Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 1204.14201.191
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh :
Mengetahui
Ketua
Stikes Widyagama husada Malang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Atas segala Rahmad dan Karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikan proposal ini dengan judul “Perbandingan antara
bermain plasticin clay dan Origami terhadap peningkatan motorik halus pada
anak usia prasekolah (4-5) tahun di Tk Muslimat Al Khoiriyah Desa Kendalpayak
Kabupaten Malang” sebagai salah satu tugas untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan Widyagama Husada Malang.
Dalam menyusun proposal ini tentu saja banyak kekurangan ataupun
kesulitan yang dihadapi oleh penulis karena keterbatasan kemampuan penulis,
oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada:
1. Bapak Dr. Rudy Joegijantoro, MMRS. Selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Widyagama Husada.
2. Ibu Kusdariah selaku Kepala Sekolah telah memberikan izin kepada
penulis dalam melakukan penelitian di Tk Muslimat Al Khoiriyah Desa
Kendalpayak Kabupaten Malang.
3. Ibu Ari Damayanti., S.Kep.,Ners., M.Kep. selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam penyusunan Proposal
Skripsi ini.
4. Ibu dr. Wira Daramatasia, M. Biomed. Selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun Proposal Skripsi
ini.
5. Bapak Ns. Abdul Qodir, S.kep, M.Kep Selaku penguji I yang telah memberi
saran dan masukan dalam proposal ini
6. Orang Tuaku Terimakasih atas doa perhatian, motivasi dan kasih
sayangnya yang tak pernah putus asa untuk keberhasilan penulis.
7. Kakak saya Dr. Fahmi Arief Z, M.Hum, M.pd yang telah mendukung dalam
proses penelitian ini
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
Lampiran 11 Documentasi
x
BAB 1
PENDAHULUAN
masih belum maksimal disebabkan masih kurangnya pengetahuan ibu serta guru
usia 4 – 5 tahun terutama dalam perkembangan sistem motorik halus pada anak
usia pra sekolah. Menurut Freyani beberapa sekolah dasar mengharuskan siswa
beberapa tahap yaitu mulai bayi (0 - 18 Bulan), Toddler (1,5 – 3 tahun), anak -
anak awal atau pra sekolah (3 – 6 tahun), sekolah (6 - 12 tahun), remaja (12 –
Fakta dari the super science of our bodies menjelaskan pada anak –
anak usia di bawah 6 tahun otaknya tumbuh hingga 20.000 sel per menit
2012)
1
2
dengan mata dalam jumlah waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan
secara penuh belum mungkin tercapai. Pengembangan motorik halus pada usia
anggota tubuh dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar
Data dinas kesehatan dalam (Widati, 2012) anak usia pra sekolah
dengan teman sebaya dalam hal bermain, keterampilan menulis dan membaca,
(calistung). Dari 92 siswa yang terdiri dari 22 siswa TK A1, 19 siswa TK A2, 16
mengalami keterlambatan sistem motorik halus. Hal ini penulis ingin melakukan
peningkatan motorik halus pada anak usia prasekolah (4-6) tahun di TK Muslimat
motorik halus anak sebesar 85%. Perilaku yang diperlihatkan anak pun berubah
setelah diberikan stimulus menggunakan plasticin clay. Anak lebih senang dan
anak meningkat setelah adanya tindakan melalui origami. Pada saat dilakukan
halus anak Kelompok origami dengan kriteria baik karena telah mencapai
halus anak usia 4-5 tahun, motorik halus anak yang normal 75,4% dan
(Soetjiningsih, 1998).
