagi anak dengan perilaku sehari-hari yang toleran dan peduli
dengan sekitar.
13
• Memberi penguatan pada anak untuk perubahan perilaku anak, sekalipun
mainan ke teman-temannya”.
• Menjelaskan alasan mengapa ada anak yang tidak disukai oleh teman-
si Andi, teman-temannya jarang yang main ke rumahnya lagi, karena Andi tak
banget, sih”.
ungkapan sayang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Deliana, Srimaryati dan Sutadi Rusda Koto. 1994. Permasalahan Anak TK.
dini-masalah-anak-usia-pra.html
Lara Fridani, S.Psi, M.Psych. 23 Maret 2009. Artikel: Mengatasi Anak Egois.
http://www.mutiara-hati.com/mengatasi-anak-egois.html
Rodin Daulat, 15 Desember 2001. Artikel: Mencegah Si Kecil Tak Jadi Egois.
Suryadi, Drs. 2007. Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini.
Gunung Mulia.
15