Você está na página 1de 10

PERENCANAAN SAMBUNGAN LAS PADA BEJANA TEKAN

(PRESSURE VESSEL) TIPE SEPARATOR UNTUK FLUIDA GAS

Nugroho Aprianto, Edi Septe. S, Iman Satria.


Program Studi Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri-Universitas Bung Hatta
Jl. Gajah Mada No.19 Olo Nanggalo Padang 25143
Telp. 0751-7054257 Fax. 0751-7051341
Email : nugroho.aprianto@rocketmail.com , edysepte@yahoo.com ,
extro_iman@yahoo.com

ABSTRACT

Pressure vessel is a container for a fluid, either liquid or gas fluid is pressurized.
In designing a pressure vessel there are some things that must be considered,
namely the voltages appearing on the vessel walls due to the pressure generated
due to the fluid that is in the vessel, the weight of the vessel itself, nor the
pressures arising from external factors. The process of manufacture of pressure
vessels is performed by using a rolling process and assembly welding process.
The welding process used to be considered based on the level of density, leakage
and at the same strength. Planning the welding procedure to be carried out on
pressure vessels and pressure vessels process of welding the first conducted Shell
Welding, Shell - Head, Nozzle, Reinforcement Pad, Neck - Flange, Skirt Support.
Material pressure vessel welding to be performed by ASME section II, such us:
SA 516 Gr 70 for Shell, SA 516 Gr 70 for Head, SA 106 Gr B for Nozzle, SA 516
Gr 70 for Reinforcement pad, SA 105 for Flange, and SA 36 for Skirt Support.
The welding process used GTAW and SMAW, and for the selection of electrode
based on the chemical composition & mechanical properties of base metal, Based
on the planning of the welding connection consisting of five welding procedures
are determined and summarized into one WPS (Welding Procedure Specification)
based on the ASME Section IX.

