Você está na página 1de 10

Rekayasa Sipil Vol. 6 No.2 September 2017.

Pp 113-122
ISSN 2252-7699

APLIKASI STRUCTURAL EQUATION MODELING DALAM


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN
PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

Jouvan Chandra Pratama Putra1, Safrilah2 , dan Ade Asmi3

Abstract

Timeliness of completion of construction project are an indicator of the success of project planning efficiencies
that benefit all parties. However, in reality the majority of construction projects in Indonesia has been delayed
due to several factors. A total of 40 factors that cause delay in the construction process in Indonesia has been
grouped into exogenous latent variable and endogenous latent variable in order to be modeled and assessed
among each constituent indicator. Modeling of exogenous latent variable and endogenous latent variable were
performed by using SmartPLS software of version 2.0. The result of the model analysis indicated that the
variable of design and documentation related factors is the biggest contributor to the delay of construction with
a frequency that often occurs due to one of its constituent indicators such as mistakes and errors in design.
Besides, the results obtained from this study can be used as reference in reducing problem of construction delays
as model built in this study not only has good validity, but also may explain the relationship among the
indicators of constituent of construct variables itself.

Key words: Structural Equation Modeling; Factors of Construction Delays; Construction Project; SmartPLS;
Modeling.

Abstrak

Ketepatan waktu penyelesaian proyek konstruksi adalah indikator efisiensi keberhasilan perencanaan proyek
yang menguntungkan semua pihak. Akan tetapi, pada kenyataannya mayoritas proyek konstruksi di Indonesia
mengalami keterlambatan karena beberapa faktor. Sebanyak 40 faktor-faktor penyebab keterlambatan proses
konstruksi di Indonesia telah dikelompokan menjadi variabel laten eksogenus dan variabel laten endogenus
untuk kemudian dimodelkan dan dinilai antara masing-masing indikator penyusunnya. Pemodelan variabel laten
eksogenus dan variabel laten endogenus ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS versi 2.0.
Hasil dari analisis model menunjukan bahwa variabel design & documentation related factors merupakan
penyebab terbesar dalam keterlambatan konstruksi dengan frekuensi yang sering terjadi diakibatkan oleh salah
satu indikator penyusunnya yaitu mistakes and errors in design. Selain itu, hasil yang didapatkan dari penelitian
ini dapat dijadikan acuan dalam mengurangi masalah keterlambatan konstruksi karena model yang dibangun
dalam penelitian ini tidak hanya memiliki tingkat validitas yang baik, tetapi juga dapat menjelaskan hubungan
antara indikator-indikator penyusun dari variabel konstruk itu sendiri.

Kata kunci: Structural Equation Modeling; Faktor Keterlambatan Konstruksi; Proyek Konstruksi; SmartPLS;
Pemodelan.

I. PENDAHULUAN tercantum dalam dokumen kontrak. Selanjutnya, hal


tersebut tentu menimbulkan kerugian bagi pemilik
Dalam pelaksanaan suatu proyek maupun kontraktor karena akan mengakibatkan
konstruksi seringkali muncul masalah yang penambahan biaya dan waktu untuk menyelesaikan
akhirnya dapat mengakibatkan keterlambatan proyek tersebut (Proboyo, 1999). Selain itu,
proyek. Menurut Kusjadmikahadi (dalam keterlambatan dalam menyelesaikan proyek dapat
Leonda (Leonda, 2007)), keterlambatan berasal dari penyedia jasa (kontraktor) maupun
proyek konstruksi didefinisikan sebagai pengguna jasa (Suyatno, 2010). Apabila penyebab
penambahan waktu pelaksanaan penyelesaian dalam suatu kasus keterlambatan proyek adalah
proyek yang telah direncanakan dan berasal dari pihak penyedia jasa, maka denda akan
1. Universitas Bakrie, Jalan HR. Rasuna Said Kav C-22 dikenakan terhadap pihak penyedia jasa. Begitu
Jaksel 12920. Pos-el: jouvan.chandra@bakrie.ac.id. juga jika keterlambatan berasal dari pengguna jasa,
2. Pos-el: safrilah@bakrie.ac.id maka akan dikenakan denda pada pihak pengguna
3. Pos-el: ade.asmi@bakrie.ac.id. jasa.

