Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti ini. Banyak permasalahan yang terjadi di dunia.
Permasalahan itu terjadi akibat perkembangan teknologi yang senantiasa mengalami
perubahan seiring perkembangan zaman. Banyak orang tidak memahami tentang
marathon. Lari Marathon merupakan nomor atletik yang paling populer di antara lari
yang lain karena nilai historisnya. Profesor Michael Breal yang mengusulkan kepada
Baron Pierre de Coubertin agar nomor ini dilombakan pada Olympic Games pertama
tahun 1896, karena respeknya terhadap Pheidippiddes. ‘the famous Athenian runner’.
Spiridon Loues adalah orang pertama yang namanya tercatat dalam sejarah sebagai
juara lari Marathon Olympic Games.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Marathon
Untuk teknik dasar lari jarak jauh, gerakan lari dilakukan tidak secara maksimal,
kecondongan badan membentuk sudut ±10°. Ayunkan kedua lengan secara santai
beberapa sentimeter di atas pinggang dan pendaratan telapak kaki menggunakan sisi
luar kaki bagian tengah.
Tahap 1. Berlari pada garis lurus melewati tanda titik-titik untuk mengatur lebar
langkah lari jarak jauh : Lakukan teknik dasr lari dengan mengitari lapangan
basket/voli/sepak bola atau yang lainnya. Dilakukan ± 1— 2 menit. Dilakukan secara
perorangan, berpasangan atau kelompok, untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama,
keberanian, sportivitas.
Tahap I. Persiapan untuk melakukan start menggunakan hitungan satu (1). Berdiri
sikap melangkah menghadap arah gerakan. Kedua lutut direndahkan dan pandangan
ke depan.
Tahap II. Memindahkan berat badan pada kaki depan pada hitungan 2 (dua). Berat
badan dibawa ke depan, kedua lengan siap seperti gerakan berlari.
Tahap III. Mengayun kaki belakang ke depan dan menolakkan kaki depan, pada
hitungan III (tiga).Ayunkan kaki belakang ke depan dengan lutut tertekuk dan kaki
depan menolak ke tanah.
Tahap I, melakukan teknik dasar strat, lari dan finish dengan gerakan finish dari sikap
berdiri :
Tahap II, melakukan teknik dasar strat, lari dan finish dengan gerakan finish
diawali dari posisi melangkah :
Pada aba-aba “hop” langkahkan kaki belakang ke depan dilanjutkan berlari ke arah
garis di hadapan, hingga melewatinya (finish).
Latihan dilakukan secara berkelompok, untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama,
keberanian, sportivitas.
Tahap III, melakukan koordinasi teknik dasar strat, lari dan finish dengan gerakan
finish diawali dengan gerakan lari :
Saat aba-aba “hop” lari ke depan bersamaan kedua lengan diayun ke depan dan
salah satu kaki dilangkahkan ke depan.
Ketika berlari maka secara alami seorang akan kehabisan napas, karena oto-otot
membutuhkan oksigen lebih banyak saat melakukan aktivitas fisik. Selain itu paru-
paru juga bekerja lebih keras untuk menyerap oksigen dari udara. Memiliki pola
pernapasan yang efisien saat berlari akan membuat seorang lebih efisien dalam
mendapatkan oksigen ke otot, sehingga meningkatkan daya tahan dan bisa berlari
lebih jauh dan lebih nyaman.
Menarik napas terlalu panjang dan dalam bisa membuat seseorang tidak mampu
berlari jauh atau lama, untuk itu bernapaslah pendek secara dangkal sehingga lebih
mudah mengatur napas.
Hal utama yang perlu diingat adalah sebaiknya menarik dan mengeluarkan napas
secara konsisten atau berirama, terlepas dari seberapa cepat seseorang berlari.
5. Dengarkan napas
Gunakan telinga untuk mengontrol pernapasan. Jika mendengar napas mulai terengah-
engah maka kurangi kecepatan berlari, jika sudah mulai stabil bisa secara perlahan
ditingkatkan kecepatannya.
