Você está na página 1de 12

MAKALAH

TUGAS KELOMPOK
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

Diajukan untuk memenuhi syarat Kelulusan Mata Kuliah Perancangan Sistem


Kerja Dan Ergomomi Pada Progam Studi Teknik Industri STT Ibnu Sina Batam.

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Bagus Kurniawan
2. Noaldo Khairul Akbar
3. Rapani
4. Ivan Fila Ardiansyah
5. Ferdiansyah

Dosen Pengampuh :
M. Ansyar Bora

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM
2018
Analisa Postur Kerja Dengan Metode RULA
(Rappid Upper Limb Asessment) Sebagai Rekomendasi
Metode Pada Suatu Pekerjaan Pengangkatan ( Manual
Material Handling)

ABSTRAK

Aktivitas kerja dengan menggunakan tenaga manual manusia (manual


material handling) dan dilakukan secara berulang-ulang serta dalam jangka waktu
yang lama berdampak pada peningkatan aktivitas otot tubuh statis pekerja. Proses
kerja yang tidak mengindahkan syarat ergonomi atau sikap aman dan nyaman,
dapat menimbulkan resiko terjadinya keluhan otot dan rangka terutama pada
bagian otot tubuh manusia. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya
keluhan otot tubuh diperlukan analisis postur kerja dengan menggunakan
pendekatan metode RULA pada setiap aktivitas pekerja atau operator. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, didapatkan
postur pekerja beresiko tinggi dan dibutuhkan tindakan perbaikan sesegera
mungkin. Hal tersebut dikarenakan sikap kerja operator membungkuk ketika
melakukan pengangkatan.

2. PENDAHULUAN

Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk


menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan
penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan
untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper
limb).
Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian untuk
memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja.
Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah
dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai faktor beban eksternal (external load factors)
yang meliputi jumlah gerakan, jerja otot statis, gaya, postur kerja yang ditentukan
oleh perlengkapan dan perabotan, dan waktu kerja tanpa istirahat.
Prosedur dalam pengembangan metode Rapid Upper Limb Assessment
(RULA) meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk
merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan
skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang
memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk
mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.

a. Tahap 1 Pengembangan metode untuk merekam postur kerja


Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan,
tubuh dibagi dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup
yaitu grup A dan B. Grup A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta
pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini
untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala
kejanggalan atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher yang mungkin
saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam
penilaian.

b. Tahap 2 Pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh


Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili
tingkat pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan
kombinasi postur bagian tubuh. Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle)
dan tenaga (force) dengan Skor Postur A menghasilkan Skor C. sedangkan
penjumlahan dengan Skor Postur B menghasilkan Skor D.

c. Tahap 3 Pengembangan Grand Score dan Action List


Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan Skor C dan Skor D menjadi
suatu grand score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas
penyelidikan / investigasi berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi Skor C dan
Skor D telah diberikan peringkat, yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan
estimasi resiko cidera yang berkaitan dengan pembebanan muskuloskeletal.
Aplikasi Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

1. Alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa


jauh risiko pekerja untuk terpengaruh oleh faktor-faktor penyebab cedera,
yaitu: postur, kontraksi otot statis, gerakan repetitive dan gaya.

2. Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor risiko cedera. Hal ini


dilakukan dengan membandingkan nilai tugas-tugas yang berbeda yang
dievaluasi menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA).

3. Menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki


resiko relatif tinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor
terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan dengan cara melalui nilai tiap
faktor resiko.

4. Menemukan sejauh mana penngaruh suatu modifikasi atas pekerjaan.


Perbaikan secara kuantitatif dapat diukur dengan cara membandingkan
penilaian sebelum dan sesudah modifikasi diterapkan.
3. METODE RULA

Metode cepat penilaian postur tubuh bagian atas


 Grup A (lengan atas dan bawah, dan pergelangan tangan
 Grup B (leher, tulang belakang, dan kaki)
Tujuan metode RULA:
 Menyediakan perlindungan yg cepat dalam pekerjaan
 Identifikasi usaha yang dibutuhkan otot yang berhubungan dengan postur
tubuh saat kerja
 Memberikan hasil untuk penilaian ergonomi
 Dokumentasi postur tubuh saat kerja
4. PEMBAHASAN

