Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ARTIKEL
Oleh:
ARIS GUSTIAN WIDIANTO
13.1.03.01.0159
Dibimbing oleh :
1. FATKUR RHOHMAN, M.Pd.
2. M. MUSLIMIN ILHAM, M.T.
Abstrak
Kata kunci : kekuatan tarik (tensile), lap joint, butt joint plus, baja st 51, las
smaw, elektroda e6013
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
dalam pengelasan ini mengambil arus 60 Tabel 2.1 Rancangan penelitian data
amper dan 80 amper dengan menggunakan kekuatan tarik
sambungan lap joint dan butt joint plus.
Jenis Arus Tipe Keku Rata-
Sambungan Elektroda atan Rata
Tarik Kekuatan
II. METODE PENELITIAN (Mpa) Tarik
80 A E6013
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kemudian untuk teknik analisis data Tabel 3.1 Data rata-rata kekuatan tarik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sambungan lap joint dan butt joint plus
metode statistik Analisa Varians No Jenis Arus Kekuatan Tarik
Sambungan Pengelasan
(ANAVA). Persyaratan uji Anava adalah 1 Lap Joint 60 A 475 Mpa
2 Butt Joint 60 A 271,6 Mpa
data yang dianalisis harus terlebih dahulu Plus
3 Lap Joint 80 A 388,3 Mpa
dilakukan uji normalitas dan uji 4 Butt Joint 80 A 175 Mpa
Plus
homogenitas. ANAVA menggunakan taraf
signifikan 0,05 (Montgomery, 2009) atau Pada tabel diatas menunjukkan bahwa
5% artinya hipotesis yang diterima sebesar rata-rata kekuatan tarik yang dihasilkan
95% untuk software yang digunakan adalah dengan menggunakan sambungan lap joint
Minitab 16. lebih tinggi dibanding sambungan butt joint
plus.
III. HASIL PENELITIAN Grafik rata-rata kekuatan tarik (Mpa)
Pada penelitian ini adalah pada sambungan lap joint dan butt joint
pengambilan data kekuatan tarik plus
sambungan las jenis lap joint dan butt joint 475388.3
600
plus pada baja ST 51. Serta satuan kekuatan 400 271.6
175
200 60 A
tarik dinyatakan dalam Mpa (megapascal). 0
Lap Joint Butt Joint 80 A
1. Deskripsi Data Plus
Hasil Penelitian kekuatan tarik
sambungan las jenis lap joint dan butt joint Gambar 3.1 Grafik rata-rata kekuatan tarik
plus pada baja ST 51 menggunakan arus 60 2. Analisa Data
amper dan 80 amper dengan pengulangan Prosedur analisa data, dalam prosedur
sebanyak 3 kali menggunakan mesin uji analisa data terlebih dahulu perlu diuji
tarik. dengan uji metode normalitas dan
homogenitas untuk mengetahui apakah data
variabel dalam keadaan baik atau tidak.
Serta sebagai syarat dari ANAVA terhadap
data yang didapatkan selama eksperimen.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pertama Uji kenormalan residual Jika nilai P-value F-test > 0.05 (taraf
dilakukan dengan menggunakan Uji signifikan) maka jenis sambungan memiliki
Anderson-Darling yang terdapat pada variansi yang sama. Gambar 3.3
program minitab 16. menunjukkan p-value F-test sebesar 0.931
Probability Plot of kekuatan tarik sehingga dapat diartikan hasil jenis
Normal
99
Mean
StDev
327,5
131,4
sambungan terhadap kekuatan tarik
95 N 4
AD 0,173
90
80
P-Value 0,807 homogen.
70
Test for Equal Variances for kekuatan tarik
Percent
60
50
F-Test
40
Test Statistic 0,91
30 60 P-Value 0,970
20
arus
10
80
5
60
arus
lap joint
Varians (ANAVA). Dari hasil analisa
0 1000 2000 3000 4000 5000
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
lap joint
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 3.2 Analisa Varians variabel proses Pengujian hipotesis dengan cara
terhadap kekuatan tarik kedua berdasarkan P-Value yang
dibandingkan dengan nilai taraf signifikan
5% ( = 0.05), apabila P-Value yang
dihasilkan analisis variansi lebih kecil dari
nilai taraf signifikan 5% ( =0,05) maka
varibel bebas dapat dipastikan memiliki
pengaruh pada hasil kekuatan tarik pada
4. Pengujian Hipotesis penelitian (Montgomery, 2009).
Dalam pengujian hipotesis untuk a. Untuk variabel sambungan P-Value =
menarik kesimpulan sesuai analisa data 0.015 < α = 0.05, maka secara statistik
dapat menggunakan cara membandingkan variabel sambungan memiliki pengaruh
nilai Fhitung yang dihasilkan dari analisis terhadap kekuatan tarik.
