Você está na página 1de 21

AUDIOBOOK

BUAH KEDUSTAAN DAN KEJUJURAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Media Audio-Radio

Disusun Oleh :
1705068
1704408
1704586
1703717
1705750
1706240

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan


kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan izin atas segalanya kepada kita
sehingga kita dapat melaksanakan segala
aktivitas dan rutinitas dengan lancar. Dan atas
izin-Nya pula, kami dapat menyelesaikan
audiobook sebagai salah satu tugas akhir dari
mata kuliah Media Audio-Radio ini.
Audiobook ini berisi sebuah cerita yang
menggambarkan pentingnya berperilaku jujur. Di
dalamnya disajikan pedoman dalam pembuatan
media (GBIM), pengenalan unsur-unsur dalam
cerita, sinopsis cerita, dan isi cerita beserta
visualisasinya.
Semoga dengan izin-Nya, audiobook
yang telah kami susun dapat bermanfaat dan
dapat menebar kebermanfaatannya kepada
seluruh pihak, pembaca, penyusun, dan pihak
yang telah membantu, baik yang secara
langsung maupun tak langsung. Aamiiin.
Kami sangat menyadari bahwa dalam
penyusunan dan pengerjaannya, tentulah
terdapat beragam kesalahan. Maka dari itu
sangat diharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca.

Bandung, Desember 2018

Tim Penyusun
UNSUR INTRINSIK CERITA

A. Tema : Pentingnya Kejujuran


B. Judul : Buah Kedustaan dan
Kejujuran
C. Penokohan :
 Pak Yanto : Guru mata pelajaran
bahasa Indonesia di SMA Maju
Nusantara, berusia 35 tahun, dan berasal
dari Ngawi yang telah lama tinggal di kota
Jakarta. (Tritagonis)
 Yani : Siswi sekaligus ketua kelas 12A
di SMA Maju Nusantara, dan bertempat
tinggal di Menteng, Jakarta Pusat.
(Protagonis)
 Naila : Siswi kelas 12A SMA Maju
Nusantara, ketahuan melakukan
plagiarisme dalam mengerjakan
tugasnya, dan bertempat tinggal di
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
(Protagonis)
 Yohan : Siswa kelas 12A SMA Maju
Nusantara, ketahuan melakukan
plagiarisme dalam mengerjakan tugas,
dan bertempat tinggal di Pondok Indah,
Jakarta Selatan. (Protagonis)
D. Latar/Setting :
a. Tempat : Ruang kelas 12A SMA Maju
Nusantara
b. Waktu : Siang hari, pukul 10.00 – 12.00
c. Suasana: Menyenangkan, Mengejutkan,
dan Menegangkan
E. Alur/Plot : Mundur
F. Sudut Pandang : Pihak ketiga serba tahu
G. Pengisi Suara :
 Pak Yanto : Eko Rachmat F.
 Yani : Annisa Dwi Nur R.
 Naila : Leoni Tri Gratia P.
 Yohan : Imam Kurnia H.
 Narator
o Cerita : Denarena Qurotul A.
o Pertanyaan : Heru Pirmansah
SINOPSIS

