Você está na página 1de 20

I.

PENGKAJIAN
DATA BAYI

Nama Bayi : By. Ny. P


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir / Usia : 20-10-2014 / hari
Tanggal Dirawat : 20-10-2014
Alamat : Kismoyoso
Tanggal Interview/Jam : 24-10-2014 / 15.00
Nama Orang Tua : Tn. S / Ny. P
Pendidikan Ayah/Ibu : SD / SD
Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta / -
Usia Ayah/Ibu : 56 / 50
Diagnosa Medis : Asfiksia sedang dan BBLR

Riwayat Bayi:

APGAR Skor APGAR skor 1’’: 5 APGAR skor 5”: 6


Usia Gestasi 40 minggu
Berat Badan / BB : 1900 gram
Panjang Badan PB : 45 cm
Komplikasi Tidak ada
Riwayat Ibu:

Usia Ibu 50 tahun


Gravida/Partus/Abortus G9P9A0
Jenis Persalinan Persalinan secara caesar
Komplikasi Kehamilan Ada komplikasi plasenta previa totalis

Review System

No. Sistem Hasil


1. Umum Keadaan umum pasien lemah, menangis lemah
2. Kulit Kulit tidak ada pruritis (gatal), tidak terjadi
perubahan warna kulit
3. Kepala Kepala pasien lonjong
4. Mata Mata pasien lengket dan menempel, belum
membuka
5. Hidung Pasien tidak bersin-bersin ketika lahir dan tidak ada
perdarahan pada hidung
6. Telinga Sama antara kanan dan kiri, tidak ada cacat
7. Mulut Bibir lembab, tidak ada perdarahan pada mulut
8. Tenggorokan -
9. Leher Pasien menggerakkan kepala ke kiri dan kanan,
tidak ada kekakuan pada leher
10. Dada Tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
11. Pernafasan Pasien mengalami kesulitan dalam bernafas secara
spontan
12. Kardiovaskuler Tidak ada murmur, tidak ada sianosis
13. Gastrointestinal Refleks menghisap bayi kurang kuat, refleks
menelan kurang baik
14. Genitourinary Klien BAK di popok
15. Gynekology Klien berjenis kelamin laki-laki
16. Muskuloskeletal Tidak ada kelemahan dan kekauan pada pasien
17. Neurologi Pasien tidak mengalami kejang dan tremor pada
pasien
18. Endokrin Pasien menangis lemah, kemampuan menghisap
belum kuat
Pemeriksaan Fisik Neonatus

