Você está na página 1de 143

SAMBUTAN

SEKRETARIS JENDERAL PUPR

PADA
PRA PENELITIAN DAN REVIU RKA-K/L
KEMENTERIAN PUPR TAHUN 2018
Palembang, 4 Oktober 2017

Yang saya hormati:


1. Para Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan
Kementerian PUPR atau yang mewakili;
2. Para Kepala Balai Besar, Kepala Balai dan Kepala
Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian PUPR;
serta
3. Peserta Penelitian dan Reviu RKA-K/L TA. 2018 yang
berbahagia.

1
Assalamu'alaikum Wr. Wb.,
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita
semua,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya pada hari ini kita bersama dapat
menghadiri kegiatan “Pra Penelitian dan Reviu RKA-K/L
Alokasi Anggaran TA. 2018 di Lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat”.

Bapak, Ibu dan hadirin sekalian,


Saat ini kita telah memasuki tahun ketiga Periode
Pembangunan Nasional 2015-2019, sesuai dengan
arahan Bapak Presiden Joko Widodo dalam Sidang
Kabinet Paripurna pada 4 April 2017 lalu bahwa seluruh
program infrastruktur Prioritas Nasional harus
diselesaikan pada tahun 2018 sehingga Indonesia
memiliki fondasi yang kuat, bukan saja untuk
meningkatkan daya saing, tapi juga untuk
meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi.
2
Belanja K/L Tahun 2018 disusun dengan mengacu pada
kebutuhan pendanaan untuk menjalankan program-
program pembangunan Pemerintah sebagaimana
dijabarkan dalam RKP 2018 yang mengusung tema
"Memacu Investasi dan Infrastuktur untuk
Pertumbuhan dan Pemerataan". Tahun Anggaran 2018
merupakan tahun politik, diharapkan belanja
Kementerian PUPR dapat difokuskan pada Kegiatan
yang bermanfaat besar bagi pemerataan kesejahteraan
masyarakat.

Para Peserta yang saya hormati,


Kinerja Pengelolaan Anggaran Kementerian PUPR
dievaluasi oleh beberapa instansi yang berwenang,
seperti BPK dan Ditjen Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan. BPK memberikan penilaian terhadap
Laporan Keuangan Kementerian PUPR TA 2016 dengan
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), hal ini
membuktikan bahwa pengelolaan keuangan negara
oleh Kementerian PUPR telah sesuai dengan dengan
standar akuntansi pemerintahan, kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem
pengendalian internal.

3
Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan
memberikan penilaian atas Pengelolaan Anggaran.
Penilaian tersebut berdasarkan pada 11 indikator yaitu
Realisasi Anggaran, Kesalahan SPM, Penyampaian Data
Kontrak, Pengelolaan Uang Persediaan, Penyelesaian
Tagihan, Frekuensi Revisi DIPA, Penyampaian LPJ
Bendahara, Retur SP2D, Deviasi Realisasi Terhadap
Perencanaan, Dispensasi SPM dan Perencanaan Kas.

Untuk mencapai Kinerja Pengelolaan Anggaran yang


baik diawali dengan Proses Penyusunan Perencanaan
Penganggaran yang optimal. Penelitian dan Reviu RKa-
K/L diharapkan dapat memastikan penerapan kaidah-
kaidah penganggaran yang baik, penerapan kesesuaian
jenis belanja, penerapan Bagan Akun Standar yang
tepat, sumber pendanaan serta standar biaya untuk
mencapai target-target Output Prioritas Kementerian
PUPR. Sehingga dengan perencanaan yang baik
tersebut dapat meningkatkan outcome yang maksimal
dan mengurangi frekuensi revisi DIPA.

4
Bapak, Ibu yang saya hormati,

Sejalan dengan tema RKP "Memacu Investasi dan


Infrastuktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan",
Pemerintah menjalankan kebijakan belanja K/L tahun
2018 antara lain:

1. Menjaga kesejahteraan aparatur Pemerintah dalam


rangka efisiensi dan efektifitas birokrasi serta
peningkatan kualitas pelayanan publik;
2. Melanjutkan efisiensi belanja barang antara lain
melalui reviu belanja barang melalui berbasis
realisasi 2016, penghematan perjalanan dinas, paket
meeting, honor tim dan belanja bahan;
3. Meningkatkan kualitas belanja modal untuk
menstimulasi perekonomian dan efisiensi belanja
pembangunan gedung baru, peralatan dan mesin,
serta kendaraan bermotor;
4. Refocussing anggaran prioritas terkait infrastruktur
terutama untuk kegiatan-kegiatan prioritas yang
terdiri dari Nawacita, Prioritas Nasional, Janji
Presiden, dan Tematik APBN; serta
5. Sinergi pembangunan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
5
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian,

Dapat kami sampaikan bahwa waktu untuk melakukan


Penyusunan, Penelitian dan Reviu RKA-K/L yang telah
berjalan selama ini sangat terbatas, hanya diberi waktu
selama kurang lebih 1 (satu) minggu sejak
diterbitkannya Alokasi Anggaran melalui Surat Bersama
Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas.

Mengingat waktu yang terbatas bagi Kementerian PUPR


untuk menyusun Dokumen Anggaran/ RKA-K/L maka
perlu dilaksanakan Kegiatan “Pra Penelitian dan Reviu
RKA-K/L TA.2018” ini. Diharapkan Kegiatan “Pra
Penelitian dan Reviu RKA-K/L TA.2018” ini dapat
menghasilkan perencanaan penganggaran
Kementerian PUPR TA.2018 yang berkualitas atas
Pengelolaan Anggaran.

6
Bapak, Ibu yang saya hormati,

Akhir kata, dengan mengucapkan:


Bismillahirrahmanirrahim,
Kegiatan “Pra Penelitian dan Reviu RKA-K/L Alokasi
Anggaran TA. 2018 di Lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Peumahan Rakyat” secara resmi
saya buka. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
petunjuk, meridhoi dan melancarkan usaha kita
bersama dalam mewujudkan infrastruktur yang andal
dan memadai, demi mewujudkan Indonesia yang lebih
sejahtera. Selamat bekerja!

Wabillahi taufik walhidayah,


Wassalamu’alaikum, wr. wb.
Palembang, 4 Oktober 2017
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN PUPR

PROF. ANITA FIRMANTI

7
KEBIJAKAN PENYUSUNAN
PROGRAM DAN ANGGARAN TA.2018
KEMENTERIAN PUPR

Palembang, 4 Oktober 2017

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PUPR TAHUN 2018
POKOK-POKOK
TEMA KEBIJAKAN BELANJA 2018
RKP 2018 1
Belanja Barang
“MEMACU INVESTASI a. Belanja Barang Operasional maksimal sama
DAN INFRASTRUKTUR dengan realisasi Belanja Barang Operasional
UNTUK PERTUMBUHAN TA 2016 atau Pagu 2017 apabila lebih rendah.
b. Penajaman untuk Belanja Barang yang
DAN PEMERATAAN” diserahkan kepada Masyarakat atau Pemda.

1. Meningkatkan daya saing dan


mempercepat pertumbuhan ekonomi 2 Belanja Modal
2. Pemerataan ekonomi yang a. Meningkatkan alokasi belanja modal yang lebih
berkeadilan produktif melalui alokasi belanja untuk
3. Memperbesar Belanja Modal membiayai kegiatan prioritas atau proyek
prioritas.
4. Membatasi Belanja Barang maksimum b. Membatasi Belanja Modal untuk peralatan
sebesar realisasi belanja TA 2016 mesin, kendaraan bermotor, dan pembangunan
5. Menyelesaikan infrastruktur prioritas gedung baru.
nasional c. Mendorong belanja modal yang lebih produktif
untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
konektivitas

3 Realokasi penghematan Belanja Barang untuk


belanja produktif termasuk menambah volume
output kegiatan prioritas atau proyek prioritas.
2
SEMBILAN ARAHAN PRESIDEN RI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Pada Sidang Kabinet Paripurna 4 April 2017, Presiden RI Joko Widodo memberikan 9 (sembilan) arahan terkait Rencana
APBN 2018 yang diestimasi mencapai Rp 2.200 triliun sebagai berikut:

1. Program Infrastruktur Prioritas Nasional 6. Belanja Pertanian Diarahkan kepada Pengembangan


Seluruh program prioritas nasional yang telah dicanangkan dan sedang Tanaman Hortikultura dan Pembangunan Saranan Irigasi
dikerjakan saat ini harus dapat diselesaikan pada tahun 2018 sehingga Pembangunan infrastruktur irigasi harus sesuai dengan pengadaan
percepatan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. sawah yang ada. Selain itu, subsidi pupuk juga harus dipastikan
tepat sasaran.

2. Alokasi Anggaran untuk Sektor Pendidikan dan Kesehatan


7. Pemerintah Daerah untuk Mengantisipasi Perubahan Dana
Pemerintah akan membentuk dana abadi pendidikan (Sovereign
Alokasi Umum (DAU)
Wealth Fund untuk pendidikan) untuk mengelola dana investasi
pendidikan bagi generasi yang akan datang. Pemerintah akan mulai menggunakan formula dinamis sesuai dengan
jumlah pendapatan untuk menentukan besaran DAU yang diberikan.

3. Penetapan Nilai Maksimal bagi Belanja Barang


8. Dana Alokasi Khusus Digunakan untuk Mengatasi
Realisasi belanja tahun anggaran 2016 adalah nilai maksimum bagi Kesenjangan Ketersediaan Layanan Publik di Daerah *)
belanja barang Kementerian dan Lembaga pada tahun anggaran 2018.
Kesenjangan ketersediaan layanan publik di daerah diatasi dengan
cara sinkronisasi program antar daerah dan antar sumber
4. Subsidi yang Diberikan oleh Pemerintah Benar-Benar Tepat pendanaan.
Sasaran dan Efisien
Seluruh subsidi pemerintah hanya ditujukan untuk 40% lapisan
masyarakat ekonomi terbawah. 9. Dana Desa
Dengan meningkatnya dana desa, efektivitas pelaksanaan dana desa
perlu terus dipantau. Dana desa diprioritaskan untuk peningkatan
5. Program Keluarga Harapan (PKH) Harus Terus Dikawal produktivitas dalam rangka mengurangi kemiskinan, memperbaiki
infrastruktur, dan penciptaan lapangan pekerjaan di desa.
Sebagai salah satu program yang efektif mengurangi kemiskinan, PKH
perlu didampingi dan dikawal. Sasaran PKH agar ditingkatkan dari
semula 6 juta keluarga menjadi 10 juta keluarga. *) Kementerian PUPR menetapkan kriteria teknis
ARAHAN MENTERI PUPR
PENAJAMAN PROGRAM 2018
Kepada seluruh Pejabat Eselon I agar melakukan……:

1. Evaluasi Capaian RPJMN 2015 - 2019


Kawal Program/Kegiatan yang sudah sesuai target; Selesaikan
Program/Kegiatan yang menjadi prioritas; dan Kurangi
Program/Kegiatan yang tidak mungkin tercapai.

2. Penajaman Program
a. Sesuai dengan Prioritas Nasional, Kewenangan Pusat dan
memiliki Readiness Criteria (Feasibility Study, LARAP, DED,
Komitmen Pemda); 4. Peningkatan Tata Kelola
b. Sesuai NAWACITA dan RPJMN, Program Strategis Nasional,
RENSTRA PUPR, Direktif Presiden/Wapres, Masukan DPR a. Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
dalam Rapat Kerja/RDP/Kunjungan Kerja, dan Arahan b. Code of Ethic dan Code of Conduct
Menteri PUPR; c. Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan
c. Sumber dana SBSN yang merupakan hutang dalam negeri, d. Manajemen Aset
diutamakan untuk mendukung Program dan Kegiatan e. Mendorong tumbuhnya Industri Konstruksi, serta
Prioritas; meningkatkan partisipasi dan penguatan Usaha Kecil –
Menengah dan Lokal.
d. Membangun komunikasi dan Kemitraan yang Baik dan
Produktif dengan DPR, K/L, Pemda, Media dan Stakeholders
lainnya.
5. Bekerja dengan Ritme Rock & Roll, jauh
Lebih Keras, Lebih Cepat dan Lebih Baik.
3. Percepatan Lelang Awal TA 2018
a. Readiness Criteria termasuk Sertifikasi Desain
b. Kesiapan Pokja ULP
6. Penyebarluasan informasi Program dan
c. Proses yang Akuntabel dan Pruden (No Conflict of Interest & Capaian Kementerian PUPR kepada
No Intervention) publik
PENDEKATAN DAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
TAHUN 2018

1 2
PEMBANGUNAN PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG SUDAH
BERBASIS WILAYAH COMMITTED (MYC DAN PHLN), ROUNDING-
UP, PENYELESAIAN ASIAN GAMES XVIII, &
DUKUNGAN PENYELENGGARAAN ANNUAL
MEETING IMF-WB

3 DIREKTIF PRESIDEN/ WAKIL


PRESIDEN, HASIL RAPAT 4
TERBATAS, SERTA MASUKAN
DPR DALAM RAPAT KERJA PEMBANGUNAN JALAN TOL, PEMBANGUNAN
DAN KUNJUNGAN JALAN PERBATASAN & TRANS PAPUA,
KERJA/SPESIFIK PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN
(Penataan Kawasan PLBN/PIP & Rumah
Khusus)

5
6
PEMBANGUNAN BENDUNGAN PROGRAM KERAKYATAN
BARU, PENYELESAIAN (PISEW, PAMSIMAS, SANIMAS, P3TGAI,
PEMBANGUNAN BENDUNGAN Rumah Swadaya, Kredit Rumah MBR,
LANJUTAN & IRIGASI Jembatan Gantung)

5
TARGET PRIORITAS
PAGU
PAGU ANGGARAN TA 2018 ANGGARAN
Rp
SEKTOR JALAN 106,911 T
865 km 46.441 km
Pembangunan
jalan Preservasi Jalan
4.193 liter/detik SEKTOR
Pembangunan SPAM CIPTA KARYA
9.292 m 1.043 m
Pembangunan Pembangunan 1.991 ha
jembatan flyover/underpass/terowongan Penanganan Inf. Kawasan 860.836 KK
Permukiman Kumuh Pengolahan Air Limbah
Perkotaan
25 km 494.386 m
Pembangunan jalan tol Preservasi jembatan
1.300 ha 882.403 KK
(pemerintah) Penanganan Inf. Kawasan Pelayanan Sistem
Permukiman Perdesaan, Persampahan
Perbatasan, dan Rawan Bencana

47 54.000 ha 16
Bendungan (11 Pembangunan
Pembangunan jaringan
baru, 36 on-going)
irigasi baru Pengendali
Lahar/Sedimen
SEKTOR PERUMAHAN
106 km
SEKTOR Pembangunan 160.000 ha 54 13.405 unit 27.500 unit
SUMBER sarana &
prasarana
Rehabilitasi jaringan
irigasi
Pembangunan
Embung
Rumah Susun PSU Perumahan

DAYA pengendali
banjir
AIR 180.000 unit 3.800 unit
4,5 m3/detik Rumah Swadaya Rumah Khusus
11 km Pembangunan/ peningkatan sarana
Pembangunan dan & prasarana pengelolaan air baku
peningkatan sarana &
prasarana pengamanan
pantai 40 juta m3 lumpur slurry
Pengaliran lumpur ke Kali Porong

6
KRONOLOGIS ANGGARAN TA 2018

106,43 106,91
triliun triliun *)
Kesimpulan Raker DPR SB MENTERI PPN/
7 Juni 2017 dan RDP KA BAPPENAS &
Komisi V DPR MENTERI KEUANGAN
11 – 18 Juli 2017 Tanggal 8 Agustus 2017

106,41
triliun
SB Menteri PPN/
KaBappenas dan
Menteri Keuangan
Tanggal 25 Juli 2017

*) Tambahan Rp. 500 Milyar untuk Perumahan PNS dan Masyarakat Lainnya sesuai Surat Bersama Menteri
PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-629/MK.02/2017 dan B.348/M.PPN/D.8/KU.01.01/08/2017
Tanggal 8 Agustus 2017 Hal Pemutakhiran Pagu Anggaran K/L dan Penyelesaian RKA K/L TA. 2018.