Bernapas sangat penting untuk sang pelari jarak jauh, yang dibutuhkan saat pelari
jarak jauh adalah bertahan tetap berlari dan kecepatan bukan hal yang utama.
Dalam konteks kejuaran profesional, olahraga lari jarak jauh dilakukan dalam sebuah
lintasan khusus dengan jarak 5000-10.000 meter. Lebarnya langkah dan kecepatan
(speed) dalam berlari menjadi faktor paling menentukan seseorang untuk bisa
memenangkan pertandingan. Olahraga ini banyak membutuhkan ketahanan fisik,
stamina, dan juga pola pernafasan yang terukur.
Jalur perlombaan:
Jika jalur yang akan ditempuh pelari merupakan alam terbuka atau ladang,
harus diperhatikan dan dijaga supaya tak ada lintasan yang memungkinkan
sang atlit bisa memotong jalan.
Ketika membuat zona lintasan, seyogyanya harus menghindari area yang bisa
membahayakan si atlit seperti jurang terjal, semak belukar yang banyak bintang
buas, dsb.
Pasanglah tanda penunjuk arah untuk dijadikan pemandu bagi para atlit, dan di
kiri dan kanan dibuatkan pembatas lintasan.
Asosiasi olahraga lari jarak jauh (IAAF) membagai perlombaan dalam kategori umur
sebagai berikut:
Untuk peserta perorangan, maka atlit yang memiliki catatan waktu yang
terendah akan dinobatkan sebagai pemenang.
Untuk peserta beregu/ kelompok, hitungan waktu akan dijumlahkan dan
pemenang akan diambil dari kelompok peserta yang memiliki pasangan waktu
terendah.
Jarak yang sudah ditetapkan dalam aturan internasional adalah sebagai berikut:
Untuk kelompok beregu jarak tempuh dapat diatur sebagai berikut: pelari
pertama dengan jarak tempuh 5 km, kedua dengan jarak tempuh 10 km, begitu
selanjutnya sampai yang terakhir dengan jarak tempuh 7,195 km.
Dalam lari jarak jauh dibutuhkan sarana dan prasarana, yakni sebagai berikut :
Pistol start
Start block (blok awal) yang dapat disetel (tanpa per).
Kaki tumpu : Mendaratlah pada telapak kaki bagian depan, lurus ke depan. Mata
kaki, lutut dan pinggul diluruskan penuh selama tahap mendorong.
Kaki ayun : Kaki ditekuk selama masa pemulihan. Lutut angkat ke depan atas
pada tahap mengayun.
Gerakan lengan : Ayunkan lengan ke depan dan ke belakang, ke depan setinggi bahu, ke
belakang lewat panggul. Sudut sikutsekitar 90 derajat.
Finish : Teknik finish yaitu berlari terus, mendorongkan dada atau mendorong
salah satu bahu ke depan.
Cedera semacam ini adalah yang paling umum dialami oleh para pelari di
mana cedera ini terasa sebagai akibat dari tulang yang bergeser di bagian area
tulang lutut. Mengapa tulang bisa bergeser? Ini biasanya dipicu oleh cartilage atau
jaringan tulang muda yang kekuatannya sudah hilang.
Sejumlah gerakan berlari di mana lutut ikut terlibat akan menjadi penyebab
pergeseran sehingga akhirnya terjadilah rasa nyeri. Apabila nyeri dialami pada area
lutut pasca Anda berlari, sebaiknya jangan lakukan aktivitas apapun lebih dulu dan
lakukanlah pengompresan menggunakan es serta lakukan peregangan beberapa kali
dalam sehari. Tak lupa juga, beristirahatlah dan hindari aktivitas berlari sementara
waktu.
Plantar Fasciitis
Cedera jenis inipun kerap dialami oleh para atlet, termasuk juga khususnya
pelari di mana rasa sakit yang muncul dapat dirasakan pada bawah lutut yang
berada di dekat tumit hingga bagian tengah telapak kaki. Ketika cedera terjadi,
biasanya rasa sakit akan lebih terasa di pagi hari, terutama sewaktu bangun dan
bangkit dari tempat tidur.