A. Refleks
Babinski Pasien bergerak seperti mencengkeram ketika
diberikan rangsang pada telapak kaki
Berkedip Pasien berkedip ketika diberikan rangsang cahaya dan
benda asing
Mata Boneka Bola mata bergerak ketika kepala ditolehkan ke
samping kanan dan kiri
Grasping Pasien menggenggam ketika diberikan rangsang,
dengan cara memberikan rangsang menyentuhkan jari
atau benda ke tangan pasien.
Moro Pasien meregangkan tangan dan kaki ketika diberikan
rangsang suara
Pupil Pasien menutup mata saat diberikan rangsang cahaya,
pupil mengecil ketika diberikan rangsang cahaya
Rooting Pasien bergerak mencari rangsangan, dengan
menyentuh bagian pinggir bibir pasien mencari seperti
ingin menyusu
Sucking Refleks menghisap pasien lemah, ketika dilakukan
pengkajian pasien masih diberikan PASI melalui spuit
Stepping Tidak terkaji
Galant Tidak terkaji
B. Pengukuran
Umum
Berat badan / BB: 1900 gram
PB: 45 cm
Panjang badan
Lingkar kepala / LK: 31 cm
LD: 34 cm
lingkar dada
C. Tanda Vital
Suhu Aksila 36,40C
Denyut Jantung 168x/menit
Pernafasan 64x/menit
Tekanan Darah -
D. Postur Postur tubuh pasien normal
E. Kulit
Warna Warna kulit pucat
Sianosis Tidak ada sianosis
Tanda Lahir Tidak terdapat tanda lahir
Lanugo / Vernix -
caseosa
Turgor Kulit Turgor kulit baik, elastis
Edema Tidak ada edema pada mata, wajah, kaki, tangan dan
skrotum
F. Kepala
Fontanel Fontanel anterior teraba lunak, belum menutup
Anterior
Fontanel Fontanel posterior lunak, belum menutup
Posterior
Tidak ada molding / Caput Succedaneum /
Chepalhematoma
G. Mata
Kesimetrisan/ Mata simetris, tidak ada sekret, berwarna bersih
Kebersihan/
Warna
Sklera / Iris Sclera berwarna putih
Epichantal Jarak kantus 2 cm
Fold / Jarak
Kantus
H. Telinga
Bentuk / Telinga simetris, bersih dan tidak ada sekret
Simetris / Bersih
Letak Pinna Sejajar dengan kantus luar mata
I. Hidung
Kepatenan Hidung simetris, tidak ada kotoran / sekret, tidak
Nasal / bersin, terpasang OGT
Frekuensi pernafasan 64x/menit
Kotoran / Bersin
O2 inkubator dengan konsentrasi 4 liter/menit
Nafas Cuping Terdapat nafas cuping hidung
Hidung
J. Mulut
Bibir Sumbing Tidak ada bibir sumbing
Lidah Tampak putih
Salivasi Tidak terdapat hipersalivasi
K. Leher
Bentuk Bentuk normal, tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid
Gerakan Gerakan aktif, bergerak ke kanan dan ke kiri, gerakan
mencari rangsangan
L. Dada
Bentuk Simetris
Diameter Diameter anteroposterior dan lateral sama 17 cm
anteroposterior
& lateral
Retraksi / Tidak ada retraksi dinding dada
Derajat
M. Paru-paru
Suara nafas Suara nafas bersih, tidak ada suara nafas tambahan
Pernafasan Pernafasan menggunakan O2 inkubator dengan
konsentrasi 4 liter/menit
N. Jantung
Latak Apeks Apeks terletak pada interkostal ke IV-V pada garis
tengah klavikula, sebelah lateral batas kiri sternum
Murmur Tidak ada suara murmur
Pengisian Capillary refill kembali 4 detik
Kapiler
Nadi Brakhialis Nadi brakhialis teraba kuat
Nadi Femoralis Nadi femoralis teraba kuat
O. Abdomen
Bentuk / Bentuk silindris
Karakteristik
Keadaan Keadaan umbilikus baik tidak ada perdarahan pada
Umbilikus tali pusat, terdapat infus, terletak di antara garis
tengah perut dan tepi perut
Peristaltik Peristaltik lunak, lingkar perut
Lingkar Perut 26 cm
Palpasi Hepar: tidak ada pembesaran hepar
Limpa: tidak ada pembesaran limpa
Ginjal: -
Perkusi Tympani, tidak kembung
P. Genitalia
Labia -
Meatus Meatus urinarius pada ujung penis
Urinarius
Skrotum & Skrotum besar, testis terdapat 2
Testis
Q. Punggung &
Rektum
Tulang Tulang belakang tidak ada kelainan
Belakang
Anus Mekonium tidak ada, BAB berwarna kuning
R. Ekstremitas
Bentuk / Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah simetris
Kesimetrisan
Jumlah Jari Jumlah jari pada ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah lengkap
ROM ROM aktif
Tonus Otot Tonus otot baik, elastis
Dislokasi Tidak ada dislokasi
S. Neuromuskular Ekstremitas fleksi ketika diberikan rangsangan

Riwayat Sosial
a. Struktur keluarga (Genogram)
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal satu rumah

b. Antisipasi vs pengalaman nyata kelahiran :


Ibu pasien mengatakan mempunyai Sembilan anak, Sembilan anak ibu sehat
semua. Riwayat kelahiran anak ke tujuh, delapan, sembilan dengan Caesar
karena ibu mempunyai riwayat hipertensi, tetapi anak yang terakhir selain
ibu mengalami hipertensi juga ada kelainan pada plasenta previa totalis.
c. Budaya : Jawa
d. Suku : Jawa
e. Agama : Islam
f. Bahasa utama : Jawa
g. Perencanaan makanan bayi : Ibu akan memberikan ASI selama 2
tahun
h. Masalah sosial yang penting : tidak ada masalah
i. Hubungan orang tua dan bayi :

Orang Tingkah Laku Ibu dan Ayah


Tua
Ibu Ibu pasien belum pernah menyentuh, memeluk, berbicara,
berkunjung dan kontak mata dengan anak
Ayah Ayah pasien pernah berkunjung untuk memberikan pakaian