7
KRONOLOGIS PAGU ANGGARAN TA. 2018
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dalam Ribu Rupiah

KESIMPULAN SB MENTERI PPN/ KA BAPPENAS & SB MENTERI PPN/ KA BAPPENAS &


RAKER/RDP MENTERI KEUANGAN MENTERI KEUANGAN
KOMISI V DPR RI - Hal Pa gu Angga ra n K/L da n Penyel esa i an RKAKL TA.2018 Ta ngga l 25 Jul i 2017 Hal Pe mutakhi ra n Pagu Angga ra n K/L da n Penyel esa i an
RKAKL TA.2018 Ta ngga l 8 Agus tus 2017
KEMENTERIAN
No UNIT/PROGRAM
PUPR PENYESUAIAN
RKAKL dan RKP TA.2018
Tanggal 7 Juni da n
HASIL
RUPIAH HASIL PENYESUAIAN PENJELASAN
11-18 Jul i 2017 PEMUTAKHIRAN
MURNI PNBP BLU PLN
PENDAMPING

TOTAL KEMENTERIAN PUPR 106,435,742,016 (26,270,312) (703,029) 2,548,193 433 106,411,317,301 106,911,317,301

01 SEKRETARIAT JENDERAL 600,000,000 - 3 - - 600,000,003 600,000,003


Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas
301,104,190 3 301,104,193 301,104,193
Teknis Lainnya Kementerian PUPR
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
298,895,810 298,895,810 298,895,810
Kementerian PUPR
02 INSPEKTORAT JENDERAL
(Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas 104,974,960 104,974,960 104,974,960
Aparatur Kementerian PUPR)
03 DITJEN BINA MARGA
41,398,769,960 (703,030) 41,398,066,930 41,398,066,930
(Program Penyelenggaraan Jalan)
04 DITJEN CIPTA KARYA
(Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur 15,935,472,895 (26,270,312) (2) 15,909,202,581 15,909,202,581
Permukiman)
05 DITJEN SUMBER DAYA AIR 37,309,551,118 - - - 433 37,309,551,551 37,309,551,551
Program Pengelolaan Sumber Daya Air 36,903,453,093 433 36,903,453,526 36,903,453,526
Program Pengendalian Lumpur Sidoarjo 406,098,025 406,098,025 406,098,025
Tambahan Rp 500 M
DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN
06 9,133,756,042 9,133,756,042 9,633,756,042 untuk Perumahan PNS
(Program Pengembangan Perumahan)
dan Masyarakat lainnya
07 DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
259,090,270 2,548,193 261,638,463 261,638,463
(Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan)
08 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
611,986,939 611,986,939 611,986,939
(Program Penelitian Dan Pengembangan Kementerian PUPR)
09 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
338,716,396 338,716,396 338,716,396
(Program Pembinaan Konstruksi)
10 BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
248,359,063 248,359,063 248,359,063
(Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah)
11 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
495,064,373 495,064,373 495,064,373
(Program Pengembangan Sumber Daya Manusia)
8
SIKLUS PENGANGGARAN TAHUN 2018

PAGU INDIKATIF PAGU ANGGARAN ALOKASI ANGGARAN DIPA Arahan Presiden


Arahan Presiden
Penyusunan
T+1
Multilateral Musren- Trilateral
Meeting bangnas Meeting II NK & RAPBN
Perpres RKP Penelahaan
Pra Bilateral Meeting Bilateral Penelahaan
Koordinasi dg Mitra K/L Meeting RKA-K/L RKA-K/L

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Penyampaian RKA-K/L Pagu Penyampaian RKA-K/L Alokasi Anggaran


Trilateral Penyusunan Anggaran Penelitian dan Reviu RKA-K/L
Meeting Renja K/L Penelitian dan Reviu RKA-K/L
Rakortek 1, 2 Pra Konreg 1, 2, 3, 4 Konreg

9
AGENDA PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUNAN
S/D PENERBITAN RKP & PENETAPAN PAGU ANGGARAN
SURAT MENTERI PAGU INDIKATIF
KEBUTUHAN PUPR TA.2018 Surat Bersama Menkeu dan Ka. Bappenas Nomor S-398/MK.02/2017
Nomor KU.01.01-Mn/218 Hal dan B.193/M.PPN/D.8/KU.01.01/05/2017 Hal Pagu Indikatif Belanja K/L
Kebutuhan Pendanaan Kementerian dan Rancangan Awal RKP Tahun 2018,
Pagu Indikatif Kementerian PUPR sebesar Rp 106,029 triliun
PUPR TA.2018 sebesar Rp 147,9 triliun
Rakorbangpus
Musrenbangnas
Sidang Penyusunan
Pra Bilateral Kabinet Bilateral Renja K/L
Arahan Presiden Meeting RKP 2018 Meeting
Koordinasi dg Mitra K/L Multilateral
Meeting

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

Rakortek: Trilateral Trilateral Konreg:


1. Wil. Sumatera, Jawa, Bali (21-24 Feb 2017)
2. Wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusra, Pra Konreg: Meeting Meeting II Konsolidasi Pemrograman
1. Wilayah Sumatera (7-9 Mar 2017) dan Pengnggaran hasil
Maluku, Papua (28 Feb - 3 Mar 2017)
2. Wilayah Jawa, Bali, NTB (14-16 Mar 2017) Pra Konreg dengan
Substansi Desk: 3. Wilayah Kalimantan, NTT (21-23 Mar 2017) Musrenbangnas, Trilateral
• Sasaran Prioritas Nasional di masing- 4. Sulawesi, Maluku, Papua (29-31 Mar 2017) Meeting, Perpres dan RKP
masing Provinsi
• Proyek K/L yang mendukung Prioritas Substansi Desk:
Nasional (Kewenangan Pusat) • Isu Strategis (F-ISU)
• Proyek Daerah yang mendukung Prioritas • Rencana Aksi Pencapaian Target Renstra
Nasional (Kewenangan Daerah) 2015-2019 (F-RENSTRA)
• Usulan Proyek Daerah (Kewenangan Pusat • Baseline Program 2018 (F-BASELINE)
dan Kewenangan Daerah) • Stok Program 2018 (F-STOK)
• Usulan Program Bersama 2018 (F-UPB)

10
AGENDA PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUNAN
S/D PENERBITAN DIPA
PAGU ANGGARAN PEMUTAKHIRAN
Surat Bersama Menkeu dan Ka. Bappenas Nomor S ANGGARAN
593/MK.02/2017 dan B.291/M.PPN/D.8/KU.01.01/ Pemutakhiran Pagu Anggaran
07/2017 Hal Pagu Anggaran K/L dan Penyelesainan Kementerian PUPR menjadi sebesar
RKA-K/L TA 2018, Pagu Anggaran Kementerian PUPR Rp 106,911 triliun
sebesar Rp 106,411 triliun

Perpres 79/2017 ALOKASI ANGGARAN DIPA


Tentang RKP Tahun 2018

Penelahaan Arahan Presiden


RKA--K/L
RKA T+1
Penyusunan
Penelahaan NK & RAPBN
RKA--K/L
RKA

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Penyampaian RKA-
RKA-K/L Pagu Anggaran Penyampaian RKA-
RKA-K/L Alokasi Anggaran
Penelitian dan Penelitian dan
Reviu RKA-
RKA-K/L Reviu RKA-
RKA-K/L

Raker - RDP Raker - RDP


Komisi V Komisi V Lelang Dini
(Pembahasan Awal (Pembahasan
RAPBN) RKAKL)

11
JADWAL PENYUSUNAN RKA-K/L TA. 2018
(Jadwal Tentatif)

TAHUN 2017
PENANGGUNG
No URAIAN KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER JAWAB
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 Rapat Kerja Menteri PUPR dan Rapat Dengar Pendapat Unit Organisasi dengan Komisi V DPR-RI Seluruh Unit
Pembahasan RKA-K/L RAPBN TA. 2018 Organisasi
2 Konsolidasi Penyusunan dan Penelitian Awal RKA-K/L Alokasi Anggaran TA. 2018 oleh masing- Seluruh Unit
masing Organisasi
3 Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RUU APBN 2018
Banggar DPR-RI
Pemerintah Pusat dengan Banggar DPR-RI
4 Raker Komisi dengan Kementerian PUPR (Tentatif)
Komisi V DPR-RI
Apabila ada Penyesuaian RKA-K/L sesuai hasil Pembahasan Banggar
5 Pra Penelitian dan Reviu Alokasi Anggaran TA. 2018 oleh
Tim Kementerian PUPR, untuk Satuan Kerja:
a Pusat, Balai Besar, Balai, dan Satker/NVT Pusat dan Wilayah P. Sumatera Sekretariat Jenderal
(Palembang, 4-6 Oktober 2017) - 239 Satker dan
b Balai Besar, Balai, dan Satker/NVT di Wilayah P. Jawa, Bali, dan Kalimantan Inspektorat Jenderal
(Pontianak, 11-13 Oktober 2017) - 229 Satker Kementerian PUPR
c Balai Besar, Balai, dan Satker/NVT di Wilayah P. Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
(Kendari, 17-19 Oktober 2017) - 205 Satker
6 Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan Gubernur BI
DPR-RI

7 Penetapan Alokasi Anggaran oleh Menteri Keuangan Kementerian


Keuangan
8 Rapat Kerja/RDP antara Kementerian PUPR dengan Komisi V DPR RI
DPR-RI

9 Finalisasi Penyusunan dan Penelitian/Reviu RKA-K/L pada Unit Organisasi dan Satker yang Setjen dan Itjen
mengalami perubahan - Jakarta Kementerian PUPR
10 Persetujuan Komisi V DPR-RI terhadap APBN Kementerian PUPR TA 2018 (Fungsi dan Program) Sekretariat Jenderal
Kementerian PUPR
11 Penelaahan RKA-K/L Alokasi Anggaran TA 2018 (Tentatif) Kemenkeu dan
Bappenas

Materi Pra Penelitian dan Reviu RKA-K/L oleh Tim Kementerian PUPR
1. Kelengkapan Dokumen (Surat Pengantar RKA-K/L oleh Eselon I, Kertas Kerja RKA-K/L, TOR, RAB, dan Gender Budget Statement)
2. Kesesuaian Dokumen RKA-K/L dengan Ketentuan dan Kebijakan Penganggaran (Kebijakan RKP 2018, SBM, SBK, dan Pokok-pokok Kebijakan Belanja K/L Tahun 2018)
3. Budget Tagging kegiatan Prioritas (Prioritas Nasional, Perpres/Inpres, dan Tematik)
4. Kesesuaian dengan Arahan Pimpinan Nasional
12
5. Penerapan Kaidah Penganggaran (Bagan Akun Standar, Jenis Belanja, Kesesuaian Output, dan Kodefikasi Anggaran)
POTRET MULTI YEARS CONTRACT
(MYC), ARAHAN SBSN dan PROGRES
LELANG
REKAPITULASI ALOKASI ANGGARAN MYC
KEMENTERIAN PUPR

dalam juta rupiah

Alokasi
No Unit Organisasi
TA. 2017 %* TA.2018 %*
1 Ditjen Sumber Daya Air 16.888.813,33 52,9 25.774.796,51 71,7

2 Ditjen Bina Marga 9.531.272,31 23,8 5.838.112,93 14,6

3 Ditjen Cipta Karya 4.206.745,31 27,3 2.253.570,33 14,6

4 Ditjen Penyediaan Perumahan 2.275.358,00 28,1 1.718.486,00 18,2

5 BPIW 45.148,23 21,6 61.982,11 29,5


*) Persentase Alokasi MYC terhadap Pagu Total Unit Organisasi setelah dikurangi Belanja Wajib

1. Paket Pekerjaan MYC perlu diantisipasi sejak tahap awal Perencanaan (n-1) dengan baik.
Merencanakan jumlah Pagu MYC yang akan dialokasikan secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan Pendanaan Prioritas lainnya.
2. Pagu MYC total harus sudah terinfomasi dari awal sebelum dilakukan lelang dini
14
KORIDOR PEMANFATAAN
SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN) TA. 2018
1. Memenuhi cakupan dan persyaratan dalam PP No. 56 tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek
Melalui Penerbitan SBSN, meliputi:
a. pembangunan infrastruktur,
b. penyediaan pelayanan umum,
c. pemberdayaan industri dalam negeri, dan/atau
d. pembangunan lain sesuai kebijakan Pemerintah
2. Merupakan proyek strategis dan prioritas bagi K/L dalam rangka pencapaian sasaran
pembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019.
3. Untuk proyek multiyears, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Rencana penyerapan proyek sampai dengan selesai
b. Memastikan alokasi yang akan diserap pada tahun 2018
4. Memiliki tingkat kesiapan proyek yang tinggi dan dapat dijalankan pada awal tahun 2018 yang
meliputi antara lain:
a. Ketersediaan lahan/tanah (termasuk penghapusan gedung/bangunan yang ada pada lokasi
proyek)
b. Ketersediaan dokumen perencanaan (seperti Dokumen Studi Kelayakan Proyek atau Detail
Engineering Design/DED jika memungkinkan)
5. Dapat dikerjakan dengan teknologi dalam negeri.
6. Kementerian/Lembaga memiliki kemampuan untuk melaksanakan (untuk proyek yang memiliki15
ketersebaran luas dan mempertimbangkan pelaksanaan proyek pada TA. 2018). 15
PEMANFAATAN DANA YANG BERSUMBER DARI
SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN)
Pemanfaatan SBSN oleh Kementerian PUPR dalam juta rupiah

Alokasi
No Unit Organisasi TA. 2017 TA.2018
Pagu Realisasi Rencana
1 Ditjen Sumber Daya Air 2.724.608,47 1.370.599,80 5.280.000,00

2 Ditjen Bina Marga 5.812.283,22 2.460.039,08 7.500.000,00

Total 8.536.891,69 3.830.638,88 12.780.000,00

• Paket Pekerjaan yang dibiayai melalui SBSN memiliki kepastian yang tinggi akan keberlanjutan
pendanaan.
• Namun dalam pelaksanaan proyek harus sesuai dengan jadwal dan mengikuti kebijakan yang
ketat karena akan terdapat konsekuensi pembayaran bunga (%) oleh Negara apabila
pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan.
16
REKAPITULASI TINDAK LANJUT PAKET PROSES DAN BELUM LELANG TA. 2017
S TAT U S : 0 2 O k t o b e r 2 0 1 7 ; P U K U L 0 8 . 0 0 W I B

TINJAK LANJUT PROSES LELANG TINJAK LANJUT BELUM LELANG


PROSES LELANG BELUM LELANG
LANJUT TIDAK LANJUT LANJUT TIDAK LANJUT
NO SATMINKAL
PAGU PAGU PAGU PAGU PAGU PAGU
KPA PKT PKT PKT KPA PKT PKT PKT
(Rp Ribu) (Rp Ribu) (Rp Ribu) (Rp Ribu) (Rp Ribu) (Rp Ribu)
1 SETJEN 3 6 5.190.000 6 5.190.000 0 0 1 5 490.000 5 490.000 0 0
2 DITJEN SDA 66 209 1.163.784.883 197 1.104.770.950 12 59.013.933 66 168 324.307.476 79 130.347.430 89 193.960.046
3 DITJEN BM 54 96 902.541.175 94 901.147.175 2 1.394.000 22 31 171.523.350 23 140.042.916 8 31.480.434
4 DITJEN CK 24 95 612.634.635 92 586.291.729 3 26.342.906 2 3 29.000.000 2 28.500.000 1 500.000
5 DITJEN PnP 17 74 88.129.056 70 84.975.019 4 3.154.037 9 18 14.443.656 18 14.443.656 0 0
6 DITJEN BK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 DITJEN PbP 1 2 2.300.000 2 2.300.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 ITJEN 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2.409.910 3 2.409.910 0 0
9 BPIW 0 0 0 0 0 0 0 1 1 500.000 1 500.000 0 0
10 BALITBANG 2 2 19.854.188 2 19.854.188 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 BPSDM 0 0 0 0 0 0 0 5 9 480.682 9 480.682 0 0
TOTAL 167 484 2.794.433.937 463 2.704.529.061 21 89.904.876 107 238 543.155.074 140 317.214.594 98 225.940.480

17
KEBIJAKAN BELANJA DAN
PENYUSUNAN RKA-K/L TA 2018
POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA 2018

1. Evaluasi Belanja Barang berdasarkan realisasi Belanja Barang tahun 2016.


a. Belanja Barang Operasional maksimal sama dengan realisasi Belanja Barang
Operasional TA. 2016 atau Pagu 2017 apabila lebih rendah.
b. Penajaman Belanja Barang yang Diserahkan Kepada Masyarakat atau Pemda.
2. Realokasi penghematan Belanja Barang untuk belanja produktif termasuk
menambah volume output kegiatan prioritas atau proyek prioritas.
3. Perbaikan kualitas Belanja Modal melalui:
a. Meningkatkan alokasi belanja modal yang lebih produktif melalui alokasi belanja
untuk membiayai kegiatan prioritas atau proyek prioritas.
b. Membatasi Belanja Modal untuk peralatan mesin, kendaraan bermotor, dan
pembangunan gedung baru.
c. Mendorong belanja modal yang lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas
produksi dan konektivitas
1919
PENYUSUNAN RKA-K/L (1/6)

Berdasarkan
Alokasi Anggaran K/L
2
1 Eselon I
Satker • Menghimpun KK Satker dan RKA Satker dlm lingkup unit
• Mengidentifikasi & meneliti perubahan eselon I berkenaan yg telah disesuaikan;
belanja sesuai dgn alokasi anggaran; • Menyesuaikan RKA-K/L unit Es. I berdasarkan KK Satker &
• Melakukan penyesuaian pd KK Satker & RKA Satker melalui aplikasi RKA-K/L-DIPA;
• Memvalidasi kinerja dan anggaran program;
RKA Satker sesuai dgn alokasi anggaran • Meneliti & menyaring relevansi komponen dgn output;
(jika berubah); • Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data
• Mencetak & Menyampaikan KK Satker & dukung kpd Biro Perencanaan dan API K/L untuk diteliti.
RKA Satker beserta data dukung kpd Esl. I II.
Surat Pengantar Eselon I, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, Daftar
KK Satker, RKA Satker & Data Dukung Rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA-k/L Eselon I, RKA Satker, KK
Satker, TOR/RAB beserta data/dokumen pendukung.