Terapi bermain merupakan salah satu bentuk aktivitas sosial utama pada masa
(Delphie, 2006). Aktivitas kegiatan dasar yang dilakukan untuk melatih motorik
dalam bentuk produk nyata dan memiliki kualitas tinggi (Emma, 2012). Hasil
penelitian Arlina tentang peningkatan kreativitas anak melalui plasticin pada anak
Clay dalam arti sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat
dari tanah liat, clay terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya
memiliki sifat seperti clay. Bainbridge (1996) dalam Suryani (2011) bahwa
meningkatkan kreativitas daya imajinasi anak dan melatih kerja syaraf motorik
anak.
depan seperti halnya merajut dan pertunjukan musik, bermain origami adalah
ketelitian dan imajinasi sehingga saraf otak akan bekerja dengan baik sehingga
(Kobayashi, 2008). Jenis origami yang sesuai untuk anak prasekolah antara lain
bentuk anjing, kucing, kelinci, kuda, tulip, ikan, pinguin, jangkrik, topi (Montroll,
2014).
bermain Plasticine Clay untuk membuat bentuk yang diinginkan, permainan lebih
bebas, tidak harus mengikuti suatu urutan tertentu. Sedangkan dalam bermain
antara bermain plasticin clay dan origami terhadap perkembangan sistim motorik
Apakah ada perbandingan antara bermain plasticine clay dan bermain origami
terhadap peningkatan kemampuan motorik halus pada anak usia prasekolah (4-
1.4.1 Teoritis
lebih optimal.
1.4.2 Praktis
dengan guru
2. Bagi guru TK
kritis (critical period). Menurut Bloom dalam (Musarafoh, 2011) anak yang
meningkat sekitar 50% dan usia 4-8 tahun berkembang menjadi 80%
berbohong atau berbuat curang agar dapat diterima oleh kelompok sosial
(Utami, 2011).
peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis protein
8
9
kepala. Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas
2007 ).
dan masa kritis (Critical period). menurut bloom dalam (Musarafoh, 2011)
pertumbuhan pada tinggi badan anak rata – rata mencapai 6,75 – 7,5 cm
termasuk dalam tahap phalilc. Dalam tahap ini genital menjadi area tubuh
yanng sensitif anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan rasa
1. Perilaku Sosial
makan sendiri.
manusia.
3. Bahasa
a. Genetika
2) Keluarga
3) Umur
lalu.
4) Jenis kelamin
5) Kelainan kromosom
b. Pengaruh hormon
berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan cepat. Hormon yang
4) Kelainan endokrin.
6) Kelainan imonulogi.
7) Psikologis ibu.
stasus kesehatan.
13
c. Budaya lingkungan
anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi,
e. Nutrisi
f. Iklim / cuaca
Iklim atau cuaca menjadi salah satu faktor tumbuh kembang anak.
i. Status kesehatan
j. Faktor hormonal
2012).
(Hurlock, 2006).
1. Faktor Internal
a. Faktor genetik
b. Faktor IQ
c. Kelainan Kromosom
2. Faktor Eksternal
c. Faktor Kesehatan
Usia 3 - 6 tahun
meloncat dan berlari secara koordinasi Menulis tanda (+,=,x, <, >, ?,!)
berbeda, setiap anak akan melalui semua tahapan sesuai dengan usia.
1. Usia 3 tahun
2. Usia 4 tahun
3. Usia 5 tahun
4. Usia 6 tahun
pergi tidur tanpa bantuan, dan membuat sesuatu dari lilin / tanah liat
(Sandtrock, 2007)
vertikal biasanya dapat dibuat oleh anak umur 2,5 tahun sampai 3 tahun,
lingkaran oleh anak 4 tahun, bentuk segi empat oleh anak umur 5 tahun,
dan bentuk permata oleh kebanyakan anak umur 7 tahun. Tes ini dapat
penyimpangan perkembangan anak umur 0-6 tahun. Dalam DDST II, ada
terbuat dari tanah liat, clay capat dibuat dari bermacam-macam bahan
liat dihasilkan oleh alam, berasal dari pelapukan kerak bumi, sebagian
besar tersusun oleh batuan feldspatik, terdiri dari batuan granit dan batuan
beku. Kerak bumi terdiri dari unsur seperti silikon, oksigen, dan aluminium.
Plastisitasnya (sifat lunak dan mudah dibentuk) cukup baik sehingga tidak
sebagainya.