Riwayat Anak Lain

Jenis Kelamin Anak Riwayat Riwayat Imunisasi


Persalinan
1. Perempuan Persalinan Normal BCG, DPT, Polio, Campak
2. Perempuan Persalinan Normal BCG, DPT, Polio, Campak
3. Laki-laki Persalinan Normal BCG, DPT, Polio, Campak
4. Laki-laki Persalinan Normal BCG, DPT, Polio, Campak
5. Laki-laki Persalinan Normal BCG, DPT, Polio, Campak
6. Laki-laki Persalinan Normal BCG, DPT, Polio, Campak
7. Laki-laki Persalinan Caesar BCG, DPT, Polio, Campak
8. Perempuan Persalinan Normal BCG, DPT, Polio, Campak
9. Laki - laki Persalinan Caesar BCG, DPT, Polio, Campak

Program Terapi :

1. Infus D ¼ 5% 10 cc/jam
2. Injeksi
Ampicilin 2x50 mg
Gentamicin 1x5 mg
3. O2 nasal 4 lpm

Resume Hasil Pengkajian

a. Riwayat Masuk hingga Saat Ini

Pasien datang dari ruang VK pada pukul 09.15 WIB dengan keadaan umum
lemah, menangis lemah, sesak nafas, tidak ada sianosis, denagn berat badan
lahir (1900 gram) dengan riwayat persalinan Caesar dengan alasan plasenta
previa totalis, pasien mengalami hipotermi.

Keadaan umum pasien saat ini lemah, menangis lemah, sesak nafas dan
terpasang O2 nasal kanul 4 lpm. Reflek Babinski dan reflek sucking pasien
lemah, pasien kurang peka terhadap rangsang suara (reflek moro lemah).
Pasien masih diberikan PASI melalui OGT.

b. Data Fokus
DS:
DO:
- S: 36,20C
N: 168x/menit
RR: 64x/menit
- Klien menangis lemah
- Klien asupan minum pasi melalui OGT
- Klien reflek menghisap masih lemah
- Keadaan umum bayi tampak lemah
- Mukosa bibir lembab
- Terpasang OGT
- O2 inkubator 4liter/menit
- Kulit bayi tampak kemerahan
- Kulit teraba hangat.
c. Pengkajian Nutrisi
- Antropometrie : BB : 1500 g, PB : 45cm
BMI : 1,5kg/(0,45m)² = 7.5
- Biochemical : Hemoglobin : 12,8, Hematokrit : 42,4, Eritrosit : 3,79,
Trombosit : 356
- Clinical sign : Konjungtiva anemis, RR: 64x/mnt
- Diit : Pasi BBLR
II. ANALISA DATA

No. Data Fokus Problem Etiologi


1. Ds: - Ketidakefektifan Imaturitas
Do: pola nafas neurologis
- pernafasan 64x/mnt
- ada retraksi dinding dada
- terpasang HeadBox O2 4 lpm
- usia gestasi 28 minggu
2. Ds : Ketidakseimbang Reflek
Do : an nutrisi kurang menghisap
- Asupan nutrisi lewat OGT dari kebutuhan pada bayi
- Reflek menghisap lemah tubuh tidak
- Belum pernah mendapatkan ASI. adekuat.
- Asupan nutrisi dalam sehari
30cc.
- berat badan 1500
3. Ds: - Resiko ketidak Berat
Do: seimbangan suhu badan
- Klien lemah tubuh ekstrem
- klien berada diinkubator
- BB lahir 1900 gr
- BB 1500 gr
- suhu klien tidak stabil
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas imaturitas neurologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d reflek menghisap
pada bayi tidak adekuat.
3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d penurunan berat badan ekstrem
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Dx Hasil (NOC)
1. I Setelah dilakukan - Obsevasi Keadaan - Untuk
tindakan umum dan TTV. mengetahui
keperawatan 3x24 keadaan klien saat
jam diharapkan pola - Observasi otot ini.
nafas klien efektif bantu pernapasan. - Untuk
dengan kriteria - Diskusikan untuk mengetahui pola
hasil: perencanaan nafas klien.
- RR dalam batas dirumah. - Untuk
normal (30-50 - Atur posisi klien merecanakan
x/menit). untuk tindakan dirumah.
- Tidak ada mengoptimalkan - Menngoptimalkan
retraksi dinding pernapasan. pernpasan.
dada. - Kolaboratif medis
- Suara napas - Untuk pemberian
vesikuler tidak terapi sesuai
ada ronchi, indikasi.
whezzing.