113
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

Di Indonesia, keterlambatan yang dilakukan adalah statistik multivariat dengan


konstruksi merupakan masalah yang menggunakan instrumen kuesioner. Analisis
berulang-kali terjadi (Wirabakti et al., 2014; dilakukan dengan Teknik analisis SEM dengan
Widhiawati, 2003; Bakhtiyar et al., 2012; bantuan perangkat lunak smartPLS. Beatrix dan
Astina et al., 2008). Hal ini tentu menarik Wiguna, (2014) mengkaji mengenai pengaruh
minat peneliti untuk melakukan penelitian change order terhadap biaya, waktu dan mutu
terkait. Sejumlah penelitian yang berkaitan proyek konstruksi di Surabaya yang pada akhirnya
dengan masalah keterlambatan proyek mempengaruhi proses penyelesaian pekerjaan
konstruksi di Indonesia telah dilakukan konstruksi.
dengan menggunakan beragam pendekatan,
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan
antara lain: Messah dkk, (2013). mengkaji
dengan menggunakan pendekatan PLS dengan
mengenai penyebab keterlambatan
perangkat lunak smartPLS, telah menarik minat
pelaksanaan proyek konstruksi di kota
penulis untuk mengkaji masalah keterlambatan
Kupang dengan menggunakan pendekatan
penyelesaian proyek konstruksi di Indonesia dengan
statistik dengan cara mengukur nilai mean
menggunakan perangkat lunak smartPLS.
dan varian yang digunakan untuk
mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh II. MODEL TEORETIS
terhadap keterlambatan pelaksaan proyek
konstruksi. Selain itu, Sakinah dkk, (2015) Sebelum penggunaan aplikasi SEM untuk
meneliti mengenai penyebab keterlambatan analisis, diperlukan sebuah model teoretis yang
pada pekerjaan konstruksi jalan kabupaten menggambarkan hubungan antara indikator-
Lombok Tengah dengan menggunakan indikator pada suatu variabel yang berkontribusi
analisa faktor. Selanjutnya, Adhiputra dkk, terhadap keterlambatan penyelesaian proyek. Total
(2015) menganalis faktor penyebab 40 indikator dalam keterlambatan penyelesaian
keterlambatan proyek konstruksi jalan tol proyek konstruksi dikelompokkan kedalam 8
dengan menggunakan metode statistik uji kelompok yang didistribusikan ke dalam 2 variabel
korelasi non parametrik – rank spearman. yaitu variabel laten eksogenus dan variabel laten
endogenus. Variabel-variabel laten eksogenus
Namun, hal yang sangat kritikal dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel
untuk melakukan penelitian dengan yaitu: variabel faktor-faktor terkait material
pendekatan statistik adalah ketersediaan data (material related factors)-(MAT) yang terdiri dari 3
yang cukup. Menurut Hussein, (2015) indikator, variabel faktor-faktor terkait mesin
Structural Equation Modelling (SEM) adalah (machinery related factors)-(MAC) yang terdiri dari
salah satu metode yang digunakan untuk 4 indikator, variabel faktor-faktor terkait sumber
menutup kelemahan yang ada pada metode daya manusia (man power related factors)-(MAN)
regresi. Selain itu, SEM dikelompokan yang terdiri dari 6 indikator, variabel faktor-faktor
kedalam dua kategori yaitu Covariance terkait keuangan (money or finance related factors)-
Based SEM (CBSEM) dan Variance Based (MON) yang terdiri dari 5 indikator, variabel faktor-
SEM atau yang lebih dikenal dengan Partial faktor yang terkait desain dan dokumentasi (design
Least Squares (PLS). Selanjutnya, PLS and documentation related factors)-(DDF) yang
menggunakan metode bootstrapping yang terdiri dari 6 indikator, variabel faktor-faktor yang
menyebabkan asumsi normalitas tidak akan terkait manajemen proyek dan administrasi kontrak
menjadi masalah. Sehingga, penggunaan (project management and contract administration
sampel data dalam jumlah kecil tetap dapat related factors)-(PMCA) yang terdiri dari 5
dianalisis dengan menggunakan PLS indikator, dan variable faktor-faktor terkait
(Hussein, 2015). manajemen kontraktor (contractor's site
Pada umumnya, penggunaan PLS ini management related factors)-(CSM) yang terdiri
dibantu dengan perangkat lunak smartPLS. dari 5 indikator. Sedangkan, variabel faktor-faktor
Di Indonesia, sejumlah penelitian mengenai keterlambatan (delay)-(Del) termasuk dalam
keterlambatan konstruksi yang disebabkan kategori variabel laten endogenus yang terdiri dari 6
oleh faktor-faktor yang bervariasi telah indikator. Berdasarkan kelompok variabel dan
dilakukan dengan menggunakan perangkat indikator-indikator tersebut, sebuah model teoretis
lunak smartPLS antara lain: Huda, (2011) dikembangkan seperti Gambar 1.
meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi klaim konstruksi dalam
penyelenggaraan proyek konstruksi. Metoda

