Você está na página 1de 10

TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik yang


intermiten atau menetap. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001).Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas
160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Pada Populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
(Brunner & Suddarth, 1996)
Hipertensi dapat dikatakan tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Smeltzer, 2009). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan
tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan tekanan diastolik
lebih besar 95 mmHg. Hipertensi ialah tekanan darah tinggi atau istilah
kedokteran menjelaskan hipertensi merupakan sebuah kondisi di mana
berlangsung gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah
(Mansjoer,2008)
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic
90 mmhg (Smeltzer, 2007).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.


Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih
tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol ( Corwin 2010).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140
mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg.
B. Etiology/Penyebab Hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan


besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi (Brunner & Suddarth, 2001). Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.

2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi yaitu :
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih

3. Kebiasaan hidup
a. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi yaitu :
b. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
c. Kegemukan atau makan berlebihan
d. Stress
e. Merokok
f. Minum alkohol
g. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
3. Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan (jarangan), sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-
kunang.

D. Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai
berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High Normal 130 – 139 85 – 89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdormen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepeneprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
vasokonstriksi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin, yang
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II. Suatu vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon yang menyebabkan retensi natrium yang
menyebabkan peningkatan intravaskuler. Semua faktor yang cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

Hiperlipidemia, merokok, obesitas


Gaya hidup, faktor emosional

Implus saraf simpatis

Ganglia simpatis, neuron


Perganglion melepaskan
asetikolin

Merangsang serabut saraf


Ganglion ke pembuluh darah

Norepineprine dilepaskan
Gangguan
perfusi
Vasokonstriksi pembuluh darah jaringan
Resiko penurunan serebral
curah jantung
Tahanan perifer meningkat

Respon gi tract
Intoleransi aktivitas Peningkatan tekanan darah
meningkat
Penurunan aliran
darah ke ginjal Perubahan vaskuler retina Nausea, vomitus
Pengaktifan sistem
Gangguan penglihatan Gangguan
renin angrotensin
pemenuhan
nutrisi
Merangsang sekresi Resiko tinggi cidera
aldosteron
dan kortek adrenal Tubuh
kekurangan
Retensi Na + H2O kalori

Kelemahan fisik
Oedem
Intoleransi aktivitas
Kelebihan volume
cairan

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
7. Foto dada dan CT scan.

G. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan
pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari
140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan
kurang dari 130/90. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung
hipertensi :
1. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung bisa
memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
a. Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam
dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dengan
pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam per hari.
b. Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian Potassium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi yang dipercaya dimediasi oleh nitric
oxide pada dinding vascular.
c. Diet kaya buah dan sayur.
d. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
e. Tidak mengkomsumsi Alkohol.

2. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, dan bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki
keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi
endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga
teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah.

3. Penurunan Berat Badan


Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan
dengan kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal
yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat
badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya
obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung
simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk
angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang
dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat
antihipertensi.

4. Farmakoterapi
Terapi farmakologi yaitu penanganan penyakit menggunakan obat
(Katzung, G. dan Bertram, M., 2007). Obat-obat yang biasa digunakan pada
terapi hipertensi adalah:

1. Diuretik. Diuretik bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, klorida


dan air, sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel,
sehingga tekanan darah menurun. Ada tiga golongan obat diuretik,
yaitu: tiazid (cth: Hidroklortiazid), diuretik kuat (cth: furosemid), dan
diuretik hemat kalium (cth: Spironolakton).
2. β-blocker (Misal : propanolol, bisoprolol). Merupakan obat utama pada
penderita hipertensi ringan sampai moderat dengan penyakit jantung
koroner atau dengan aritmia. Bekerja dengan menghambat reseptor β1
di otak, ginjal dan neuron adrenergik perifer, di mana β1 merupakan
reseptor yang bertanggung jawab untuk menstimulasi produksi
katekolamin yang akan menstimulasi produksi renin. Dengan
berkurangnya produksi renin, maka cardiac output akan berkurang yang
disertai dengan turunnya tekanan darah.
3. α-blocker (Misal : Doxazosin, Prazosin). Bekerja dengan menghambat
reseptor α1 di pembuluh darah sehingga terjadi dilatasi arteriol dan vena.
Dilatasi arteriol akan menurunkan resistensi perifer.
4. Penghambat (Renin Angiotensin System1). Angiotensin Converting
Enzyme Inhibitor/ACEI (Cth: Captopril, Enalapril)Bekerja dengan
menghambat enzim peptidil dipeptidase yang mengkatalisis
pembentukan angiotensin II dan pelepasan bradikinin (suatu senyawa
vasodilator). Dengan demikian, akan terjadi vasodilatasi dan penurunan
sekresi aldosteron yang menyebabkan terjadinya ekskresi natrium dan
air, serta retensi kalium. Akibatnya terjadi penurunan TD.2). Angiotensin
II Reseptor Antagonist/AIIRA (Cth: Losartan)Bekerja dengan bertindak
sebagai antagonis reseptor angiotensin II yang terdapat di otot jantung,
dinding pembuluh darah, sistem syaraf pusat, ginjal, anak ginjal, dan
hepar sehingga efek sekresi aldosteron yang disebabkan oleh
angiotensin II tidak terjadi. Akibatnya akan terjadi penurunan tekanan
darah.Digunakan sebagai obat kombinasi dengan ACEI sebagai
penurun TD yang efektif, karena kerja kedua kelas obat ini saling
sinergi.
5. Calcium channel blocker (Cth: Nifedipin, Amlodipin). Bekerja dengan
menghambat masuknya kalsium ke dalam otot polos pembuluh darah
sehingga mengurangi tahanan perifer. Merupakan antihipertensi yang
dapat bekerja pula sebagai obat angina dan antiaritmia, sehingga
merupakan obat utama bagi penderita hipertensi yang juga penderita
angina.

H. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala
dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada
ginjal, mata,otak, dan jantung. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan,
pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.

Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:


pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak
nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:


gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal,
gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan
pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran
hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti
gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian
hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus
hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah
raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat.
kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. Pembatasan asupan natrium
(komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk
kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :

1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Gagal Ginjal
4. Gangguan pada Mata
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol. 1.
Jakarta: EGC

Dipiro, J.T., 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 6th edition,


The McGraw-Hill Company, USA

Katzung, G. dan Bertram, M., 2007, Basic and Clinical Pharmacology, 10th
edition, The McGraw-Hill Company, USA

Mansjoer,arif.dkk.2007.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI


Media Aesculapius

Merilynn, E doenges.1997. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasian Pasien. EGC.AKARTA

Rilantono,L.dkk.2005.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia

Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal


Bedah,Ed-8,vol.2,Jakarta:EGC

Tatro, David S., Pharm D, 20066, A to Z Drug Facts, 5th edition, 80-82, Wolters
Kluwer Health, Inc., USA

Website : http://www.emedicine.com [02 Desember 2014]

http://jenispenyakit.blogspot.com/2009/08/penyakit-darah-tinggi.html
[02desember 2014]

Você também pode gostar