Você está na página 1de 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem

koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke

seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.

Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan

dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi

rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.

Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua

sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk

menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk

menaggapi rangsangan.Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui

indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan

tersebut ke organ yang bersangkutan.

Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi

reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar dan lain

sebagainya? mungkin jawabannya ada dalam pembahasan berikut, makalah ini

akan membahas tentang sistem saraf.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Saraf (neuromuscular) ?

2. Apa yang dimaksud dengan Sel Saraf ?

1
3. Apa fungsi Sistem Saraf ?

4. Apa itu Impuls ?

5. Bagaimana susunan Sistem Saraf ?

6. Penyakit apa yang terdapat pada Sistem Saraf ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memenuh tugas mata kuliah.

2. Diharapkan mahasiswa dapat memahami Sistem Saraf.

3. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari Sistem

Saraf.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu.

1. Kita dapat mengetahui apa saja itu mengenai system saraf.

2. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang membutuhkannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf (Neuromuskular)

Sistem saraf berasal dari namanya dari saraf, yang mana merupakan

bundel silinder serat yang keluar dari otak dan central cord, dan cabang berulang-

ulang untuk menginervasi setiap bagian tubuh. Sistem saraf adalah sistem yang

mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti

berjalan, menggerak kan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem saraf

juga adalah bagian dari tubuh yang berfungsi melakukan pengaturan kegiatan

tubuh dengan cara mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf dan

tanggapan atau reaksi dalam bentuk pulsa elektrik. Sistem ini juga disebut

sebagai sistem saraf atau sistem pengatur tubuh.

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk

bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem

saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan

rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf

memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua

kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah

makanan dan lainnya.

3
Sistem ini juga disebut sebagai sistem saraf atau sistem pengatur

tubuh. Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang

berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum).

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah

mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki

oleh sistem saraf, yaitu:

 Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang

bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.

 Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas

serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel

khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

 Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan

oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah

otot dan kelenjar.

4
B. Sel Saraf

Sistem saraf memiliki 2 kategori atau jenis sel yaitu neuron dan sel glia:

A. Sel Neuron

Penelitian terhadap struktur sel saraf pertama kali dilakukan oleh Golgi (ingat

bagian sel yang bemama Badan Golgi), seorang dokter ltalia di tahun 1870.

Dengan penemuan ini, maka manusia dapat melakukan penelitian-penelitian lebih

lanjut yang berkaitan dengan sistem saraf. Diantaranya Parker (1919; dalam Pinel,

1993) yang meneliti evolusi sistem saraf pada mahluk hidup.Pada awalnya, sistem

saraf pada mahluk hidup (contohnya: sea anemones), hantaran impuls hanya

dilakukan oleh neuron tunggal langsung ke otot.

Jadi apabila ada rangsang pada kulit/otot, maka oleh neuron tunggal langsung

dikirim ke pusat susunan saraf, sebaliknya, impuls dari pusat

susunan saraf langsung dikirim ke otot oleh neuron tunggal tersebut.

Sel saraf didefinisikan oleh keberadaan sebuah jenis sel khusus— neuron

(kadang-kadang disebut "neurone" atau "sel saraf"). Neuron dapat dibedakan dari

5
sel lain dalam sejumlah cara, tapi sifat yang paling mendasar adalah bahwa

mereka dapat berkomunikasi dengan sel lain melalui sinaps, yaitu pertautan

membrane ke membran yang mengandung mesin molekular dan mengizinkan

transmisi sinyal cepat, baik elektrik maupun kimiawi.

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya

terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf,

yaitu dendrit dan akson. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel

saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf

yang lain atau ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya,

dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua

serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak

disebut mielin yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel

Schwann merupakan sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi

membentuk selubung mielin. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan

memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus

Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran impuls.

Bahkan dalam sistem saraf spesies tunggal seperti manusia, terdapat beratus-

ratus jenis neuron yang berbeda, dengan bentuk, morfologi, dan fungsi yang

beragam. Ragam tersebut meliputi neuron sensoris yang mentransmutasikan

stimuli fisik seperti cahaya dan suara menjadi sinyal saraf, dan neuron motorik

yang mentransmutasikan sinyal saraf menjadi aktivasi otot atau kelenjar; namun

6
dalam kebanyakan spesies kebanyakan neuron menerima seluruh masukan mereka

dari neuron lain dan mengirim keluaran mereka pada neuron lain.

Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls

(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan

sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan

meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,

sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan

nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat

transportasi sintesis protein.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit

merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima

dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang

merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat

benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus

oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak

dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin

tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu

jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu

7
pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma

yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak

dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier

dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3macam,

yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

a. Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem

saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung

akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

b. Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot

atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan

sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek

berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat

panjang.

c. Sel saraf intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di

dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan

sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam

sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori

atau sel saraf asosiasi lainnya.

8
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu

selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul

membentuk ganglion atau simpul saraf.

B. Sel Glia

Sel glia (berasal dari bahasa Yunani yang berarti "lem") adalah sel non-

neuron yang menyediakan dukungan dan nutrisi, mempertahankan homeostasis,

membentuk mielin, dan berpartisipasi dalam transmisi sinyal dalam sistem saraf.

Dalam otak manusia, diperkirakan bahwa jumlah total glia kasarnya hampir

setara dengan jumlah neuron, walaupun perbandingannya bervariasi dalam daerah

otak yang berbeda. Di antara fungsi paling penting dari sel glia adalah untuk

mendukung neuron dan menahan mereka di tempatnya; untuk menyediakan

nutrisi ke neuron; untuk insulasi neuron secara elektrik; untuk

menghancurkan patogen dan menghilangkan neuron mati; dan untuk menyediakan

petunjuk pengarahan akson dari neuron ke sasarannya.

