Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Mahayana Suttram
Yang Suci Sutra Bunga Teratai Putih Dari Pintu Gerbang Dharma Mahayana
tentang pembabaran dua belas nidana dari hukum kesunyataan mulia
1
Pada saat itu Sang Bodhisattva-Mahasattva Maitreya berkata kepada Sang
Buddha: “Yang Maha Agung ! Seandainya terdapat seorang putera ataupun seorang
puteri yang baik yang setelah mendengar Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban
Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini kemudian menerima-Nya dengan
penuh kegembiraan, maka berapakah besarnya kebahagiaan yang akan ia peroleh ?“
“Sesudah kemokshaan Yang Maha Agung nanti, Seandainya ada seseorang yang
setelah mendengar Sutra Dharmaparyaya ini, Dapat menerima-Nya dengan penuh
kegembiraan, Maka berapa besarnya kebahagiaan yang akan ia peroleh ?”
2
Wahai Ajita ! Sekarang akan Aku katakan kepadamu tentang pahala dari putera
maupun puteri yang kelima puluh tadi yang telah menerima kebenaran dengan penuh
kegembiraan, maka dengarkanlah baik-baik, “Pahala orang itu adalah seperti
sejumlah mahluk hidup dengan 6 perwujudan yang ada didalam 400 ribu koti asam-
khyeya dunia yang terlahir dalam 4 cara, lahir melalui telur, melalui rahim, melalui
kelembaban ataupun lahir melalui perubahan bentuk, baik mereka berbentuk
maupun tidak berbentuk, sadar maupun tidak sadar, ataupun tidak yang ‘sadar’
maupun tidak yang ‘tidak sadar’ baik yang tidak berkaki, berkaki dua, berkaki empat
ataupun berkaki banyak, maka benar-benar seperti jumlah mahluk-mahluk hidup
inilah pahala orang itu.
3
petunjuk Hukum Kesunyataan kepada mereka dan dengan pemaparannya,
ajarannya, penyelamatannya dan kebahagiaannya, maka seketika itu juga mereka
semua mencapai Srota-apannas, Sakrdagamin, Anagamin, dan Arhat. Mereka semua
telah terbebaskan dari segala ketidak sempurnaan, dan telah menguasai meditasi
yang mendalam, serta telah menyempurnakan 8 Jalan Utama. Kemudian
bagaimanakah pendapatmu? Dapatkah jasa yang telah diperoleh sang dermawan
agung ini dianggap besar ataukah tidak ?“
Sang Maitreya berkata pada Sang Buddha: “Yang Maha Agung ! Jasa orang ini
sangatlah banyak, begitu tak terhingga dan tak terbatas. Meskipun sang dermawan
agung ini hanya mendermakan benda-benda berharganya saja kepada para mahluk
hidup itu, jasa-jasanya sudah tak terbatas dan betapa akan lebih banyak lagi ketika
ia membuat para mahluk itu mencapai ke-Arhatan ?“
Kemudian Sang Buddha bersabda kepada Sang Maitreya : “Sekarang akan Aku
bentangkan dengan jelas kepada kalian. Jasa yang telah diperoleh orang ini dengan
jalan mengamalkan sarana-sarana kebahagiaan tadi kepada semua umat dalam 6
perwujudan dan 400 ribu koti asamkhyeya dunia serta menyebabkan mereka
mencapai ke-Arhatan, tidak dapat menyamai jasa-jasa dari orang yang kelima puluh
tadi yang setelah mendengar sebait Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum
Kesunyataan Yang Menakjubkan (Saddharma Pundarika Dharmaparyaya Suttram)
ini kemudian menerimanya dengan penuh kegembiraan. Mereka tidak sampai satu
perseratus atau perseribu, atau pun satu bagian dari 100 ribu koti, bahkan daya guna
angka maupun perbandingan tidak sedikitpun mampu mengutarakannya.
Wahal Ajita ! Jika pahala dari orang yang kelima puluh yang mendapatkan
4
kesempatannya mendengar Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum
Kesunyataan Yang Menakjubkan (Saddharma Pundarika Dharmaparyaya Suttram)
ini serta menerima-Nya dengan penuh kegembiraan hatinya sudah sedemikian besar
dan tak terhingga, maka alangkah lebih besarnya kebahagiaan dari orang yang
diantara para pendengar utama didalam Persidangan Agung menerima-Nya pula
dengan penuh kegembiraan hati, maka kebahagiaannya akan menjadi lebih tak
terhingga dan tiada taranya sehingga tiada satupun angka maupun perbandingan
yang mampu mengutarakannya.