Keywords: Pressure Vessel, GTAW and SMAW, WPS (Welding Procedure


Specification).
1. PENDAHULUAN pembuatan kontruksi las yang sesuai
dengan rencana dan spesifikasinya
Bejana tekan merupakan suatu
dengan menentukan semua hal yang
wadah untuk fluida, baik fluida cair
diperlukan dalam pelaksanaan tersebut.
maupun gas yang bertekanan. Dalam
Karena itu yang menentukan prosedur
perancangan suatu bejana tekan ada
pengelasan harus mempunyai
beberapa hal yang harus diperhatikan,
pengetahuan tentang teknolgi las, dapat
yaitu tegangan-tegangan yang muncul
menggunakan pengetahuan tersebut
pada dinding bejana tersebut akibat
dan mengerti tentang efisiensi dan
tekanan yang dihasilkan karena fluida
ekonomi dari aktivitas produksi. Untuk
yang berada dalam bejana, berat bejana
setiap pelaksanaan pekerjaan harus
itu sendiri, maupun tekanan yang
dibuat prosedur tersendiri secara
muncul akibat faktor eksternal, seperti
terperinci termasuk menentukan alat
beban angin dan gempa yang diperoleh
yang diperlukan yang sesuai dengan
oleh bejana. Bejana tekan merupakan
rencana pembuatan dan kwalitas
suatu konstuksi berbentuk tabung yang
produksi.
menerima beban tekan. Tekanan pada
tabung ini bersal dari isi atau fungsi 1.1 Tujuan
tabung sebagai tempat Tujuan dari penelitian ini adalah
penyimpanan fluida gas atau cairan Merencanakan sambungan las pada
yang bertekanan. Konstruksi bejana takan (Pressure Vassel) tipe
bejana tekan ini biasanya terbuat dari separator untuk fluida gas berdasarkan
baja tahan karat sesuai dengan fluida standar ASME.
yang tersimpan didalamnya.
Proses pembuatan bejana tekan ini 2. TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan dengan proses pengerolan
2.1 Bejana Tekan
dan perakitannya menggunakan
proses pengelasan. Prosedur Adapun definisi dari bejana
pengelasan merupakan perencanaan tekan (Pressure Vessels) merupakan
standar untuk melaksanakan wadah tertutup yang dirancang untuk
pengelasan yang meliputi cara menampung cairan atau gas pada
temperatur yang berbeda dari dari bahasa inggris, berarti kepala.
temperatur lingkungan. Jika tekanan Head sendiri itu ada di bagian kanan
didalam bejana melebihi tekanan dan kiri untuk vessel horizontal, atau
atmosfir di luar bejana, maka bejana untuk vessel vertikal ia berada di
dinamakan bejana tekan (pressure bagiaan atas bawah.
vessels). c. Nozzle
Nozzle adalah komponen silinder yang
berupa lubang yang menembus shell
atau head dari bejana tekan.
d. Flange
Flange merupakan bagian penepat
yang digunakan untuk menghubungkan
flange pada pipa dengan menggunakan
Gambar 2.1 Bejana Tekan baut secara bersama-sama. flange
untuk memungkinkan koneksi atanra
2.2 Komponen Bejana Tekan vessel dengan piping.
(Pressure Vessel). e. Reinforcement pad
Komponen utama dalam Reinforcement pad adalah pelat yang
merancang sebuah bejana tekan dengan berfungsi untuk menguatkan nozzle.
cara pengelasan seperti Shell, Head, f. Skirt Support
Nozzle, Flange, Reinforcement Pad, Komponen ini berfungsi untuk
Skirt Support. menahan bejana tekan agar tidak
a. Shell berpindah atau bergeser. Penyangga
Shell adalah komponen yang paling ini harus bisa menahan beban baik
utama yang berisi fluida yang berupa beban berat bejana ataupun
bertekanan. Pada umumnya ada dua beban dari luar seperti angin dan
tipe shell yang ada yaitu shell silindris gempa bumi. Perancangan penyangga
dan spherical shell. tidak seperti desain bejana tekan
b. Head karena penyangga tidak mempunyai
Head adalah bagian penutup dari tekanan.
vessel, seperti namanya yang di ambil
2.3 Pengelasan  PAW (Plasma Arch Welding)
Pengelasan (welding) adalah  OAW (Oxigen Acetylene
salah satu teknik penyambungan logam Welding)
dengan cara mencairkan sebagian
logam induk dan logam pengisi dengan 2.5 Posisi Pengelasan
atau tanpa tekanan dan dengan atau Posisi mengelas terdiri dari empat
tanpa logam penambah dan macam yaitu :
menghasilkan sambungan yang 1. Posisi di Bawah Tangan (down
kontinyu. Lingkup penggunaan teknik hand) Posisi di bawah tangan yaitu
pengelasan dalam kontruksi sangat suatu cara pengelasan yang dilakukan
luas, meliputi perkapalan, jembatan, pada permukaan rata/datar dan
rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, dilakukan dibawah tangan. Kemiringan
pipa saluran dan sebagainya. elektroda las sekitar 10º – 20º terhada
garis vertikal dan 70º – 80º terhadap
2.4 Jenis-Jenis Pengelasan benda kerja.
 SMAW (Shielded Metal Arc 2. Posisi Tegak (Vertikal)
Welding) Mengelas posisi tegak adalah apabila
 SAW (Submerged Arc dilakukan arah pengelasannya keatas
Welding) atau kebawah. Pengelasan ini termasuk
 ESW (Electro Slag Welding) pengelasan yang paling sulit karena
 SW (Stud Welding) bahan cair yang mengalir atau
 ERW (Elektrik Resistance menumpuk diarah bawah dapat
Welding) diperkecil dengan kemiringan
 EBW (Electron Beam elektroda sekitar 10º – 15º terhada
Welding) garis vertikal dan 70º – 85º terhadap
 GMAW (Gas Metal Arc benda kerja.
Welding) 3. Posisi Datar (Horisontal)
 GTAW (Gas Tungsten Arc Mengelas dengan horisontal biasa
Welding) disebut juga mengelas merata dimana
 FCAW (Flux Cored Arch kedudukan benda kerja dibuat tegak
Welding) dan arah elektroda mengikuti
horisontal. Sewaktu mengelas
elektroda dibuat miring sekitar 5º – 10º
terhada garis vertikal dan 70º – 80º
kearah benda kerja.
4. Posisi di Atas Kepala (Over Head)
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan
berbahaya karena bahan cair banyak
berjatuhan dapat mengenai juru las,
oleh karena itu diperlukan
perlengkapan yang serba lengkap.
Mengelas dengan posisi ini benda kerja
terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukan elektroda sekitar 5º – 20º
terhadap garis vertikal dan 75º – 85º
terhadap benda kerja.