Tanah Liat atau tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)
tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan
basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lain; (3)
10000 °C.
22
Saat ini tanah liat atau lempung jarang ditemukan, selain jarangnya
tanah liat ini bisa ditemukan, dulu jika kita akan membuat hasil kreasi
berbahan tanah liat kita harus rela untuk menyatu dengan pekatnya tanah
dengan menggunakan bahan lain dengan tekstur liat yang sama. Saat ini,
clay dibuat dengan bahan yang mudah didapat dan bersih dari kotoran
sehingga aman untuk anak-anak. Stephani (2010: 2), Bedanya lilin mainan
sudah mempunyai warna dan tidak bisa mengeras. Sementra clay yang
terbuat dari bahan lain atau adonan (tepung, roti, bubur kertas) dapat
akhirnya tetap lunak tidak akan mengeras dan dapat diolah kembali.
2. Paper clay
Terbuat dari bubur kertas, dijual dengan warna putih dan ada campuran
dan dicat diberi warna (dapat juga sewaktu diuleni langsung ditambah
warna). Paper clay dapat dibuat sendiri dengan cara merendam kertas.
3. Clay tepung
perbandingan 1:1:1, kemudian diuleni dengan lem PVAc atau lem putih
4. Clay Roti
5. Jumping clay
Clay ini jika diangin-anginkan akan kering dan tidak dapat diolah, hanya
saja jadinya ringan seperti gabus. Dijual dengan berbagai macam warna
Hampir sama dengan jumping clay, hanya saja bentuk akhirnya lebih
atau lainnya.
25
7. Polymer clay
8. Tanah liat
ketrampilan dan sikap. Dengan media yang mudah didapat dan area yang
dibutuhkan, peneliti mengambil Plasticine Clay atau lilin malam sebagai salah
(Petalozzi, 2011).
karakteristik /sifat rasa ingin tahu anak. Aspek karakteristik materi disesuaikan
adalah sumber / bahan yang digunakan menarik bagi anak, mudah didapat,
bermain salah satunya media Plasticine Clay atau lilin malam. Media Plasticine
27
Clay ini anak dapat bermain sesuka hati sesuai dengan keinginan/ imajinasi
anak.
oleh seorang individu dapat dikembangkan. Cara belajar yang terbaik untuk
pembelajaran di TK adalah :
dikenal anak maka anak dapat menerima dan menguasai dengan baik
berasal dari oru artinya melipat, dan kami artinya kertas. Ketika dua kata
bentuk geometris, boneka, mainan dan topeng salah satu model sangat
Dua jenis utama garis simbol origami dan tanda panah. Panah
dilipat kedepan.
(mungkin ada satu atau dua titik per tanda hubung tergantung
telah terlipat.
lipatan akhir dan membentuk model yang diinginkan (Araki dan HiroMitsu
dihasilkan dapat digunakan sebagai titik awal untuk dasar atau bisa
dibentuk kilat lagi. Dasar yang dihasilkan akan memiliki lebih banyak
2. Dasar layang-layang
3. Dasar ikan
Terdiri dari dua bagian tegak lurus lembah lipatan bawah diagonal
5. Dasar katak
atas.
sesuai untuk anak prasekolah seperti anjing, kucing, kelinci, kuda, tulip,
2014).
