Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pp 77-85
ISSN 2252-7699
Ariadi1
Abstract
The implementation of VE in Indonesia is not well developed due to the many problems faced, the lack of
development of VE implementation in Indonesia such as the regulations in the implementation and the existence
of some concepts such as VE definition, value, cost, function, And the key success factor of applying VE is not
fully understood correctly. In this research will be done to identify what become the key factor of successful
implementation of Value Engineering in building project in Indonesia with case study of existing projects in DKI
Jakarta and Bandung City. The method used in this research is by deskriptip analysis. The expected result of this
research is knowing the key factor of successful application of VE and the most dominant .
Keywords: value engineering, critical succes factor, value, cost, function, descriptive analysis
Abstrak
Penerapan VE di Indonesia kurang berkembang dengan baik karena masih banyaknya permasalahan yang
dihadapi, kurang berkembangnya penerapan VE di Indonesia diantaranya peraturan perundangan dalam
pelaksanaan dan adanya beberapa konsep seperti definisi VE, nilai (value), biaya (cost), fungsi, manfaat (worth)
dan faktor kunci sukses penerapan VE tidak sepenuhnya dipahami dengan benar. Pada penelitiaan ini akan
dilakukan identifikasi apa yang menjadi faktor kunci sukses penerapan Value Engineering pada proyek
bangunan gedung di Indonesia dengan studi kasus proyek-proyek yang ada di daerah DKI Jakarta dan Kota
Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisi deskriftip. Hasil yang diharapkan dari
penelitian ini diketahuinya faktor kunci sukses penerapan VE dan faktor yang paling dominan.
Kata kunci: value engineering, faktor kunci sukses, nilai, biaya, fungsi, analisis deskriptif
ditujukan untuk mencari biaya yang paling dikumpulkan melalui kuesioner berasal dari
ekonomis bagi suatu produk. SAVE (2007) kontraktor dan konsultan perencana dan
mengungkapkan VE adalah aplikasi kontraktor/konsultan yang menjadi responden
metodologi nilai (value methodology) pada penelitian ini beroprasi di wilayah Kota
sebuah proyek atau layanan yang telah Bandung dan DKI Jakarta dengan kualifikasi
direncanakan atau dikonsepkan untuk perusahaan besar, sedang dan kecil.
mencapai peningkatan nilai. Metodologi nilai
adalah sebuah proses sistematis yang
digunakan oleh tim multidisiplin untuk 2. TINJAUAN PENELITIAN
meningkatkan nilai (value) dari sebuah proyek-
proyek melalui analisis terhadap fungsi- Menurut Zimmerman dan Hart (1982), VE
fungsinya. merupakan sebuah pendekatan yang bersifat
Penerapan VE di Indonesia kurang kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk
berkembang dengan baik karena masih mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan.
banyaknya permasalahan yang dihadapi. Menurut Berawi (2014), VE merupakan suatu
Berawi (2014) mengungkapkan kurang proses pembuatan keputusan berbasis
berkembangnya penerapan VE di Indonesia multidisiplin yang sistematis dan terstruktur
diantaranya peraturan perundangan dalam melakukan analisis fungsi untuk mencapai nilai
pelaksanaan VE, kurangnya pemahaman terbaik (best value) sebuah proyek dengan
pengetahuan dan praktik tentang VE, adanya mendefinisikan fungsi-fungsi yang diperlukan
konflik kepentingan oleh pihak yang berbeda, untuk mencapai sasaran nilai (value) yang
fasilitator workshop VE yang kurang mumpuni, diinginkan dan menyediakan fungsi-fungsi
kurangnya dukungan dari pemilik proyek, tersebut dengan biaya (i.e. biaya hidup
kurangnya panduan mengenai VE dan keseluruhan atau penggunaan sumber daya)
kesulitan dalam proses evaluasi dan analisis yang optimum, konsisten dengan kualitas dan
fungsi. Sementara itu Fangidae (2006) kinerja yang dipersyaratkan.