2.6 Macam-Macam Cacat Las


1. Porositas
Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan
2. Slag Inclusion
Sambungan las
3. Incomplete Fusion
4. Undercut
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
5. Overlap
Dalam Penelitian ini, Peneliti
6. Crack (retak)
mengambil lokasi penelitian di “PT.
WASCO ENGINEERING
3. METODOLOGI PENELITIAN
INDONESIA”. Jl. Brigjend Katamso,
3.1 Diagram Alir Penelitian
Km 5, Tanjung Uncang – Batam.
Perencanaan sambungan las
provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Pada bejana tekan (Pressure Vessel)
Adapun beberapa pertimbangan
tipe separator untuk fluida gas ini
peneliti sehingga memilih lokasi
diperlihatkan pada Gambar 3.1
tersebut:
1. Data yang diperlukan memadai.
2. Lokasi penelitian memberikan 4. HASIL PERENCANAAN DAN
keterangan yang lengkap PEMBAHASAN
tentang objek penelitian yang 4.1 Perencanaan sambungan las
diteliti. pada Shell
Penelitian ini dilaksanakan yakni mulai Shell adalah komponen yang
4 Maret 2015 hingga 16 Juni 2015. paling utama yang berisi fluida yang
bertekanan. Untuk sambungan pada
3.3 Bagian – bagian Bejana Tekan pengelasan shell. Longsiam dan
yang akan dilakukan Pengelasan circum, dengan bentuk sambungan :
Perencanaan sambungan las Double V.
yang akan ditetapkan pada bejana
tekan dan Proses pengerjaan
pengelasan bejana tekan yang pertama
dilakukan adalah :
1. Pengelasan Shell
2. Pengelasan Shell – Head
3. Pengelasan Nozzle
4. Pengelasan Reinforcement Pad
5. Pengelasan Neck – Flange
6. Pengelasan Skirt Support Gambar 4.1 Sambungan las shell

Material pressure vessel yang akan 4.2 Perencanaan sambungan las

dilakukan pengelasan berdasarkan pada Head

ASME section II : Seluruh bejana tekan harus

- Shell = SA 516 Gr 70 ditutup dengan head. Head lebih

- Head = SA 516 Gr 70 banyak berbentuk kurva dari pada pelat

- Nozzle = SA 106 Gr B datar. Untuk sambungan antara Head

- Reinforcement pad = SA 516 dan Shell menggunakan sambungan :

Grade 70 Double V.

- Flange = SA 105
- Skirt Support = SA 36
4.4 Perencanaan sambungan las
pada Reinforcment pad
Reinforcment pad merupakan
sebagai Pelapis dan sambungan Nozzle
pada bagian Shell dan Head.
Pengelasan reinforcman menggunkan
sambungan single bevel, fillet weld.