Nyeri seperti ini biasanya terjadi akibat inflamasi alias peradangan dan
cedera semacam ini dapat terjadi dikarenakan seringnya berlari di atas permukaan
yang tak begitu rata. Sepatu yang tak bisa menyerap tekanan bisa menjadi pemicu
munculnya inflamasi. Jadi untuk mengatasi, berikan pijatan dan istirahatkan kaki
sampai pulih benar.
Lenting atau Blister
Jenis cedera lainnya yang juga bisa terjadi pada seorang atlet pelari adalah
adanya luka di mana gelembung pada kulit adalah yang menjadi tandanya.
Gelembung tersebut bila dilihat secara cermat berisi air dan ini akan sangat nampak
di bagian permukaan kulit kaki.
Gesekan antara permukaan bagian dalam sepatu dengan kulit kaki adalah
penyebab utamanya. Walau terbilang ringan, jangan sampai gelembung tersebut
pecah secara tak sengaja atau disengaja. Pengelupasan kulit dikarenakan pecahnya
gelembung hanya akan memicu luka. Bersabarlah dan diamkan, karena setelah
beberapa hari luka akan hilang sendiri; pastikan selanjutnya juga tak memakai
sepatu yang sempit apalagi tanpa kaos kaki.
Berlari terlalu lama seperti latihan lari yang terlalu dipaksakan yang
mungkin menjadi persiapan Anda untuk bertanding maupun berlari dengan jarak
yang sangat jauh. Intensitas berlari sebaiknya dikurangi demi menyembuhkan kaki
Anda dan pastikan perhatikan cara memilih sepatu lari yang tepat karena jika salah
hanya akan menaikkan risiko cedera.
Cedera satu ini bisa juga dianggap sebagai nyeri tendon di mana tendon ini
adalah penghubung antara tulang bawah lutut dengan tulang paha. Inflamasi
merupakan penyebab dari cedera ini dan dipicu oleh pergerakan kaki yang sangat
kencang, lemahnya tulang serta otot paha, atau terlalu seringnya berlari.
Kebanyakan pun penderita dari jenis cedera ini adalah para atlet yang
menggunakan gerakan kaki terlalu banyak. Sebelum berlari, pemanasan dan penguatan
otot adalah hal wajib untuk dilakukan. Sebagai cara perawatan, cobalah gunakan es
dan rilekskan tendon Anda pada sepanjang tulang kering dan tulang paha supaya
tekanan pada bagian tersebut berkurang.
Achilles Tendinitis
Cedera ini juga termasuk umum dialami oleh banyak atlet, khususnya
pelari, terutama karena otot penghubung kaki bagian belakanglah yang terkena
cedera. Inflamasi penyebab nyeri kerap menyertai cedera ini dan Anda pun bakal
merasakan tendon yang kaku. Lari jarak jauh seperti maraton adalah contoh
aktivitas yang menyebabkan hal ini bisa terjadi.
Muscle Pull
Cedera ini bisa diatasi dengan beristirahat di mana kaki selama sakit tak
dianjurkan untuk digerakkan terlalu berlebihan apalagi dipaksakan untuk tetap
berlari. Selain istirahat total, kompres es juga terpercaya mampu menjadi solusi
terbaik. Cara mengangkat kaki pun menjadi langkah perawatan atau pengobatan
alami yang bisa dicoba saat muscle pull terjadi.
Ankle Sprain
Salah satu risiko cedera saat menjadi pelari adalah mengalami keseleo,
khususnya yang paling umum adalah ankle sprain atau keseleo di pergelangan kaki.
Robeknya ligamen atau peregangan berlebihan pada area pergelangan kaki mampu
terjadi dan biasanya justru sewaktu kaki tertekuk ke dalam.
Tanda dari ankle sprain adalah bila ditekan atau disentuh saja akan
menyebabkan rasa sakit. Jadi sebagai solusi terbaik, pelari perlu beristirahat total
untuk bagian kaki dan tak boleh sembarangan menggerakkannya. Sekitar kaki juga
sebaiknya dikompres es, dikompresi hingga diangkat untuk membuatnya menjadi
lebih baik.