114
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

(Le-hoai, Lee and Lee,


2008)
Kekurangan jumlah
X23
peralatan (Oluwoye, 2003)
Biaya mesin dan
perawatannya yang tinggi
X24
(Ameh, Soyingbe and
Odusami, 2010)
Biaya tenaga kerja tinggi
X31 (Koushki and Kartam,
2005)
Produktivitas tenaga kerja
X32 (Koushki and Kartam,
Faktor- 2005)
faktor Kekurangan tenaga kerja
terkait teknis (tenaga kerja
X33
sumber terampil) (Koushki and
Eksogenus
daya Kartam, 2005)
manusia Ketidakhadiran tenaga
(MAN) - X34 kerja (Koushki and
(X3) Kartam, 2005)
Kekurangan pekerja
X35 lapangan (Sadi A. Assaf
Sadig Al-Hejji, 2006)
Lembur (Duy and
X36
Ogunlana, 2004)
Kesulitan keuangan dari
X41 pemilik proyek (Le-hoai,
Lee and Lee, 2008)
Kesulitan keuangan yang
X42 dihadapi kontraktor (Le-
hoai, Lee and Lee, 2008)
Gambar 1. Pemodelan Faktor-Faktor Cara pembiayaan, obligasi,
Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Faktor-
dan pembayaran
dalam SmartPLS. (penulis) faktor X43
(Sambasivan and Soon,
terkait
Eksogenus 2007)
keuangan
Model teoretis dari Gambar 1 ini (MON) - Kontrol keuangan yang
tidak efektif di lokasi
diaplikasikan kedalam perangkat lunak (X4) X44
proyek (Ameh, Soyingbe
SmartPLS versi 2.0 untuk memodelkan and Odusami, 2010)
Klaim kontrak, seperti
hubungan antara faktor-faktor penyebab perpanjangan waktu
keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi X45 dengan klaim biaya
yang dikelompokan dalam variabel laten (Adnan Enshassi, Jomah
Al-Najjar, 2009)
endogenus dan variabel laten eksogenus. Birokrasi dalam tender
Deskripsi dari variabel laten eksogenus dan X51
(Duy and Ogunlana, 2004)
variabel laten endogenus ditabulasikan pada Manajemen kontrak yang
X52 buruk (Le-hoai, Lee and
Tabel 1 dibawah ini. Lee, 2008)
Faktor-
Frekuensi perubahan desain
Tabel 1. Indikator - Indikator Penyebab faktor yang
X53 (Le-hoai, Lee and Lee,
Keterlambatan Penyelesaian Proyek dalam terkait
2008)
Industri Konstruksi (penulis) dengan
Eksogenus Desain yang tidak lengkap
desain dan
pada saat tender (Adnan
dokumen X54
Grup/Konst Enshassi, Jomah Al-Najjar,
Kategori Item Indikator (DDF) -
ruk 2009)
(X5)
Kesalahan dalam desain
X55 (Le-hoai, Lee and Lee,
Fluktuasi harga material 2008)
X11 (Le-hoai, Lee and Lee, Desain yang rumit (Duy and
Faktor-faktor X56
2008) Ogunlana, 2004)
tterkait
material Eksogenus Kekurangan material (Le- Perubahan ruang lingkup
(MAT) - X12 X61 proyek (Chang and Asce,
hoai, Lee and Lee, 2008)
(X1) Perubahan spesifikasi dan 2002)
X13 jenis material (Le-hoai, Manajemen Durasi kontrak yang tidak
Lee and Lee, 2008) proyek & X62 realistis (Sambasivan and
factor terkait Soon, 2007)
administrasi Eksogenus Campur tangan pemilik
Faktor- kontrak X63 (Sambasivan and Soon,
Keterlambatan pengiriman
faktor terkait (PMCA) - 2007)
X21 material dan peralatan
mesin Eksogenus (X6) Kerja tambahan (Le-hoai,
(Oluwoye, 2003)
(MAC) - X64
Lee and Lee, 2008)
(X2)
Perhitungan jumlah yang
X22 Ketersediaan peralatan X65
tidak akurat (Oluwoye,

115
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

2003)

Investigasi lapangan yang


X71 tidak tepat (Oluwoye,
2003)
Kelalaian dan kesalahan
dalam jumlah tagihan
X72
(Adnan Enshassi, Jomah Al-
Faktor-
Najjar, 2009)
faktor terkait
Perencanaan dan
manajemen
Eksogenus penjadwalan yang tidak
kontraktor X73
memadai (Sambasivan and
(CSM) -
Soon, 2007)
(X7)
Kurang pengalaman (Ameh,
X74 Soyingbe and Odusami,
2010)
Perkiraan waktu dan biaya
X75 yang tidak tepat (Le-hoai,
Lee and Lee, 2008)
Penundaan pembayaran
terhadap pemasok atau
Y11
subkontraktor (Moura,
Teixeira and Pires, 2007) Gambar 2. Data responden (penulis)
Keterlambatan pembayaran Berdasarkan data responden seperti pada
Y12 oleh pemilik (Sadi A. Assaf Gambar 2 menunjukan bahwa, 63.7 % dari
Sadig Al-Hejji, 2006)
Desain yang buruk (Sadi A. responden adalah kontraktor, sedangkan 18.2 % dan
Y13
Assaf Sadig Al-Hejji, 2006) 8 % dari responden adalah konsultan dan pemilik
Keterlambat Penundaan persiapan dan (owner). Disamping itu, 9.1 % dan 1 % dari
an Endogenus persetujuan gambar
(Del) - (Y1) Y14
(Sambasivan and Soon, responden adalah pengembang dan klien. Selain itu,
2007) 61.36 % responden dalam penelitian ini memiliki
Keterlambatan dalam pengalaman bekerja dalam kisaran 21 - 25 tahun.
inspeksi dan persetujuan
Y15 pekerjaan yang telah selesai Dalam hal latar belakang akademis, sebagian besar
(Le-hoai, Lee and Lee, responden (54.54%) memiliki gelar Strata-1 (S1)
2008)
Keterlambatan dalam
dalam bidang teknik sipil. Data yang didapatkan
Y16 pengadaan material (Sadi A. kemudian dianalisa dengan pendekatan SEM
Assaf Sadig Al-Hejji, 2006) dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS
versi 2.0 (Ringle et al., 2005), yaitu perangkat lunak
untuk pemodelan dan simulasi untuk menentukan
III. METODOLOGI PENELITIAN faktor yang signifikan dan dominan.