2. II Setelah dilakukan - Observasi BB per - Mengontrol


tindakan hari perubahan BB
keperawatan 3x24 saat ini.
jam diharapakan - Mengetahui
kebutuhan nutrisi - Kaji reflek kekuatan reflek
klien terpenuhi menghisap dan bayi dalam
dengan kriteria hasil menelan bayi. menghisap dan
: menelan.
- Reflek - Menambah
menghisap kuat. - Ajarkan ibu tentang informasi pada
- Penambahan BB teknik menyusui ibu agar
bayi sesuai usia. yang benar. menyusui dengan
- Ibu mengenali benar.
saat bayi lapar. - Berikan informasi - Menambah
- Kepuasan bayi tentang keuntungan pengetahuan ibu
setelah menyusu dan kerugian dan keluarga.
menyusui. - Memenuhi nutrisi
- Anjurkan pada ibu pada bayi
untuk menyusui
secara rutin. ( 2jam - Memberikan
sekali ). terapi sesuai
- Kolaboratif medis. indikasi.
3. III Setelah dilakukan - Observasi TTV - Mengeetahui
tindakan keadaan klien saat
keperawatan 3x24 ini.
jam diharapkan - Monitor suhu bayi - Memonitor
tidak terjadi ketidak dan kaji tanda – perubahan suhu
seimbangan suhu tanda syanosis. bayi dan
tubuh dengan mengetahui tanda
kriteria hasil : syanosis.
- Tidak terjadi - Tingkatan asupan - Mencegah hipo
penurunan cairan dan nutrisi. dan hipertermi.
maupun - Pertahankan - Mempertahankan
peningkatan kehangatan bayi suhu klien.
suhu tubuh yang - Kolaboratif medis - Memberikan
abnormal. terapi sesuai
- Suhu tubuh indikasi.
stabil.
- Suhu tubuh
dalam batas
normal (36,5 –
37 ).
- Akral teraba
hangat.
- Bayi tidak
menggigil

V. IMPLEMENTASI

tgl/ jam No. Implementasi Respon TTD


Dx
26/ 10/ 1,2,3 Observasi keadaan umum S: -
2014 dan TTV O: klien tampak lemah
14.00 terpasang O2 4 lpm,
terpasang OGT. Nangis
klien lemah.
TTV: S: 370C, N:
148x/mnt, RR: 64x/mnt
14.30 3 Monitor suhu bayi dan S: -
tanda-tanda sianosis O: suhu klien 36,40C,
tidak ada sianosis pada
tubuh klien
15.00 1 Mengkaji reflek S: -
menghisap anak O: reflek menghisap
klien lemah, klien
minum PASi melalui
OGT
15.30 1 Mengatur posisi klien S: -
untuk mengoptimalkan O: klien tampak
pernafasan terbaring lemah
didalam inkubator, saat
bernafas adaretraksi
didnding dada
16.00 3 Memberikan minum PASI S: -
5cc O: klien minum melalui
OGT 5cc tidak ada
residu
16.30 3 Mempertahankan S: -
kehangatan bayi O: klien didalam
incubator, anak
17.00 1 Memberikan terapi injeksi memakai baju dan
-Aminofilin 5mg/8jam bedong
S: -
O: obat masukmelalui
IV line dengan lancar
17.30 1 Mengobservasi otot bantu S: -
pernafasan O: klien terpasang O2,
saat bernafas ada
retraksi dinding dada
18.00 2 Memberikan informasi S: ibu klien
tentang keuntungan mengatakan sebenarnya
menyusui ingin menyusui
anaknya tetapi kondisi
ibu yang masih lemah
sehingga belum bisa
O: ibu bayi tampak
kooperatif
19.00 2 Memberikan minum PASI S: -
5cc O: klien minum melalui
OGT 5cc dan tidak ada
residu
19.30 2 Menganjurkan ibu untuk S: ibu mengatakan
menyusui secara rutin belum bisa memeras
ASI untuk ankanya
O: ibu klien tampak
lemah
terbaringditempat tidur
20.00 1,2,3 Operan jaga S: -
O: klien masih lemah,
reflek menghisap klien
lemah, klien terpasang
OGT, klien terpasang
O2 4 lpm, nangis klien
lemah, klien minum
PASI 3 jam sekali 5cc.
20.30 1,3 Mengobservasi keadaan S:-
umum dan vital sign O: keadaan umum klien
lemah, klien masih
terpasang O2 dan OGT.
TTV: S: 36,50C, N:
140x/mnt, RR: 46x/mnt
21.00 3 Mempertahankan S: -
kehangatan bayi O: klien didalam
incubator dan masih
memakai bedong
21.30 1 Mengatur posisi untuk S: -
mengoptimalkan O: klien terpasang O2
pernafasan dan terpasang headbox
untuk membantu
pernafasan, saat
bernafas adaretraksi
dinding dada
22.00 3 Meningkatkan asupan S: -
cairan dan nutrisi O: klien diberikan
makan melalui OGT
5cc tidak ada residu
22.30 2 Mengkaji reflek S: -
menghisap/ menelan bayi O: reflek menghisap
bayi masih lemah