4 3
APIP K/L Unit Perencanaan K/L
Reviu RKA-K/L difokuskan pada: 1. Meneliti RKA-K/L & dokumen pendukung yg
1. Kelayakan Anggaran utk menghasilkan mengalami perubahan/penyesuaian.
sebuah Keluaran; 2. Menghimpun RKA-K/L unit eselon I dan
2. kepatuhan dlm penerapan kaidah-kaidah dokumen pendukung lainnya;
perencanaan; 3. Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen
3. kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L; penelaahan lainnya kepada Komisi terkait
4. rincian anggaran yg digunakan utk DPR utk mendapat persetujuan.
mendanai inisiatif baru dan/atau rincian
anggaran angka dasar yg mengalami Surat Pengantar RKA-K/L, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I,
perubahan pd level komponen. Persetujuan RKA-K/L oleh DPR, RKA-K/L Eselon I, Daftar rincian
Alokasi Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK RKA-K/L.
20
PENYUSUNAN RKA-K/L (2/6)

HAL-HAL YANG HARUS DIALOKASIKAN

No. URAIAN

1 Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional satker yang sifatnya mendasar, yaitu untuk
pembayaran gaji dan tunjangan (komponen 001) serta untuk operasional dan pemeliharaan kantor
(komponen 002). Pengalokasiannya dalam output Layanan Perkantoran;
2 Kebutuhan anggaran dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi satuan kerja. Pengalokasiannya
dalam output teknis;
3 Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannya bersumber dari pinjaman
dan hibah luar negeri (apabila ada);
4 Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak (apabila ada);

5 Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional, prioritas
pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan daerah yang tercantum dalam RKP (apabila
ada);
6 Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan yang sesuai dengan peraturan
perundangan (apabila ada). 2121
PENYUSUNAN RKA-K/L (3/6)
HAL-HAL YANG HARUS DIBATASI

No. URAIAN
1 Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi pada
hal-hal yang sangat penting dan dilakukan sesederhana mungkin.
2 Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang untuk pelaksanaan tugas dan fungsi satker (antara lain:
mess, wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan).
a. Untuk gedung yang bersifat pelayanan umum khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, penegakan hukum, dan
gedung/ bangunan khusus dalam bidang ilmu pengetahuan, serta penanggulangan narkotika (antara lain: laboratorium),
dikecualikan dari ketentuan ini.
b. Jika dimungkinkan, rencana untuk pembangunan gedung baru agar ditunda/tidak dianggarkan dulu. Gedung kantor yang
sudah ada agar dimanfaatkan secara optimal.
3 Pengadaan kendaraan bermotor dibatasi, kecuali:
a. Kendaraan fungsional,seperti: Ambulan, Cell wagon, dan Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan;
b. Pengadaan kendaraan bermotor untuk:
 Satker baru yang sudah ada ketetapan/persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
dan/atau peraturan perundang-undangan pembentukan satker baru tersebut, atau
 Satker yang mendapat penambahan tugas/atau fungsi. (Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai dengan dana
yang tersedia).
 Penggantian kendaraan operasional yang benar-benar rusak berat sehingga secara teknis tidak dapat dimanfaatkan
lagi.
c. Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai dapat dialokasikan secara sangat selektif.
d. Dalam rangka efisiensi biaya pemeliharaan kendaraan bermotor, K/L dapat menyewa kendaraan untuk keperluan dinas
atau operasional. 22 22
PENYUSUNAN RKA-K/L (4/6)

PENGALOKASIAN ANGGARAN PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA

No. URAIAN
1 Dasar perhitungan alokasi anggarannya dalam RKA-K/L Untuk pekerjaan
pembangunan (baru) bangunan/gedung negara atau pekerjaan renovasi
bangunan/gedung negara yang berlokasi di dalam negeri, dasar alokasinya adalah
perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau
yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Dinas
Pekerjaan Umum setempat;
2 Dalam hal satker mengusulkan pembangunan/renovasi bangunan/ gedung, besaran
volumenya harus mendapatkan persetujuan pejabat eselon I.

3 Sehubungan dengan masih berlakunya kebijakan Pemerintah terkait dengan


moratorium bagi pembangunan gedung kantor, untuk K/L yang memerlukan gedung
kantor agar berkoordinasi dengan Ditjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
23
PENYUSUNAN RKA-K/L (5/6)

KETENTUAN PENGGANTIAN KENDARAAN DINAS


Untuk kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi atau yang memerlukan biaya
pemeliharaan yang tinggi dapat dilakukan penggantian dengan ketentuan bahwa pengadaan kendaraan yang
merupakan penggantian kendaraan harus sama jenis (misal: kendaraan roda dua, kendaraan roda empat) dan
fungsinya (misal: kendaraan operasional, mobil dinas pejabat) dengan kendaraan yang digantikan.

Alokasinya dapat dimasukkan ke dalam RKA-K/L dengan syarat:

1. K/L telah menyampaikan perencanaan kebutuhan BMN ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian
Keuangan sesuai dengan Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK)-nya (untuk K/L yang sudah
diwajibkan menyusun SBSK);

2. Untuk kendaraan bermotor yang tidak ada SBSK-nya, kondisi kendaraan bermotor dikategorikan rusak berat
dalam laporan penatausahaan BMN (SIMAK-BMN).

Catatan:
Pengalokasian anggaran untuk penggantian kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi
atau yang memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi dalam RKA-K/L dilakukan tanpa menunggu selesainya
proses penghapusan/lelang kendaraan dinas yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi (dapat dilakukan
bersamaan). 24
PENYUSUNAN RKA-K/L (6/6)
PENANDAAN ANGGARAN (BUDGET TAGGING)

1. Proses Penandaan Anggaran (Budget Tagging) dilakukan oleh Unit Eselon I untuk
setiap Output/Keluaran pada Kegiatan;
2. Penandaan Anggaran (Budget Tagging) dilakukan berbarengan dengan penyusunan
informasi kinerja dalam Renja K/L;
3. Penandaan anggaran yang dilakukan adalah Nawa Cita, Prioritas, Janji Presiden, dan
Tematik APBN (Detail kategori Penandaan Anggaran dapat dilihat pada Lampiran I
PMK Nomor 94 Tahun 2017 Juksunlah RKA-K/L);
4. Untuk setiap Keluaran/Output dapat memiliki lebih dari satu Penandaan Anggaran
(Budget Tagging) sesuai dengan kondisi output tersebut;
5. Setiap Unit Eselon I diminta menyampaikan Tabel Rekap Penandaan Anggaran, yang
akan menjadi bahan penelaahan.

25
25
TERIMA KASIH
ARAHAN TEKNIS
PRA PENELITIAN DAN REVIU RKA-
K/L ALOKASI ANGGARAN TA 2018

1
TEKNIS ACARA PENELITIAN DAN REVIU

1. Arahan dan Kebijakan


Pleno 2. Narasumber: Kem. Keuangan, Inspektorat Jenderal, Biro PAKLN

Pemaparan Rencana Kegiatan di masing-masing Desk


Desk • SDA dan BM : Balai
• CK : Randal Provinsi
Pemaparan • PnP : SNVT Perumahan Provinsi
• Satker Pusat : Eselon II Program

1. Melakukan Penelitian dan Reviu


Desk 2. Menyampaikan ADK RKAKL (backup RKAKL “Z”
Penelitian contoh: z01_03301_00_000000_0.18 )
3. Data Dukung Penelitian dan reviu sesuai PMK No 94 tahun
dan Reviu 2017 Juksunlan RKAKL
4. Penelitian dan Reviu dilakukan secara pararel (20-30 menit)
2
RUANGAN DESK
(Palembang)

NO NAMA RUANGAN DESK

1 Semeru 1 (Lt. 3) Ditjen Cipta Karya

2 Semeru 2 (Lt. 3) Ditjen Bina Marga

3 Semeru 3 (Lt. 3) Ditjen Penyediaan Perumahan

4 Rinjani 1(Lt. 3) Ditjen Sumber Daya Air

Pusat
1. Pusat 1 (Itjen, BPSDM, Balitbang)
5 Kerinci 1 (Lt. 3)
2. Pusat 2 (BM, SDA, PbP)
3. Pusat 3 (CK, BPIW, PnP, Setjen)
6 Bisnis Center (Lt. 3) Sekeretariat

3
LAYOUT DESK PENELITIAN DAN REVIU
(Palembang)

Kapasitas Desk 60 kursi


- Itjen : 10
- Biro PAKLN : 5
- Biro Keu :1
- Biro Kepeg : 1
- Es 2 Prog :2
- Satker : 41

: Satker

: Peneliti/Pereviu

4
TIM PENELITI
(Palembang)

Desk Desk Desk


Desk Desk Desk Desk Pusat I Pusat II Pusat III
TIM Ket
SDA BM CK PnP (Balitbang, (BM, SDA, (CK, BPIW,
BPSDM, Itjen) PbP) PnP Setjen)

9 Balai 5 Balai 10 Randal 10 SNVT 3 Unit Eselon II 3 Unit Eselon II 4 Unit Eselon II Paparan

Penelitian dan
41 Satker 37 Satker 50 Satker 10 Satker 62 Satker 31 Satker 44 Satker
Reviu

Kepala Bagian Administrasi Penganggaran Koordinator

1 M Arifin Ee Fitri Dodi P Faishol Hendra Grace Mamang Ketua

2 Nover Arief Fajar Khoeruddin Hidemiwan Ahmad Rizki Anggota

3 Holan Robi Tegar Rizal Lina Slamet Glen Anggota

4 Fadhliansyah Ristia Fahmi Anggota

Staf Unor Staf Unor Staf Unor Staf Unor Staf Unor Staf Unor Staf Unor Anggota

Ket: - Petugas peneliti melakukan penelitian satker secara pararel


- Petugas Desk harus membawa Laptop

5
TIM REVIU APIP
(Palembang)

Tim A Tim B Tim C


Tim 1 Tim 2 Tim 3 Tim 4 Tim 5 Tim 6

Satker Pusat
Satker Pusat CK + PNP Satker Pusat CK,
SDA Sumatera SDA+ BM Sumatera
BM+BLB+BPIW Sumatera PnP, PbP, BPIW
Setjen+Itjen+BK

50 satker 38 satker 47 satker 48 satker 40 satker 45 satker

8 orang 8 orang 8 orang 8 orang 8 orang 8 orang

6
FOKUS PENELITIAN DAN REVIU RKA-K/L
• Fokus Penelitian RKA-K/L:
1. Konsistensi mencantumkan sasaran Kinerja meliputi volume Keluaran dan indikator Kinerja
kegiatan dalam RKA-K/L sesuai dengan sasaran Kinerja dalam Renja K/L dan RKP;
2. Kesesuaian total pagu dalam RKA-K/L sesuai dengan Pagu/Alokasi Anggaran K/L;
3. Kesesuaian rincian sumber dana sesuai dalam Pagu/Alokasi Anggaran K/L;
4. Kepatuhan dan ketepatan dalam penandaan anggaran (Budget Tagging) pada level Keluaran
(Output) Kegiatan sesuai dengan Nawa Cita, Prioritas Nasional, Janji Presiden, dan Tematik APBN;
5. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L, antara lain RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen
pendukung terkait lainnya.
6. Memastiakan Paket-paket MYC, SBSN, Prioritas Nasional dll

• Fokus Reviu RKA-K/L oleh APIP K/L adalah:


1. Kelayakan anggaran untuk menghasilkan sebuah keluaran; yaitu perhitungan besaran
kebutuhan anggaran untuk menghasilkan sebuah keluaran dengan mempertimbangkan satuan
biaya yang paling ekonomis dan spesifikasi yang memadai pada tahap perencanaan;
2. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain SBM, SBK,
dan standar struktur biaya, penggunaan akun, hal-hal yang dibatasi, pengalokasian anggaran
untuk kegiatan PNBP, PHLN, SBSN, BLU, MYC.
3. Kepatuhan dan ketepatan dalam penandaan anggaran pada level Keluaran (Output) Kegiatan
sesuai dengan Nawa Cita, Prioritas Nasional, Janji Presiden, dan Tematik APBN
4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antaralain RKA-K/L Satker, TOR/RAB, dan dokumen
pendukung terkait lainnya. 7
HAL YANG PERLU DISIAPKAN UNIT ESELON I
1. Surat Pengantar RKA-K/L oleh Eselon I sebagai penanggung jawab portofolio (Kepada
Direktur Jenderal Anggaran)
2. Daftar rincian Pagu Anggaran per satker/eselon I (Per Sumber Pendanaan, dan Per
Jenis Belanja)
3. RKA-K/L tingkat Unit Eselon I
a. Formulir 2 - Rencana Anggaran Tingkat Unit Organisasi TA 2018 (ditandatangani
oleh Eselon I/Penanggung Jawab);
b. Formulir 3 - Rencana Anggaran Kegiatan TA 2018 (ditandatangani Pejabat Eselon I).
4. Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satker
5. Kertas Kerja (KK) Satker
6. Rekap Penandaan Anggaran (Budget Tagging)
7. Dokumen Pendukung, antara lain Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (TOR),
Rincian Anggaran Biaya (RAB), dan Gender Budget Statement (GBS)
8. Target dan pagu PNBP (jika ada)
9. ADK RKA-K/L
10. Matriks Pemenuhan Target RKP
11. Draft Catatan Hasil Peneltian (CHP) Awal Unit Eselon I
12. Jumlah Pegawai PNS dan Non PNS per Satker
Sumber : Lampiran III PMK Juksunlah RKAKL 8
DOKUMEN PENELITIAN RKA-K/L
Dokumen-dokumen untuk diteliti oleh Biro Perencanaan, meliputi:

Unit Eselon I:
1. Rencana Kerja K/L (Renja K/L) dan RKP 2018 (Perpres No 79 tahun 2017)
2. Hasil kesepakatan trilateral meeting;
3. Daftar rincian Pagu per satker/eselon I (Pagu Anggaran K/L atau Alokasi
Anggaran K/L);
4. Rekap penandaan anggaran (budget tagging);
5. RKA-K/L unit eselon I (RKA-K/L formulir II/III);
6. Hasil reviu Angka Dasar (baseline) dan hasil pembahasan IB jika ada.

Satker:
1. Kertas Kerja (KK) satker, RKA satker
2. ADK RKA-K/L (Backup RKAKL “z….”);
3. Target dan pagu PNBP jika ada;
4. Dokumen teknis lainnya yang disusun oleh satker seperti RBA BLU,
perhitungan kebutuhan biaya pembangunan renovasi bangunan gedung
negara atau yang sejenis, serta data dukung teknis lainnya.
Sumber : Lampiran IV PMK Juksunlah RKAKL 9
DOKUMEN REVIU RKA-K/L
Dokumen-dokumen untuk direviu oleh APIP, meliputi:
Unit Eselon I:
1. Surat pengantar yang ditandatangani oleh pejabat eselon I
/penanggung jawab portofolio (Kepada Direktur Jenderal Anggaran);
2. Daftar rincian Pagu per satker/eselon I (Pagu Anggaran K/L
atau Alokasi Anggaran K/L);
3. RKA-K/L unit eselon I (RKA-K/L formulir II/III);
4. Rekap Penandaan Anggaran / Budget tagging (pada level Keluaran
(Output) Kegiatan);

Satker:
1. Kertas Kerja (KK) satker, RKA satker
2. ADK RKA-K/L (Backup RKAKL “z….”);
3. Data SIMAK-BMN atau RKBMN Hasil Penelaahan; dan
4. TOR/RAB dan dokumen pendukung terkait lainnya.
Sumber : Lampiran IV PMK Juksunlah RKAKL (233)
10
TEKNIS SUBSTANSI PENELITIAN DAN REVIU RKA-K/L
HASIL
DOKUMEN DOKUMEN
NO TIM TARGET / OBYEK PERIKSA AKSI INDIKATOR PERTANYAAN PANDUAN
PERIKSA MEMENUHI
TIDAK INDIKATOR
MEMENUHI

A. TIM PENELITI

Mendapatkan kesesuaian pagu satker per sumber pendanaan


Melakukan sinkronisasi antara Apakah data RKAKL
Daftar alokasi RPM, PHLN, ADK RKA-K/L Sesuai dengan
dokumen eselon 1 dengan pagu sudah sesuai alokasi
SBSN Satker Dokumen Eselon I
satker persumber dana persumber dananya

Mendapatkan kesesuaian pagu satker per jenis belanja Mendapatkan


Melakukan sinkronisasi antara Apakah sudah dokumen pagu
Daftar alokasi belanja ADK RKA-K/L Sesuai dengan anggaran per satker
dokumen eselon 1 terhadap pagu memperhitungkan gaji 13
pegawai Satker Dokumen Eselon I dari Eselon I (sesuai
satker persumber dana dan 14
Apakah alokasi lebih dengan format
Daftar alokasi belanja Memastikan pagu tidak melebihi ADK RKA-K/L tidak melebihi realisasi lampiran IIIc PMK
besar dari realisasi tahun
barang operasional realisasi tahun 2016 Satker data SPAN tahun 2016 94/PMK.02/2017
2016
Melakukan sinkronisasi antara halaman 220)
Daftar alokasi belanja ADK RKA-K/L kewajaran lebih selektif terhadap hal-
dokumen eselon 1 dengan pagu
barang non operasional Satker pengaanggaran hal yang dibatasi
satker
Melakukan sinkronisasi antara
Daftar alokasi belanja ADK RKA-K/L
dokumen eselon 1 dengan pagu
modal Satker
satker