Gambar 4.2 sambungan las head ke


shell

4.3 Perencanaan sambungan las


pada Nozzle
Nozel adalah komponen
silinder yang berupa lubang yang
menembus shell atau head dari bejana
tekan. Sambungan untuk pengelasan
yang digunkan untuk sambungan
Nozzle – Shell, Nozzle – Head adalah
menggunakan sambungan Single
Gambar 4.4 Sambungan Las
Bevel.
Reinforcment pad

4.5 Perencanaan sambungan las


pada Flange
Flange merupakan bagian penepat
yang digunakan untuk menghubungkan
flange pada pipa dengan menggunakan
baut secara bersama-sama. Pengelasan
Flange ke Neck dengan menggunkan
sambungan Single V.

Gambar 4.3 sambungan las Nozzle


4.8 Hasil Pembahasan
Berdasarkan perencanaan
sambungan las yang terdiri dari 5
prosedur pengelasan yang ditentukan
dan dirangkum menjadi 1 WPS
(Welding Procedur Spesification)
berdasarkan ASME IX.
WELDING PROCEDURE SPECIFICATON
Applicable Code : ASME IX, Welding and Brazing Qualification AND
ASME VIII Div.1, Rules for Construction of Pressure Vessels
WPS No : WPS-ASME-06 Date : 25-Mei-15
Supporting PQR No : Revision No : 0
Type of process : Manual

Gambar 4.5 sambungan las Flange Welding Process(es)

JOINTS (QW-402)
: GTAW + SMAW

Joint Design : Butt Joint, Tee Joint Backing : YES/NO


Backing Material Type : Weld metal or base metal Retainer : N/A

4.6 Perencanaan sambungan las


pada Skirt support
Note :

Bejana tekan silindris vertikal BASE METALS (QW-403)


Base Metal Qual. (With Impact Test) : P No. 1 Group 2 to P No. 1 Group 2
P No 1 Group 2 to P No. 1 Group 1

biasanya menggunakan penyangga tipe Base Metal Qual. (Non Impact Test)

Base Metal Thickness Qual, Groove (mm)


: P No 1 Group Any

15-33 Fillet (mm) : All


Base Metal Thickness Qual, Groove (mm) 3.-15 Fillet (mm) : All
Base metal Diameter Qual. (mm) Fillet (mm) : All

skirt support. Penyangga skirt adalah FILLER METALS (QW-404)


Filler Metal 1 Filler Metal 2 Filler Metal 3
Welding Process : GTAW SMAW N/A
Specification (SFA) No : 5.18 5.1 N/A

perpanjangan shell yang dilas dibagian AWS Class No

Brand name
:

:
ER70S-6

KOBE STEEL
E7018

KOBE STEEL
N/A

N/A

F No. / A-No : 6/1 4/1 N/A


Filler Metal Size (Ø mm) : 2.4 2.6 & 3.2 N/A
shell pada bejana tekan vertikal Weld Metal Thk Range
Groove (mm) : 3 mm 15 mm
Fillet (mm) : All All
Product Form : Rod Covered Electrode

silindris. Untuk sambungan pengelasan Electrode Flux class


Flux Trade name
:
:
N/A
N/A
Alloy Elements
Alloy Flux
:
:
N/A
N/A
Consumable Insert : N/A Flux Type : N/A
Supplier Filler Material : N/A Recrushed Slag : N/A

yang digunakan : Fillet Weld. Other Information : N/A

POSITION (QW-405) PWHT (QW-407)


GTAW SMAW Temperatur (°C) : None
Position(s) of groove All All Time Range :
Weld Progression Uphill Uphill Heating Rate (°C/Hour) :
Position(s) of Fillet All All Cooling Rate (°C/Hour) :

PREHEAT (QW-406) GAS (QW-408)


Preheat Temp. Min (°C) : T ≤ 33 mm : 75⁰ C Gas(es) Mixture, % Flow Rate, lpm
Interpass Temp max (°C) : T > 33 mm : 100 ⁰ C Shielding (GTAW) Argon 99.99 15-25
Preheat Maintenance : Gas heating torch or
Heating element Trailing N/A N/A N/A
Backing N/A N/A N/A