Penelitian ini menggunakan modus IV. ANALISIS DAN DISKUSI


kuantitatif dimana pengumpulan data
dilakukan melalui survei kuesioner yang Analisis dari pemodelan yang dibentuk
terstruktur dan didistribusikan pada dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
kontraktor sebagai penyedia jasa. Dari total SmartPLS versi 2.0 untuk menilai hubungan dari
100 kuesioner yang telah terdistribusi, hanya setiap indikator-indikator pada variabel atau
88 kuesioner yang terisi dengan benar dan konstruk (construct) yang mempengaruhi
dikembalikan setelah survei. keterlambatan dalam penyelesaian proyek
konstruksi. Selanjutnya, untuk menilai bahwa setiap
indikator dari konstruk adalah benar (reliable) dan
konsisten (consistent), diperlukan proses evaluasi
yang melibatkan 4 tahap :

1. Individual item reliability and convergent


validity.
2. Discriminant validity.
3. Structural relationship.
4. Overall model fitness.

4.1 Individual Item Reliability and Convergent


Validity

116
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

Individual item reliability adalah AVE harus lebih tinggi dari 0,5. Hal ini
hubungan dari indikator-indikator yang mengindikasikan bahwa setidaknya 50% dari
berhubungan dengan variabel-variabel laten. varians pengukuran dikategorikan kedalam variabel
Dievaluasi dengan menghitung standard laten. Hasil reliabilitas item individual dan validitas
beban. Indikator-indikator dengan nilai 0.7 konvergen disajikan pada Tabel 2.
atau diatasnya merupakan indikator
signifikan. Namun, Hulland (1999) Tabel 2. Individual Item Reliability dan Convergent
Validity (penulis)
menyarankan bahwa indikator-indikator
Variabel/Konstr
dengan nilai kurang dari 0.4 seharusnya uk
Beban AVE CR α
dikeluarkan dari analisis dan indikator- MAT - X11 0.7983 0.6969 0.8732 0.7870
indikator dengan nilai antara 0.4 - 0.7 X12 0.8288
X13 0.8754
seharusnya ditinjau untuk dilibatkan dalam MAC - X21 0.8313 0.6600 0.8845 0.8237
analisis. Selain itu, convergent validity (CV) X22 0.9024
adalah pengukuran konsistensi internal. Hal X23 0.8434
X24 0.6504
ini dapat ditentukan dengan menghitung MAN - X31 0.6182 0.5331 0.8705 0.8190
Cronbach's alpha, Composite reliability X32 0.7615
scores (ρc) dan average variance extracted X33 0.8150
X34 0.8179
(AVE) dari variabel-variabel laten (Hair et al., X35 0.7688
2011). X36 0.5587
MON - X41 0.8082 0.5699 0.8674 0.8078
Cronbach's alpha digunakan untuk X42 0.8153
mengukur reliabilitas atau konsistensi dari X43 0.8172
data. Sedangkan pengukuran reliabilitas X44 0.6011
X45 0.7088
komposit digunakan untuk menilai seberapa DDF - X51 0.4497 0.5072 0.8564 0.7940
baik konstruk yang diukur oleh masing- X52 0.7697
masing indikator. Reliabilitas komposit X53 0.6269
X54 0.7147
adalah sama dengan Cronbach's alpha. X55 0.8612
Namun, nilai reliabilitas komposit lebih X56 0.7765
tinggi dibandingkan dengan Cronbach's PMCA - X61 0.7144 0.5376 0.8520 0.7879
alpha untuk konsistensi internal karena X62 0.7454
X63 0.8196
menggunakan beban indikator yang X64 0.6070
didapatkan dalam model teoretis (Fornell & X65 0.7627
Larcker, 1981). Beban Cronbach's alpha CSM - X71 0.7411 0.6095 0.8858 0.8384
X72 0.8464
untuk semua indikator adalah sama tanpa X73 0.7453
mempertimbangkan faktor beban dari semua X74 0.7029
indikator. Namun, penerjemahan dari nilai X75 0.8559
DEL - Y11 0.6222 0.5975 0.8983 0.8634
reliabilitas komposit dan Cronbach's alpha Y12 0.8317
adalah sama. Untuk data reliabel, Litwin Y13 0.7786
(1995) menyarankan bahwa nilai dari Y14 0.7925
Y15 0.7853
Cronbach's alpha seharusnya lebih dari 0.7. Y16 0.8094
Selain itu, Chin (1998) menyarankan bahwa
sebuah nilai Cronbach's alpha 0.6 bisa Tabel 2. menunjukan bahwa semua
diterima untuk konfirmasi konsisten internal. indikator mempunyai nilai beban lebih dari 0.4,
Untuk reliabilitas komposit, Chin (1998) dan sehingga tidak ada indikator yang perlu di
Hair et al., (2011) menyarankan 0.7 sebagai keluarkan dari analisis. Namun, pada indikator dari
nilai batas. variabel keterlambatan (delay)-(Del), manajemen
Pengujian rata-rata (AVE Test) proyek dan faktor-faktor terkait administrasi
digunakan untuk menilai konsistensi internal kontrak (project management & contract
dari konstruk/variabel laten dengan administration related factors)-(PMCA), faktor-
mengukur jumlah perbedaan variabel laten faktor yang terkait dengan dokumen dan desain
dari item pengukuran relatif terhadap jumlah (design & documentation related factors)-(DDF),
varian karena kesalahan pengukuran. Asumsi faktor-faktor terkait keuangan (money or finance
dasar adalah bahwa kovarians rata-rata antara related factors)-(MON), faktor-faktor terkait
indikator harus positif. Selanjutnya, Fornell sumber daya manusia (man power related factors)-
dan Larcker (1981), Barclay et al., (1995), (MAN), dan faktor-faktor terkait mesin (machinery
dan Hair et al., (2011) menyatakan bahwa related factors)-(MAC), beberapa indikator dari

