Você está na página 1de 4

“Serangan Jet Tempur Israel ke Suriah”

Kasus :

Mengutip dari harian detik.com “Pasukan Israel membombardir selama satu jam, posisi-posisi di
pinggiran selatan dan barat daya Damaskus serta di selatan Suriah di perbatasan provinsi Quneitra," kata
direktur kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman
seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (30/11/2018).1

Penyerangan udara ini telah berlangsung tidak hanya satu kali, namun telah terjadi dalam
beberapa tahun terakhir semenjak terjadinya pergolakan internal Suriah. Dikatakan oleh media detik.com
bahwa “Wilayah selatan Damaskus telah beberapa kali menjadi target serangan udara Israel, yang
dilaporkan menewaskan anggota-anggota pasukan elite Iran Garda Revolusioner dan para milisi Syiah
pro-Iran lainnya. Israel diketahui telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap target-target Iran di
negara tetangganya, Suriah. Pada 17 September lalu, pertahanan udara Suriah melepas tembakan untuk
mencegat rudal-rudal Israel yang menargetkan depo-depot amunisi di provinsi Latakia, Suriah barat laut.
Namun sebuah jet Rusia jatuh terkena tembakan tersebut dan menewaskan 15 personel Rusia. Pemerintah
Rusia menyalahkan Israel atas jatuhnya jet tersebut.2

Analisis Kasus :

Teori hukum positivisme yang dikemukakan oleh John Austin adalah sebagi berikut, kata kunci
dalam hukum menurut Austin adalah perintah – hukum dalam masyarakat adalah perintah umum dari
entitas politik yang memiliki kedaulatan, yakni otoritas politik yang paling tinggi (the supreme political
authority), yang berfungsi mengatur perilaku anggota masyarakat. Yang memiliki kedaulatan ini
mungkin individu atau juga sekelompok individu. Syaratnya :

1. individu atau kelompok individu merupakan orang atau sekelompok orang yang dipatuhi oleh
segenap anggota masyarakat; dan

1
Awad Amar, “Jet-jet Tempu Israel Bombardir Suriah Selama 1 Jam”, https://news.detik.com/internasional/d-
4324293/jet-jet-tempur-israel-bombardir-suriah-selama-1-jam, 30 November 2018
2
Ibid,

[Type text] Page 1


2. individu atau kelompok individu yang berdaulat ini tidak patuh pada siapa pun juga di atasnya.

Jadi sumber hukum menurut Austin, adalah penguasa teringgi yang de facto dipatuhi oleh segenap
anggota masyarakat sementara ia sendiri tidak tunduk pada siapa pun. Dengan demikian,Austin
mempertanggungjawabkan validitas hukum dengan merujuk pada asal usul atau sumber yang secara
faktual empiris diakui memiliki otoritas untuk menciptakan hukum (Andre Ata Ujan, 2009: 70).3

Merujuk pada teori di atas dapat disimpulkan bahwa hukum yang berlaku hanyalah hukum yang
dibuat oleh penguasa, sehingga hukum yang bersumber dari nilai-nilai yang ada di masyarakat dianggap
tidak mempunyai kekuatan mengikat dan tidak dapat diberlakukan. Teori ini juga mewajibkan adanya
kodifikasi hukum atau hukum yang tertulis.

Pada kasus di atas, serangan Israel terhadap Negara lain yaitu Suriah itu sendiri menurut hukum
internasional wilayah Negara lain yang merupakan hukum tertulis yang telah disepakati sebagai prinsip
dalam interaksi antar Negara.

Dilihat dari perspektif teori positivisme, bahwa hukum internasional dibuat oleh penguasa yaitu
anggota-anggota dari suatu organisasi internasional, ataupun yang ikut meratifikasi dari aturan itu
tersendiri. Organisasi internasional yang terbesar dan memiliki kekuasaan dan pengaruh terbesar saat ini
adalah PBB (United Nation). PBB itu sendiri telah mengundangkan statute internasional yang diakui
sebagai Konstitusi dari PBB itu sendiri dan telah disetujui oleh Negara-negara anggotanya. Statute
internasional juga telah mengatur mengenai kedaulatan, tujuan PBB, perdamaian dunia, larangan
mengenai agresi, pelanggaran HAM, kejahatan perang, perlindungan warga sipil, dll.

Prinsip bahwa suatu Negara tidak boleh melaksanakan kedaulatan (Jurisdiksinya) di dalam wilayah
negara lain dan prinsip persamaan kedaulatan antara semua anggota PBB saling berhubungan satu sama
lain. Prinsip persamaan kedaulatan antara semua anggota PBB (Pasal 2 ayat (1) Piagam PBB.4 Dalam
Piagam PBB, dinyatakan bahwa suatu negara tidak boleh melaksanakan kewenangannya di dalam
wilayah negara lain, yaitu Pasal 2 ayat (4) Piagam PBB yang secara lengkap berbunyi:
“Segenap anggota dalam hubungan internasional mereka, menjauhkan diri dari tindakan
mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik

3
Nurcahyono Arinto, “Positivisme Hukum John Austin”, https://artnur.wordpress.com/2010/03/13/positivisme-
hukum-john-austin-1790-1859/, 30 November 2018
4
Biantong Denny, “Kedaulatan Negara”, http://dennybiantong.blogspot.com/2012/07/kedaulatan-negara.html, 30
November 2018

[Type text] Page 2


sesuatu negara lain atau dengan cara apapun yang bertentangan dengan tujuan-tujuan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.”5

Dari penjelasan di atas jelas bahwa pengaturan hukum internasional mengenai penghormatan
terhadap batas-batas kedaulatan Negara merupakan prinsip dasar. Selain itu, aturan hukum internasional
tertulis lain juga mengatur mengenai larangan melakukan agresi, hukum perang serta perlindungan HAM
dan beberpa aturan hukum internasional lain yang berkaitan, antara lain :
- Statuta Roma yang mengatur mengenai kejahatan internasional (genosida, kejahatan terhadap
kemanusiaan, kejahatan perang, kejahatan agresi, protocol tambahan human trafficking,
penjualan obat-obatan terlarang).
- Konvensi Jenewa 1977
- Konvensi Jenewa 1949 tentang Humaniter
- Dll

Dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan Israel tersebut menciderai hukum internasional
pada prinsipnya. Namun, hukum internasional itu sendiri merupakan hukum yang disepakati untuk
dipatuhi oleh Negara-negara, sedangkan untuk menindak dan memberi sanksi juga akan sangat tergantung
Negara-negara lain yang memegang kuasa. Sampai pada saat ini, PBB telah mengeluarkan resolusi
melalui Dewan Keamanan sejak tahun 2015 lalu. Hanya saja, resolusi ataupun tindakan yang diambil oleh
PBB sangat dipengaruhi oleh pengaruh politik dan pengaruh dari Negara-negara lain yang
berkepentingan.

55
Ibid, hlm 2

[Type text] Page 3


TUGAS TEORI HUKUM
“Analisis Kasus Serangan Jet Tempur Israel Ke Suriah
Melalui Pendekatan Perspektif Teori Hukum Positivisme”

Nama : Nabillah Sariekide, S.H


NPM : B2A018010
Dosen Pengampu : Dr. Emilia Kontesa, S.H, M. Hum

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BENGKULU
2018

[Type text] Page 4

Você também pode gostar