Memastikan pengalokasian untuk kegiatan MYC, SBSN


Apakah sudah
Melakukan sinkronisasi dengan Sesuai dengan
Daftar paket MYC RKA Satker dialokasikan paket MYC Dokumen usulan MYC
dokumen usulan MYC dokumen usulan MYC
sesuai usulan dan SBSN
1 Biro PAKLN Apakah sudah
Melakukan sinkronisasi dengan Sesuai dengan
Daftar paket SBSN RKA Satker dialokasikan paket SBSN
dokumen usulan SBSN dokumen SBSN
sesuai usulan

Memastikan pengalokasian untuk kegiatan prioritas Rincian proyek


Melakukan sinkronisasi dengan prioritas (sesuai
Daftar Paket prioritas Apakah sudah dengan Lampiran IIIc
dokumen lampiran pagu sesuai dengan data
(lampiran pagu indikatif/ RKA Satker dialokasikan paket paket SB pagu indikatif dan
indikatif/lampiran TM/ Data Eselon paket prioritas
lampiran TM) prioritas rancangan awal RKP)
I

Memeriksa kegiatan kegiatan yang dibatasi


Apakah/ mengapa
Akun belanja barang Melakukan sinkronisasi dengan ADK RKA-K/L tidak melebihi realisasi
alokasi perjalanan
perjalanan dinas realisasi tahun 2016 Satker data SPAN tahun 2016
melebihi realiasai 2016
ADK RKA-K/L
Satker,
Dokumen Apakah ada dokumen Data realisasi SPAN
Akun pengadaan Memeriksa dokumen pendukung tahun 2016
penghapusan memenuhi kreteria penghapusan atau
kendaraan bermotor (penghapusan, satker baru)
/ pembentukan satker baru
pembentukan
satker baru
Apakah/ mengapa
Akun honor output dan Melakukan sinkronisasi dengan ADK RKA-K/L tidak melebihi realisasi
alokasi perjalanan
belanja jasa realisasi tahun 2016 Satker data SPAN tahun 2016
melebihi realiasai 2016

11
TEKNIS SUBSTANSI PENELITIAN DAN REVIU RKA-K/L

HASIL
DOKUMEN DOKUMEN
NO TIM TARGET / OBYEK PERIKSA AKSI INDIKATOR PERTANYAAN PANDUAN
PERIKSA TIDAK INDIKATOR
MEMENUHI
MEMENUHI
Memastikan Penerapan Kaidah Keuangan
Hasil Pembahasan Apakah sudah sesuai
Kesesuaian alokasi PNBP Memastikan alokasi PNBP satker RKA Satker dengan Kementerian dengan hasil Hasil Pembahasan
Biro
2 Keuangan pembahasan PNBP dan PMK BAS
Keuangan
Kesesuaian Penggunaan Memastikan sesuai dengan PMK Sesuai dengan PMK Apakah sudah sesuai
RKA Satker
Akun BAS BAS dengan PMK BAS

Memastikan Kesesuaian Jumlah Pegawai


Daftar Apakah data pegawai
Sesuai dengan data e-
Daftar pegawai PNS Memeriksa daftar pegawai PNS Pegawai sudah sesuai dengan
HRM
Biro Satker EHRM Data EHRM
3
Kepegawaian Apakah ada
Daftar
Memeriksa daftar pegawai non Sesuai dengan data e- penambahan pegawai
Daftar pegawai non PNS Pegawai
PNS 2014-2017 HRM non PNS setelah tahun
Satker
2013

B. TIM REVIU
Memastikan Penerapan Kaidah Perencanaan Penganggaran
Kesesuaian SBM dalam Memeriksa kesesuaian SBM apakah sudah sesuai
RKA Satker PMK SBM
kertas kerja dengan PMK SBM dengan PMK SBM
Kesesuaian SBK dalam Memeriksa kesesuaian SBK dengan apakah sudah sesuai Dokumen Tor, RAB
1 Itjen RKA Satker PMK SBK
kertas kerja PMK SBK dengan PMK SBK dan RKA Satker
Kesesuaian Penggunaan Memeriksa penggunaan akun apakah sudah sesuai
RKA Satker PMK BAS
Akun dalam kertas kerja sesuai dengan PMK BAS dengan PMK BAS
apakah sudah sesuai
TOR dan RAB Memeriksa Tor dan RAB TOR / RAB Kaidah penganggaran
dengan PMK BAS

12
TERIMA KASIH
KE MENT ER IAN KEUA NGAN
DIR EK TO RAT JENDERAL ANGGARAN

POKOK-POKOK
PETUNJUK PENYUSUNAN DAN
PENELAAHAN RKA-KL DAN
PENGESAHAN DIPA

PALEMBANG, OKTOBER 2017


POKOK BAHASAN

SIKLUS PENGANGGARAN

PENYUSUNAN RKA-K/L

KETENTUAN UMUM DALAM PENGALOKASIAN


ANGGARAN

PENELAAHAN RKA-K/L

PENGESAHAN DIPA

2
PENDAHULUAN
 Dalam rangka perencanaan anggaran, setiap tahun Menteri/Pimpinan
Lembaga menyusun RKA-K/L, yang selanjutnya setelah ditelaah, menjadi
dasar penyusunan DIPA.
 Pedoman penyusunan dan penelaahan RKA-K/L dan pengesahan DIPA,
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
 PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan
Pengesahan DIPA disusun berdasarkan amanat PP No. 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan RKA-K/L.
 Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Nasional, hal tersebut membawa implikasi terhadap ketentuan
penganggaran ke depan.
 Selain itu, terdapat kebijakan penganggaran terkini, yang perlu diakomodir
dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan
DIPA, sebagai panduan dalam penyusunan RKA-KL Pagu Anggaran dan
Alokasi Anggaran TA 2018.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
PMK No. 94/PMK.02/2017

1. Batang Tubuh PMK :


 7 BAB;
 33 Pasal;
2. Lampiran PMK:
 Lampiran I : Pedoman Umum Penyusunan RKA-K/L;
 Lampiran II : Pendekatan KPJM;
 Lampiran III : Tata Cara Penyusunan RKA-K/L;
 Lampiran IV : Pedoman Penelitian dan Reviu RKA-K/L;
 Lampiran V : Tata Cara Penelaahan RKA-K/L;
 Lampiran VI : Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan
DIPA.
SIKLUS PENGANGGARAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Renja
KL
ALUR PROSES BISNIS FUNGSI PENGANGGARAN (JAN – DES)

8 Pembahasan 9
5 RAPBN, RUU
Pembicaraan APBN, Nota
Pendahuluan Keuangan , Persetujuan
RAPBN (KEM, DHP RKA-K/L RUU APBN
Penetapan
PPKF dan RKP) dan DHP RDP- Perpres Rincian
BUN 13 APBN & DHP
1 RDP BUN

Arah Kebijakan
& Prioritas
Pembangunan
6 12
10 11 Penyusunan
4 Penyusunan Pembahasan Penetapan Perpres
2
RUU APBN RUU APBN Pengesahan Alokasi Rincian
Penyusunan dan Nota dan Nota UU APBN Anggaran APBN
3 Penyusunan Keuangan
Resource KEM, PPKF Keuangan K/L Penyusunan
Envelope & dan 7 &
usulan Rancangan
kebijakan Pengesahan
RKP DIPA
APBN Pelaksana 14
an
Trilateral
Meeting 5a 11
a

Penyusunan Penyesuaian
RKA-K/L RKA-K/L
Penelitian &
Reviu Angka Reviu RKA-
K/L Penyusunan
Dasar
KPJM
PROSES PENYUSUNAN RKA-K/L 2018

Feb-Maret April-Juni Juni-Juli Okt - Nov Des 2017

Reviu DIPA TA2018


angka dasar
2018
SB Alokasi
Pertemuan SB Pagu
Anggaran
3 Pihak Anggaran
2018
2018
Resource
Envelope & SB Pagu
Pagu Indikatif Indikatif RKA-K/L Pagu RKA-K/L
2018 2018 Anggaran 2018 Alokasi
Anggaran 2018
Renja K/L KPJM Update
dan 2019-2021 KPJM
informasi
2019-2021
kinerja
anggaran Penelaahan Renja –KL dan
informasi kinerja anggaran
2018

Aplikas i Aplikasi Aplikasi


Aplikasi Aplikasi Aplikasi
KRISN A RKA-KL RKA-KL
KPJM KPJM KPJM
DIPA
PENYUSUNAN RKA-KL
PENYUSUNAN RKA-K/L …2/2)

2
1 Eselon I
Satker • Menghimpun KK Satker dan RKA Satker dalam lingkup
• Login aplikasi RKA-K/L DIPA; unit eselon I berkenaan yang telah disesuaikan;
• Mengidentifikasi & meneliti perubahan • Menyesuaikan RKA-K/L unit Eselon I berdasarkan KK
Satker & RKA Satker melalui aplikasi RKA-K/L-DIPA;
belanja sesuai dgn alokasi anggaran;
• Memvalidasi kinerja dan anggaran program;
• Melakukan penyesuaian pd KK Satker & • Meneliti & menyaring relevansi komponen dgn output;
RKA Satker sesuai dgn alokasi anggaran • Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data
(jika berubah); dukung kepada Biro Perencanaan dan APIP K/L untuk
• Mencetak & Menyampaikan KK Satker & diteliti.
RKA Satker beserta data dukung kpd es. I. Surat Pengantar Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per
Satker, RKA-k/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB
KK Satker, RKA Satker & Data Dukung
beserta data/dokumen pendukung.

4
3
APIP K/L Unit Perencanaan K/L
Reviu RKA-K/L difokuskan pada: 1. Meneliti RKA-K/L & dokumen pendukung
1. Kelayakan Anggaran utk menghasilkan yang mengalami perubahan/penyesuaian.
sebuah Keluaran;
2. Menghimpun RKA-K/L unit eselon I dan
2. kepatuhan dlm penerapan kaidah-kaidah
perencanaan; dokumen pendukung lainnya;
3. kelengkapan dokumen pendukung RKA- 3. Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen
K/L; penelaahan lainnya kepada Komisi terkait
4. rincian anggaran yg digunakan utk DPR untuk mendapat persetujuan.
mendanai inisiatif baru dan/atau rincian
anggaran angka dasar yg mengalami Surat Pengantar RKA-K/L, Persetujuan RKA-K/L
perubahan pd level komponen. oleh DPR, RKA-K/L Eselon I, Daftar rincian Alokasi
Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK RKA-K/L.
PERBAIKAN KETENTUAN PENGANGGARAN…(1/2)

Perbaikan ketentuan dalam PMK Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan
Pengesahan DIPA, antara lain:
a) Dilakukannya penggabungan aplikasi Renja (Bappenas) dan aplikasi ADIK (DJA)
menjadi aplikasi KRISNA dalam penyusunan Renja-K/L dan informasi kinerja
anggaran. Selanjutnya, referensi dalam aplikasi KRISNA akan digunakan sebagai
referensi dalam aplikasi RKA-K/L, dalam rangka sinkronisasi proses perencanaan
dan penganggaran (Pasal 3 ayat (2));
b) Dilakukan penyederhanaan penataan ADIK dengan melakukan penyeragaman
struktur data antara aplikasi KRISNA dengan aplikasi RKA-K/L, yaitu dengan
menghilangkan output strategis pada level K/L (Pasal 6 huruf b);
c) Adanya kewajiban penandaan anggaran terhadap Nawacita, prioritas nasional,
janji Presiden, dan anggaran tematik oleh unit Eselon I (Pasal 6 huruf f), yang
harus diteliti oleh Biro Perencanaan (Pasal 9 ayat (2) huruf d), direviu oleh APIP
K/L (Pasal 10 ayat (2)), ditelaah oleh mitra kerja K/L (Pasal 15 ayat (1));
PERBAIKAN KETENTUAN PENGANGGARAN…(2/2)

d) Adanya penyempurnaan penganggaran kendaraan dinas dan penganggaran


kegiatan yang dibiayai PHLN (Lampiran I);
e) Adanya penyempurnaan ketentuan mengenai KPJM, sesuai dengan hasil
evaluasi terhadap pelaksanaan reviu angka dasar tahun anggaran 2018,
dan implikasi dari PP No. 17 Tahun 2017 (Lampiran II);
f) Perbaikan format RKA-K/L sesuai dengan aplikasi KRISNA, termasuk adanya
tambahan format Tabel Rekap Penandaan Anggaran (Lampiran III);
g) Perbaikan urutan pelaksanaan reviu APIP K/L sesuai dengan masukan Itjen
Kemenkeu (Lampiran IV);
h) Perbaikan ketentuan dan substansi penelaahan, disesuaikan dengan PP
Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan
Penganggaran Pembangunan Nasional (Lampiran V); dan
i) Perbaikan format DIPA sesuai dengan penataan informasi kinerja dalam
RKA-K/L (Lampiran VI).
PENYUSUNAN RKA-K/L PAGU ANGGARAN

 Menyusun Renja –K/L dan informasi kinerja anggaran dalam aplikasi KRISNA
 Melakukan penandaan anggaran pada level Keluaran dalam aplikasi KRISNA

2 Eselon I
• Menghimpun KK Satker & RKA Satker dalam lingkup unit
eselon I berkenaan;
1 • Me-restore ADK yang disampaikan satker dalam aplikasi
Satker RKA-K/L DIPA;
• Menyusun Kertas Kerja • Memvalidasi kinerja & anggaran program;
Satker (KK Satker); • Meneliti & menyaring relevansi komponen dengan output;
• Menyusun RKA-Satker; dan • Mengisi informasi pada formulir 2 dan formulir 3 RKA-K/L;
• Menyusun dan melengkapi • Mencetak RKA-K/L unit eselon I (formulir 2 dan 3);
data/dokumen dukung. • Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data dukung
KK Satker, RKA Satker & data dukung
kepada Biro Perencanaan/Unit Perencanaan K/L untuk
diteliti dan APIP K/L untuk direviu.
Surat Pengantar Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per
Satker, RKA-K/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB
4 beserta data/dokumen pendukung.
Reviu RKA-KL oleh APIP K/L
3
Penelitian RKA-KL oleh Unit Perencanaan K/L
.

PENELAAHAN RKA-KL
SINKRONISASI PERENCANAAN DANPENGANGGARAN
PEMBANGUNANNASIONAL

Penyusunan informasi kinerja yang


menjadi referensi dalam RKA-K/L
dilakukan melalui aplikasi KRISNA
(Catatan: tidak termasuk nominal,
volume, lokasi, dsb)
PENYUSUNAN INFORMASI KINERJADENGAN APLIKASI
KRISNA

Informasi rumusan kinerja anggaran yang sebelumnya disusun dengan


aplikasi ADIK setelah proses penyusunan Renja, namun untuk RKA-K/L
2018 dan seterusnya, informasi kinerja anggaran disusun lebih awal
berbarengan dengan penyusunan Renja K/L dengan menggunakan aplikasi
KRISNA. Hasil penyusunan dari aplikasi KRISNA dibahas dalam pertemuan
tiga pihak dan akan menjadi referensi RKA-K/L. Proses tersebut
digambarkan dengan bagan berikut:

Aplikasi Aplikasi
KRISNA RKA-K/L DIPA

Renja K/L RKA-K/L

Referensi
Informasi
Informasi Kinerja dan
Kinerja
Alokasi
PENYESUAIAN ‘”ADIK” DALAM APLIKASIKRISNA

APLIKASI ADIK APLIKASI KRISNA


FORM I REKAP 1: K/L
Sasaran Strategis • Sasaran Strategis
Output Strategis • -
Aktivitas • Nama Program dan Pagu per Program

FORM II REKAP 2: PROGRAM


• Sasaran Program • Sasaran Program
• Output Program • Output Program
• Aktivitas • Nama Kegiatan dan Pagu per Kegiatan

FORM III REKAP 3: KEGIATAN


• Sasaran Kegiatan = • Sasaran Kegiatan
Output Kegiatan • Output Kegiatan
• Sub Output • Sub Output
• Komponen • Komponen
PENANDAAN ANGGARAN (BUDGETTAGGING)

a. Penandaan atau pencantuman anggaran tematik dilakukan pada level


Output Kegiatan oleh Eselon I;
b. Sebuah Output dapat ditandai dengan lebih dari 1 (satu) tematik;
c. Pengisian dan penandaaan anggaran tematik bersifat wajib dan dilakukan
melalui aplikasi KRISNA (Kolaborasi Renja-K/L dan Informasi Kinerja
Anggaran);
d. Anggaran tematik meliputi 4 (empat) kategori sebagai berikut:
1. Anggaran NAWACITA;
2. Anggaran PRIORITAS;
3. Anggaran JANJI PRESIDEN;
4. Anggaran TEMATIK APBN.
e. Setiap Eselon I diminta menyampaikan Tabel Rekap Penandaan Anggaran,
yang akan menjadi bahan penelaahan.
Perbandingan FORMAT RKA-K/L (1)

Semula Menjadi
Perbandingan FORMAT RKA-K/L(2)

Semula Menjadi
Perbandingan FORMAT RKA-K/L(3)
Semula Menjadi

12
Dokumen PendukungPenandaan Anggaran
(Budget Tagging)
Informasi Penandaan Anggaran ditampilkan dalam formulir per Program dan
per Kegiatan sebagai laporan tambahan yang digunakan untuk proses
penelaahan RKA-K/L.
PERBAIKAN PEDOMAN UMUMPENYUSUNAN RKA-
KL

PENETAPAN BAGIAN ANGGARAN &


SATKER SEBAGAI KPA

PENGALOKASIAN ANGGARAN PEMBANGUNAN


BANGUNAN/GEDUNG

KETENTUAN PENGGANTIAN KENDARAAN DINAS

PENGALOKASIKAN SUMBER DANA PHLN


PENGALOKASIAN ANGGARAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN/GEDUNG (1/2)

 Dasar perhitungan alokasi anggarannya dalam RKA-K/L adalah sbb:


a. Untuk pekerjaan pembangunan (baru) bangunan/gedung negara atau
pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di dalam
negeri, dasar alokasinya adalah perhitungan kebutuhan biaya
pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau
Dinas Pekerjaan Umum setempat;
b. Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di
luar negeri (kantor perwakilan) yang mengubah struktur bangunan
dari sebelumnya, dasar alokasinya adalah perhitungan kebutuhan
biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang
sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dokumen analisis perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/
renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat disusun
berdasarkan perhitungan dari konsultan perencana negara setempat;
PENGALOKASIAN ANGGARAN PEMBANGUNAN
BANGUNAN/GEDUNG (2/2)

c. Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di


luar negeri (kantor perwakilan) yang tidak mengubah struktur
bangunan dari sebelumnya adalah perhitungan kebutuhan biaya
pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis
dari konsultan perencana negara setempat.