117
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

variabel tersebut mempunyai nilai dibawah X52 0.58 0.61 0.66 0.71 0.76 0.60 0.72 0.67
X53 0.26 0.36 0.32 0.45 0.62 0.38 0.39 0.56
0.7. Namun, karena nilai AVE dari semua X54 0.14 0.34 0.30 0.54 0.71 0.44 0.37 0.57
konstruk mempunyai nilai lebih dari 0.5, X55 0.42 0.50 0.51 0.61 0.86 0.55 0.52 0.72
maka tidak perlu dilakukan modifikasi X56 0.41 0.46 0.41 0.50 0.77 0.69 0.53 0.61
PMCA
terhadap indikator-indikator tersebut. - X61
0.25 0.29 0.26 0.38 0.59 0.71 0.47 0.49
X62 0.28 0.36 0.31 0.60 0.57 0.74 0.61 0.58
Indikator-indikator tersebut jika X63 0.36 0.30 0.32 0.48 0.53 0.81 0.45 0.54
diurutkan berdasarkan nilai beban terkecil X64 0.05 0.01 0.01 0.3 0.31 0.60 0.23 0.24
hingga terbesar akan didapatkan urutan X65 0.42 0.48 0.52 0.54 0.58 0.76 0.59 0.54
sebagai berikut: birokrasi dalam tender, CSM -
0.45 0.50 0.43 0.52 0.59 0.60 0.74 0.59
X71
kontrol keuangan yang tidak efektif di lokasi X72 0.62 0.62 0.61 0.65 0.66 0.60 0.84 0.73
proyek, kerja tambahan, biaya tenaga kerja X73 0.41 0.52 0.45 0.47 0.43 0.45 0.74 0.60
tinggi, penundaan pembayaran terhadap X74 0.15 0.33 0.24 0.44 0.43 0.48 0.70 0.50
X75 0.44 0.57 0.56 0.62 0.58 0.49 0.85 0.67
pemasok atau subkontraktor, frekuensi DEL -
0.30 0.45 0.28 0.54 0.47 0.42 0.47 0.62
perubahan desain, dan biaya mesin dan Y11
perawatannya yang tinggi. Y12 0.48 0.57 0.44 0.73 0.64 0.57 0.63 0.83
Y13 0.36 0.50 0.45 0.61 0.74 0.47 0.57 0.77
Y14 0.51 0.50 0.53 0.59 0.82 0.59 0.57 0.79
4.2 Discriminant Validity Y15 0.45 0.60 0.47 0.60 0.58 0.63 0.73 0.78
Y16 0.59 0.72 0.68 0.57 0.61 0.48 0.71 0.80
Setelah menilai Individual item
reliability dan Convergent validity dari Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa nilai
pengukuran model, Discriminant Validity cross-loading dari setiap hubungan indikator yang
dari konstruk diuji dengan menggunakan terikat dengan satu konstruk tertentu mempunyai
analisis cross-loadings. Discriminant Validity nilai lebih besar dari nilai hubungan antara
menunjukkan sejauh mana suatu konstruk indikator dengan konstruk yang tidak terikat. Ini
diberikan berbeda dari konstruksi lainnya berarti bahwa semua variabel mewakili konstruk
(Hulland, 1999). Hal ini mengikuti aturan mereka masing-masing. Oleh karena itu pengujian
bahwa indikator-indikator harus memiliki ini menegaskan validitas diskriminan dari konstruk.
korelasi yang lebih tinggi dengan variabel Nilai terbesar antara hubungan indikator
laten dan seharusnya diukur dengan variabel pembentuknyanya dengan konstruk pada studi ini
laten lainnya dalam model (Chin, 1998). adalah 0.9 untuk hubungan antara ketersediaan
Discriminant Validity dinilai melalui analisis peralatan dan faktor-faktor terkait mesin.
cross-loading, kemudian hasilnya
ditunjukkan pada Tabel 3. 4.3 Structural Relationship
Tabel 3. Analisis Cross-Loadings Indicator dari
Variabel Laten (penulis) Hubungan antara struktur dievaluasi untuk
INDICA- menentukan explanatory power dari model dan
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y1
TORS signifikansi dari jalur individual dari model.
MAT - Kriteria untuk mengevaluasi hubungan struktural
0.79 0.42 0.47 0.35 0.32 0.33 0.42 0.41
X11
X12 0.82 0.57 0.64 0.27 0.40 0.21 0.38 0.42 model adalah dengan korelasi kelipatan kuadrat (R2)
X13 0.87 0.54 0.53 0.49 0.50 0.43 0.55 0.60 dan koefisien jalur (β). R2 mengindikasikan
MAC -
0.56 0.83 0.61 0.48 0.46 0.27 0.46 0.61 persentase dari sebuah varian konstruk dalam
X21
X22 0.54 0.90 0.61 0.65 0.58 0.41 0.64 0.66 model, sedangkan koefisien jalur mengindikasikan
X23 0.47 0.84 0.60 0.61 0.49 0.33 0.60 0.61 kekuatan dari hubungan antara konstruk (Chin,
X24 0.43 0.65 0.46 0.48 0.50 0.44 0.44 0.45 1998). Menurut Breiman dan Friedman (1985)
MAN -
X31
0.58 0.53 0.61 0.31 0.33 0.28 0.37 0.34 seperti yang dikutip oleh Aibinu et al., (2011)
X32 0.58 0.49 0.76 0.40 0.43 0.29 0.40 0.46 kriteria R2 adalah kritikal dalam mengevaluasi
X33 0.53 0.59 0.81 0.43 0.50 0.24 0.46 0.48 sebuah model struktural. Koefisien-koefisien jalur
X34 0.49 0.57 0.81 0.48 0.47 0.25 0.44 0.49
X35 0.43 0.48 0.76 0.40 0.44 0.34 0.45 0.49
individual dari model struktural PLS dapat
X36 0.24 0.43 0.55 0.42 0.41 0.45 0.49 0.44 diterjemahkan sebagai koefisien beta standard dari
MON -
0.31 0.49 0.34 0.80 0.62 0.48 0.55 0.68 regresi kuadrat terkecil dimana nilai β tertinggi
X41
X42 0.49 0.64 0.51 0.81 0.67 0.60 0.55 0.66
mengindikasikan efek tertinggi dari jalur tertentu
X43 0.33 0.55 0.48 0.81 0.63 0.43 0.56 0.58 pada variabel laten endogenus. Hasil-hasil dari
X44 0.11 0.37 0.28 0.60 0.40 0.38 0.51 0.47 model ekstraksi varians dan koefisien jalur (β)
X45 0.44 0.51 0.51 0.70 0.55 0.56 0.48 0.54
DDF -
disajikan dalam Gambar 3.
0.29 0.34 0.25 0.42 0.44 0.43 0.42 0.41
X51