“Lagi, wahai Ajita ! Seandainya terdapat seseorang yang demi Sutra Bunga Teratai
Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan (Saddharma Pundarika
Dharmaparyaya Suttram) ini telah pergi ke Vihara untuk mendengarkan-Nya baik
dengan duduk maupun berdiri, dan menerima-Nya meskipun semua ini hanya dalam
waktu yang singkat saja, maka karena alasan ini, didalam penitisannya yang
mendatang ia akan memperoleh gajah-gajah, kuda-kuda dan kereta, tandu-tandu dan
usungan-usungan yang bertatah permata dan ia akan mengendarai kereta-kereta
kasurgan yang seluruhnya ini dari jenis yang paling sempurna.
Lagi, jika terdapat seseorang yang duduk di suatu tempat dimana Hukum
Kesunyataan ini dikhotbahkan dan ketika orang-orang lain berdatangan kemudian ia
mengajak mereka agar duduk dan mendengarkan Hukum Kesunyataan itu ataupun
membagi tempat duduknya dengan orang-orang lain, maka pada penitisannya nanti,
jasa-jasa itu akan memberinya sebuah tempat duduk Sakra, atau Brahma ataupun
sebuah tempat duduk dari seorang raja pemutar roda suci.
Wahai Ajita ! Lebih-lebih lagi, jika terdapat seseorang yang berkata kepada orang
5
lain demikian : “Disana ada sebuah Sutra yang bernama Hukum Kesunyataan Bunga
Teratai Yang Menakjubkan, marilah kita pergi bersama untuk mendengarkan-Nya.”
Dan jika orang yang ia ajak itu juga mendengar-Nya meskipun hanya sejenak saja,
maka setelah penitisannya nanti, jasa-jasa itu akan menyebabkannya terlahir di
tempat yang sama dengan para Bodhisattva yang telah mencapai Dharani. Ia akan
menjadi cerdik dan bijak serta selama ratusan ribu koti masa, ia tidak akan pernah
tuli, ataupun mempunyai bau nafas yang busuk, ia akan selalu terhindar dari
kekhilapan-kekhulapan lidah ataupun mulut. Giginya akan senantiasa tidak kotor,
hitam ataupun kuning, tidak jarang ataupun ompong, tidak pula berlekuk atau tidak
teratur.
Bibirnya tidak akan menggantung, tidak juga terpintal ataupun berkerut, tidak kasar
dan tidak berbenjol-benjol, tidak sakit dan tidak berbintik-bintik, tidak pecah dan
tidak terputus-putus, tidak peyot ataupun cacad, tidak pula tebal ataupun besar, tidak
pucat ataupun hitam dan tidak terdapat sesuatupun yang memuakkan. Hidungnya
tidak pesek, melengkung ataupun mencong. Raut wajahnya tidak berwarna hitam
ataupun berbentuk ciut atau panjang, disamping itu tidak berlubang dan berliku
sehingga tidak terdapat sesuatupun juga yang tidak menyenangkan. Bibirnya, lidah
dan giginya, semuanya indah. Hidungnya mancung, tinggi dan lurus. Wajahnya
bulat dan berisi. Alis matanya melengkung tinggi. Keningnya lebar, rata dan tegak.
Tanda kejantanannya sangat sempurna. Dalam masa apapun ia dilahirkan, maka ia
akan selalu melihat Sang Buddha dan selalu mendengar Hukum Kesunyataan serta
rnenerima-Nya dengan Penuh Keyakinan.
Wahai Ajita ! ingat-ingatlah saja hal ini, jika pahala yang diperoleh dengan
mengajak seseorang untuk pergi dan mendengarkan Hukum Kesunyataan saja sudah
sedemikian ini, lalu betapa akan lebih besar lagi jasa dari mereka yang dengan
6
sepenuh hatinya mendengar dan membaca-Nya serta menafsir-Nya kepada semua
umat didalam Persidangan dan melaksanakan apa yang telah ia khotbahkan itu.”
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan ajaran ini kembali, maka
bersabdalah Beliau dalam syair:
7
Mengajar mereka Hukum Kesunyataan Nirvana
“Semua dunia tidaklah kekal
Seperti busa air atau gulungan asap.
Kalian semua segeralah memiliki
Perubahan jiwa yang jijik terhadap semua itu.
10