langsung, dan konkrit, tidak adanya verbalisme, obyek dapat ditunjukkan secara
utuh baik konstruksinya atau cara kerjanya dari segi struktur organisasi dan alur
34
proses secara jelas. Sedangkan kelemahan untuk media Clay tidak dapat
membuat obyek besar karena membutuhkan ruang besar dan perawatan rumit,
ukuran kertas yang digunakan dan untuk bermain Origami seseorang tidak perlu
bakat alami untuk menjadi kreatif untuk membuat origami, dengan kata lain
setiap orang dapat mempelajari. Kelemahan bermain Origami pada anak usia
diperoleh atau dapat dibuat sendiri bahannya oleh guru. Media plastisin alat
keseimbangan), sikap tubuh serta perkembangan motorik halus. Selain itu, pada
saat ini semua serabut ototnya tumbuh semakin panjang dan tebal. Terutama
otot-otot terdapat pada tangan dan kaki berkembang dengan cepat dibandingkan
Origami adalah intervensi tepat, tidak hanya khusus pada anak, tapi
spasial visual, dan arah serta memfasilitasi penggunaan fungsi berpikir tingkat
35
lebih tinggi seperti memori, urutan, dan mengikuti petunjuk. Origami melibatkan
warna karena hasil dari lipatan menjadi model bentuk suatu benda atau hewan
hewan tersebut. Origami dapat melatih motorik halus pada anak seperti
baik serta melatih kognitif anak dengan belajar macam warna, mengetahui
2010)
36
- Faktor kesehatan
permainan membentuk
permainan membentuk
(konstruksi) dengan cara
(konstruksi) yang
meremas, menggilik,
melibatkan pembuatan
menipiskan serta
bentuk kertas dengan cara
merampingkan clay
melipat.
Anak Usia
Media plasticin clay
Prasekolah (4-5)
dan origami
tahun
Bermain Bermain
Plasticin clay origami
permainan membentuk
permainan membentuk
(konstruksi) dengan cara
(konstruksi) yang melibatkan
meremas, menggilik,
pembuatan bentuk kertas
menipiskan serta
dengan cara melipat.
merampingkan clay
Stimulasi bermain
= Menghubungkan
37
Dari kerangka konsep diatas dijabarkan sebagai Berikut:
anak usia pra sekolah 4-5 tahun di Tk Muslimat Al Khoiriyah Desa Kendalpayak
kelompok bermain plasticin clay dilaksanakan pada Hari senin s/d rabu selama 3
minggu dan kelompok bermain origami dilaksanakan pada hari kamis s/d sabtu
plasticin clay dan Origami terhadap peningkatan motorik halus pada anak
38
BAB 4
METODE PENELITIAN
Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah Pre - Experimetal dengan
menggunakan one – shot case study Satu kelompok di lakukan intervensi X dan
dilakukan pre test, karena kasus telah di random baik pada kelompok bermain
plasticin clay maupun kelompok origami. Dalam rancangan ini peneliti mengukur
Kelompok Origami X2 02
Keterangan:
4.2.1 Populasi
Desa Kendalpayak Kabupaten Malang Jawa timur yang berusia usia 4-5
tahun, jumlah populasi adalah sebanyak 92 anak yang terdiri dari TK kelas
39
40
4.2.2 Sampel
Origami dipilih secara acak dengan pengambilan secarik kertas undi yang
telah ditulis angka 1 dan 2, jika yang keluar angka 1 maka sebagai
Kriteria inklusi:
1. Anak yang sehat (tidak dalam keadaan sakit, lincah dan aktif)
Kriteria Eksklusi
setiap hari Senin – Rabu bermain plasticin clay dan Kamis – Sabtu bermain
Lilin Malam dan kertas lipat berbentuk segi empat yang cukup untuk digunakan
oleh sejumlah responden yang telah di tetapkan dan lembar observasi Motorik
halus. Khusus pada perkembangan motorik halus, dengan jumlah item sesuai
tahap tumbuh kembang motorik halus anak. Penilaian tersebut dinyatakan dalam
bentuk kuantitatif (angka) dengan bobot dan skor untuk lembar observasi lembar
1) Skoring
Skor yang dapat dibandingkan dengan skor tertinggi dan di kalikan 100%
Keterangan:
N = Sp X 100%
Sm N = Nilai Prosentase
Sm = Skor maksimal
(Purwanto, 2006)
Cronbach’s alpha
43
Skala
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil ukur
variabel
Ketrampilan
membuat garis
vertikal,
horizontal,
miring kiri / (arikunto, 2010)
miring kanan
random sampling
Dilakukan setiap hari senin sampai Dilakukan setiap hari kamis sampai
Pengambilan kesimpulan
usia prasekolah (4-6) tahun yang menjadi subyek penelitian ini. Langkah awal
Setelah terpilih sampel, maka dilakukan penentuan mana yang akan menjadi
kelompok Plasticine dan mana yang akan menjadi kelompok Origami, secara
acak dengan pengambilan secarik kertas yang telah di tulis angka 1 dan 2, jika
yang keluar angka 1 maka sebagai kelompok plasticin clay sedangkan angka 2
sebagai kelompok origami. Peneliti juga memilih siswa yang digunakan sebagai
penelitian, Jika orang tua bersedia maka peneliti memberikan informed concent
pada orang tua anak. Selain itu identitas subjek akan dirahasiakan dengan cara
setelah pelajaran dikelas selesai dengan durasi selama ± 20 menit setiap hari
Senin sampai Sabtu selama tiga minggu. Apabila saat pelaksanaan ada siswa
yang kesulitan dalam menirukan bentuk Plasticine Clay atau Origami yang di
contohkan peneliti, maka akan dibantu oleh peneliti saat itu juga. Setelah diberi
4.9.1 Persiapan
halus.