 Dalam hal satker mengusulkan pembangunan/renovasi bangunan/


gedung, besaran volumenya harus mendapatkan persetujuan pejabat
eselon I.
 Sehubungan dengan masih berlakunya kebijakan Pemerintah terkait
dengan moratorium bagi pembangunan gedung kantor, untuk K/L yang
memerlukan gedung kantor agar berkoordinasi dengan Ditjen Kekayaan
Negara Kementerian Keuangan.
KETENTUAN PENGGANTIANKENDARAAN DINAS

Untuk kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi atau yang
memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi dapat dilakukan penggantian dengan
ketentuan bahwa pengadaan kendaraan yang merupakan penggantian kendaraan harus
sama jenis (misal: kendaraan roda dua, kendaraan roda empat) dan fungsinya (misal:
kendaraan operasional, mobil dinas pejabat) dengan kendaraan yang digantikan.
Alokasinya dapat dimasukkan ke dalam RKA-K/L dengan syarat:
1. K/L telah menyampaikan perencanaan kebutuhan BMN ke Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan sesuai dengan Standar Barang dan Standar
Kebutuhan (SBSK)-nya (untuk K/L yang sudah diwajibkan menyusun SBSK),
2. Untuk kendaraan bermotor yang tidak ada SBSK-nya, kondisi kendaraan bermotor
dikategorikan rusak berat dalam laporan penatausahaan BMN (SIMAK-BMN);
3. Untuk kendaraan bermotor pada Perwakilan RI di luar negeri disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku di negara setempat.
Catatan:
Pengalokasian anggaran untuk penggantian kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat
dimanfaatkan lagi atau yang memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi dalam RKA-K/L
dilakukan tanpa menunggu selesainya proses penghapusan/lelang kendaraan dinas yang sudah
tidak dapat dipergunakan lagi (dapat dilakukan bersamaan).
KETENTUAN UMUM DALAM
PENGALOKASIAN ANGGARAN
BELANJA PEGAWAI (1/2)

• Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang,
yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam dan luar negeri, baik kepada
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah yang belum berstatus PNS dan/atau non-PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas fungsi unit organisasi
pemerintah.
• Belanja pegawai dipergunakan untuk:
1) belanja gaji dan tunjangan PNS dan TNI/Polri termasuk uang makan dan tunjangan lauk
pauk yang melekat pada pembayaran gaji;
2) belanja gaji dan tunjangan yang melekat pada pembayaran gaji Pejabat Negara;
3) belanja gaji dan tunjangan dokter/bidan pegawai tidak tetap;
4) belanja honorarium dalam rangka pembayaran honor tetap, termasuk honor pegawai
honorer yang akan diangkat menjadi pegawai dalam rangka mendukung tugas pokok
dan fungsi unit organisasi yang bersangkutan;
5) belanja gaji dan tunjangan pegawai non-PNS, termasuk tunjangan tenaga pendidik dan
tenaga penyuluh non-PNS;
6) belanja lembur dalam rangka pembayaran uang lembur termasuk uang makan yang
dibayarkan dalam rangka lembur;
BELANJA PEGAWAI (2/2)
7) pembayaran tunjangan khusus, yaitu:
 pembayaran kompensasi kepada Pegawai Negeri yang besarannya ditetapkan oleh
Presiden/Menteri Keuangan;
 belanja pegawai transito merupakan alokasi anggaran belanja pegawai yang
direncanakan akan ditarik/dicairkan namun database pegawai pada kementerian
negara/lembaga berkenaan menurut peraturan perundang-undangan belum dapat
direkam pada Aplikasi Belanja Pegawai Satuan Kerja (Satker) karena belum
ditetapkan sebagai Pegawai Negeri pada Satker berkenaan, termasuk dalam rangka
pengeluaran sebagian belanja pegawai di lingkungan kementerian negara/lembaga
yang dialihkan ke daerah dan kantor-kantor di lingkungan kementerian
negara/lembaga yang dilikuidasi;
 pembayaran uang kompensasi atas pemberhentian sebagai dampak reformasi
birokrasi, digunakan untuk pembayaran uang kompensasi bagi PNS yang
diberhentikan sebelum batas usia pensiun yang telah ditetapkan berdasarkan
peraturan kepegawaian, sebagai dampak pelaksanaan reformasi birokrasi.
7) belanja pensiun dan uang tunggu PNS/Pejabat Negara/TNI/Polri, termasuk belanja
tunjangan hari tua; dan
8) pembayaran program jaminan sosial pegawai meliputi belanja jaminan kesehatan,
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian.
• Dikecualikan dari belanja pegawai : pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal dan/atau kegiatan yang mempunPPaayggaeei33o5ut/11p77u00tdalam kategori belanja barang.
BELANJA BARANG DAN JASA (1/3)

 Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai
untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun yang tidak
dipasarkan dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual
kepada masyarakat/Pemerintah Daerah (Pemda) dan belanja perjalanan.
 Belanja barang dan jasa dipergunakan untuk:
1) belanja barang meliputi:
a. belanja barang untuk kegiatan operasional, meliputi belanja keperluan
perkantoran, belanja pengadaan bahan makanan, belanja penambah daya
tahan tubuh, belanja pengiriman surat dinas, belanja honor operasional satuan
kerja, dan belanja barang operasional lainnya yang diperlukan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dasar lainnya;
b. belanja barang untuk kegiatan non operasional, meliputi belanja bahan, belanja
barang transito, belanja honor output kegiatan, belanja rugi selisih kurs uang
persediaan untuk Satker Perwakilan RI di luar negeri dan atase teknis, belanja
pencairan dana bantuan operasional perguruan tinggi negeri badan hukum,
belanja denda keterlambatan pembayaran tagihan kepada negara, belanja
dalam rangka refund dana Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN), dan belanja
barang non operasional lainnya terkait dengan penetapan target kinerja tahun
yang direncanakan;
BELANJA BARANG DAN JASA (2/3)
d. belanja barang pengganti pajak dalam rangka hibah Millennium Challenge
Corporation (MCC);
e. belanja kontribusi pada organisasi internasional dan trust fund, serta belanja
kontribusi dukungan pemerintah berupa dana dukungan kelayakan dan fasilitas
penyiapan proyek; dan
f. belanja barang yang menghasilkan persediaan untuk kegiatan operasional
maupun non operasional.
2) belanja jasa seperti belanja langganan daya dan jasa, belanja jasa pos dan giro,
belanja jasa konsultan, belanja sewa, belanja jasa profesi, dan belanja jasa lainnya;
3) belanja pemeliharaan aset yang tidak menambah umur ekonomis/masa manfaat atau
kapitalisasi kinerja aset tetap atau aset lainnya, dan/atau kemungkinan besar tidak
memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja;
4) belanja perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri;
5) belanja barang Badan Layanan Umum (BLU) merupakan pengeluaran anggaran
belanja operasional BLU termasuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai BLU;
BELANJA BARANG DAN JASA (3/3)

6) belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda merupakan


pengeluaran anggaran belanja negara untuk pengadaan barang untuk diserahkan
kepada masyarakat/Pemda yang dikaitkan dengan tugas fungsi dan strategi
pencapaian target kinerja suatu Satker dan tujuan kegiatannya tidak termasuk
dalam kriteria kegiatan belanja bantuan sosial, meliputi:
a) belanja pengadaan tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,
irigasi dan jaringan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda;
b) belanja barang fisik lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda;
c) belanja barang penunjang dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk
diserahkan kepada Pemda; dan
d) belanja barang berupa tanah, peralatan dan mesin, serta gedung dan
bangunan untuk diserahkan kepada Mantan Presiden dan/atau Mantan Wakil
Presiden RI.
BELANJA MODAL (1/5)

 Belanja Modal : pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset


tetap dan/atau aset lainnya atau menambah nilai aset tetap
dan/atau aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi aset
tetap/aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.
 Aset tetap/aset lainnya tersebut dipergunakan atau
dimaksudkan untuk dipergunakan untuk operasional kegiatan
suatu Satker atau dipergunakan oleh masyarakat/publik,
tercatat sebagai aset kementerian negara/lembaga terkait dan
bukan dimaksudkan untuk dijual/diserahkan kepada
masyarakat/Pemda.
 Dalam pembukuan nilai perolehan aset dihitung semua
pendanaan yang dibutuhkan hingga aset tersebut tersedia dan
siap untuk digunakan.
BELANJA MODAL (2/5)

• Kriteria kapitalisasi dalam pengadaan/pemeliharaan barang/aset


merupakan suatu tahap validasi untuk penetapan belanja modal
atau bukan dan merupakan syarat wajib dalam penetapan
kapitalisasi atas pengadaan barang/aset:
 Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan
bertambahnya aset dan/atau bertambahnya masa
manfaat/umur ekonomis aset berkenaan. Pengeluaran
anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya
kapasitas, peningkatan standar kinerja, atau volume aset.
 Memenuhi nilai minimum kapitalisasi sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penatausahaan
barang milik negara.
 Pengadaan barang tersebut tidak dimaksudkan untuk
diserahkan/dipasarkan kepada masyarakat/Pemda/entitas lain
di luar Pemerintah Pusat.
BELANJA MODAL (3/5)

• Belanja modal dipergunakan untuk antara lain:


1) Belanja modal tanah
Seluruh pengeluaran untuk pengadaan/pembelian/
pembebasan/penyelesaian, balik nama, pengosongan, penimbunan,
perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat tanah serta
pengeluaran-pengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan
dengan perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada saat
pembebasan/pembayaran ganti rugi sampai tanah tersebut siap
digunakan/dipakai.
2) Belanja modal peralatan dan mesin
Pengeluaran untuk pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut
siap digunakan, termasuk pengeluaran setelah perolehan (subsequent
expenditure) peralatan dan mesin yang memenuhi persyaratan untuk
dikapitalisasi.
BELANJA MODAL (4/5)

3) Belanja modal gedung dan bangunan


• Pengeluaran untuk memperoleh gedung dan bangunan baik secara
kontraktual maupun swakelola sampai dengan gedung dan bangunan
siap digunakan meliputi biaya pembelian atau biaya konstruksi,
termasuk biaya pengurusan izin mendirikan bangunan, notaris, dan
pajak (kontraktual).
• Dalam belanja ini, termasuk pengeluaran setelah perolehan
(subsequent expenditure) gedung dan bangunan yang memenuhi
persyaratan untuk dikapitalisasi.
4) Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan
• Pengeluaran untuk memperoleh jalan dan jembatan, irigasi dan
jaringan sampai siap pakai/digunakan meliputi biaya perolehan atau
biaya kontruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan
dan jembatan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai termasuk
pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditure) jalan, irigasi
dan jaringan yang memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasi.
BELANJA MODAL (5/5)

5) Belanja modal lainnya


• Pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan pembentukan modal untuk
pengadaan/pembangunan belanja modal lainnya yang tidak dapat
diklasifikasikan dalam akun belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jaringan (jalan, irigasi dan lain-lain). Termasuk dalam belanja
modal ini: kontrak sewa beli (leasehold), pengadaan/pembelian barang-barang
kesenian (art pieces), barang-barang purbakala dan barang-barang untuk
museum, buku-buku dan jurnal ilmiah serta barang koleksi perpustakaan
sepanjang tidak dimaksudkan untuk dijual dan diserahkan kepada masyarakat.
• Termasuk dalam belanja modal lainnya adalah belanja modal non fisik yang
besaran jumlah kuantitasnya dapat teridentifikasi dan terukur.
6) Belanja modal Badan Layanan Umum (BLU)
• Pengeluaran untuk pengadaan/perolehan/pembelian aset tetap dan/atau aset
lainnya yang dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan operasional BLU

* Jika barang dan/atau jasa yang dihasilkan akan digunakan sendiri  belanja modal
Jika barang dan/atau jasa yang dihasilkan akan diserahkan ke pihak ketiga  belanja barang
BANTUAN SOSIAL

• Bantuan Sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang


atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat
miskin atau tidak mampu guna melindungi masyarakat dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan
ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat.
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN

1. Layanan 1 Layanan a. Gaji dan Tunjangan a. Output ini ada di setiap satker;
Perkantoran (kode: 001); b. Output ini terdiri atas Komponen 001
(kode: 994) b. Operasional dan dan/atau Komponen 002;
pemeliharaan c. Output ini bersifat permanen.
kantor (kode: 002).

2. Layanan 1 Layanan a. Pengadaan a. Output ini ada di setiap satker;


Internal/ kendaraan b. Output ini dalam rangka pelayanan
Overhead bermotor; internal satker;
(kode: 951) b. Pengadaan c. Output ini bersifat permanen. Namun
perangkat pengolah untuk komponen yang menghasilkan aset
data dan tetap bersifat sementara;
komunikasi; d. Untuk pengadaan BMN, berpedoman
c. Pengadaan pada dokumen hasil penelaahan RKBMN
peralatan fasilitas K/L dengan Ditjen Kekayaan Negara;
perkantoran; e. Khusus untuk pengadaan kendaraan
d. Pembangunan/ bermotor dan pembangunan/renovasi
renovasi gedung gedung dan bangunan, harus mendapat
dan bangunan. persetujuan eselon I, volume komponen
dicantumkan pada Halaman IV DIPA.
STANDARDISASI KOMPONEN… (1/3)

NO KOMPONEN DETAIL
1. Gaji dan (a). gaji pokok; (b) tunjangan yang melekat pada gaji; (c). tunjangan
tunjangan kinerja (remunerasi); (d). honorarium (antara lain honorarium: mengajar
(kode: 001) guru tidak tetap, kelebihan jam mengajar, ujian dinas, mengajar
(disediakan antara lain untuk tenaga pengajar luar biasa yang tarifnya
telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan); (e). uang lembur; (f).
uang lauk pauk TNI/Polri; (g). uang makan PNS; (h). honor non PNS; (i).
tunjangan ikatan dinas; dan (j). tunjangan lain yang sah.

2. Operasional a. Kebutuhan sehari-hari perkantoran (antara lain: alat tulis kantor,


dan barang cetak, alat kebersihan, perlengkapan fotokopi/komputer,
pemeliharaan langganan surat kabar/berita/majalah, honor satpam, honor cleaning
kantor service, honor sopir, honor pramubakti (yang dipekerjakan secara
(kode: 002) kontraktual), pengurusan sertifikat tanah, pembayaran PBB);
b. Langganan daya dan jasa (antara lain: listrik, telepon, air, gas, jasa
pos dan giro, telex, internet, bandwith, komunikasi (khusus diplomat),
sewa kantor/gedung, sewa kendaraan dinas, sewa mesin fotokopi);
c. Pemeliharaan kantor (antara lain pemeliharaan: bangunan/gedung,
instalasi jaringan, sarana prasarana kantor, kendaraan dinas,
pengurusan pajak kendaraan dinas); dan
STANDARDISASI KOMPONEN… (2/3)
NO OUTPUT DETAIL
.
2. lanjutan… d. Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait
Operasional operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh
dan (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di tempat dengan
pemeliharaan kondisi atau suhu tidak normal), pemeriksaan kesehatan pegawai,
kantor keprotokoleran (termasuk pas dan jasa tol tamu), operasional
(kode: 002) pimpinan, pelantikan/pengambilan sumpah jabatan/pegawai, pakaian
dinas, pakaian kerja, perjalanan dinas dalam rangka
konsultasi/koordinasi).