Jakarta Pusat, salah satu daerah


metropolitan yang selalu terlihat gemilau bagi
para pemuda-pemudi yang berasal dari desa. Di
sana banyak sekali pejuang kehidupan yang
tidak sedikit terlempar karena kurang kompeten
dan tidak dapat bersaing. Namun tidak sedikit
pula yang berhasil bertahan setelah diterpa
beragam badai. Bagaimanapun cara
menghadapi badai tersebut, mereka dianggap
berhasil ketika kembali dengan membawa
sebongkah berlian ke kampung halamannya.
Di salah satu daerah di Jakarta Pusat
terdapat suatu sekolah yang bernama SMA Maju
Nusantara. SMA yang terkenal karena berhasil
memenangkan beragam kejuaraan tingkat
nasional, terutama dalam karya tulis ilmiah.
Salah satu faktornya adalah andilnya guru
sebagai fasilitator beserta penugasan setiap
mata pelajarannya. Setidaknya satu kali dalam
satu semester mereka membuat suatu karya
ilmiah yang aturannya diadaptasi dari beberapa
lomba tingkat nasional yang pernah diikuti. Para
siswa ini diajak untuk selalu berobservasi dan
berinovasi dalam pengerjaan karya tulis tersebut.
Suatu hari, seorang guru bahasa
Indonesia yang akrab dipanggil Pak Yanto
meminta tolong kepada Yani, ketua kelas 12A,
untuk mengumpulkan seluruh karya tulis siswa
kelas 12A yang telah ditugaskan sebelumnya.
Pembuatan karya tulis itu ditujukan untuk
menyeleksi bakat-bakat dan kemampuan-
kemampuan para siswa SMA Maju Nusantara
dalam menulis karya tulis ilmiah. Setelah melalui
seleksi ini, kelak akan dipilih beberapa siswa
yang dianggap memenuhi kriteria untuk mewakili
sekolah. Mereka akan bertarung dalam sebuah
kejuaraan bergengsi tingkat nasional karya tulis
ilmiah yang diadakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Kejuaraan ini
diadakan sekali setiap tahunnya.
Yani dengan sigap berkeliling meja dan
kembali menghampiri pria kelahiran Tuban itu
untuk menyerahkan tugas-tugas milik teman-
temannya. Belum selesai ia menghimpun tugas-
tugas milik teman-temannya, Pak Yanto
memberitahukan bahwa hari itu akan diadakan
ulangan. Hal yang sangat mengejutkan itu
dengan sekejap membuat suasana kelas
menjadi ribut. Mereka dengan penuh
keterkejutan – dan keengganan,
mempertanyakan tentang ulangan dadakan
tersebut. Sayangnya, Pak Yanto menjawabnya
dengan memberi kertas jawaban untuk ulangan.
Akhirnya, para siswa dengan raut wajah penuh
keterpaksaan mengerjakan ulangan tersebut.
Jam dinding telah memperingatkan
bahwa mereka sudah seharusnya berpindah
pada kegiatan selanjutnya. Ya, waktu yang
diberikan telah habis seluruhnya. Pak Yanto pun
menyudahi ulangan dadakan tersebut. Para
siswa pun dipersilakan keluar untuk beristirahat.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi Naila dan
Yohan. Ternyata, karya tulis mereka memiliki
masalah. Karya tulis yang mereka buat tampak
mirip dan memiliki sumber yang sama. Dengan
jujur, mereka pun mengakui kesalahan mereka
dan meminta maaf atas kesalahan tersebut.
Mereka berdua pun berjanji untuk tidak akan
mengulangi kesalahan tersebut.
SEBUAH CERITA :
BUAH KEDUSTAAN DAN KEJUJURAN

Suatu pagi setelah bel masuk berbunyi,


Pak Yanto memasuki kelas 12A. Rencananya,
tugas yang diberikan pekan lalu akan dinilai
ketika ulangan diadakan.

Setelah selesai melakukan pengecekan


kehadiran siswa dan menjelaskan materi tentang
teks eksplanasi, Pak Yanto pun mengumumkan
suatu hal.
“Anak–anak, silakan kumpulkan karya tulis kalian
yang pekan lalu telah ditugaskan. Yani, tolong
bantu bapak untuk mengumpulkannya
sekarang”, perintah Pak Yanto.
“Baik, Pak” jawab Yani.

Yani selaku ketua kelas, dengan sigap berkeliling


untuk mengumpulkan tugas milik teman-
temannya.
“Baiklah. Kalau sudah selesai mengumpulkan
tugas, masukkan buku kalian ke dalam tas. Saya
akan mengadakan ulangan” perintah Pak Yanto.
“Hah, Ulangan lagi
Pak? Bukannya
kemarin sudah?” tanya
Yohan terkejut.
“Ikuti saja perintah
yang saya berikan”
jawab Pak Yanto
dengan tegas.
“Baik Pak!” ucap para
siswa penuh kepasrahan.
“Yani, tolong bagikan kertas ini ke teman-teman!”
perintah Pak Yanto.
“Baik, Pak” jawab Yani.

Yani segera membagikan kertas ulangan.


Seketika suasana ruang kelas berubah menjadi
gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang
diadakannya ulangan mendadak.
Untuk memecah keriuhan, Pak Yanto pun
memulai instruksi ujian.
“Sudah, jangan berisik.
Pada ulangan kali ini,
saya ingin agar kalian
menuliskan inti dari
karya tulis yang sudah
dibuat”, tegasnya.
“Tulis garis besar
beserta kesimpulannya.
Waktu yang bapak berikan 25 menit. Dimulai dari
sekarang!” lanjut Pak Yanto memulai waktu ujian
tersebut.