4.9.3 Analisa
4.9.3.1 Univariat
Analisa ini digunakan untuk menggambarkan tentang
4.9.3.2 Bivariat
Pada analisis bivariat akan membandingkan hasil post test
(Nursalam, 2010).
kuesioner data demografi anak dan jika menolak maka peneliti tidak
BAB 5
HASIL PENELITIAN
3 Anak
7 Anak 4 - 4,5 tahun
4,6 - 5 tahun
2. Kelompok Origami
6 Anak
4 Anak 4 - 4,5 Tahun
4,6 - 5 Tahun
2. Kelompok Origami
laki-laki,
perempuan
laki-laki
perempuan
anak
anak tiri, angkat,
Anak
Anak kandung
kandung,
anak tiri
anak angkat
2. Kelompok Origami
anak
anak tiri, angkat,
anak
kandung
anak kandung
anak tiri
anak angkat
Sarjana, SD,
Diploma, SMP
SMA
SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
orang (20%) SMP, dan masing-masing 1 orang (10%) tingkat pendidikan terakhir
adalah SD, Diploma dan Sarjana.
2. Kelompok Origami
Sarjana, SD,
Diploma,
SMP,
SMA
SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Sarjana, SD, SD
SMP
SMP
Diploma, SMA
SMA Diploma
Sarjana
SD Diploma
SMP SMA
SMA
Diploma
Sarjana
Wiraswasta
Pegawai swasta IRT Wiraswasta
PNS
Pegawai
Pedagang PNS swasta
IRT
Pedagang
orang (30%) adalah wiraswasta, 2 orang (20%) adalah PNS, 1 orang (10%)
adalah pedagang dan tidak ada yang menjadi pegawai swasta.
2. Kelompok Origami
Wiraswasta Pegawai
swasta
Wiraswasta
IRT PNS,
Pegawai swasta
Pedagang
PNS
Pedagang
IRT
Pedagang
Wiraswasta
Wiraswasta
PNS
Pegawai swasta
PNS
Pedagang Pegawai
swasta
2. Kelompok Origami
Pedagang
Wiraswasta
PNS
Wiraswasta
Pegawai swasta
Pegawai
swasta, PNS
Pedagang
1 Anak
3 6 Anak Baik
Anak
Cukup
Kurang
responden memiliki kemampuan motorik halus cukup dan ada 1 orang resonden
yang memiliki Motorik Halus kurang.