118
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

2005; Akter et al., 2011a). Tujuan dari GoF adalah


untuk mengukur performa model PLS baik pada
pengukuran maupun pada model struktural dengan
fokus untuk memprediksi performa keseuluruhan
dari model (Chin, 2010). Nilai cut-off GoF untuk
keabsahan (validasi) global dari model PLS
dihitung mengikuti pedoman yang diadopsi oleh
Wetzels et al., (2009) yang menyarankan bahwa
0.5 adalah nilai cut-off untuk komunalitas (Fornell
& Larcker, 1981) dan efek ukuran berbeda dari
nilai R2 (Cohen, 1988) seperti ditunjukan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Varian GoF Berdasar R2
GoF GoF Criteria

GoF = Komunalitas = 0.5


(Fornell & Larcker, 1981)
0 < GoF < 1 R2 effect small = 0.02,
Medium = 0.13, Large =
0.26 (Cohen, 1988)

Gambar 3. Model Ekstraksi Varians dan GoFsmall = = 0.10


Koefisien Jalur (β) (penulis)

Berdasarkan Gambar 3, didapatkan GoFmedium = = 0.25


bahwa nilai R2 dari variabel laten endogenus
keterlambatan (DEL) adalah 0.831. Menurut GoFlarge = = 0.36
Cohen (1988), nilai R2 dari variabel laten
endogenus dapat dinilai sebagai nilai *Sumber: Akter et al., (2011b)
substansial jika R2 ≥ 0.26 yang menunjukan Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa
bahwa model yang dikembangkan GoFsmall (0.10), GoFmedium (0.25) dan GoFlarge
mempunyai kekuatan untuk menjelaskan (0.36) didapatkan sebagai nilai cut-off dari indeks
secara substansial. Dalam menilai koefisien GoF. Kecocokan seluruh model dihitung dengan
jalur, perbandingan dari nilai beta dari semua menggunakan persamaan sebagai berikut (Akter et
jalur struktural mengindikasikan bahwa al., 2011b):
faktor – faktor terkait dokumentasi dan
desain (design and documentation related GoF = (1)
factors)-(DDF) mempunyai nilai koefisien
tertinggi dengan 0.405. Hal ini menunjukan Karena nilai R2 dalam penelitian ini adalah
bahwa faktor – faktor terkait dokumentasi 0.831 sementara AVE didapatkan dengan
dan desain (Design and Documentation menghitung rata-rata untuk semua nilai AVE pada
Related Factors)-(DDF) berkontribusi paling variabel laten eksogenus dan dihasilkan nilai AVE
besar terhadap keterlambatan (DEL) dalam adalah 0.59. Dengan demikian,
industri konstruksi melalui masing-masing
indikatornya dengan kontributor terbesar
adalah dari indikator kesalahan dalam desain GoF =
(mistakes and errors in design)-(X55). GoF = 0.7

4.4 Overall Model Fitness Berdasarkan nilai GoF yang didapatkan


untuk keseluruhan model adalah 0.7, dimana nilai
Overall Model Fitness diuji untuk ini melebihi nilai cut-off dari 0.1 untuk GoFsmall,
menilai keabsahan (validity) global dan 0.25 untuk GoFmedium, dan 0.36 untuk GoFlarge.
menjelaskan kekuatan model. Hal ini Hal ini dapat diartikan bahwa secara substansial
diselesaikan dengan mengevaluasi nilai model yang dikembangkan mempunyai kekuatan
indeks Godness of Fit (GoF). GoF yang valid untuk menjelaskan faktor-faktor yang
didefinisikan sebagai rata-rata geometrik dari berpengaruh signifikan maupun non-signifikan
rata-rata komunalitas dan rata-rata R2 untuk terhadap keterlambatan penyelesaian proyek
semua konstruk endogenus (Tenenhaus et al., konstruksi. Dengan demikian, indikator-indikator