3. Dukungan a. Belanja pegawai (tunjangan khusus);


operasional b. Belanja barang Operasional lainnya;
pertahanan dan c. Belanja langganan daya dan jasa;
keamanan d. Belanja pemeliharaan (gedung/alutsista); dan
(kode: 003) e. Belanja perjalanan dinas biasa/tetap

4. Dukungan a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS);


operasional b. Tunjangan profesi guru/dosen Non ASN;
penyelenggaraa c. Tunjangan kehormatan profesor Non ASN;
n Pendidikan d. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BO PTN); dan
(kode: 004) e. Bantuan OperasPPiaaogneea44l77P/11e7n0didikanAnak Usia Dini (BO PAUD).
STANDARDISASI KOMPONEN… (3/3)

NO OUTPUT DETAIL
5. Dukungan a. Belanja barang pengadaan bahan makanan narapidana/tahanan;
penyelenggaraa b. Belanja jasa pelayanan dokter;
n tugas dan c. Belanja barang pengadaan obat-obatan;
fungsi unit d. Belanja barang pengadaan bahan medis habis pakai;
(kode 004) e. Belanja barang pengadaan bahan makanan pasien;
f. Belanja barang pengadaan bahan baku SIM;
g. Belanja barang pengadaan buku Paspor;
h. Belanja barang pengadaan buku Nikah;
i. Belanja barang pemeliharaan kapal;
j. Belanja barang pemeliharaan jaringan transmisi;
k. Belanja barang pemeliharan peralatan operasional meteorologi,
klimatologi, dan geofisika umum; dan
l. Belanja barang sejenis lainnya.

Komponen 001 dan 002 merupakan komponen belanja yg wajib dipenuhi pengalokasiannya
oleh seluruh K/L.
Catatn:

Komponen 003 s.d 005 (adalah belanja non-operasional yg berkarakteristik operasional)


merupakan komponen belanja yg juga wajib dipenuhi pengalokasiannya oleh K/L terkait.
Dalam hal komponen-komponen tersebut pemenuhannya tidak memadai, akan berdampak
terhadap pencapaian sasaran kinerja pePPnaagggeean4488gg/a1177r00anmenjadi tidak optimal.
STANDARDISASI KOMPONEN DAN AKUN…(1/2)

Komponen 001 : Komponen 002 :


Gaji dan Tunjangan Operasional Penyelenggaraan Satker

1. Gaji pokok; 1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran;


2. Tunjangan jabatan 2. Bel. Barang Operasional;
struktural/fungsional; 3. Langganan daya dan jasa;
3. Tunjangan keluarga; 4. Biaya sewa;
4. Tunjangan kinerja; 5. Biaya pemeliharaan peralatan
5. Honorarium Non PNS; perkantoran;
6. Tunjangan lain yg sah; 6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap;
7. Lembur; 7. Honorarium pejabat perbendaharaan;
8. Uang makan;
Catatan :
Catatan :  akun yang boleh digunakan adalah 52;
 akun yang boleh digunakan  Selain akun 52 akan ditolak oleh sistem
adalah 51; aplikasi.
 Selain akun 51 akan ditolak
oleh sistem aplikasi.
STANDARDISASI KOMPONEN DAN AKUN…(2/2)

Komponen 003 : Komponen 004 : Komponen 005 :


Dukungan Operasional Dukungan Operasional Dukungan Penyelenggaraan
Pertahanan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tusi Unit
Keamanan
a. Bantuan Operasional Sekolah a. Bel. barang pengadaan
a. Belanja pegawai (BOS), baik di lingkungan bahan makanan
(tunjangan khusus); Kemdikbud maupun Kemenag; narapidana;
b. Belanja barang b. Tunjangan profesi guru/dosen b. Bel. barang pengadaan
Operasional lainnya; Non PNS; obat-obatan;
c. Belanja langganan c. Tunjangan kehormatan c. Bel. barang pengadaan
daya dan jasa; profesor Non PNS; bahan baku SIM;
d. Belanja pemeliharaan d. Bantuan Operasional d. Bel. barang pengadaan
(gedung/alutsista); Perguruan Tinggi Negeri (BO buku Paspor;
e. Belanja perjalanan PTN);
dinas biasa/tetap; e. Bel. barang pengadaan
e. Bantuan Operasional
buku Nikah;
Pendidikan Anak Usia Dini (BO
Catatan : f. Bel. barang pemeliharaan
PAUD).
• akun yg boleh Kapal/Pesawat/Jaringan;
digunakan adalah 51 g. Bel. barang sejenis lainnya;
Catatan :
dan 52;
• akun yg boleh digunakan adalah
• Selain akun 51 dan 52 Catatan :
52 dan 57;
akan ditolak oleh  akun yg boleh digunakan
• Selain akun 52 dan 57 akan
sistem aplikasi. adalah 52;
ditolak oleh sistem aplikasi.
 Selain akun 52 akan ditolak
oleh sistem aplikasi.
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (1/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
1. Layanan 1 Layanan a. Penyusunan rencana program; a. Output ini hanya
dukungan Penyusunan rencana anggaran; dimiliki oleh unit esl. II
manajemen b. Pelaksanaan pemantauan & evaluasi; yang melaksanakan
eselon I c. Pengelolaan data dan informasi; fungsi kesekretariatan
(kode: 950) d. Pengelolaan keuangan; atau sejenisnya;
e. Pengelolaan perbendaharaan; b. Output ini bersifat
f. Pelayanan hukum & kepatuhan permanen.
internal;
g. Pengelolaan kepegawaian;
h. Pelayanan umum dan perlengkapan;
i. Pelayanan rumah tangga;
j. Pelayanan humas dan protokoler;
k. Pelayanan organisasi, tata laksana,
dan reformasi birokrasi.

2. Layanan 1 Layanan a. Penyusunan rencana kerja; Output ini hanya dimiliki


Perencanaa b. Penyusunan laporan. oleh unit esl. II atau III
n (kode: 952) yang melaksanakan fungsi
perencanaan dan
penganggaran tingkat K/L
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (2/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
3. Layanan 1 Layanan a. Pelaksanaan pemantauan dan Output ini bersifat permanen.
Pemantauan evaluasi;
dan evaluasi b. Penyusunan laporan.
(kode: 953)

4. Layanan 1 Layanan a. Rekrutmen dan pengangkatan (a)Output ini hanya dimiliki oleh
manajemen pegawai; unit eselon II atau III yang
Sumber b. Administrasi kepegawaian; melaksanakan fungsi manajemen
Daya c. Pembinaan kepegawaian; SDM tingkat K/L;
Manusia d. Pengembangan pegawai; (b)Output ini bersifat permanen.
(kode: 954) e. Pemantauan dan penilaian
kinerja pegawai;
f. Penempatan/ mutasi pegawai;
g. Pemberhentian pegawai;
h. Penyusunan lap. kepegawaian.

5. Layanan 1 Layanan a. Penyusunan rencana (a). Output ini hanya dimiliki oleh
manajemen anggaran; unit esl. II atau III yang
keuangan b. Pengelolaan perbendaharaan; melaksanakan fungsi manajemen
(kode: 955) c. Penyusunan laporan keuangan tingkat K/L; (b). Output
keuangan. ini bersifat permanen.
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (3/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
6. Layanan 1 Layanan a. Penatausahaan BMN; a. Output ini hanya dimiliki oleh
manajemen b. Penilaian BMN; unit eselon II atau III yang
Barang Milik c. Pengalihan BMN; melaksanakan fungsi
Negara/BMN d. Penghapusan BMN; manajemen BMN tingkat K/L;
(kode: 956) e. Monitoring BMN; b. Output ini bersifat permanen.
f. Penyusunan laporan BMN.
7. Layanan 1 Layanan a. Koordinasi penyusunan a. Output ini hanya dimiliki oleh
hukum produk hukum; unit eselon II atau III yang
(kode: 957) b. Penyusunan laporan. melaksanakan fungsi
manajemen produk hukum
tingkat K/L;
b. Output ini bersifat permanen.

8. Layanan 1 Layanan a. Hubungan masyarakat; Output ini hanya dimiliki oleh unit
hubungan b. Kampanye/ edukasi publik; eselon II atau III yang
masyarakat c. Penyediaan informasi publik; melaksanakan fungsi humas dan
dan informasi d. Penyusunan laporan. publikasi tingkat K/L;
(kode: 958)

PPaaggee5533// 117700
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (4/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
9. Layanan 1 Layanan a. Koordinasi keprotokoleran; Output ini bersifat permanen.
protokoler b. Pelaksanaan
(kode: 959) keprotokoleran;
c. Keamanan keprotokoleran.

10. Layanan 1 Layanan a. Pengelolaan kelembagaan; Output ini hanya dimiliki oleh unit
manajemen b. Tatalaksana organisasi; eselon II atau III yang
organisasi c. Koordinasi kelembagaan. melaksanakan fungsi manajemen
(kode: 960) organisasi dan tata laksana
tingkat K/L;

11. Layanan 1 Layanan a. Pelaksanaan reformasi Output ini bersifat permanen.


reformasi birokrasi;
birokrasi b. Pemantauan dan evaluasi
(kode: 961) reformasi birokrasi;
c. Penyusunan laporan.
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (5/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
12. Layanan 1 Layanan a. Layanan umum rumah a. Output ini hanya dimiliki oleh
umum tangga; unit eselon II atau III yang
(kode: 962) b. Pengelolaan arsip dan melaksanakan fungsi
persuratan; manajemen umum tingkat K/L;
c. Pengelolaan keamanan dan b. Output ini bersifat permanen.
ketertiban lingkungan;
d. Pengadaan barang/jasa;
e. Pengelolaan sarana dan
prasarana;
f. Pengelolaan layanan
perpustakaan;
g. Pengelolaan layanan
kesehatan.

13. Layanan 1 Layanan a. Administrasi proyek yang a. Output ini hanya dimiliki oleh
kerjasama didanai hibah; unit esl. II atau III yang
internasional b. Penyusunan laporan. melaksanakan fungsi
(kode: 964) manajemen kerjasama
internasional tingkat K/L;
b. Output ini bersifat permanen.
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (6/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
14. Layanan 1 Layanan a. Administrasi proyek yang a. Output ini hanya dimiliki oleh unit
kerjasama didanai hibah; esl. II atau III yang melaksanakan
internasional b. Penyusunan laporan. fungsi manajemen kerjasama
(kode: 964) internasional tingkat K/L;
b. Output ini bersifat permanen.

15. Layanan audit 1 Layanan a. Penyusunan kebijakan dan a. Output ini hanya dimiliki oleh unit
internal SOP pengawasan internal; esl. II atau III yang melaksanakan
(kode: 965) b. Pelaksanaan audit fungsi pengawasan dan
internal; kepatuhan internal tingkat K/L;
c. Pelaksanaan audit khusus; b. Output ini bersifat permanen.
d. Tindak lanjut hasil LHP;
e. Reviu perencanaan
anggaran;
f. Pembinaan pengawasan
kinerja dan keuangan;
g. Penyusunan
laporan.
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (7/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
16. Layanan 1 Layanan a. Standardisasi dan a. Output ini hanya dimiliki oleh unit
pendidikan dan sertifikasi; esl. II/III yg melaksanakan fungsi
pelatihan (kode: b. Pengembangan pendidikan dan pelatihan tingkat
966) kompetensi. K/L;
b. Output ini bersifat permanen.

17. Layanan 1 Layanan a. Pelaksanaan penelitian; a. Output ini hanya dimiliki oleh unit
penelitian dan b. Pelaksanaan pengkajian; esl. II atau III yang
pengembangan c. Pelaksanaan melaksanakan fungsi penelitian
(kode: 967) pengembangan; dan pengembangan tingkat K/L;
d. Penerapan hasil litbang; b. Output ini bersifat permanen.
e. Penyusunan laporan.

18. Layanan 1 Layanan a. Perencanaan a. Output ini hanya dimiliki oleh unit
pendidikan pendidikan; esl. II atau III yang
kedinasan b. Pelaksanaan pendidikan; melaksanakan fungsi pendidikan
(kode: 968) c. Pemantauan dan kedinasan;
evaluasi; b. Output ini bersifat permanen.
d. Penyusunan laporan.
STANDARDISASI OUTPUT KEGIATAN (GENERIK)
- (8/8)
NO OUTPUT VOLUME KOMPONEN KETERANGAN
19. Layanan 1 Layanan a. Perencanaan bantuan a. Output ini hanya dimiliki oleh unit
Bantuan hukum; esl. II atau III yang
hukum b. Pelaksanaan bantuan melaksanakan fungsi
(kode: 969) hukum; manajemen bantuan hukum
c. Pemantauan dan evaluasi; tingkat K/L;
d. Penyusunan laporan b. Output ini bersifat permanen.

Ketentuan khusus mengenai


Output Generik:
1. Khusus untuk output layanan dukungan manajemen eselon I:
a. Hanya dimiliki oleh unit eselon II yang mempunyai fungsi kesekretariatan dan sejenisnya,
misalnya: Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Badan setingkat eselon I, Sekretariat
Inspektorat Jenderal.
b. Bersifat permanen.
2. Selain output layanan dukungan manajemen eselon I:
a. Output-output yang digunakan dalam rangka pemenuhan tugas dan fungsi utama instansi.
b. Output generik ini akan selalu ada sepanjang instansi tersebut mengemban tugas dan fungsi
dimaksud (bersifat permanen).
3. Komponen dalam output generik, dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan tugas dan fungsi
yang diemban.
HAL-HAL YANG HARUS DIALOKASIKAN
No. Uraian
1 Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional satker yang sifatnya mendasar,
yaitu untuk pembayaran gaji dan tunjangan (komponen 001) serta untuk
operasional dan pemeliharaan kantor (komponen 002). Pengalokasiannya dalam
output Layanan Perkantoran;
2 Kebutuhan anggaran dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi satuan kerja.
Pengalokasiannya dalam output teknis;
3 Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannya
bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri (apabila ada);
4 Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak
(apabila ada);
5 Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan
nasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan
daerah yang tercantum dalam RKP (apabila ada);
6 Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan yang
sesuai dengan peraturan perundangan (apabila ada).
HAL-HAL YANG DIBATASI (1/2)
Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar,
pertemuan, lokakarya, peresmian kantor/proyek dan
sejenisnya. Untuk peruntukan tersebut dibatasi pada hal-
hal yang sangat penting dan dilakukan sesederhana
mungkin.

Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung


menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi satker, seperti:
mess, wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung
pertemuan.
• Untuk gedung yang bersifat pelayanan umum
khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan,
penegakan hukum, dan gedung/ bangunan khusus
dalam bidang ilmu pengetahuan, serta
penanggulangan narkotika (antara lain: laboratorium),
dikecualikan dari ketentuan ini.
• Jika dimungkinkan, rencana untuk pembangunan
gedung baru agar ditunda/tidak dianggarkan dulu.
Gedung kantor yang sudah ada agar dimanfaatkan
secara optimPPaaalg
HAL-HAL YANG DIBATASI (2/2)
Pengadaan kendaraan bermotor dibatasi, kecuali:
1. Kendaraan fungsional seperti:
• Ambulans untuk rumah sakit;
• Cell wagon untuk rumah tahanan; dan
• Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan.
2. Pengadaan kendaraan bermotor untuk:
• Satker baru yang sudah ada ketetapan/persetujuan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan/atau peraturan perundangan
pembentukkan satker baru tersebut, atau
• Satker yang mendapat penambahan tugas dan/atau fungsi.
Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia.
• Penggantian kendaraan operasional yang rusak berat sehingga secara teknis tidak
dapat dimanfaatkan lagi, dan/atau tidak ekonomis (biaya pemeliharaan yang tinggi).
Pengganti kendaraannya harus sama jenis dan fungsinya.
Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai (dapat
dialokasikan secara sangat selektif).
Dalam rangka efisiensi biaya pemeliharaan kendaraan bermotor, K/L dapat menyewa
kendaraan untuk keperluan dinas atau operasional.
PENGALOKASIAN ANGGARAN
PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA (1/2)

 Dasar perhitungan alokasi anggarannya dalam RKA-K/L adalah sbb:


a. Untuk pekerjaan pembangunan (baru) bangunan/gedung negara atau
pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di dalam
negeri, dasar alokasinya adalah perhitungan kebutuhan biaya
pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Dinas
Pekerjaan Umum setempat;
b. Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang berlokasi di luar
negeri (kantor perwakilan) yang mengubah struktur bangunan dari
sebelumnya, dasar alokasinya adalah perhitungan kebutuhan biaya
pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dokumen analisis
perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/ renovasi bangunan/gedung
negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dapat disusun berdasarkan perhitungan dari konsultan
perencana negara setempat;
PENGALOKASIAN ANGGARAN
PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA (2/2)

c. Untuk pekerjaan renovasi bangunan/gedung negara yang


berlokasi di luar negeri (kantor perwakilan) yang tidak mengubah
struktur bangunan dari sebelumnya adalah perhitungan
kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung
negara atau yang sejenis dari konsultan perencana negara
setempat.