0 Anak
3 Anak Baik
Cukup
7 Anak
Kurang
5.3 Analisis Data Bivariat dengan Uji Statistik Gamma dan somer’
Berdasarkan hasil uji statistik Gamma dan somer’s pada kedua
kelompok yang diteliti diketahui bahwa nilai signifikansi (P) Asymp. Sign
0,000. Uji ini menggunakan selang kepercayaan 95% (𝛼= 0,05) didapatkan
nilai P<0,05 (0,000 < 0, 05) yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa bermain Plasticine maupun Origami menunjukkan
perbedaan secara signifikan dalam menstimulasi perkembangan motorik
halus anak usia prasekolah di TK Muslimat Al Khoiriyah Desa Kendalpayak
Kabupaten Malang
BAB 6
PEMBAHASAN
Origami, hal ini dibuktikan oleh hasil rata–rata nilai pada statistik menunjukkan P
P Value <0.05. Perbedaan hasil dalam penelitian ini disebabkan oleh beberapa
faktor, faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik halus anak yaitu Usia,
Jenis kelamin, status anak dalam keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat
halus, pada anak usia 4 tahun perkembangan motorik halus sangat berkembang
bahkan hampir sempurna, walaupun demikian anak usia 4 tahun masih kesulitan
dalam menggambar bentuk kontruksi, sedangkan pada anak usia 4,6 – 5 tahun
Palsticine yang hanya memiliki 3 orang yang berusia 4,6 sampai 6 tahun.
ini pada kelompok Origami lebih banyak responden yang berjenis kelamin
perempuan. Anak perempuan memiliki kemampuan motorik halus lebih baik dari
demikian dengan kecerdasan motorik halus pada anak dalam hal kekuatan
57
58
berenang, Ada pula anak yang genap 6 tahun belum dapat makan dengan rapih.
Anak perempuan cederung lebih dini dalam kecerdasan motorik halus, terutama
anak perempuan menunjukkan kemampuan yang lebih baik saat meloncat, dan
berlari cepat.
anak. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa, orang tua yang menikah
yang ketat, dibandingkan dengan orang tua tunggal. Mereka yang diasuh oleh
keluarga tiri juga perlakuannya cenderung tidak sebaik mereka dari keluarga
terdapat 2 orang anak tiri pada kelompok Plasticine Clay sedangkan pada
anak terutama pendidikan ibu. Menurut Subagyo (2010) tingkat pendidikan ibu
dan dari hasil pendidikan, sehingga orang tua memiliki pengetahuan yang terkait
stimulasi dengan cara penyediaan alat bermain, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lainnya terhadap kegiatan anak. Pada penelitian ini tingkat pendidikan
orang tua pada kelompok Origami terdapat lebih banyak orang tua responden
59
yang memiliki tingkat pendidikan diatas SMA, sebanyak 8 orang (80%) untuk
tingkat pendidikan terakhir ibu. Sedangkan pada kelompok Plasticine orang tua
responden yang memiliki tingkat pendidikan diatas SMA hanya 2 orang (20%).
Pekerjaan Orang tua menjadi salah satu hal yang mempengaruhi tingkat
otak melalui jalur nutrisi yang inadekuat, dimana dalam nutrisi terdapat
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan
orang tua dan anak dalam keluarga, terutama kebersamaan dengan Ibu, Ibu
rumah tangga atau ibu yang bekerja dengan usaha sendiri (Wirausaha) akan
lebih mempunyai banyak waktu untuk mengurus anak dirumah, dengan demikian
kebutuhan untuk perkembangan anak lebih terpenuhi dibanding dengan ibu yang
bekerja dalam waktu yang penuh, sehingga mempunyai sedikit waktu untuk
mengurus anak.
prasekolah (4-5) tahun. Dibuktikan oleh hasil rata-rata nilai yaitu sebanyak
60
(10,20). Hal ini sesuai dengan penjelasan Bainbridge (1996) dalam Suryani
kanan, meningkatkan kreativitas daya imajinasi anak dan melatih kerja syaraf
Selain itu pada saat anak melewati tahun keempat dalam kehidupannya,
ada perkembangan yang signifikan pada serebelum (otak kecil yang mengontrol
keseimbangan), sikap tubuh serta perkembangan motorik halus. Selain itu juga,
pada saat ini semua serabut ototnya tumbuh semakin panjang dan tebal.