berpendapat bahwa permasalahan yang VE mulai diperkenalkan di Indonesia pada
menghalangi tercapainya penerapan VE tidak tahun 1986 oleh Bapak Dr. Ir. Suriana Chandra.
optimal dan sulit meningkatkan daya saing Setelah VE dikenalkan di industri konstruksi
dalam industri konstruksi ialah karena adanya bangunan gedung di Indonesia lebih dari 30
beberapa konsep seperti definisi VE, nilai tahun tetapi belum menunjukkan perkembangan
(value), biaya (cost), fungsi, manfaat (worth) yang menggembirakan. Hal tersebut bukan
dan faktor kunci sukses penerapan VE tidak terjadi di Indonesia saja tetapi penerapan VE di
sepenuhnya dipahami dengan benar. konstruksi bangunan gedung di Asia Tenggara
Berdasarkan gambaran dan permasalahan pun belum berkembang dengan baik.
penerapan VE, penulis ingin mengkaji VE mempunyai beberapa kemampuan
mengenai faktor-faktor kunci sukses kritis yang dapat dipakai sebagai alat bagi Value
(critical success factors; CSF) penerapan VE Analysis. Kemampuan itu dikenal sebagai
konstruksi bangunan gedung di Indonesia. unsur-unsur utama dari Value Engineering.
Dengan memahami faktor kunci sukses Rumintang (2008) mengungkapkan ada
tersebut diharapkan adanya pemangku sembilan unsur-unsur dalam VE antara lain:
kepentingan tertarik untuk diaplikasikannya a) Analisis Fungsi (Function Analisis)
VE dalam proyek gedung yang ada di b) Model Pembiayaan (Cost Model)
Indonesia dan memberikan kontribusi c) Biaya Siklus Hidup (The Life Cycle
keilmuan dalam dunia pendididkan Costing)
d) Teknik Sistem Analisis Fungsi
Tujuan yang ingin dicapai dalam (Function Analysis Sistem Technique)
penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor- e) Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value
faktor kunci sukses penerapan VE dalam Engineering Job Plan)
proyek konstruksi gedung di Indonesia dan f) Berpikir Kreatif
menentukan faktor-faktor kunci sukses yang g) Biaya dan Harga (Cost and Worth)
sangat berpengaruh atau dominan (CSF) h) Sikap dan Kebiasaan (Human Dynamic)
terhadap penerapan VE dalam proyek i) Keserasian Hubungan
konstruksi gedung di Indonesia.
Lingkup dari penelitian ini ialah data yang
digunakan merupakan persepsi yang
78
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85
79
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp 77-85
Sumber Literatur
Kode Rane
Variabel Kelly Kaming Chougule Mantap Zetha Mahadik Priyanto Swetha
Variabel et al.
Robinson Rumintang Ikhsan
et al.
Berawi
et al. et al. et al. et al. et al.
dan
et al.
(2008) (2008) (2011) (2014) Attarde
(2004) (2013) (2014) (2014) (2014) (2015) (2016) (2016).
