Apakah Sindrom Distres Pernapasan?

Respiratory distress syndrome (RDS) adalah gangguan pernapasan

yang mempengaruhi bayi yang baru lahir. RDS jarang terjadi pada
bayi full-term. Kelainan ini lebih sering terjadi pada bayi
prematur yang lahir sekitar 6 minggu atau lebih sebelum tanggal
jatuh tempo.

RDS lebih sering terjadi pada bayi prematur karena paru-paru

mereka tidak mampu membuat cukup surfaktan (sur-FAK-tant).
Surfaktan adalah cairan yang melapisi bagian dalam paru-paru. Ini
membantu mereka tetap terbuka sehingga bayi bisa bernafas di udara
begitu mereka lahir.

Tanpa surfaktan yang cukup, paru-paru roboh dan bayi harus bekerja
keras untuk bernafas. Dia mungkin tidak bisa menghirup cukup
oksigen untuk menopang organ tubuh. Kurangnya oksigen bisa merusak
otak bayi dan organ tubuh lainnya jika perawatan yang tepat tidak
diberikan.

Sebagian besar bayi yang mengembangkan RDS menunjukkan tanda-tanda

masalah pernapasan dan kekurangan oksigen saat lahir atau dalam
beberapa jam pertama setelahnya.
Ikhtisar

RDS adalah kelainan paru yang umum pada bayi prematur. Padahal,
hampir semua bayi yang lahir sebelum 28 minggu kehamilan
mengembangkan RDS.

RDS mungkin merupakan tahap awal displasia bronkopulmonal (brong-

ko-PUL-mo-nar-e dis-PLA-ze-ah), atau BPD. Ini adalah gangguan
pernapasan lain yang mempengaruhi bayi prematur.

RDS biasanya berkembang dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.

Jika bayi prematur masih memiliki masalah pernapasan pada saat
mereka mencapai tanggal lahir yang sebenarnya, mereka mungkin
didiagnosis dengan BPD. Beberapa perawatan hemat-hidup yang
digunakan untuk RDS dapat menyebabkan BPD.

Beberapa bayi yang memiliki RDS sembuh dan tidak pernah

mendapatkan BPD. Bayi yang terkena BPD memiliki paru-paru yang
kurang berkembang atau lebih rusak dibanding bayi yang sembuh.

Bayi yang mengembangkan BPD biasanya memiliki kantung udara sehat

yang lebih sedikit dan pembuluh darah kecil di paru-paru mereka.
Baik kantung udara maupun pembuluh darah kecil yang menopangnya
dibutuhkan untuk bernafas dengan baik.
Pandangan

Karena perbaikan perawatan dan kemajuan medis, kebanyakan bayi

yang memiliki RDS bertahan hidup. Namun, bayi-bayi ini mungkin
memerlukan perawatan medis tambahan setelah pulang ke rumah.

Beberapa bayi mengalami komplikasi akibat RDS atau perawatannya.

Komplikasi serius meliputi masalah pernapasan kronis (sedang
berlangsung), seperti asma dan BPD; kebutaan; dan kerusakan otak.
Other Names for Respiratory Distress
Syndrome
 Hyaline membrane disease
 Neonatal respiratory distress syndrome
 Infant respiratory distress syndrome
 Surfactant deficiency

Penyebab utama sindrom gangguan pernapasan (respiratory distress

syndrome / RDS) adalah kurangnya surfaktan di paru-paru. Surfaktan
adalah cairan yang melapisi bagian dalam paru-paru.

 Paru-paru janin mulai membuat surfaktan selama trimester
ketiga kehamilan (minggu ke 26 melalui persalinan dan
persalinan). Substansi melapisi bagian dalam kantung udara
di paru-paru. Ini membantu menjaga paru-paru tetap terbuka
sehingga pernapasan bisa terjadi setelah lahir.

 Tanpa cukup surfaktan, paru-paru kemungkinan akan roboh saat
bayi menghembuskan nafas (bernafas). Bayi kemudian harus
bekerja lebih keras untuk bernafas. Dia mungkin tidak bisa
mendapatkan cukup oksigen untuk menopang organ tubuh.

 Beberapa bayi jangka panjang mengembangkan RDS karena mereka
memiliki gen yang salah yang mempengaruhi bagaimana tubuh
mereka membuat surfaktan.