Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Demensia Alzheimer
Berdasarkan kriteria diagnostik DSM-IV, demensia didefinisikan sebagai
penurunan fungsi kognitif yang mutipel, yang setidaknya disertai salah satu antara
afasia, apraxia, agnosia, atau gangguan fungsi eksekutif. Penurunan fungsi kognitif
yang dimaksud adalah yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi sosial dan
okupasional, dan bersifat progresif. Dan penilaian fungsi kognitif dilakukan ketika
penderita memiliki kesadaran penuh, dan tidak ketika mengalami delirium, acute
confusional state, atau delirium.
Epidemiologi
Di Amerika pada usia lanjut diatas 70 tahun, 10%-nya mengalami gangguan
memori atau gangguan kognitif, yang dimana 50%-nya menderita demensia
alzheimer. Kejadian demensia alzheimer meningkat sebanyak kurang lebih 5%
setiap tahunnya. Dan baik pada pria maupun wanita memiliki faktor resiko yang
sama besarnya untuk menderita demensia alzheimer.
1
dalam plasma. Penyakit genetik trisomi kromosom 21 (sindrom Down) juga
merupakan faktor resiko demensia alzheimer onset cepat. Penderita trisomi
kromosom 21 memiliki insidensi demensia alzheimer yang tinggi pada dekade ke-4
dalam hidupnya. Dan baik pada pria maupun wanita memiliki faktor resiko yang
sama besarnya untuk menderita demensia alzheimer.
Patofisiologi
Secara biokimia, demensia alzheimer dikaitkan dengan penurunan tingkat
kortikal beberapa protein dan neurotransmiter, terutama asetilkolin, enzim sintetis
kolin asetiltransferase, dan reseptor kolinergik nikotinik. Penurunan asetilkolin
mungkin berhubungan dengan sebagian degenerasi neuron kolinergik di nucleus
basalis dari Meynert yang memproyeksikan seluruh korteks. Ada juga penipisan
noradrenergik dan serotonergik akibat degenerasi inti batang otak seperti coeruleus
locus dan dorsal raphe.
2
Manifestasi klinis
Pada demensia alzheimer, manifestasi yang paling utama adalah adanya
gangguan kognitif, baik ringan maupun yang berprogresi menjadi berat. Pada awal
mulanya, gangguan yang dialami dapat berawal dari gangguan memori dan
kemudian menyebar ke gangguan bahasa, defisit visuospatial, gangguan untuk
membaca navigasi, hingga ke gangguan pada kegiatan sehari-hari, seperti
mengatur keuangan, mengikuti perintah pada pekerjaan, menyetir, berbelanja, dan
mengatur rumah tangga, atau mengatur hal-hal yang lain. Gangguan bahasa, atau
aphasia yang dialami penderita dimulai dari kesulitannya untuk menamai suatu
benda, kemudian komprehensifnya, hingga kelancaran berbicaranya. Namun,
sekitar 20% penderita dengan demensia alzheimer tidak mengeluhkan gangguan
3
memori namun dengan keluhan kesulitan menemukan kata-kata yang ingin
diucapkan, mengatur sesuatu, atau kesulitan navigasi.
Berdasarkan dr. Barry Reisberg, direktur klinik Universitas New York, fase
perkembangan demensia alzheimer dibagi menjadi 7 bagian, yaitu:
4
terganggunya kemampuan untuk melakukan aktivitas kompleks sehari-hari.
Contohnya pada fase ini adalah terganggunya kemampuan untuk mengatur
keuangan keluarga, kemampuan untuk menyiapkan makanan, tidak dapat
mengingat atau menuliskan tanggal, atau musim, ataupun menuliskan cek
uang.
5
atau dengan kata lain, orang-orang disekitarnya telah digantikan oleh
impostor.
Selain itu penderita juga sering kali berdelusi akan adanya pencuri / maling
yang mencuri barang-barang yang dimilikinya, padahal yang terjadi
sesungguhnya, penderita lupa dimana ia meletakkan barang-barangnya
tersebut.
6
alasan yang tidak diketahui, sebagian penderita demensia alzheimer dapat
menunjukkan penurunan dalam fungsi, sementara yang lain tidak.
Diagnosis
Fungsi kognitif dari demensia alzheimer dapat dinilai dari tes kognitif
diantaranya Azheimer’s Disease Assesstment Scale’s Cognitive subscale
(ADAS_cog), Mini Mental Status Examination (MMSE), dan Functional Activities
Questionnaire (FAQ).
7
Pemeriksaan fisik ditunjang dengan pemeriksaan MMSE (Mini Mental State
Examination) yang berguna untuk mengetahui kemampuan dan orientasi, registrasi,
perhatian, daya ingat, kemampuan bahasa dan berhitung.
8
PET (positron emission tomography) images obtained with the amyloid-imaging
9
ringan sampai bulan dosis anoreksia
sedang dinaikkan 8
mg/hr hingga
dosis maksimal
24 mg/hr
Depresi
10
Nama obat Dosis Efek samping
11
Gabapentine 100-300 mg 3x/hr Konstipasi, dyspepsia,
kelemahan, hipertensi,
anoreksia, vertigo, pneumonia,
peningkatan kadar kreatinin
Insomnia
12