(2016)
Perencanaan yang
X1 matang dan
terstruktur
Pemilihan metode
X2 kerja yang efektif dan
efisien
Pemilihan alternatif
X3
material yang tepat
Adanya dukungan
X4
top manajemen
Adanya Tim VE yang
X5
multidisplin
Adanya komitmen
X6 dari pihak yang
terlibat
Input informasi dan
X7 komunikasi sebaik-
baiknya
Waktu yang cukup
X8
dalam studi VE
Studi VE didanai
X9
dengan cukup
Adanya aturan
X10
pendukung
80
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85
81
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85
82
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85
Standar Tingkat
Variabel Deskripsi Rerata Peringkat
Deviasi Pengaruh
X1 Perencanaan yang matang dan terstruktur 2,15 0,817 4 Pengaruh
Pemilihan metode kerja yang efektif dan
X2
efisien
2,14 0,722 5 Pengaruh
X3 Pemilihan alternatif material yang tepat 1,87 0,861 10 Pengaruh
X4 Adanya dukungan top manajemen 2,19 0,721 1 Pengaruh
X5 Adanya Tim VE yang multidisplin 2,16 0,740 3 Pengaruh
X6 Adanya komitmen dari pihak yang terlibat 1,89 0,689 9 Pengaruh
Input informasi dan komunikasi sebaik-
X7
baiknya
2,19 0,758 2 Pengaruh
X8 Waktu yang cukup dalam studi VE 2,05 0,665 7 Pengaruh
X9 Studi VE didanai dengan cukup 2,10 0,749 6 Pengaruh
X10 Adanya aturan pendukung 2,01 0,825 8 Pengaruh
Sumber: Hasil olahan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang VE, (2) terlibat langsung dalam studi VE, (3)
di rangkum dalam Tabel 4.5 menghasilkan memberikan waktu yang cukup terhadap studi
subvariabel yang paling dominan dari VE, (4) mengharuskan keteribatan secara
keseluruhannya adalah “metode konstruksi partisipatif mulai dari pegaiwai tingkat bawah
harus dibuat secara detail” (X21) dengan nilai sampai atas dan (5) memebrikan rasa
rata-rata sebesar 2,65, subvariabel tersebut motivasi/optimisme bahwa pelaksanaan VE
bagian dari faktor” pemilihan metode kerja dapat berhasil maksimal. Tanpa dukungan top
yang efektif dan efisien” (X2). Namun, apabila manajemen tidak mungkin VE akan terwujud
tinjauan secara global faktor tersebut tidak dengan baik dan faktor tersebut merupakan
menjadi faktor yang paling dominan. Liima gerbang awal VE dapat terlaksana. Ikhsan
peringkat faktor yang paling dominan secara (2011) mengungkapkan saat ini top
global akan dijelaskan sebagai berikut: manajemen lebih banyak melakukan
Pertama, “faktor adanya dukungan top monitoring pada hasil pencapaian, bukan pada
manajemen” (X4) merupakan faktor yang proses dilakukannya VE itu sendiri.
sangat dominan pada penelitian ini, Kedua, “input informasi dan komunikasi
berdasarkan penelitian terdahulu yang terdiri sebaik-baiknya” (X7) menjadi faktor yang
dari 13 penelitian ada satu peneliti yang dominan dengan peringkat kedua sesuai
menempatkan faktor adanya dukungan top dengan hasil penelitiannya Chougule et al.
manajemen sebagai faktor yang paling (2014). Input informasi tersebut dapat berupa
dominan dalam kesuksesan penerapan VE data mengenai Sumber daya alam, sumber
yaitu: Robinson (2008). Namun, hal berbeda daya sosial, data kondisi proyek, adanya data
dari penelitian sebelumnya di mana penelitian yang sama dengan proyek tersebut atau adanya
tersebut menyimpulkan faktornya berdasarkan data dari berbagai sumber yang tepat dan
deskriptif kualitatif. akuran sehingga dapat menjadi bahan
Maksud dukungan top manajemen di sisni pembanding. Komunikasi menjadi bagian yang
lebih kearah pemilik proyek atau owner. tidak dapat dipisahkan dalam pencarian
Bentuk dukungan ini yang paling penting informasi, karena dengan kominikasi yang
adalah memberikan persetujuan terlaksananya tidak berjalan dengan baik maka informasi
VE dengan segala komitmennya seperti: (1) yang diperolehpun tidak akan maksimal.
