Você está na página 1de 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.I Teori Umum

Protein yang di isolasi dari sel hidup ada beratus ratus dan semuanya
mengandung unsur-unsur C, N, H dan O dan hampir semua mengandung S. Beberapa
protein juga mengandung P, F, Zn dan Lu. Bilamana protein itu dihidrolisis dengan
bantuan asam maka hasilnya adalah asam amino yang jumlahnya tergantung dari
panjang rantai, berat molekul dan lain-lain. Jenis asam amino yang umum terdapat
dalam alam ada 20, 8-10 diantaranya tergolong dalam asam amino esensial. Asam-asam
tersebut harus ada dalam pangan hewan tingkat tinggi dan cukup untuk mendukung
proteinnya. Hewan-hewan tersebut tidak dapat mensintesis asam amino esensial
(Soeharsono,Martoharsono, 2012).
Asam amino merupakan penyusun protein berdasarkan rumus bangunnya
asam amino dapat di pandang sebagai turunagn asam karboksilat yang satu atom
hidrogennya digunakan oleh gugus amino (-NH2). Asam amino juga merupakan senyawa
amfloet yang memiliki muatan listrik total yang bergantung pada sifat larutannya.
Muatan yang dibawan suatu molekul mempengaruhi interaksinya dengan molekul lain
sifat ini di manfaatkan untuk isolasi dan pemurnian asam amino maupun protein
(Yohanis ngili, 2007).
Asam amino adalah asam alkonoat yang sebuah atom H atau lebih dari gugus
alkilnya digantikan dengan gugus amini (-NH2). Di alam terdapat 300 jenis asam amino.
Namun, ternyata hanya dua puluh asam amino yang secara alami merupakan bahan
pembagian protein. Asam amino pembangun dan penyusun protein adalah alfa asam
amino, yaitu asam amino yang gugus asam aminonya terikat pada atom karbon alfa
(Damin Sumardjo, 2006).
Asam amino adalah molekul biologis yang penting yang berperan sebagai blok
pembangun untuk peptin dan protein. Asam ini mempunyai struktur umum
R

H2N-CH-CO2H
Dimana R adalah sebuah gugus organik yang berbeda dalam setiap asam amino,
perhatikan bahwa grup NH2 terkait oleh atom karbon yang berbatasan dengan grup
CO2H. Untuk alasan ini molekul –molekul ini di sebut asam amino alfa. Ada 20 jenis asam
amino yang telah teridentifikasi sebagai unit-unit dalam protein tumbuhan dan hewani
yang paling penting (R.A.Day, 2002).
Ada 8 asam amino esensial untuk orang dewasa, yang dimana tubuh tidak
dapat membentuk sendiri, pada anak-anak ada 10 asam amino esensial. Asam amino
semi esensial dapat menghambat pemakaian beberapa asam amino asensial akan tetapi
tidak sempurna menggantikannya, contohnya: sistin dapat menghambat pemakaian
methionin. Definisi semi esensial dapat pula diartikan asam amino ini dapat menjamin
proses kehidupan jaringa orang dewasa, tetapi tidak mencukupi untuk pertumbuhan
anak-anak. Asam amino non esensial ini dapat di sintesa tubuh sepanjang bahan
dasarnya memenuhi bagi pertumbuhannya. Kesimpulannya, semua asam amino
diperlukan tubuh untuk kelangsungan proses fisiologis normal tubuh, tetapi 8-10 macam
di antaranya perlu didapat dalam bentuk jadi (performed) dari menu sehari-hari
(Suhardjo, 1992).
Beberapa asam amino yang bukan merupakan satuan pembentuk protein,
baik yang terdapat dalam keadaan bebas atau dalam keadaan terikat pada sel jaringan,
mempunyai peran penting dalam proses metabolisme ada dua struktur asam amino,
yaitu struktur yang tidak bermuatan dan struktur ion pH fisiologis (Damin sumarjo,
2009).
Gugus karboksil bersifat sebagai donor proton, gugus amino bersifat sebagai
akseptor proton dan gugus R yang dikenal sebagai rantai cabang yang mempunyai sifat
yang khas.
NH2 + NH2
H - C – COOH H – C – COO-
R R
Asam amino yang tidak megion asam amino dipolar (ion zwitter)
Dengan pengecualian glisin (karena R=H), struktur kimia semua asam amino penyusun
protein mengandung atom karbon asimetris sehingga bersifat aktif optis. Oleh karena itu
asam amino dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi menuju ke satu arah atau
sebaliknya (Suharjo, dkk, 1992).
Klasifikasi asam amino :
8 asam amino esensial 6 asam amino semi-asensial 9 asam amino non-esensial
Isoleusin Arginin 4) Asam glutamat
Leusin Histidin 4) Asam hidroksi glutamat
Lisin Titrosin 2) Asam aspartat
Metonin 1) Sistin 1) Alanin
Fenilanin 2) Glisin Prolin
Treonin 3) Serin 5) Hidroksi prolin
Triptopan 3) Neuleusin prolin
Valin Neuleosin
Sitrolin
Hidroksi glisin
Klasifikasi ini berdasarkan Asborne & Mandell, peneliti asam amino yang terkemuka
(Suharjo,dkk, 1992).
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM.1979”Farmakope Indonesia edisi III” Departemen kesehatan republik


indonesia : Jakarta
Day ,R.A.2002”Analilis Kimia Kuantitatif” Erlangga : Jakarta
Ngili, yohanis.2007”Biokimia Dasar”Rekayasa sains : Bandung
Sumardjo, Damin.2009”Pengantar Kimia”EGC : Jakarta
Suhardjo.1992”Prinsip-prinsip Ilmu Gizi”Kanisius : Yogyakarta
Soeharsono, Martoharsono.2012”Bokimia I”Gadja Mada Press : Yogyakarta

Você também pode gostar