23.00 3 Memonitor suhu bayi dan S: -


tanda-tanda sianosis O: Suhu bayi 36,50C,
dan tidak ada sianosis
24.00 1,2,3 Memberikan injeksi S:-
Ampicillin 50mg O: obat masuk melalui
Aminofilin 5mg IV dengan lancer
27/10/201
4
01.00 3 Meningkatkan asupan S: -
cairan dan nutrisi O: klien minum PASI
menggunakan OGT 5cc
tidak ada udara residu
04.00 3 Meningkatkan asupan S: -
cairan dan nutrisi O: klien minum PASI
lewat OGT sebanyak
5cc tidak ada residu
05.00 1,2,3 Mengobservasi keadaan S: -
umum dan TTV O: klien tampak lemah,
menangis mulai keras.
TTV: S: 36,30C, N:
140x/mnt, RR: 40x/mnt
05.30 2 Mengobservasi BB S: -
O: klien memangis,
berat badan 1900 gram
06.00 3 Mengatur posisi untuk S: -
mempertahankan jalan O: klien masih terlihat
nafas klien lemah, dan terpasang
O2 4 lpm
07.00 3 Meningkatkan asupan S: -
cairan dan nutrisi O: klien minum PASI
melalui OGT sebanyak
5cc tanpa ada residu.
08.00 1,2,3 Mengobservasi keadaan S=
Umum O = Keadaan umum
klien lemah, nangis
kenceng, BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 60x/menit, Minum
Pasi via OGT. Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
08.30 1 Mengganti HeadBox S=
dengan kanul O2 O = Terpasang kanul
O2 1lpm, Ada retraksi
dinding dada.
08.45 1 Mengatur posisi untuk S=
mengoptimalkan O = Posisi klien
pernapasan terlentang dengan posisi
kepala 15° lebih tinggi
09.00 2 Memberikan Sonde pasi S=
O = Sonde masuk via
OGT 5cc susu 2cc air
putih.
09.10 2 Mengkaji reflek S=
menghisap O = Klien reflek
menghisap lemah.
11.00 1,2,3 Mengobsevasi ttv S=
O = T : 37,5°, RR :
60x/menit.
12.00 1,2,3 Memberikan injeksi S=
Ampicillin 50mg/12jam, O = Injeksi masuk
Aminofilin 5mg/8jam lancar melalui IV via
infuse
12.10 2 Memberikan sonde S=
O = Sonde via OGT
masuk susu 5cc dan air
putih 2cc
13.10 1 Mengobservasi otot nafas S=
O = RR; 60x/menit,
irama nafas teratur.
14.30 1,2,3 Mengoservasi keadaan S=
umum O = Keadaan umum
klien lemah, nangis
kenceng, BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 66x/menit, Minum
Pasi via OGT. Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
15.00 2 Memberikan sonde S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 2 cc air putih
via OGT.
17.00 1,2,3 Mengobservasi TTV S=
O = T : 37°
18.00 1,2,3 Memberikan Injeksi S=
Aminopilin 5mg/8jam O = Injeksi masuk
dengan lancer melalui
IV via infus
18.30 2 Memberikan sonde S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 1cc air putih
melalui OGT
20.45 1 Mengobservasi pola S=
pernapasan O = RR = 62x/menit,
ada retraksi dinding
dada, terpasang kanul
O2 1lpm
22.00 2 Memberikan sonde S=
O = Sonde masuk 5cc
susu dan 1cc air putih
melalui OGT
22.10 2 Mengkaji reflek S=
menghisap O = Reflek menghisap
masih lemah
23.00 1 Memberikan posisi untuk S=
mengoptimalkan O = Posisi nyaman
pernapasan klien terlentang dengan
posisi kepala lebih
tinggi 10°
24.00 1,2,3 Memberikan injeksi S=
Aminopilin 5mg/8jam, O = Injeksi masuk
Ampicilin 50mg/12jam lancar melalui IV
dengan via infuse
28/10/
2014
S=
05.00 1,2,3 Mengobservasi TTV O = T : 36,8°C, RR :