119
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

yang terlibat dalam permodelan pada Management and Economics, 29(5), pp. 463–
penelitian ini adalah konsisten dan valid. 481. doi: 10.1080/01446193.2011.564195.
V. KESIMPULAN Akter, S., Ambra, J. D. and Ray, P. 2011a. An
Evaluation of PLS Based Complex Models:
Model struktural yang dikembangkan the Roles of Power Analysis, Predictive
dari indikator-indikator yang mempengaruhi Relevance and Gof Index’, Proceedings of the
keterlambatan penyelesaian proyek Seventeenth Americas Conference on
konstruksi memberikan pemahaman secara Information Systems (AMCIS2011), pp. 1–7.
komprehensif bagi pelaku dalam industri doi:
konstruksi untuk menganalisa tahapan atau http://aisel.aisnet.org/amcis2011_submissions/
bagian kritis dalam proses pelaksanaan 151/.
konstruksi. Sehingga, dalam pelaksanaan Akter, S., D’Ambra, J. and Ray, P. 2011b.
proyek konstruksi hal-hal yang diprediksi ‘Trustworthiness in mHealth information
dapat menghambat proses kemajuan services: An assessment of a hierarchical
konstruksi dapat diminimalisir. Selain itu, model with mediating and moderating effects
hasil temuan dari penelitian ini dirangkum using partial least squares (PLS)’, Journal of
sebagai berikut: the American Society for Information Science
and Technology, 62(1), pp. 100–116. doi:
1. Model yang dikembangkan adalah 10.1002/asi.21442.
substansial dalam mewakili Ameh, O. J., Soyingbe, A. A. and Odusami, K. T.
hubungan antara faktor-faktor yang (2010) ‘Significant Factors Causing Cost
mempengaruhi keterlambatan Overruns in Telecommunication Projects in
industri konstruksi dengan nilai R2 Nigeria’, Journal of Construction in
sebesar 0.831 Developing Countries, 15(2), pp. 49–67.
2. Nilai GoF yang didapatkan dari Ananda Sabil Hussein (2015) Penelitian Bisnis dan
model yang dikembangkan adalah Manajemen Menggunakan Partial Least
0.7 yang mengindikasikan bahwa Squares ( PLS ) dengan smartPLS 3 . 0.
model mempunyai kekuatan yang
baik dalam menjelaskan hubungan Baiq Farida Sakinah, M. Hamzah Hasyim, S. E. U.
antara indikator dengan variabel laten (2015) ‘Analisis penyebab keterlambatan pada
yang dikembangkan dari indikator pekerjaan konstruksi jalan kabupaten lombok
tersebut. tengah dengan metode analisa faktor’.
3. Design & documentation related Bakhtiyar, A., Soehardjono, A. and Hasyim, M.
factors (DDF) adalah penyebab (2012) ‘Analisis Faktor-Faktor yang
terbesar dalam keterlambatan yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek
terjadi dalam industri konstruksi Konstruksi Pembangunan Gedung di Kota
dengan frekuensi yang sering terjadi Lamongan’, Rekayasa Sipil, 6(1), pp. 55–66.
diakibatkan oleh hubungan antara Available at:
Mistakes and errors in design. http://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/articl
e/view/190.
REFERENSI Barclay, D., Thompson, R., dan Higgins, C. (1995)
‘The Partial Least Squares (PLS) Approach to
Adnan Enshassi, Jomah Al-Najjar, M. K. Causal Modeling: Personal Computer
(2009) ‘Delays and cost overruns in the Adoption and Use an Illustration’,
construction projects in the Gaza Strip’, Technology Studies, 2(2), pp. 285–309. doi:
Financial Management of Property and 10.1017/CBO9781107415324.004.
Construction. doi: Beatrix, M. (2014) ‘ANALISA PENGARUH
10.1108/13664380910977592. CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA ,
Aibinu, A. A., Ling, F. Y. Y. and Ofori, G. WAKTU’, Prosiding Seminar Nasional
(2011) ‘Structural equation modelling Manajemen Teknologi XX, pp. 1–7.
of organizational justice and Breiman, L. and Friedman, J. H. (1985) ‘Estimating
cooperative behaviour in the Optimal Transformations for Multiple
construction project claims process: Regression and Correlation’, Journal of the
contractors’ perspectives’, Construction American Statistical Association, pp. 580–598.