 Dalam hal satker mengusulkan pembangunan/renovasi bangunan/


gedung, besaran volumenya harus mendapatkan persetujuan pejabat
eselon I.
 Sehubungan dengan masih berlakunya kebijakan Pemerintah terkait
dengan moratorium bagi pembangunan gedung kantor, untuk K/L yang
memerlukan gedung kantor agar berkoordinasi dengan Ditjen
Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
KETENTUAN PENGGANTIAN
KENDARAAN DINAS
Untuk kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi atau yang memerlukan
biaya pemeliharaan yang tinggi dapat dilakukan penggantian dengan ketentuan bahwa pengadaan
kendaraan yang merupakan penggantian kendaraan harus sama jenis (misal: kendaraan roda
dua, kendaraan roda empat) dan fungsinya (misal: kendaraan operasional, mobil dinas pejabat)
dengan kendaraan yang digantikan.
Alokasinya dapat dimasukkan ke dalam RKA-K/L dengansyarat:
1. K/L telah menyampaikan perencanaan kebutuhan BMN ke Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara, Kementerian Keuangan sesuai dengan Standar Barang dan Standar Kebutuhan
(SBSK)-nya (untuk K/L yang sudah diwajibkan menyusun SBSK),
2. Untuk kendaraan bermotor yang tidak ada SBSK-nya, kondisi kendaraan bermotor
dikategorikan rusak berat dalam laporan penatausahaan BMN (SIMAK-BMN);
3. Untuk kendaraan bermotor pada Perwakilan RI di luar negeri disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku di negara setempat.

Catatan:
Pengalokasian anggaran untuk penggantian kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi
atau yang memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi dalam RKA-K/L dilakukan tanpa menunggu selesainya
proses penghapusan/lelang kendaraan dinas yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi (dapat dilakukan
bersamaan).
PENGALOKASIAN ANGGARAN SUMBER DANA PHLN
(PINJAMAN HIBAH LUAR NEGERI)…1/2

1. Mengacu pada Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan
Penerimaan Hibah dan ketentuan yang tercantum dalam Naskah Perjanjian Pinjaman Hibah
Luar Negeri (NPPHLN).
2. Hal-hal yang harus diperhatikan :
a) Rupiah Murni Pendamping(RMP): Rupiah murni yang harus dianggarkan sesuai porsi
yang diatur dalam Loan Agreement atau Minutes of Negotiation.
b) Local Cost atau sharing kegiatan: alokasi anggaran yang mendukung tercapainya nilai
ekonomis/manfaat proyek/kegiatan yang dibiayai dengan Pinjaman Luar Negeri
(PLN) yang tercantum dalam dokumen perencanaan (DRPLN/blue book, DRPPLN/green
book dan daftar kegiatan),tidak dikategorikan sebagai RMP.
c) Mencantumkan akun belanja sesuai dengan transaksi dan kategori yang disetujui
Lender.
d) Mencantumkan kode kantor bayar sesuai lokasi dan tata cara penarikannya.
e) Mencantumkan sumber dana sesuai dengan NPPHLN.
f) Mencantumkan tata cara penarikan PHLN (Reksus,Direct Payment,L/C).
g) Mencantumkan kode register PHLN.
h) Mencantumkan persentase/porsi pembiayaan yang dibiayai lender.
i) Mencantumkan cara menghitung besarnya porsi PHLN yang dibiayai oleh lender.
PENGALOKASIAN ANGGARAN SUMBER DANA PHLN
(PINJAMAN HIBAH LUAR NEGERI)…2/2

3. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:


1) Mencantumkan dana pendamping yang bersumber dari luar APBN (kode
“E” pada KK RKA-K/L).
2) Dalam hal terdapat kegiatan yang dilanjutkan pada tahun berikutnya, maka
penyediaan dana PHLN dan pendampingnya menjadi prioritas. *)
3) Penyediaan pagu PLN dan dana pendampingnya, dalam pengalokasian dananya harus
menjadi prioritas.
4) Perhatikan closing date, fully paid/fully disbursment sisa pagu pinjaman, kategori dan
persentase/ porsi pembiayaan atas kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan PHLN,
untuk menghindari terjadinya penolakan oleh lender
pada saat pengajuan aplikasi penarikan dana.
5) Pembiayaan output kegiatan yang bersumber dari PHLN mengacu pada Standar Biaya
dan billing rate, atau Surat Pernyataan.
6) Monitoring PHLN melalui Kartu Pengawasan Alokasi Pagu PHLN, untuk
menghindari terjadinya kelebihan penarikan pada satu kategori.

*) Catatan: dalam pengalokasian anggaran yang dibiayai dari PHLN tidak mensyaratkan
adanya annual work plan yang ditandatangani oleh lender.
PENELITIAN & REVIU RKA-K/L
2 Eselon I
1
Satker

KK Satker, RKA Satker & data dukung Surat Pengantar Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per
Satker, RKA-K/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB
beserta data/dokumen pendukung.
4
APIP K/L
3
Reviu RKA-K/L difokuskan pada: Unit Perencanaan K/L
1. Kelayakan Anggaran utk 1. Melakukan penelitian RKA-K/L
menghasilkan sebuah • konsistensi pencantuman sasaran Kinerja meliputi volume Keluaran dan
Keluaran; indikator Kinerja kegiatan dalam RKA-K/L sesuai dengan sasaran Kinerja
2. kepatuhan dlm penerapan dalam Renja K/L & RKP;
kaidah-kaidah perencanaan; • kesesuaian total pagu dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L;
3. kelengkapan dokumen • kesesuaian sumber dana dalam RKA-K/L dengan sumber dana yang
pendukung RKA-K/L; ditetapkan dalam Pagu Anggaran K/L;
4. rincian anggaran yang • kepatuhan dalam pencantuman penandaaan anggaran pada level
digunakan untuk mendanai Keluaran; dan
inisiatif baru dan/atau • kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L
rincian anggaran angka dasar
yg mengalami perubahan pd 2. Menghimpun RKA-K/L unit eselon I & dokumen penelaahan lainnya;
level komponen. 3. Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen penelaahan lainnya kepada DJA
dan Bappenas untuk ditelaah.
Surat Pengantar RKA-K/L, RKA-K/L Es. I, Daftar
Di samping itu, pereviu dapat melakukan reviu untuk memastikan: rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK
5) konsistensi pencantuman sasaran Kinerja meliputi volume Keluaran dan RKA-K/L. 24
indikator Kinerja kegiatan dalam RKA-K/L sesuai dengan sasaran Kinerja dalam
Renja K/L dan RKP;
6) kesesuaian total pagu dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran/Alokasi Anggaran
K/L;
7) kesesuaian sumber dana dalam RKA-K/L dengan sumber dana yang ditetapkan
dalam Pagu Anggaran/Alokasi Anggaran K/L; dan
8) kepatuhan dalam pencantuman penandaan anggaran pada level Keluaran.
PENELAAHAN RKA-K/L
PERKEMBANGAN TERKINI
 Sesuai dengan PP No. 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi
Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Nasional, sebelum dilakukan penelaahan RKA-KL, terlebih
dahulu dilakukan penelaahan Renja K/L. Penelaahan Renja K/L
dilakukan terhadap rumusan Renja dan informasi kinerja
anggaran K/L yang disusun dengan aplikasi KRISNA.
 Tahapan tersebut berimplikasi pada perubahan siklus
perencanaan dan penganggaran, dan juga substansi penelaahan
RKA-KL. Penelaahan RKA-K/L dilakukan terhadap usulan RKA-
K/L yang disusun dengan aplikasi RKA-K/L DIPA.
 Sesuai dengan pasal 23 PP No. 17 Tahun 2017, penelaahan
RKA-KL dilakukan dalam rangka menjaga konsistensi antara
RKP, Renja K/L, dan RKA-K/L.
METODE PENELAAHAN

• Penelaahan Tatap Muka


Penelaahan tatap muka merupakan penelaahan yang dilakukan
secara bersama-sama oleh pihak-pihak terkait yang
melaksanakan penelaahan pada suatu tempat di Kementerian
Keuangan c.q.DJA.

• Penelaahan Online
Penelaahan Online merupakan penelaahan secara virtual
dengan menggunakan perangkat komputer dan media internet,
dimana pihak-pihak terkait yang melaksanakan penelaahan
berada di tempat tugasnya masing-masing.
TUGAS & FUNGSI PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
PENELAAHAN RKA-K/L
a. Menyusun jadwal dan menyampaikan undangan penelaahan.
Kemenkeu b. Mengunggah ADK RKA-K/L untuk divalidasi (by system).
c.q DJA c. Dalam proses penelaahan, DJA meneliti :
1) kelengkapan dokumen penelaahan;
2) kebijakan Efisiensi dan efektivitas belanja
Kementerian/Lembaga;
3) kesesuaian pencapaian sasaran RKA-KL dengan Renja
K/L dan RKP;
4) pencantuman penandaan anggaran (pada level Keluaran)
5) konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk 3 (tiga)
tahun ke depan.
a. Menyiapkan dokumen yang diperlukan dalam penelaahan,
Kementerian b. Konsistensi sasaran Kinerja dalam RKP dan Renja K/L dengan
PPN/Bappenas RKA-K/L,
c. Meneliti ketepatan penandaan anggaran (pada level Keluaran),
d. Meneliti kualitas GBS (jika ada).
a. Mengikuti jadwal penelaahan.
K/L b. Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan.
c. Memastikan petugas penelaah yang akan mengikuti
penelaahan.
DOKUMEN ACUAN BAGI PIHAK-PIHAK YANG
TERLIBAT DALAM PENELAAHAN RKA-K/L
Kementerian Keuangan c.q DJA Kementerian Kementerian/Lembaga
PPN/Bappenas
1. Surat Bersama Pagu Anggaran K/L 1. Renja K/L dan RKP tahun 1. Surat tugas penelaahan;
dan/atau Alokasi Anggaran K/L; yang direncanakan; 2. RKA-K/L yang telah diteliti
2. PMK mengenai Petunjuk 2. Hasil kesepakatan oleh Biro Perencanaan K/L
Penyusunan dan Penelaahan Trilateral Meeting dan direviu oleh APIP K/L;
RKA-K/L dan Pengesahan DIPA; berkenaan dengan 3. RKA Satker;
3. RKA-K/L yang disampaikan kegiatan prioritas 4. Daftar Rincian Pagu
K/L,termasuk Prakiraan Maju nasional dan prioritas Anggaran/Alokasi Anggaran
untuk 3 (tiga) tahun ke depan; bidang yang per satker/eselon I, Prakiraan
4. Hasil Reviu Angka Dasar menginformasikan Maju untuk 3 (tiga) tahun ke
5. Peraturan-peraturan terkait sasaran kinerja yang depan;
pengalokasian anggaran; akan dicapai; 5. Target dan pagu PNBP (jika
6. Renja K/L dan RKP tahun yang 3. Hasil pembahasan ada);
direncanakan; proposal anggaran 6. Gender Budget Statement
7. Hasil kesepakatan Trilateral Kebijakan Baru yang (jika ada)
Meeting; disetujui (jika ada); 7. Rekap Penandaan Anggaran
8. Standar Biaya Keluaran (SBK); 4. Gender Budget (pada level Keluaran);
dan Statement (jika ada); 8. ADK RKA-K/L; dan
9. Rekap Penandaan Anggaran 5. Rekap Penandaan 9. Persetujuan Komisi terkait di
(pada level Keluaran). Anggaran (pada level DPR-RI (jika ada).
Keluaran).
P0
KRITERIA PENELAAHAN RKA-K/L
Kriteria Substantif
Kriteria Administratif
Bertujuan untuk meneliti kesesuaian, relevansi, dan/atau konsistensi dari
setiap bagian RKA-K/L, meliputi:
Bertujuan untuk meneliti
kelengkapan dokumen yang  Penelaahan/reviu terhadap kebijakan Efisiensi belanja K/L, yaitu:
a) Relevansi antara Kegiatan, Keluaran, dan Komponen dengan
digunakan dalam penelaahan
anggarannya
RKA-K/L, meliputi:
b) Komparasi antara anggaran Keluaran (output) tahun yang
1. Surat pengantar RKA-K/L; direncanakan dengan realisasi anggaran untuk keluaran yang sama
2. Surat pernyataan pejabat tahun sebelumnya. Untuk Keluaran baru, maka komparasi dilakukan
eselon I atau pejabat lain terhadap realisasi anggaran untuk Keluaran yang sejenis tahun
yang memiliki alokasi sebelumnya
anggaran (portofolio) c) Memastikan bahwa untuk Keluaran jasa layanan non-regulasi
selaku penanggung jawab besarnya biaya pendukung setinggi-tingginya sebesar 45%. Untuk
Keluaran jenis lain, besaran biaya pendukung dapat
program;
disesuaikan/dibandingkan dengan realisasi biaya pendukung tahun
3. RKA-K/L; sebelumnya
4. Daftar rincian pagu  Penelaahan/reviu terhadap kebijakan Efektivitas belanja K/L, meliputi
anggaran per satker; a) Relevansi komponen/tahapan dengan Keluaran sesuai dengan
5. Arsip Data Komputer kerangka berpikir logis
b) Relevansi antara Keluaran Kegiatan dengan Sasaran Kegiatan dan
(ADK) RKA-K/L.
Sasaran Program
 Kesesuaian pencapaian sasaran RKA-KL dengan Renja K/L dan RKP
 Konsistensi pencantuman Prakiraan Maju untuk 3 (tiga) tahun ke depan.
 Meneliti ketepatan penandaan anggaran (pada level Keluaran),
 Meneliti kualitas GBS (jika ada).
PENELAAHAN RKA-KL
(PP No. 17Tahun 2017)
PENELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN EFISIENSI&
EFEKTIVITAS BELANJA K/L

 Penelaahan/reviu terhadap kebijakan Efisiensi belanja K/L, meliputi:


1) Relevansi antara Kegiatan, Keluaran, dan Komponen dengan anggarannya;
2) Komparasi antara anggaran Keluaran (output) tahun yang direncanakan
dengan realisasi anggaran untuk keluaran yang sama tahun sebelumnya.
Untuk Keluaran baru, komparasi dilakukan terhadap realisasi anggaran
untuk Keluaran yang sejenis tahun sebelumnya.
3) Memastikan bahwa untuk Keluaran jasa layanan non-regulasi besarnya
biaya pendukung setinggi-tingginya sebesar 45%. Untuk Keluaran jenis lain,
besaran biaya pendukung dapat disesuaikan/dibandingkan dengan realisasi
biaya pendukung tahun sebelumnya.
 Penelaahan/reviu terhadap kebijakan Efektivitas belanja K/L, meliputi:
1) Relevansi komponen/tahapan dengan Keluaran sesuai dengan kerangka
berpikir logis.
2) Relevansi antara Keluaran Kegiatan dengan Sasaran Kegiatan dan Sasaran
Program.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENELAAHAN RKA-K/L

a. ADK RKA-K/L yang diserahkan terlebih dahulu divalidasi oleh


DJA.
b. Kelengkapan dan kebenaran dokumen penelaahan merupakan
tanggung jawab Eselon I K/L dan Satker.
c. Kementerian Keuangan c.q DJA melakukan penelaahan hanya
sampai level komponen/tahapan.
d. Alokasi anggaran yang masih belum jelas peruntukkannya akan
dimasukkan sebagai Keluaran/Output Cadangan, sedangkan
yang belum memenuhi persyaratan akan diberikan tanda “@”
dan diberikan catatan dalam DHP RKA-K/L.

Dalam hal petugas penelaah dari Kemen PPN/Bappenas tidak hadir,


penelaahan tetap dapat dilanjutkan, dan petugas penelaah dari Kemen
PPN/Bappenas dianggap menyetujui hasil penelaahan.
MEKANISME PENELAAHAN RKA-K/L
BERDASARKAN ALOKASI ANGGARAN K/L
1 2
K/L Kemen PPN/Bappenas Instrumen
Penelaahan

3
Dokumen RKA-K/L yg Validasi ADK
telah Kemenkeu c.q DJA Instrumen
Penelaahan disetujui RKA-K/L Penelaahan
DPR
4
Forum Penelaahan
5 1. Memeriksa kelengkapan dokumen penelaahan.
Tindak Lanjut Penelaahan 2. Jika Alokasi Anggaran K/L tidak mengalami perubahan (sama
dengan Pagu Anggaran K/L) maka K/L tetap menyampaikan
RKA-K/L dan ADK utk ditelaah dan ditetapkan
Catatan 3. Jika Pagu Alokasi Anggaran K/L lebih besar dari Pagu
DHP RKA- Hasil
K/L Perpres Anggaran K/L maka penelaahan difokuskan pada
Penelaahan
Rincian penambahan:
APBN a. Jenis Keluaran (jenis dan volumenya bertambah);
b. Komponen yang relevan untuk menghasilkan Keluaran.
4. Jika Pagu Alokasi Anggaran K/L lebih kecil dari Pagu Anggaran
K/L maka penelahaan difokuskan pada pengurangan :
a. Keluaran (jenis dan volumenya berkurang) selain
Keluaran dalam rangka penugasan;
DIPA b. Komponen untuk menghasilkan Keluaran yang sudah ada
selain Komponen Gaji dan Operasional Perkantoran.
MEKANISME PENELAAHAN RKA-K/L ONLINE
Unit Eselon I K/L Sistem Penelaahan Online Unit Teknis DJA (AI, AII, AIII) Bappenas

UploadADK Baca Data Resume


MenyusunRKAKL
RKAKL RKAKL

DownloadADK Restore Data RKAKL Restore Data RKAKL

 CreateForum
Penelaahan
 Kirim e-mail notifikasi

 MenelaahADK
Add User Satker  MenelaahADK  Analisa ADK
 Analisa ADK  MemberiCatatan
 MemberiCatatan

 PemberitahuanHasil
Analisa
 Instruksi Perbaikan
N
Perbaiki Data RKAKL  UploadScreenshoot CekData
Notes
N
CekData

 Konfirmasi Hasil Y
Perbaikan ADK
Y
 TanggapanHasil
Upload ADK
Analisa
RKAKLHasil
 UploadScreenshoot
Perbaikan MemberiCatatan
Notes
Upload ke Aplikasi
DSWDJA

PersetujuanCatatan
Penelaahan, Limit
Tanggapan, Tombol
Upload Catatan SimpanCatatan
Approval oleh Unit
Penelaahan(pdf) Penelaahan
Eselon I K/L

Catlah OK
Y

Tutup ForumPenelaahan
Oleh Unit Teknis DJA
(Penelaah)
HAL-HAL KHUSUS DALAM PENELAAHAN RKA-K/L..(1/3)
Perubahan Akibat Penelaahan

1. Telah disepakati dalam proses penelaahan;


2. Tidak mengubah Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional;
Rumusan 3. Relevan dengan Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan yang
Keluaran (Jenis ditetapkan;
dan Satuan) 4. Adanya perubahan tugas dan fungsi pada unit yang
bersangkutan;
5. Adanya tambahan penugasan.