varians dan Ftabel dari tabel distribusi F, b. Untuk variabel arus pengelasan P-Value
(signifikan) 0.05 (Montgomery, 2009). = 0.034 < α = 0.05, maka secara statistik
a. Untuk faktor Sambungan variabel arus pengelasan memiliki
H0 : α1 = α 2 pengaruh terhadap kekuatan tarik.
H1 : α1 ≠ α 2 Pengaruh yang diberikan dari dua
Kesimpulan: F hitung = 1771,64 > F variabel ini mampu terlihat dengan jelas
(0,05 : 2 : 9) = 4,26 maka H0 ditolak, melalui gambar main effect plot untuk
artinya ada pengaruh sambungan kekuatan tarik yang didapat dari uji
terhadap kekuatan tarik (Arikunto, ANAVA pada Software Minitab 16 sebagai
2010). berikut.
b. Untuk faktor Arus Main Effects Plot for kekuatan tarik
Data Means
H0 : β1 = β 2 450
jenis sambungan arus
H1 : β1 ≠ β 2 400
350
Mean
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pada gambar 3.5 dapat dijelaskan joint plus menghasilkan nilai kekuatan tarik
bahwa : Spesimen sambungan lap joint 271,6 Mpa. Dengan menggunakan arus 80
mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi amper pada sambungan lap joint
dibandingakan sambungan butt joint plus menghasilkan nilai kekuatan tarik 388,3
(nilai Fhitung > Ftabel). Dan Pada variasi arus Mpa dan pada butt joint plus menghasilkan
pengelasan mengalami penurunan dari arus nilai kekuatan tarik 175 Mpa. Dari hal ini
60 amper ke 80 amper (nilai Fhitung > Ftabel). dapat diketahui bahwa sambungan lap joint
5. Pembahasan lebih kuat dari sambungan butt joint plus.
Berdasarkan hasil eksperimen
faktorial serta Analisis Varians (ANAVA) IV. PENUTUP
yang telah dilakukan pada penelitian ini 1. Simpulan
dimana ada pengaruh dari semua varibel Penelitian dapat diambil kesimpulan
(jenis sambungan dan arus). Berdasarkan sebagai berikut :
hasil uji di atas variasi arus berpengaruh a. Dari hasil pengujian tarik menggunakan
terhadap nilai kekuatan tarik sambungan sambungan las jenis lap joint dan butt
lap joint dan butt joint plus pada baja ST joint plus lebih kuat menggunakan
51. Pengaruh variasi arus terhadap kekuatan sambungan lap joint. Data yang
tarik dapat dilihat pada tabel 3.1. Dari hasil diperoleh sambungan lap joint
rata-rata data yang diperoleh dari arus menggunakan arus 60 amper nilai
pengelasan 60 amper dan 80 amper, kekuatan tariknya 475 Mpa dan butt
kekuatan tarik yang dihasilkan mengalami joint plus nilai kekuatan tariknya 271,6
penurunan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Mpa. Sedangkan saat menggunakan arus
penurunan ini diakibatkan oleh retakan 80 amper sambungan lap joint kekuatan
pada spesimen yang menimbulkan tariknya 388,3 Mpa dan butt joint plus
penurunan akibat dari retak panas, hal ini kekuatan tariknya 175 Mpa.
sesuai dengan teori yang dijelaskan b. Dari hasil pengujian tarik menggunakan
(Nurhidayat, 2012 :73). arus 60 amper dan 80 amper lebih kuat
Dari rata-rata hasil penelitian menggunakan arus 60 amper. Data yang
pengujian pada sambungan lap joint dengan diperoleh saat menggunakan arus 60
menggunakan arus 60 amper menghasilkan amper dengan sambungan lap joint nilai
nilai kekuatan tarik 475 Mpa dan pada butt kekuatan tariknya 475 Mpa dan 271,6
Aris Gustian Widianto | 13.1.03.01.0159 simki.unpkediri.ac.id
FT – Teknik Mesin || 8||
Simki-Techsain Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri