Você está na página 1de 7

ANALISA RESIKO GKB TEKNIK LINGKUNGAN

Tidak Signifikan Minor (M) Sedang (S) Besar (B) Bencana Besar
(TS) (BB)
Kejadian tidak Menimbulkan Cedera berat dan Menimbulkan Mengakibatkan
menimbulkan cedera ringan, dirawat di rumah cedera parah dan korban meninggal
kerugian atau kerugian kecil dan sakit, tidak cacat tetap dan dan kerugain
cedera pada tidak menimbulkan kerugian finansial parah bahkan
manusia menimbulkan cacat tetap, besar serta menghentikan
dampak serius kerugian finansial menimbulkan usaha selamanya
terhadap sedang dampak serius
kelangsungan terhadap
bisnis kelangsungan
usaha
Sumber : Ramli, 2009

Potensi Konsekuensi
No Aktifitas Peluang
bahaya TS M S B BB
Sangat
Korsleting V
Jarang
Sangat
Penggunaan Kebakaran V
Jarang
1 AC yang Tergelincir
berlebihan akibat air
Sangat
yang V
Jarang
menetes
dari AC
Sangat
Tergelincir V
Jarang
Penggunaan
2.
Tangga
Sangat
Terjatuh V
Jarang

Sangat
Tergelincir V
Jarang
Penggunaan
3.
Mushola
Sangat
Terjatuh V
Jarang

Metode yang ada saat ini di Gedung Kuliah Bersama Fakultas Teknik adalah,
1. Menemukan fakta atau masalah yang dilakukan melalu survey, observasi, atau melihat
dari data sebelumnya
2. Analisis yang akan menghasilkan lebih dari satu alternative pemecahan masalah
(Penelitian Skripsi)
3. Penerapan alternatif yang mulai diterapkan di GKB seperti persediaan alat APAR,
P3K, dll

UPAYA PENCEGAHAN

Dalam aspek kesehatan dan keselamatan di area Gedung Kuliah Bersama, diperlukan beberapa
tambahan tindakan pencegahan bahaya dari identifikasi yang telah dilakukan dari berbagai
aspek.

Kebakaran
Menurut PERMENAKER No. 04/1980 tanggal 14 April 1980 (Pungky, 2006) tentang syarat
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan , kebakaran dapat diklasifikasikan
menjadi 4 kelas, yaitu:
a) Kelas A: kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat kecuali logam seperti kertas, kayu,
kain, wol dan sejenisnya.
b) Kelas B : kebakaran bahan cair dan gas yang mudah terbakar seperti minyak, cat, alkohol.
c) Kelas C : kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan seperti kabel, panel listrik, dan
sakelar/stop kontak.
d) Kelas D : kebakaran logam seperti magnesium, titanium, sodium, dan lainnya.
Upaya pencegahan terjadinya kebakaran adalah,
1. Penggunaan Alarm kebakaran/Smoke Detector
2. Melakukan simulasi kebakaran (Jalur Evakuasi)
3. Fasilitas APAR di setiap 15 meter dari setiap alatnya
Pencegahan Kelistrikan
Keselamatan Kerja Listrik sendiri adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat,
bahan, proses, tempat (lingkungan), dan cara-cara melakukan perkerjaan. Tujuan dari keselamatan
kerja listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau
adanya tegangan listrik di sekitarnya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan.
1. Pastikan peralatan kelistrikan standar yang disediakan sesuai dengan regulasi kelistrikan
(SNI)
2. Gunakan T-Dus untuk pelindung percabangan/sambungan kabel listrik
3. Jangan menggunakan adaptor beberapa steker, karena bisa terjadi kelebihan beban.
4. Letakkan kabel secara digantung untuk mencegah tumpahan/genangan air untuk
menghindari korsletting
5. Kunci panel listrik dengan gembok untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan dari pihak
yang tidak bertanggung jawab.

Lantai 1
Lantai 2

Lantai 3
Tanda Pemasangan APAR
Safety Campaign
Penerapan K3 yang ada di lingkunan kampus dan selama berada di jalur rawan adalah:
A. K3 Personal di Ruangan
1. Jaga ruangan agar selalu rapi. Tata letak dan tata ruang yang rapi dapat menghindarkan
kemungkinan cidera.
2. Housekeeping yang baik, misalnya: penjagaan lantai selalu kering.
3. Buanglah sampah di tempatnya sesuai dengan tempat sampah yang tersedia.
4. Tumpuk dan tatalah material pada posisi yang kokoh, stabil dan standar untuk
menghindari runtuhnya material.
5. Jangan pernah melemparkan alat atau material kerekan anda, pastikan disampaikan dari
tangan ketangan atau tepat pada tempatnya.
6. Hindarkan benda atau sisi yang tajam, pecahan atau paku di dalam ruangan.
7. Selalu matikan peralatan listrik yang sudah tidak digunakan lagi. Jangan biarkan kabel
listrik, telepon, internet yang terjuntai ke lantai.
8. Untuk menghindari timbulnya bahaya listrik, jangan membebani listrik secara berlebihan.
Periksalah secara rutin kondisi dari sambungan kabel dan steker. Jagalah kabel-kabel
listrik bebas dari pejalan kaki.
9. Pada saat bekerja dengan computer maka hal-hal yang harus anda lakukan adalah :
- Jaga jarak minimum antara mata dan layar computer adalah 45 cm, keyboard dalam
posisi yang tepat, yang tidak membuat anda membungkuk akibat lama memakai
komputer.
- Layar monitor sebaiknya sejajar dengan mata.
- Pasanglah filter di depan layar monitor untuk mencegah efek radiasi.
- Sesekali, alihkan pandangan Anda dari layar monitor agar mata Anda tidak lelah.
- Jika Anda sudah di depan computer selama satu jam, istirahatlah 15 menit. Ini
mencegah rasa pegal pada tubuh Anda.
- Posisikan kaki Anda senyaman mungkin, dengan meluruskan kali agar tidak pegal.
Sesekali berdirilah untuk meluruskan punggung Anda. Duduklah dalam posisi tegak
untuk menghindari tulang punggung Anda membungkuk.
10. Sibak tirai untuk mendapatkan cahaya alami atau menyalakan lampu sebanyak yang Anda
butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan dilakukan secara aman dan benar sehingga mata
Anda tidak lekas lelah.
11. Perhatikan lantai yang sedang atau baru saja di pel oleh petugas, pastikan anda melangkah
yang kering. Untuk petugas diwajibkan memasang tanda “wet floor”.
12. Pastikan kursi yang akan anda duduki mampu menahan beban anda. Jangan menggunakan
kursi plastic apabila anda tidak yakin dapat menahan beban anda.
13. Setiap pengguna gedung harus menjaga dan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak
alat kebakaran, kotak alarm, pintu darurat agar pada saat kebakaran semua peralatan
darurat dalam keadaan baik dan lokasinya bebas dari hambatan.
14. Selalu memperhatikan rambu-rambu keselamatan (safety sign) termasuk pintu darurat
dan assembly point untuk penyelamatan diri.
15. Merokok hanya diijinkan pada wilayah-wilayah yang sudah ditetapkan atau diberi tanda
diperbolehkan merokok.
16. Setiap pengguna gedung diharapkan mengenal dengan baik tempat-tempat / tanda bahaya
kebakaran dan pemadam kebakaran dan pemadam api
B. K3 Personal di Lorong
1. Rapikan dan bersihkan gang, jalan setapak, jalan, dan tangga dari penghalang. Selain
mempersempit ruang gerak, juga berpotensi terjadinya tubrukan antar penghuni dan
penghalang.
2. Jangan terburu-buru atau berlari ketika melewati lorong.
3. Berhati-hati ketika melewati tikungan lorong terutama lorong yang sempit.
C. K3 Personal di Tangga
1. Apabila Anda menggunakan tangga, hal–hal yang harus diperhatikan :
- Hati–hati saat memanjat dan menuruni tangga
- Menghadaplah ke tangga dan berpegangan pada pegangan tangga
- Hindari kemungkinan tergelincir karena licin, periksa anak tangga dan sol sepatu anda
terhadap adanya bahan–bahan yang licin
- Jangan memanjat melampaui anak tangga kedua dari atas pada step-ladder atau anak
tangga ketiga dari atas pada straight ladder
- Biasakan tidak bercanda saat sedang menaiki atau menuruni tangga. Serta pastikan
posisi kaki anda berada pada pijakan anak tangga dengan benar dan mantap.
D. K3 di Kamar Mandi :
1. Pastikan pintu kamar mandi tertutup saat Anda menggunakannya.
2. Selalu biasakan menyiram toilet sebelum dan sesudah Anda menggunakannya untuk
menjaga dari penularan penyakit.
3. Selalu biasakan untuk mencuci tangan setelah keluar dari kamar kecil.
E. K3 di Mushola dan Lingkungannya :
1. Jangan terburu-buru karena licin
2. Pastikan kran ditempat wudhu tertutup dengan baik sehingga air tidak meluber kemana-
mana.
3. Matikan lampu, kipas angin, maupun peralatan elektronik lainnya jika sudah tidak
digunakan.
4. Menyediakan alas kaki untuk menghindari tergelincir dan terjatuh.
Prosedur Keadaan
Prosedur ini meliputi tindakan tanggap keadaan darurat kebakaran dan bencana alam, serta
cedera serius pada manusia yang memungkinkan terjadi di lingkungan Gedung kuliah Bersama
yang bertujuan untuk:
- Sebagai petunjuk dalam menangani keadaan darurat
- Mengurangi/memperkecil tingkat kecelakaan
Terdapat beberapa prosedur yang dapat dilakukan, seperti:
- Prosedur keadaan darurat (emergency response) dan investigasi kelengkapan prosedur
keadaan darurat dan pelaporannya
- Prosedur keadaan darurat (emergency response) dan investigasi kelengkapan prosedur
keadaan darurat dan pelaporannya
- Prosedur P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

Você também pode gostar