1. Adanya reorganisasi yang mengakibatkan perubahan tugas


dan fungsi serta struktur organisasi;
Rumusan di luar 2. Reorganisasi tersebut sudah memiliki dasar hukum yang pasti
Keluaran (Perpres, Persetujuan Menpan dan RB, Keputusan
Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan);
3. Perubahan yang diusulkan telah disepakati dalam Trilateral
Meeting;
4. Telah mendapat persetujuan dari Komisi terkait di DPR.
HAL-HAL KHUSUS DALAM PENELAAHAN RKA-K/L..(2/3)
Keluaran/Output Cadangan
Keluaran (Output) cadangan digunakan untuk menampung hal-hal sebagai berikut:
a. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/Keluaran yang bukan merupakan tugas fungsi
unit dan belum ada dasar hukumnya;
b. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/Keluaran yang sama dengan TA-1 (tahun
sebelumnya) namun alokasi anggarannya berlebih;
c. Alokasi anggaran untuk Kegiatan/Keluaran Inisiatif Baru yang sejenis dengan
Kegiatan/Keluaran yang sudah ada, namun alokasi anggarannya berlebih;
d. Alokasi anggaran untuk Komponen yang tidak berkaitan langsung dengan
pencapaian Keluaran;
e. Alokasi anggaran untuk Komponen yang alokasinya berlebih;
f. Alokasi anggaran yang belum jelas peruntukkannya dan/atau kegiatan yang belum
pernah dianggarkan sebelumnya (unallocated).
Alokasi anggaran pada Keluaran (Output) cadangan baru dapat dilaksanakan/
dicairkan setelah dilakukan revisi dengan berpedoman pada ketentuan
mengenai tata cara revisi anggaran.
HAL-HAL KHUSUS DALAM PENELAAHANRKA-K/L..(3/3)
Pencantuman tanda “@” dan Catatan dalam DHP RKA-K/L

Pencantuman tanda “@” dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil


penelaahan berdasarkan Alokasi Anggaran K/L, terhadap alokasi yang
sudah jelas peruntukannya, namun :
a. Belum ada dasar hukum pengalokasiannya;
b. Belum ada naskah perjanjian (PHLN/PHDN) dan nomor register;
c. Masih terpusat dan belum didistribusikan ke satker-satker daerah;
d. Masih memerlukan hasil reviu dan persetujuan dari Bappenas;
e. Masih memerlukan hasil reviu dari BPKP; dan/atau
f. Belum mendapatkan lembar persetujuan dari DPR.

Pemberian catatan diberikan terhadap:


a. Volume komponen layanan internal
b. Tunggakan pembayaran tahun sebelumnya
PENGESAHAN DIPA
PERBAIKAN FORMATDIPA

Dalam rangka penyusunan DIPA yang lebih informatif, format DIPA


dilakukan perbaikan sebagai berikut:
1. Selain mencantumkan keluaran (Output), dalam DIPA ditambahkan
informasi mengenai sasaran program dan sasaran kegiatan, sesuai
dengan penaatan informasi kinerja dalam RKA-K/L;
2. Halaman IV DIPA dibagi menjadi dua formulir yaitu:
a. Formulir IV.A untuk alokasi yang diblokir.
b. Formulir IV.B untuk catatan.
PERBANDINGAN FORMAT DIPA(1/3)

Semula (DIPA Induk Halaman 1) Menjadi (DIPA Induk Halaman 1)


Tabel VI.5
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
TAHUN ANGGARAN 2XXX
NOMOR : DIPA - aaa.bb-c/2XXX
I. INFORMASI KINERJA DAN ANGGARAN PROGRAM
C. RINCIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN

KODE PROGRAM/OUTCOME/INDIKATOR KINERJA UTAMA/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA KEGIA T


xxx.xx.xx nama Program
outcome
1. uraian IKU1
2. uraian IKU2
xxxx uraian Kegiatan 1
01 uraian IKK1
02. uraian IKK 2
xxxx.xx uraian Output 1
x uraian Output 2
xxxx.xx
x
xxxx uraian Kegiatan 2
01 uraian IKK1
02. uraian IKK 2
xxxx.xx uraian Output 1
x uraian Output 2
xxxx.xx
x n
KETENTUAN :
- DIPA Induk ini dituangkan lebih lanjut ke dalam DIPA Petikan dan DIPA Petikan dimaksud berlaku
XXXXXX
X sebagai dokumen pelaksanaan kegiatanSatker.
a.n. Me
XXXXXX
X

AAAAA
A NIP.
PERBANDINGAN FORMAT DIPA(2/3)
Semula (DIPA Petikan Halaman 1A) Menjadi (DIPA Petikan Halaman 1A)
Tabel VI.9 DIPA Petikan Halaman IA Informasi Kinerja
DIPA Petikan Halaman IA Informasi Kinerja DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 20XX
TAHUN ANGGARAN 20XX NOMOR : DIPA- aaa.bb.c.dddddd/2XXX
NOMOR : DIPA- aaa.bb.c.dddddd/2XXX IA. INFORMASI KINERJA
IA. INFORMASI KINERJA
Kementerian Negara/Lembaga : (XXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Kuasa Pengguna Anggaran
Unit Organisasi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Bendahara Pengeluaran
Kementerian Negara/Lembaga : (XXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Kuasa Pengguna Anggaran
Provinsi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Pejabat Penandatangan SPM
UnitOrganisasi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Bendahara Pengeluaran
Kode/Nama Satker : (XXXXXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Provinsi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Pejabat PenandatanganSPM
Kode/Nama Satker : (XXXXXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Informasi BLU :
1. Status BLU : (Penuh)/(Bertahap) dengan persentase penggunaan langsung PNBP sebesar x x %
Informasi BLU : 2. Besaran Persentase Ambang Batas : xx % dari PNBP
1. Status BLU : (Penuh)/(Bertahap) dengan persentase penggunaan langsung PNBP sebesar xx%
2. Besaran Persentase Ambang Batas : xx % dari PNBP

1. Fungsi : xx x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x Sub
Fungsi : xx.xx x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x Sub
1. Fungsi : xx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Fungsi : xx.xx x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx
Sub Fungsi : xx.xx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sub Fungsi : xx.xx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Fungsi : xx x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x Sub
Fungsi : xx.xx x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x Sub
Fungsi : xx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Fungsi : xx.xx x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx
Sub Fungsi : xx.xx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sub Fungsi : xx.xx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 2. Program : xxx.xx.xx x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x
Sasaran Program : x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx
2. Program : xxx.xx.xx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Hasil x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx
Indikator Kinerja Program : 1. x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x
(Outcome) : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Output Program : x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx
IKU Program xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Indikator Output Program : 1. x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 2. x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x

Kegiatan : xxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Kegiatan : xxxx x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x


Indikator Kinerja Kegiatan : 1. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Sasaran Kegiatan : x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x x xx x x xx x x xx x x xx x x
2. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Indikator Kinerja Kegiatan : 1. x x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx
Keluaran (Output) 1 : 1.xxxx.xxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 2. x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x

: 2.xxxx.xxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
: 3.xxxx.xxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Output Kegiatan : 1. xxxx.xxx x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x
: 2. xxxx.xxx x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x
: 3. xxxx.xxx x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x
Indikator Output Kegiatan : 1. x x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx
2. x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x xx x x
PERBANDINGAN FORMAT DIPA(3/3)
Semula (DIPA Petikan Halaman 4 ) Menjadi (DIPA Petikan Halaman 4)
DIPA Petikan Halaman IV.A
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN
Tabel VI.15
TAHUN ANGGARAN 20XX
DIPA Petikan Halaman IV
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKA NOMOR : DIPA- aaa.bb.c.dddddd/2XXX
TAHUN ANGGARAN20XX IV.A BLOKIR
Kementerian Negara/Lembaga : (XXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
NOMOR: DIPA-aaa.bb.c.dddddd/2XXX Unit Organisasi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
IV. C A T A T AN Provinsi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kementerian Negara/Lembaga : (XXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Kode/Nama Satker : (XXXXXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Unit Organisasi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Provinsi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
KODE URAI AN KODE
Kode/Nama Satker : (XXXXXX)XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

kode satker uraian satker


KODE UR A I A N KODE
kode K/L uraian program

kode satker uraian satker


kode kegiatan uraian kegiatan

kode program uraianprogram


kode keg dan output uraian output dan/atau Sub Output

kode kegiatan uraian kegiatan


Penjelasan anggaran yang diblokir Rp. 999.999.999

kode keg dan output uraian output

catatanoutput Rp. 999.999.999

DIPA Petikan Halaman IV.B


kode keg dan output uraian output
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN
kode akun yang
dicatat/tunggakan
TAHUN ANGGARAN 20XX
uraian akun yang diberi catatan/tunggakan
keterangan jumlahdana akun yang diberi catatan/tunggakan NOMOR : DIPA- aaa.bb.c.dddddd/2XXX
catatan dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Rp jumlahuang IV.B CATATAN
Kementerian Negara/Lembaga : (XXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Ditjen Anggaran atau Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Unit Organisasi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Provinsi : (XX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kode/Nama Satker : (XXXXXX) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

KODE U RA I A N KODE

kode satker uraian satker

kode K/L uraian program

kode kegiatan uraiankegiatan

kode keg dan output uraian output Rp. 999.999.999


kode akun yang
dicatat/tunggakan uraian akun yang dibericatatan/tunggakan
keterangan jumlah dana akun yang diberi catatan/tunggakan Rp. 999.999.999
KE MENTER IAN K EUA NGAN
DIR EK TO RAT JE NDE RA L AN GGARAN
REVIU RKA KL

INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
Dasar Hukum
 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
94/PMK.02/2017 tentang PETUNJUK PENYUSUNAN
DAN PENELAAHAN RKA K/L
 INMEN 03 THN 2013 TENTANG PENYUSUNAN DAN
PENELITIAN RKA
Tujuan Reviu
Tujuan reviu RKA-K/L oleh APIP K/L adalah untuk :
Memberi keyakinan terbatas (limited assurance)
bahwa informasi dalam RKA-K/L telah sesuai dengan
Pagu Anggaran K/L dan/atau Alokasi Anggaran K/L
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Renja K/L,
RKP hasil kesepakatan pemerintah dengan DPR
dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN,
standar biaya, kebijakan pemerintah lainnya, dan
memenuhi kaidah perencanaan penganggaran serta
dilengkapi dokumen pendukung
DIAGRAM REVIU RKA-
RKA-K/L

PMK 94 THN 2017

INMEN 03 THN 2013


SK IRJEN TIM REVIU

SPT REVIU

1. CHR
2. SURAT HASIL
REVIU
1. Renja K/L dan RKP tahun anggaran yang direncanakan;
2. Hasil kesepakatan trilateral meetings;
3. Hasil reviu angka dasar (baseline) dan hasil pembahasan
proposal anggaran inisiatif baru (jika ada);
4. Daftar rincian Pagu Anggaran per Satker/Eselon I;
5. KK Satker, RKA Satker dan RKA-K/L formulir I/II/III;
6. ADK RKA-K/L;
7. Target dan pagu PNBP (jika ada);
8. Gender Budget Statement/GBS (jika ada);
9. Dokumen teknis lainnya yang disusun oleh Satker seperti
Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum (RBA
BLU), perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi
bangunan gedung negara atau yang sejenis, serta data
dukung teknis lainnya; dan
10.Peraturan-peraturan terkait dengan penganggaran.
PELAKSANA PENELITIAN DAN REVIU

 SESUAI DENGAN PMK NOMOR 94/PMK.02/2017


PASAL 8 DISEBUTKAN UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PERENCANAAN ANGGARAN MAKA
RKA K/L HARUS :
1. DITELITI : SEKRETARIAT JENDERAL
2. DIREVIU : INSPEKTORAT JENDERAL
FOKUS REVIU RKA-K/L
1. Kelayakan Anggaran untuk menghasilkan sebuah
Keluaran;
2. kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan
penganggaran antara lain penerapan standar biaya
masukan, standar biaya keluaran, dan standar struktur
biaya, penggunaan akun, hal-hal yang dibatasi,
pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari
penerimaan negara bukan pajak, pinjaman/hibah luar
negeri, pinjaman/hibah dalam negeri, dll
3. kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain
RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait
lainnya; dan
4. Rincian anggaran yang digunakan untuk mendanai inisiatif
baru dan/atau rincian anggaran angka dasar yang
mengalami perubahan pada level komponen.
Fokus reviu 1 :
Kelayakan Anggaran untuk menghasilkan
sebuah Keluaran.
1. sasaran strategis (outcome
Kementerian/Lembaga) dengan sasaran
program (outcome Eselon I) dan dengan sasaran
kegiatan (output Satker);
2. output strategis (level Kementerian/Lembaga)
dengan output program (Eselon I) dan dengan
output satker, beserta indikator-indikatornya;
3. outcome, output, input pada masing-masing level
unit organisasi; dan
4. proses (activities) dengan output yang
dihasilkan, beserta alokasi anggarannya.
Fokus reviu 2 :
Kepatuhan dalam Penerapan Kaidah
Perencanaan

1. BATAS TERTINGGI
2. ESTIMASI DENGAN PERTIMBANGAN :
 HARGA PASAR
 PROSES SESUAI KETENTUAN
 KETERSEDIAAN ANGGARAN
 PRINSIP EKONOMIS, EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI
b. Kesesuaian Penerapan Bagan Akun
Standar (BAS)
Contoh pengeluaran untuk belanja barang dan jasa
b. Kesesuaian Penerapan Bagan Akun
Standar (BAS) (lanjutan)
Contoh pengeluaran yang masuk kategori Belanja Modal:
 KERANGKA ACUAN KERJA
ASPEK YANG DITELITI/DIREVIU :
◦ KAK MAMPU MENJELASKAN MAKSUD DAN TUJUAN
KEGIATAN DILAKSANAKAN (ASPEK STRATEGIS)
◦ OUTPUT/KELUARAN TERUKUR
◦ DAPAT DICAPAI
◦ BERJANGKA WAKTU TERTENTU
◦ DAPAT DIPANTAU
Kelengkapan Dokumen Pendukung

 RENCANA ANGGARAN BIAYA


ASPEK YANG DITELITI/DIREVIU
 KESESUAIAN DENGAN KAK
 KESESUAIAN DENGAN SBM
 VOLUME KEGIATAN
 SATUAN
 KOREKSI ARITMATIK
 ANALISIS HAL-HAL YANG DIBATASI
1. ALOKASI ANGGARAN KENDARAAN BERMOTOR
 Untuk satker baru, pastikan terdapat Surat Keputusan MenpanRB tentang pembentukan
satker.
 Untuk penggantian kendaraan yang rusak berat yang secara ekonomis
memerlukan biaya pemeliharaan yang besar untuk selanjutnya harus dihapuskan
dari daftar inventaris dan tidak diusulkan biaya pemeliharaannya, pastikan
terdapat Surat Keterangan berupa Berita Acara Penghapusan/Pelelangan
kendaraan.
2. ALOKASI ANGGARAN HONORARIUM ATAS KEIKUTSERTAAN PEJABAT/PEGAWAI
DALAM TIM PELAKSANAAN KEGIATAN/TIM SEKRETARIAT
 pelaksanaannya memerlukan pembentukan panitia/tim;
 mempunyai keluaran yang jelas
 bersifat temporer perlu diprioritaskan;
 pembayaran honor tim, berpedoman pada peraturan/ ketentuan mengenai
standar biaya masukan.

14
3. ALOKASI ANGGARAN PERJALANAN DINAS DAN RAPAT DI LUAR
KANTOR
 Pengujian kelayakan anggaran berdasarkan azaz kepatutan
4. ALOKASI ANGGARAN PEMASANGAN TELEPON BARU
5. ALOKASI ANGGARAN PERAYAAN/PERINGATAN HARI BESAR/RAYA,
HARI ULANG TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA
 Alokasi anggaran perayaan atau peringatan hari besar, hari raya
dan hari ulang tahun Kementerian/Lembaga dalam jumlah yang
dibatasi menurut profesional judgement dan memperhatikan
azas kepatutan.
6. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung
menunjang untuk pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja
(antara lain: mess, wisma, rumah dinas/ rumah jabatan, gedung
pertemuan), kecuali untuk gedung yang bersifat pelayanan umum
dan gedung/bangunan khusus (antara lain: laboratorium, gudang);
15

Você também pode gostar