Você está na página 1de 2

Line Balancing adalah suatu metode untuk menyeimbangkan penugasan elemen-

elemen tugas dari suatu lintasan perakitan ke stasiun kerja untuk meminimumkan banyaknya
stasiun kerja dan meminimumkan total idle time pada semua stasiun kerja untuk tingkat
output tertentu. Permasalahan line balancing terjadi karena beberapa faktor seperti kerusakan
mesin, mesin yang sudah tua, keteralambatan bahan baku dan lain – lain. Tujuan dalam
melakukakn analisis line balancing ini diantaranya adalah menghindari penumpukan barang
dalam proses pada suatu bagian produksi, menghindari pengangguran pada bagian satasiun
kerja lainnya, meningkatakan efisiensi sistem dan memenuhi rencana produksi yang telah
ditetapkan.

Pada modul ini metode line balancing yang dialakukan adalah dengan menggunakan
metode Moodie Young. Metode ini terdiri dari dua fase (Purnomo, 2004). Fase pertama
adalah membuat pengelompokkan satasiun kerja. Elemen kerja ditempatkan pada stasiun
kerja dengan aturan, bila terdapat dua elemen kerja yang bisa dipilih maka elemen kerja yang
mempunyai waktu lebih besar di tempatkan pertama. Pembuatan Predence diagram
dilakukan untuk mengetahui keteerkaitan antara stasiun kerja untuk pembuatan case
handphone dan tablet kemudain waktu operasi terbesar antara handphone dan tablet
dijadikan acuan untuk menentukan waktu siklus pada masing-masing work center. Hasil yang
didapatkan adalah bahwa waktu operasi terbesar terdapat pada work center O-17,yaitu
Assembling 2 sehingga dijadikan Cycle Time. Langkah selanjutya adalah mentransformasikan
predence diagaram kedalam matriks P dan F yang menggambarkan elemen kerja pendahulu
dan elemen kerja yang mengikuti untuk semua elemen yang ada. Output dari matriks P dan F
ini adalah total waktu pada masing – masing work center sehingga akan diketahui work
center mana yang paling kritis. Data pembobotan waktu kemudian dilakukun untuk
mengetahui work center yang paling kritis dan diketahui bahwa work center O-1 memiliki
bobot waktu tertinggi sedangkan yang terkecil adalah work center O-24. Pengelompokkan
elemen kerja dilakukan agar terjadi kesimbangan antara masing masing work center,
pengelompokkan dialkukan berdasarkan hasil peringkat, dimana bobot yang paling tinggi
ditempatkan pada urutan pertama dan tidak melanggar predence diagram dan
pengelompokkan tidak boleh melebihi Cycle time yaitu sebesar 70. Hasil perhitungan pada
pengelompokkan menunjukkan bahwa rata – rata pada tiap work center menunjukkan adanya
waktu menganggur (idle time) yang menandakan adanya ketidakseimbangan antara tiap work
center.
Untuk mengukur performansi suatu lintasan produksi terdapat tiga indikator
pengukuran, yaitu Line Efficiency, Balance Delay, dan Smoothing Index.line efficiency adalah
rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang tersedia. Susatu lintasan akan
mencapai keseimbangan apabila setiap stasiun kerja mempunyai waktu yang sama.balance
delay adalah rasio antara waktu idle dalam lintasan perakitan dengan waktu yang tersdia.
Smoothing Indeks adalah kelancaraan relati dari penyeimbang lintasan perakitan tertentu.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sistem produksi yang berjalan sekaran PT. Cakrwala
Industri hanya mampu mencapai Line Efficiency sebesar 72,86 %, Balance Delay sebesar
33,3 %, dan Smoothing Indeks sebesar 14,45 %.

Você também pode gostar