Cedera Hamstring
Sensasi nyeri seperti ada penarikan otot di bagian belakang paha, itu
tandanya Anda mengalami cedera yang kita sebut dengan cedera hamstring. Istilah
hamstring sendiri merupakan 4 otot yang berjajar di sepanjang paha bagian
belakang. Pelari pun bisa cukup mudah terserang cedera seperti ini dikarenakan
pemanasan yang kurang, dan oleh karena itu sebaiknya waktu pemanasan harus
cukup.
Otot yang lelah dan terus dipaksakan untuk berlari bisa juga mengalami
cedera hamstring. Gerakan tiba-tiba juga mampu menjadi penyebabnya. Dan untuk
mengatasi cedera jenis ini, tentunya sama seperti cedera lainnya, kompres es dan
beristirahat akan membantu memulihkan kaki sehingga bisa kembali berlari;
namun selama cedera, jangan coba-coba kembali berlari.
Otot berkontraksi dan timbul rasa nyeri di bagian tubuh yang terserang
kram sehingga digerakkan pun menjadi sulit selama beberapa detik maupun menit.
Jika terjadi saat berlari, jangan panik dan sebaiknya juga tak melanjutkan aktivitas
lari. Beri pijatan dan gerakkan sedikit-sedikit hingga hilang kramnya barulah coba
berlari lagi.
Pemanasan
Hip Circle
Panggul bisa mengalami banyak tekanan saat berlari, oleh karena itu pemanasan
berupa gerakan memutar pada panggul sangatlah berguna untuk membuka otot di
daerah panggul. Hal ini dilakukan agar mencegah cedera yang bisa saja terjadi.
Cara melakukan hip circle adalah dengan melakukan posisi berdiri, kemudian
letakan tangan di bagian pinggang. Setelah itu, posisikanlah kaki secara terbuka.
Lalu, mulailah melakukan gerakan memutar pada daerah panggul ke satu arah.
Setelah melakukan 6-10 putaran, tukarlah arah putaran Anda.
Calf raises
Saat berlari, setiap Anda menaikkan kaki dari tanah maka akan terjadi kontraksi di
otot betis. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan pemanasan untuk otot betis
sebelum berlari guna mencegah cedera yang mungkin saja terjadi. Caranya adalah
dengan berdiri di pinggir tangga hingga telapak kaki bagian belakang
menggantung, dengan tubuh menghadap ke depan dan dalam. Naik dan
turunkanlah kaki secara bergantian hingga Anda bisa merasakan kontraksi dari otot
betis.
Walking Lunges
Menekuk lutut memiliki fungsi untuk mengurangi kekakuan otot, terutama otot
daerah pinggang dan kaki, sehingga sangat efektif untuk mencegah cedera saat
berolahraga. Caranya adalah dengan melakukan tekukan di daerah lutut sebanyak
90 derajat ke arah depan hingga daerah lutut tersebut hampir menyentuh tanah.
Berdiamlah dalam posisi tersebut selama beberapa detik lalu kemudian langsung
kembali ke posisi berdiri. Lakukan gerakan ini selama 10 kali.
Pendinginan
Thigh Stretch
Peganglah ujung kaki dari belakang dan naikkan peralahan hingga hampir
menyentuh bagian bokong, tahan gerakan ini selama 15 detik. Lakukan gerakan ini
menggunakan kaki kanan dan kiri secara bergantian.
Hamstring Stretch
Pembagian Cidera
Cidera akibat pengaruh dari luar (faktor ekstrinsik)
Contohnya : benturan, lapangan yang jelek.
Cedera akibat pengaruh dari dalam (faktor intrinsik)
Contohnya ; postur tubuh yang kurang baik, gerakan latihan yang salah, kelemahan otot,
fisik yang tidak fit.
Pemakaian yang berlebihan (overuse)
Proses Penyembuhan
Hemostasis
Terjadinya proses perdarahan.
Bekuan darah terjadi 6 – 8 jam.
Inflamasi
Terjadinya proses peradangan.
Terdapat tanda-tanda radang, yaitu ; bengkak, kemerahan, nyeri, panas lokal,
terganggunya fungsi.