Setelah dimulainya ulangan, suasana kelas


menjadi hening karena siswa fokus mengerjakan
ulangan, sedangkan Pak Yanto sibuk memeriksa
tugas yang telah dikumpulkan.
Kemudian, Pak Yanto menemukan sebuah
kejanggalan pada tugas milik Naila. Isinya sama
persis dengan karya tulis milik Yohan.
“Hmm, sepertinya saya
sudah pernah melihat
tulisan ini sebelumnya”
kata Pak Yanto dalam
hati seraya
mengernyitkan dahi
lebar miliknya.

Dua puluh lima menit telah berlalu, para siswa


dengan segera mengumpulkan kertas
ulangannya dan kembali ke tempat duduknya
masing-masing.

“Baiklah, pertemuan dicukupkan sekian. Silakan


beristirahat. Sebelumnya, mohon kepada Naila
dan Yohan untuk tetap berada di kelas, ada yang
ingin bapak bicarakan” ucap Pak Yanto.
Setelah semua siswa keluar kelas, Pak Yanto
pun membuka pembicaraan dengan mereka.

“Saya minta kalian


berdua jujur kepada
saya. Mengapa isi
karya tulis kalian bisa
sama persis? Bahkan
untuk titik dan
komanya sekalipun”,
tanya Pak Yanto
dengan tegas.
“Saya mengerjakan sendiri karya tulis itu, Pak”,
jawab Naila sedikit ragu.
“Saya juga mengerjakannya sendiri Pak”, jawab
Yohan penuh ketakutan.
“Lalu, bagaimana dengan ulangan tadi?
Mengapa jawaban dari ulangan kalian, tidak
sama dengan isi karya tulis kalian? Bisa kalian
jelaskan?”, tanya Pak Yanto kembali.

Naila dan Yohan pun hanya bisa terdiam


mendengar pertanyaan dari Pak Yanto Mereka
sangat takut dimarahi oleh Pak Yanto.

“Baiklah, kalau kalian tidak mau mengakuinya


saya anggap kalian tidak mengerjakan tugas
karya tulis dan tidak mengikuti ulangan”, ucap
Pak Yanto seraya menghela nafas dan hendak
berlalu ketika melihat raut wajah dua anak
didiknya yang tampak terkejut.
“Maaf Pak. Kalau saya jujur, apakah bapak akan
memaafkan saya?” lirih Yohan penuh ketakutan.
“Saya lebih Jujur
menghargai sebuah
kejujuran”, tegas Pak
Yanto sembari
kembali mendekat.

"Jadi, saya mendapatkan materi untuk tugas dari


internet. Saya menyalin tanpa saya baca
kembali. Sehingga, jawaban tadi berbeda
dengan isi tugas saya Pak”, aku Yohan seraya
menghela nafas panjang.
“Baiklah, kalau kamu, Naila?” ucap Pak Yohan
mengejutkan Naila.
“Saya meminta tolong kepada adik saya untuk
mengerjakan tugas itu Pak. Nampaknya dia
mencari sumber dari internet”, ucap Naila penuh
penyesalan.
“Saya hargai atas kejujurannya. Apakah kalian
bisa berjanji?”, tanya Pak Yanto.
“Iya Pak, Saya berjanji tidak akan mengulanginya
lagi”, jawab Naila dan Yohan dengan sigap.
“Namun, tugas karya tulis dan ulangan kalian
tetap saya kembalikan” tegas Pak Yanto.

“Lalu, bagaimana dengan tugas dan ulangan


kami Pak?”, tanya Yohan penuh kekhawatiran.
“Sebagai gantinya, kalian harus membuat ulang
karya tulis tersebut dan dikumpulkan akhir pekan
ini. Kalian juga harus mengikuti ulangan susulan
yang materinya akan diberitahukan kemudian”,
jawab Pak Yanto.
“Baik, Pak!”, ucap Naila dan Yohan dengan
sigap.

Naila dan Yohan mendapatkan hikmah


dari peristiwa hari ini. Mereka sadar bahwa
kejujuran adalah hal terpenting yang harus
ditanamkan dalam kehidupan mereka.
IDENTITAS TIM PENYUSUN

Nama : Leoni Tri Gratia Putri


NIM : 1705068
Nama : Annisa Dwi Nur Rahmawati
NIM : 1704408
Nama : Denarena Qurotul Ain
NIM : 1704586
Nama : Eko Rachmat Fazriana
NIM : 1703717
Nama : Imam Kurnia Hermansyah
NIM : 1705750
Nama : Heru Pirmansah
NIM : 1706240

Você também pode gostar