120
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

doi: 10.1080/01621459.1985.10478157. Bullet’, Journal of Marketing Theory and


Budiman Proboyo (1999) ‘Keterlambatan Practice, 19(2), 139. Available at:
Waktu Pelaksanaan Proyek Klasifikasi http://dx.doi.org/10.2753/MTP1069-
Dan Peringkat Dari Penyebab- 6679190202.
Penyebabnya’, Civil Engineering Huda, M. (2011) ‘Faktor-Faktor Yang
Dimension, 1(1), pp. 46–58. Available Mempengaruhi Klaim Konstruksi dalam
at: Penyelenggaraan Proyek Konstruksi’, Media
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index. Teknik Sipil, XI(Juli 2011).
php/civ/article/view/15507. Hulland, J. S. (1999) ‘Use of partial least squares
C. M. Ringle, S. Wende, & S. W. (2005) (PLS) in strategic management research : a
SmartPLS 2 (M3) Beta. Available at: review of four recent studies’.
http://www.smartplus.de. J. Cohen (1988) Statistical power analysis for the
Chang, A. S. and Asce, M. (2002) ‘Reasons behavioral sciences. 2nd ed.
for Cost and Schedule Increase for Koushki, P. A. and Kartam, N. (2005) ‘Delays and
Engineering Design Projects’, Journal cost increases in the construction of private
of Management in Engineering, residential projects in Kuwait’, Construction
(January), pp. 29–36. Management and Economics, (March), pp.
Chin, W. W. (1998) ‘The partial least squares 285–294. doi:
approach to structural equation 10.1080/0144619042000326710.
modeling’, Marcoulides, G. A, Modern Le-hoai, L., Lee, Y. D. and Lee, J. Y. (2008) ‘Delay
methods for business research, pp. 295– and Cost Overruns in Vietnam Large
336. doi: 10.1016/j.aap.2008.12.010. Construction Projects : A Comparison with
Chin, W. W. (2010) ‘How to write up and Other Selected Countries’, KSCE Journal of
report PLS analyses’, Handbook of Civil Engineering, 12, pp. 367–377. doi:
Partial Least Squares: Concepts, 10.1007/s12205-008-0367-7.
methods and applications, pp. 171–193. Litwin, M. S. (1995) ‘How to Measure Survey
doi: 10.1007/978-3-540-32827-8. Reliability and Validity’, pp. 5–8. doi:
Dhian C. Nur Astina, Ida Ayu Rai 10.4135/9781483348957.
Widhiawati, I. G. P. J. (2008) ‘Analisis Moura, H. P., Teixeira, J. C. and Pires, B. (2007)
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan ‘Dealing With Cost and Time in the
Pelaksanaan Analysis of the Factors Portuguese Construction Industry’, in CIB
Causing Delay Execution of Project’, World Building Congress, pp. 1252–1265.
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur
Teknik Sipil. Oluwoye, J. (2003) ‘Causes of delay and cost
overruns in construction of groundwater
Duy, N. and Ogunlana, S. (2004) ‘Large projects in a developing countries ; Ghana as a
construction projects in developing case study’, International Journal of Project
countries : a case study from Vietnam’, Management, (June 2017). doi:
International Journal of Project 10.1016/S0263-7863(02)00055-8.
Management, 22, pp. 553–561. doi:
10.1016/j.ijproman.2004.03.004. Sadi A. Assaf Sadig Al-Hejji (2006) ‘Causes of
Delay in Large Construction Projects’, Project
Fornell, C. and Larcker, D. (1981) Management. doi:
‘Evaluating structural equation models 10.1016/j.ijproman.2005.11.010.
with unobservable variables and
measurement error’, Journal of Sambasivan, M. and Soon, Y. W. (2007) ‘Causes
marketing research, 18(3), pp. 39–50. and effects of delays in Malaysia construction
doi: 10.2307/3151312. industry’, Project Management, 25, pp. 517–
526. doi: 10.1016/j.ijproman.2006.11.007.
Gesti Leonda (2007) Studi Keterlambatan
Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Suyatno (2010) Analisis faktor penyebab
Tahun 2007 Di Daerah Belitung. keterlambatan penyelesaian proyek gedung.
Universitas Islam Indonesia, Universitas Diponegoro.
Yogyakarta. Tenenhaus, M., Esposito Vinzi, V., Chatelin, Y. M.
Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. and Lauro, C. (2005) ‘PLS path modeling.
(2011) ‘PLS-Sem: Indeed a Silver Computational Statistics and Data Analysis’,

121
Jouvan Chandra Pratama Putra, Safrilah , & Ade Asmi/ Aplikasi Structural Equation Modeling Dalam Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Di Indonesia/ Pp 113-122

p. 159–205.
Wetzels, M., Odekerken-Schröder, G. and
van Oppen, C. (2009) ‘Using PLS path
modeling for assessing hierarchical
construct models: Guidelines and
Empirical Illustration’, MIS Quarterly,
33(1), pp. 177–195. doi: Article.
Widhiawati, I. A. R. (2003) ‘Analisis Faktor-
Faktor Penyebab Keterlambatan
Pelaksanaan Proyek Konstruksi’, 8(2).
Wirabakti, D. M., Abdullah, R.,
Maddeppungeng, A., Sipil, J. T., Teknik,
F., Tirtayasa, U. A., Tangerang, D.,
Kabupaten, T. and Kota, T. (2014)
‘Studi Faktor-Faktor Penyebab
Keterlambatan Proyek Konstruksi’, pp.
15–29.
Yunita Alfiana Messah, Theodorus Widodo,
M. L. A. (2013) ‘KAJIAN PENYEBAB
KETERLAMBATAN
PELAKSANAAN’, Jurnal Teknik Sipil,
II(2), pp. 157–168.

122

Você também pode gostar