Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN TEORI
A. PERSALINAN NORMAL
1. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan
kejadian fisiologi yang normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2010).
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelolah dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal
(Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
placenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Reeder, Martin, Koniak-griffin 2013).
Persalinan adalah fungsi seorang wanita, dengan fungsi ini produksi
konesepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput ketuban) dilepaskan dan
dikeluarkan dari uterus melalui vagina kedunia luar (Oxorn, 2003).
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plesenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm (bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang spontan
(tidak di induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama ), mempunyai
janin (tunggal) dengan persentasi verteks (puncak kepala ) dan oksiput
pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti
forseps), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat),
mencakup kelahiran plasenta yang normal (Farrer, 2001).
2. ETIOLOGI
Sebab terjadinya persalinan merupakan teori-teori yang kompleks.
Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi
uterus, pengaruh saraf dan nutrisi. Perubahan – perubahan dalam biokimia
dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya
persalinan yaitu : a). penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron
yang dapat mengakibatkan peregangan dari otot-otot uterus, b).
meningkatnya kadar prostaglandin, c). keadaan uterus yang terus membesar
dan menjadi tegang mengakibatkan iskemika otot-otot uterus, d).
berkurangnya nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan, e). tekanan pada ganglion servikale yang terletak di belakang
serviks yang tertekan yang merupakan penyebab peningkatan kontraksi
uterus (Reeder, Martin, Koniak-griffin 2013).
4. TANDA-TANDA PERSALINAN
Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut
3) Ketegangan ligamentum rotundum
4) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Tanda Persalinan
Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
5) Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
a) Pendarahan dan pembukaan
b) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
d) Pengeluaran Cairan
e) Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
5. TAHAP-TAHAP PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat Kala, yaitu :
a. Kala I
Merupakan stadium dilatasi serviks, kala berlangsung mulai dari onset
persalinan hingga dilatasi serviks yang lengkap (Farrer 2001). Kala I
dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm )
proses ini terbagi dalam dua fase yeitu :
1) Fase laten (20 jam) serviks membuka sampai 3 cm (Bobak and
Jensen, 1996)
2) Fase aktif serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif. Kecepatan pembuakaannya 1,2-1,5
cm/jam (Bobak and Jensen, 1996)
b. Kala II
Merupakan stadium ekspulsi, kala 2 berlangsung mulai dari dilatasi
lengkap serviks hingga kelahiran bayi (Farrer 2001).Kala I dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1,5 jam pada multi (Feriedman, 1978).
c. Kala III
Merupakan stadium pelepasan dan pelahiran plasenta, kala tiga
berlangsung dari saat setelah bayi lahir hingga pelepasan plasenta
(Farrer,2001). Kala tiga dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta yang berlangsung 6 – 15 menit (Feriedman, 1978).
d. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama
postpartum (Feriedman, 1978).
Kala II :
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi,
dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi
semakin intensif
b. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik, pemakaian forcep.
Kala III :
a. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri,laserasi jalan
lahir,tertahannya fragmen plasenta
b. Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah
melahirkan
c. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir (luka
episiotomi).
Kala IV :
a. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma
mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis,
ansietas.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, prosedur
invasive.
c. Kurang perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting,
berpakaian berhubungan dengan kelemahan fisik
Kala II :
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi,
dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi
semakin intensif
Intervensi :
1) Kaji skala nyeri yang dirasakan klien
2) Observasi kemampuan klien terhadap ambang nyeri
3) Observasi tanda-tanda vital
4) Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
5) Ajarkan teknik distraksi
6) Berikan ruangan kondusif
7) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
b. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik, pemakaian
forcep.
Intervensi :
1) kaji hidrasi kulit
2) kaji turgor kulit klien
3) observasi adanya lesi dan keparahannya
4) lakukan perawatan luka bila terdapat lesi
5) ajarkan keluarga untuk melakukan perawatan luka bila ada
Kala III :
a. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia
uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
Intervensi :
1) Pantau hidrasi kulit
2) Pantau turgor kulit klien
3) Observasi tanda-tanda vital
4) Anjurkan klien untuk banyak meminum air
5) Kolaborasi pemberian cairan parenteral melalui intravena
b. Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis
setelah melahirkan
Intervensi :
1) Kaji skala nyeri yang dirasakan klien
2) Observasi kemampuan klien terhadap ambang nyeri
3) Observasi tanda-tanda vital
4) Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
5) Ajarkan teknik distraksi
6) Berikan ruangan kondusif
7) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
c. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir (luka
episiotomi).
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, fungsi laesa)
2) Observasi tanda-tanda vital
3) Kaji dan observasi angka yang timbul saat pemeriksaan
hematologi
4) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril
5) Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien
6) Anjurkan klien dan keluarga untuk menjaga personal hygiene
dengan baik
7) Berikan antibiotik sesuai indikasi
Kala IV :
a. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma
mekanis/ jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis,
ansietas.
Intervensi :
1) Kaji skala nyeri yang dirasakan klien
2) Observasi kemampuan klien terhadap ambang nyeri
3) Observasi tanda-tanda vital
4) Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
5) Ajarkan teknik distraksi
6) Berikan ruangan kondusif
7) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, prosedur
invasive.
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, fungsi laesa)
2) Observasi tanda-tanda vital
3) Kaji dan observasi angka yang timbul saat pemeriksaan
hematologi
4) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril
5) Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien
6) Anjurkan klien dan keluarga untuk menjaga personal hygiene
dengan baik
7) Berikan antibiotik sesuai indikasi
c. Kurang perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting,
berpakaian berhubungan dengan kelemahan fisik
Intervensi :
1) kaji tingkat keterbatasan klien dalam melakukan personal
hygiene
2) bantu klien dalam melakukan personal hygien/makan bila
perlu
3) anjurkan kepada keluarga untuk tetap mendampingi klien
4) letakkan barang-barang penting disamping tempat tidur klien
B. HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
1. Pengertian
Hipertensi adalah komplikasi medis yang paling sering dalam masa
hamil. Hipertensi yang diinduksi kehamilan lebih sering daripada
hipertensi menahun dalam masa hamil dan mempengaruhi sampai 10%
dari seluruh kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan
sebagai sembarang peningkatan tekanan darah 140/90mmHg atau lebih,
atau sembarang kenaikan tekanan darah sistolik/diastolic lebih dari
30/15 mmhg pada dua pengukuran yang berjarak waktu 6 jam
(Rayburn,2001)
Hipertensi yang disebabkan kehamilan sering bersifat fluktuatif
dan dimulai setelah 20 minggu pertama usia kehamilan. Membedakan
hipertensi yang disebabkan kehamilan dengan preeklamsi ringan tidak
mudah, tetapi preeklamsi harus disangka jika kenaikan berat badan
melebihi 2 pon setiap minggu atau proteinuria melebihi 300mg tetapi
kurang dari 5gr/24 jam yang bersifat persisten (Rayburn,2001)
2. Klasifikasi
Menurut Sarwono tahun 2010, klasifikasi hipertensi pada kehamilan
yang dipakai di Indonesia berdasarkan Report of the National High
Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Pregnancy tahun 2001 ialah :
a. Hipertensi Kronik
b. Preeklamsia-eklamsia
c. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
d. Hipertensi gestasional