Terutama otot-otot yang terdapat pada tangan dan kaki berkembang dengan
kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan fisik yang membutuhkan
otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Berjalan, berlari, melompat,
halus anak yaitu dengan bermain Plasticine Clay. Media plastisin merupakan
diperoleh atau bisa dibuat sendiri bahannya oleh guru. Media plastisin alat
halus anak.
61
Dari uji analisa statistik dapat dijelaskan bahwa Origami juga dapat
Dibuktikan oleh rata-rata nilai yang diperoleh adalah (11,80). Hal ini sesuai
dapat mengaktifkan otak depan seperti halnya merajut dan pertunjukan musik,
banyak manfaat lain, diantaranya dapat melatih kreativitas dan motorik halus
otak akan bekerja dengan baik sehingga akan berdampak positif bagi
hanya khusus pada anak, tapi di hampir semua situasi. Origami dapat berfungsi
sebagai sarana untuk meningkatkan kekuatan tangan dan jari, baik keterampilan
fungsi berpikir lebih tinggi seperti memori, urutan, dan mengikuti petunjuk.
warna karena hasil dari lipatan menjadi model bentuk suatu benda atau hewan
hewan tersebut (Shalev, 2005). Origami dapat melatih motorik halus pada anak
dengan baik serta melatih kognitif anak dengan belajar macam warna,
ditunjukkan oleh hasil rata–rata nilai pada statistik pada kedua kelompok memiliki
hasil rata-rata yang tidak jauh berbeda yaitu kelompok (10,20) untuk kelompok
melatih kerja syaraf motorik (kususnya motorik halus) Hidayat (2012). Dalam
permainan ini lebih bebas dan tidak harus mengikuti suatu urutan dan aturan
dan aturan tertentu. Dalam bermain Origami, anak terlihat antusias dalam
mengulang suatu bentuk lipatan yang sudah di hafal dan dikuasai, dan
mengaktifkan otak depan, Menstimulasi kerja syaraf otak yang berdampak positif
Kesamaan dari Plasticine Clay dan Origami adalah dua permainan yang
mempengaruhi kemampuan motorik halus anak usia prasekolah usia (4-5) tahun.
pengalaman secara langsung, dan konkrit, tidak adanya verbalisme, obyek dapat
63
ditunjukkan secara utuh baik konstruksinya atau cara kerjanya dari segi alur
proses secara jelas. Khusus Origami, seseorang tidak perlu bakat alami untuk
menjadi kreatif untuk membuat origami, dengan kata lain setiap orang dapat
prasekolah ini siswa harus mengikuti aturan - aturan secara disiplin, dan hanya
bermain Plasticine Clay tidak semua responden serius mengikuti instruksi dari
sendiri dan setiap hari cenderung hanya membuat bentuk yang sama, sehingga
plasticine yang di buat responden dan menginstruksi kan sesuai dengan isntruksi
responden. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi hasil penelitian dan
tidak dapat dikontrol oleh peneliti seperti: genetik, motivasi responden, peran
maksimal.
64
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
2. Hasil rata–rata nilai pada statistik yang menunjukkan bahwa pada kedua
7.2 Saran
dengan guru
tahun.
Daftar Pustaka
Araki and HiroMitsu, et.al (2014). Effectiveness of the proposed training program
on attention and working memory for children with special needs in Saudi
Arabia. Life Science Journal ;11
Depkes RI. (2013). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbang Anak. Jakarta.
Heidrun, Stoeger; Albert Ziegler & Philipp Martzog. (2008). Deficits In Fine Motor
Skill as an Important Factor in the Indentification of Gifted Underachievers
in Primary School. Psychology Science Querterly. 50 (2): 134-146.
Nursalam, Dkk. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta : Salemba
Medika
Piaaget. (2008). The effect of play on the creativity of young children during
subsequent activity. Early Child Development and Care. 323-328.
Tilong. (2014) 40 aktivitas perangsang otak kanan dan otak kiri anak lebih
canggih. Yogyakarta: Diva press
Wong. (2009) Buku ajar keperawatan Pediatrik edisi 6 vol 1. Jakarta: EGC