ELECTRICAL CHARACTERISTIC (QW-409)


Current Polarity : DCEN(GTAW); DCEP(SMAW) Pulsing Current GTAW : N/A
Tungsten Electrode Type : EWTh2 WFS Range (inch/min) : N/A
Tungsten Electrode Size : 2.4 mm GMAW Metal Transfer : N/A

TECHNIQUES (QW-410)
String or Weave Bead : String and/or w eaving Stick Out/CTWD : N/A
Method of Cleaning : Grinding and Brushing Orifice cup/Nozzle Size : Any Size
Method of Backgouging : Gerinding/Carbon Arc Welding Number of Electrodes : Single
Oscillation : N/A Other information(s) : Max. Weaving / bead width
Multi or Single Pass : Multipass shall be not more than
Closed to out Chamber : N/A 3x core of wire (SMAW)
Electrode Spacing : N/A
Peening : None

WELDING PARAMETER
Filler Metal Curent Heat Input
Volt Range Travel Speed
Weld layer Process Size Type of Amperage (Kj/mm)
Class (V) (mm/min)
(mm) polarity Range (A) Min Max
Root GTAW 2.4 ER70S-6 DCEN 115 - 120 10 - 12 71 - 102 0.7 1.2
Gambar 4.6 Sambungan Las Skirt Hotpass GTAW 2.4 ER70S-6 DCEN 149 - 165 11 - 13 155 - 165 0.6 0.8
Filler SMAW 2.6 E7018 DCEP 75 - 90 20 - 25 45 - 74 1.2 3.0
Filler SMAW 2.6 E7018 DCEP 110 - 130 20 - 26 58 - 78 1.7 3.5
Support Filler
Capping
SMAW
SMAW
3.2
3.2
E7018
E7018
DCEP
DCEP
100 - 125
110 - 125
20 - 26
20 - 26
98 - 132
98 - 132
0.9
0.9
2.0
2.0
wps 4 neck & flange, wps 5 skirt
QUALIFIED JOINTS DETAIL support. Kelima prosedur tersebut
Aplicable for Double
vee dirangkum menjadi 1 prosedur standar
dan dalam format WPS (welding
procedur spesification) berdasarkan
ASME Section IX.
Aplicable for single
vee

DAFTAR PUSTAKA
1) Widharto S, 2006, Petunjuk Kerja
Las, Cetakan Ke 6, Jakarta.
Aplicable for Fillet
Joint
2) Hery S, 2008, Jilid 2, Teknik
Pengelasan Kapal, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
3) Daryanto, 2012, Teknik Las.
Cetakan kesatu, Penerbit
Aplicable for single
bevel Alfabeta, Bandung.
4) Harsono Wiryosumatro, Toshie
Okumura, 2008, Teknologi
Pengelasan Logam, cetakan
kesepuluh, Penerbit PT. Balai
Pustaka, Jakarta Timur.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5) Welding Handbook, Kobe Steel,
5.1 Kesimpulan LTD, Welding Division.
Berdasarkan perencanaan 6) ASME Section II, 2010, Ferrous
sambungan las, maka dapat Material Spesification.
disimpulkan bahwa sambungan las 7) ASME Section VIII, 2010, Ruls
untuk pressure vessel dilakukan for Construction of Pressure
dengan prosedur tertentu. Prosedur Vessels.
Pengelasan tersebut terdiri dari 5 8) ASME Section IX, 2010,
prosedur yaitu : wps 1 shell & head, Welding and Brazing
wps 2 nozzle, wps 3 reinforcement pad, Qualification.
9) Sumber:
https://www.google/search
Pressure+Vessel=vertical.com
10) Sumber: http://www.welding-
inspection.com
11) Sumber:
https://binaaji.wordpress/tag/maca
m-macam-las.com

Você também pode gostar