memberikan insentif yang cukup terhadap tim Informasi tersebut harus di cermati, ditelaah
83
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85
dan dipahami dengan baik oleh tim VE agar b) Hasil analisis faktor dengan metode
terpenuhi sesuai tujuannya. deskriptif menyimpulkan faktor kunci
Pentingnya faktor tersebut menunjukkan sukses penerapan VE di Indonesia pada
bahwa informasi dan komunikasi yang ada di proyek bangunan gedung dengan urutan
indonesia masih sangat sulit. Banyak data-data peringkat sebagai berikut: adanya
dan informasi tidak tersimpan dengan rapi dan dukungan top manajemen, Input
tidak dapat diakses secara mudah. Banyak informasi dan komunikasi sebaik-baiknya,
perusahaan, lembaga atau institusi di Indonesia Adanya Tim VE yang multidisplin,
mengabaikan data-data hasil lapangannya Perencanaan yang matang dan terstruktur,
hanya dalam kurun waktu singkat, padahal Pemilihan metode kerja yang efektif dan
data tersebut di waktu yang akan datang efisien, Studi VE didanai dengan cukup,
berguna. Waktu yang cukup dalam studi VE,
Ketiga, faktor kunci sukses pada Adanya aturan pendukung, Adanya
penelitian ini adalah “adanya Tim VE yang komitmen dari pihak yang terlibat dan
multidisplin” (X5) faktor tersebut cukup Pemilihan alternatif material yang tepat.
signifikan juga dengan pendapat Rumintang c) Ditinjau menurut aspek tingkat pengaruh
(2008) dan Ikhsan (2011) di mana kedua yang terdiri dari empat tingkatan secara
penelitian tersebut menempatkan faktor tesebut keseluruhan 10 faktor tersebut ada di
dengan urutan pertama dengan studi penelitian rentang antara 1,5 sampai 2,5. Jadi,
di Indonesia. Namun, penelitian keduanya termasuk kategori pengaruh.
studi kasus terhadap satu sampai tiga proyek
konstruksi saja. Tim VE yang multidisiplin
menjadi ujung tombak kesuksesan penerapan 11. DAFTAR PUSTAKA
VE karena tim VE yang menghasilkan
rekomendasi-rekomendasi yang dapat Abduh, M. (2005), “Konstruksi Ramping:
dilaksanakan dalam VE. Memaksimalkan Value dan
Bentuk tim VE yang multidisiplin di sini Meminimalkan Waste”, Prosiding
dapat berupa melibatkan orang yang betul- Pendidikan Manajemen dan Rekayasa
betul paham terhadap proyek yang akan Konstruksi di Indonesia, Fakultas
dilakukan VE jangan sampai mengandalakan Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB.
orang yang ada dalam konsultan VE saja bisa
jadi keahlian khusus tidak dimiliki oleh Berawi, M. A. (2014), Aplikasi Value
konsultan tersebut dan melibatkan orang- Engineering. Jakarta. UI-Press.
orang yang pernah melakukan VE yang
memiliki tingkat kreativitas dan inovasi yang Budisuanda, (2013), “Apa itu Critical Success
sangat tinggi sehingga dapat menghasilkan Factors (CSFs) Bagi Proyek”,
hasil yang lebih baik http://manajemenproyekindonesia.com
/?p=2518, (diakses tanggal 11 April
2017).
11. KESIMPULAN
Chougule, M. A. dan Kallurkar, S. P. (2014),
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan “Application of Value Engineering for
seperti identifikasi faktor, pengelompokan Cost Reduction of Household
faktor, analisis faktor dan pembahasan Furniture Product - A Case Study”.
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan IJIRSET, ISSN: 2319-8753 Vol. 3,
sebagai berikut: Issue 10. DOI: 10.15680/
a) Hasil identifikasi faktor kunci sukses IJIRSET.2014.0310024
penerapan VE di Indonesia pada
Fangidae, Y. J. C. (2006), “Penerapan Value
bangunan gedung yang dilakukan pada
Engineering pada Proyek Konstruksi”,
bab dua menghasilkan sebanyak 80 faktor
Thesis-Unpublished, Universitas
dari 13 penelitian terdahulu. Selanjutnya
Kristen-Petra, Surabaya.
faktor tersebut diklasifikasikan menjadi
46 subfaktor dan di klasifikasikan kembali
menjadi 10 faktor utama.
84
Ariadi/ Faktor Kunci Sukses Penerapan Value Engineering (Ve) Pada Bangunan Gedung Di Indonesia/ Pp
77-85
85