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Manufakturing Minyak


Dan Gas yang terletak di Batu Ampar, Batam, di dalamnya terdapat beberapa
proses permesinan seperti proses pembubutan, Perakitan, dan juga Pengelasan.
Beberapa proses masih dilakukan secara manual (manual material handling)
menggunakan tenaga manusia, baik untuk transportasi, perakitan benda kerja serta
pengangkatan konsumable produksi. Dalam melakukan pengangkatan, operator
dalam bekerja dengan sikap kerja berdiri dan juga terkadang dengan sikap
membungkuk hingga membentuk sudut 90 degree . Pekerjaan dengan sikap kerja
operator berdiri maupun membungkuk serta dilakukan dalam durasi waktu yang
lama yaitu selama delapan jam per hari, tidak memenuhi kaidah kerja yang sehat.
Aktivitas membungkuk pada tempat kerja sebaiknya dirancang seminimal
mungkin, bahkan dihilangkan karena dapat menimbulkan gangguan pada sistem
musculoskeletal (musculoskeletal disorders).
Musculoskeletal disorders adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai
sangat sakit. Jika keluhan musculoskeletal disorders dibiarkan berlarut-larut maka
dapat menimbulkan kerusakan pada otot skeletal dengan gejala-gejala seperti
kesemutan, sakit serta kaku pada otot. Rasa sakit seperti capek atau cepat lelah ini
karena prosedur kerja dan perancangan fasilitas kerja yang kurang ergonomis,
kondisi ini akan berdampak pada hasil produktivitas kerja yang tidak optimal
selain berpotensi cidera pada bagian tubuh tertentu akibat aktifitas kerja yang
tidak seimbang dengan keterbatasan manusia.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, diperoleh informasi
bahwa keluhan rasa sakit yang dialami operator paling banyak terjadi pada tubuh
bagian atas. Oleh karena itu dilakukanlah analisa postur kerja dengan
menggunakan pendekatan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) pada
setiap aktivitas operator. Pendekatan RULA merupakan pendekatan yang sesuai
dengan keluhan operator pada tubuh bagian atas. RULA (Rapid Upper Limb
Assessment) adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya, dan gerakan suatu
aktivitas kerja yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas.

4. DATA DAN OBSERVASI

Penelitian ini dilakukan pada studi kasus di perusahaan Manufakturing


Minyak Dan Gas yang terletak di Batu Ampar, Batam, pada operator yang
melakukan pengangkatan box kawat yang digunakan untuk proses pengelasan.
Rancangan penelitian ini adalah observasional deskriptif, yaitu memberikan
gambaran keadaan studi kasus secara objektif. Tahapan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah studi pendahuluan, pengumpulan data foto postur kerja,
mengolah data foto postur menggunakan metode RULA.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada
perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas dengan teknik wawancara
terhadap operator diperoleh informasi bahwa keluhan rasa sakit yang dialami
operator terjadi pada tubuh bagian atas berupa nyeri dan kaku otot. Berdasarkan
dari hasil wawancara tersebut, kemudian dilakukanlah pengumpulan data postur
kerja operator pada proses pengangkatan ( manual material handling).
Gambar A. proses pengangkatan .
Pada posisi pengangkatan gambar A, bisa kita perhatikan bahwa proses
tersebut tidak dibenarkan karena beban yang diangkat dengan posisi membungkuk
dapat menciderai otot serta tulang belakang. Hal tersebut juga mempengaruhi
pekerja untuk menggunakan tenaga lebih untuk melakukan pengangkatan yang
hanya seberat 12 kg.

Gambar B. proses pengangkatan


Posisi pekerja saat membawa box kawat las pada proses pengangkatan
gambar B juga mempengaruhi cidera pada otot lengan, karena lengan dipaksa
melakukan pengangkatan dengan tidak sejajar pada posisi 90 degree.

Dengan adanya observasi pada pekerjaan yang memiliki resiko cidera


yang sangat tinggi maka diperlukan perbaikan proses pengangkatan yang
mengurangi resiko cidera otot maupun tulang berdasarkan studi RULA.

Gambar C. proses pengangkatan yang di anjurkan

Pada proses Gambar C, kita bisa melihat bahwa pekerja lebih aman dan
nyaman saat melakukan proses pengangkatan karna bentuk tubuh saat melakukan
pengangkatan box sejajar lurus dan tidak membungkuk serta mengurangi resiko
cidera yang ditimbulkan.
Gambar D. proses pengangkatan yang di anjurkan

Pada gambar D, proses membawa box kawat lebih mudah serta


mengurangi cidera otot lengan. Hal tersebut dikarenakan posisi badan tegak lurus
serta lengan yang membentuk siku dengan tumpuan penuh dari lengan tangan.

Penggunaan rancangan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa Trolly dapat


membantu dan memperbaiki postur tubuh pekerja, sehingga teknologi ini dapat
dijadikan sebagai salah satu rekomendasi perbaikan sikap kerja pada pekerja.
5. KESIMPULAN

Pada aktivitas pekerja pengangkatan proses gambar A dan pada proses


gambar B perlu dilakukan perbaikan sesegera mungkin terhadap sikap dan
organisasi kerja yang ada melalui penggunaan fasilitas kerja baru dan
memperbaiki aktivitas pekerja yang bersifat kontinuitas. Hal ini di lakukan agar
mengurangi resiko-resiko kerja yang terjadi akibat kesalahan proses kerja yang
diterapkan.
Sumber Referensi :

Susihono Wahyu. Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Cilegon. E-mail: pmy_wahyu@yahoo.co.id
https://www.kajianpustaka.com/2014/06/analisis-metode-rapid-upper-limb.html

Você também pode gostar