Sebuah jenis sel glia penting (oligodendrosit dalam susunan saraf pusat, dan

sel schwann dalam sistem saraf tepi) menggenerasikan lapisan sebuah substansi

lemak yang disebut mielin yang membungkus akson dan menyediakan insulasi

elektrik yang mengijinkan mereka untuk mentransmisikan potensial aksi lebih

cepat dan lebih efisien. Macam-macam neuroglia di antaranya

adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

9
C. Fungsi Sistem Saraf

a. Fungsi kewaspadaan

Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar

untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera terdapat saraf sensorik yg

berfungsi khusus sebagai penginput data.

b. Fungsi integrasi

Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar, interpretasi

oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah

ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan

c. Fungsi koordinasi

Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk mengirimkan

pesan/perintah pada otot-otot dan kelenjar-kelenjar, menghasilkan gerak dan

sekresi terorganisasi.

D. Impuls

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari

lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan

sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Impuls dapat

dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis.

Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan

melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial

listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,

10
kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel

saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan

terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini

(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan

gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per

detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat

dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula

(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500

sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh

mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan

menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila

kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung

akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar

pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain

dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan

sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan

membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron

yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung

11
dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila

impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan

membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter

berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat

menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.

Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat

di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta

serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah

sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.

Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf

berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan

oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf

motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis

dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel

otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:

a. Perubahan dari dingin menjadi panas.

b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.

c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.

d. Suatu benda yang menarik perhatian.

e. Suara bising.

12
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.Impuls yang diterima oleh

reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan

atau perubahan pada efektor.

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk

menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara

sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.

Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf

sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan

oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus

dilaksanakan oleh efektor.

Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Gerak sadar

Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja

atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan

yang panjang.

b. Gerak refleks

Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls

yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan sangat singkat dan

tidak melewati otak.

Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:

a. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.

b. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing

yang masuk ke mata.

13
c. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.

d. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.

e. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi

E. Susunan Sistem Saraf

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem

saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf

otonom. mempunyai 3 materi esensial yaitu:

 Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu

 Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih

 Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di

dalam sistem saraf pusat.

Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan

bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah

berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa

materi putih.

1. Sistem Saraf Pusat

Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat.

Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk

membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke

otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang

belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum

14
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ tersebut

dilindungi juga oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat meninges. Sistem Saraf

Pusat terbagi atas 2 yaitu :

a. Otak

Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian

kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan

yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati

oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran,

kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna

putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak

badan sel saraf. Bagian-bagian dari otak terdiri dari otak depan, otak tengah,

dan otak belakang.

b. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang

belakang, yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang

punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis

vertebrae).

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar

impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik

dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung

dan cairan serebrospinal.

2. Sistem Saraf Tepi

Sistem Saraf tepi terbagi atas 2 bagian juga yaitu :

15
a) 12 serabut saraf otak ( saraf kranial).

b) 31 pasang serabut saraf sum - sum tulang belakang.

Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) adalah lanjutan dari neuron

yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf

pusat.

Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :

 Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara

sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Contohnya yaitu

gerak jalan.

Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu :

 Sistem saraf kepala (kranial).

 Sistem saraf tulang belakang (spinal).

 Sistem Saraf Tak Sadar

Sistem saraf yang gerakannya tanpa koordinasi dengan saraf pusat.

Contohnya yaitu gerak refleks. Alur impuls dimulai dari reseptor sebagai

penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang

belakang, tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh

saraf motorik menuju ke efektor. Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar

dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Saraf Simpatik

Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang

belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang.

16
Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses

pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri,

memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung

kemih.

b. Saraf Parasimpatik

Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan

ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.

Saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat

proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh

arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung

kemih. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama

tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat

antagonis.

F. Penyakit pada Sistem Saraf

Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang

mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan dapat

terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau

sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat kendali dari semua

aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka

penyakit dan kelainan pada otak dapat menyebabkan perubahan dan gangguan

yang dirasakan seluruh tubuh.

17
 Encephalitis

Encephalitis adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat

melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan

otak dan sumsum tulang belakang.

 Stroke

Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran

darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini

berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau kedua

sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya koordinasi otot.

 Alzheimer

Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf

di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama

yang muncul adalah pikun, kehilangan ingatan Keterampilan bahasa, olah pikir,

dan gerak turun drastis.

 Gegar Otak

Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relative

ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang

kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah

luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi

otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

18
 Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak

dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam

otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat.

 Afasia

Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa

yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa

disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

 Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur

tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari. Dengan gangguan tidur di malam hari.

Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri

atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari

sejam.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa

penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan

perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja

sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.

Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu,

sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi,

mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari. sedangkan, sistem saraf tak

sadar berfungsi, mengatur semua aktiivitas tubuh yang tidak kita sadari.

B. Saran

Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami

materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita

harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-

hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Knowledge Antomi. Progam animasi anatomi

Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk


Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM

Bobak, Irene M. 2003. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.


http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab3_konduks
i_neural_dan_transmisi_sinapsis.pdf

http://www.sith.itb.ac.id/profile/pakAR/Kuliah%206%20-
%20sistem%20saraf.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab2_sistem_saraf.pdf

http://id.shvoong.com/tags/impuls-pada-sinaps

http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/neurosains/mekanisme-impuls-
saraf/

http://amintabin.blogspot.com/2010/03/sistem-saraf-pada-invertebrata.html\

http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf

http://www.slideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation

http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_pusat

http://www.slideshare.net/basil_miaw/power-point-anatomi-fisiologi-sistem-saraf
www.google.com

21

Você também pode gostar