Terjadi 2 kali 24 jam setelah cidera, cidera berat sampai 1 minggu.
Proliferasi
Mulai terjadi proses penyembuhan.
Terjadi 7 – 21 hari.
Remodelling
Terjadinya proses pemulihan kembali.
Terjadi sampai 18 bulan.
Pelaksanaan Pengobatan Evaluasi
Secara prinsip seperti pula pada cidera yang lain maka upaya penyembuhan adalah
kesempatan jaringan untuk sembuh baik sehingga tidak menimbulkan jaringan yang
tidak diinginkan. Oleh karena itu prinsip pengobatan pada kondisi akut mempunyai
program yang sangat terkenal yaitu berikan RICE, yaitu ;
R: REST
Jaringan yang terkena cidera harus diistirahatkan dalam kurun waktu tertentu agar
mendapat kesempatan untuk sembuh. Periode perawatan kritis dilakukan selama 24–48
jam pertama setelah terjadinya injury dan klien perlu membatasi atau mengurangi
aktivitas dan mengistirahatkan bagian tubuh yang keseleo. Gunakan bagian tubuh yang
mengalami luka secara bertahap sesuai dengan toleransi, dengan mencoba menghindari
aktivitas apapun yang dapat menyebabkan nyeri.
I: ICE
Yaitu diberikannya pengobatan dengan es dengan tujuan untuk menahan vasodilatasi dan
agar terjadi vasokonstriksi. Selama 48 jam pertama setelah injury, kompres es diberikan
selama 15-20 menit setiap 3–4 jam, biarkan temperature kulit kembali normal sebelum
kembali memberikan kompres es. Bungkus es dengan handuk tipis demi kenyamanan
klien. Jangan memberikan kompres es lebih dari 20 menit karena dapat mengganggu
sirkulasi darah dan menyebabkan kerusakan jaringan. Pemberian kompres dingin/es akan
“menyempitkan” pembuluh darah yg melebar sehingga mengurangi nyeri dan edema
(bengkak).
C: COMPRESSION
Yaitu pemberian tekanan yang rata dengan tujuan untuk mencegah pembengkakan yang
berlebihan. Daerah yang sakit dibalut dengan balutan kompresi elastic untuk
meminimalkan efusi, menyangga daerah tersebut, dan memberikan rasa nyaman.
Balut area yang mengalami injury dengan menambahkan balutan pada daerah sekitar
injury, kurang-lebih 1,5 kali lebar balutan. Balutan dilakukan dengan arah dari daerah yang
paling jauh dari jantung ke arah jantung. Balutannya harus rapi dan pas, tetapi tidak boleh
terlalu ketat dan menjerat karena akan mengganggu sirkulasi darah pada ekstremitas
Pemantauan status neurovaskuler ekstremitas merupakan fungsi keperawatan yang sangat
penting.
E: ELEVATION
Yaitu menaikan anggota tubuh yang cidera agar dapat membantu pengembalian darah ke
jantung. Ekstremitas yang mengalami cedera ditinggikan sampai setinggi jantung untuk
mengontrol pembengkakan dan memungkinkan istirahat. Tinggikan pada malam hari
dengan meletakkan bantal di bawah daerah injury.
B. Saran
Jarak jauh yang harus ditempuh dalam lari maraton menuntut kondisi
fisik dan teknik yang prima supaya atlet tidak kehabisan energi. Jangka panjang
merupakan elemen penting dalam pelatihan marathon dan teknik yang paling
efisien untuk lari maraton adalah penggunaan kecepatan yang konstan (tidak
berubah-ubah) karena energi yang diperlukan lebih sedikit. Jika lari maraton
dilakukan dengan kecepatan yang cepat di permulaan maka lama-kelamaan
kecepatan itu berkurang karena energi tubuh sudah terlalu banyak terkuras,
sedangkan jika lomba diawali dengan kecepatan lambat yang terus ditingkatkan
saat mendekati titik akhir, tubuh tetap mengeluarkan energi yang jauh lebih besar
dari energi yang diperlukan saat berlari dengan kecepatan konstan.