56x/menit
07.30 1,2,3 Mengobservasi Keadaan S=
umum O = Keadaan umum
klien sedang, Masih
terpasang nasal kanul
O2 1lpm, OGT aff,
akral hangat, ada
retraksi dinding dada.
Klien diinkubator.
08.00 1 Mengobservasi pernapasan S=
O = RR:54x/menit,
retraksi dinding dada,
tidak ada otot bantu
napas, napas dengan
cupping hidung (-)
08.45 2 Mengkaji reflek S=
menghisap O = Ada reaksi untuk
menghisap sedang.
09.00 2 Memberikan asupan S=
nutrisi O = Susu 5cc melalui
oral menggunakan
pipet.
10.30 1,2,3 Mengobservasi TTV S=
O = T : 37°C, RR :
54x/menit
12.00 1,2,3 Memberikan injeksi S=
Aminopilin 5mg/8jam, O = Injeksi masuk
Ampicilin 50mg/12jam lancar melalui IV
dengan via infus
12.10 2 Memberikan asupan S=
nutrisi O = Asupan nutrisi susu
5cc dengan pipet
13.00 1,3 Memberikan kehangatan S=
dan posisi untuk O = Klien digedong,
mengoptimalkan masih berada
pernapasan diinkubator, Posisi
supin dengan kepala
lebih tinggi 10°
14.30 1,2,3 Mengobservasi keadaan S =
umum O = Keadaan umum
klien sedang, ada
retraksi dinding dada,
akral hangat, reflek
menghisap sedang .
15.00 2 Memberikan asupan S =
nutrisi O = susu 5cc masuk
melalui oral dengan
pipet.
17.00 1,2,3 Mengobservasi TTV S=
O = T : 36,8°, RR :
50x/menit
18.00 1,2,3 Memberikan injeksi S=
Aminopilin 5mg/8jam O = Injeksi masuk
lancar melalui IV
dengan via infus
18.10 2 Memberikan asupan S =
nutrisi O = Susu masuk 5cc
secara oral dengan
pipet.
20.10 1,2,3 Mengobservasi keadaan S =
umum O = Keadaan umum
klien sedang, nangis
kenceng, BAB/BAK
(+), sesak nafas (+),
RR: 50x/menit, minum
pasi secara oral, Ada
retraksi dinding dada.
Klien dalam incubator.
21.10 2 Memberikan asupan S =
nutrisi O = 5cc susu masuk
secara oral dengan
pipet.
22.00 1,3 Memberikan kehangatan S =
dan posisi untuk O = Klien digedong,
mengoptimalkan masih berada
pernapasan diinkubator, Posisi
supin dengan kepala
lebih tinggi 10°
24.00 1,2,3 Memberikan Injeksi S=
Aminopilin 5mg/8jam, O = Injeksi masuk
Ampicilin 50mg/12jam melalui IV dengan via
infus.

VI. EVALUASI

Tanggal/Ja No.D Evaluasi Paraf


m x
26/10/2014 I S=
24.00 O = Keadaan umum lemah, RR 68x/menit, ada
retraksi dinding dada, terpasang headbox 4lpm.
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
II S=
O = BB 1900gr, Klien terpasang OGT, Asupan nutrisi
dalam sehari ± 30cc susu, reflek menghisap lemah.
A = Masalah teratasi sebagian.
P = Lanjutkan intervensi
- Kaji reflek menghisap
- Ajarkan ibu untuk menyusui
- Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan
III S=
O = Akral hangat, T :37°C, tidak ada menggigil, tidak
ada syanosis.Klien berada diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Jaga kehangatan
- Observasi TTV
27/10/2014 I S=
O = Keadaan umum lemah, RR 62x/menit, ada
retraksi dinding dada, HeadBox diganti nasal kanul
1lpm,
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
II S=
O = BB 1900gr, terpasang OGT, reflek menghisap
lemah, asupan nutrisi susu ± 30cc/hari.
A = masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Kaji reflek menghisap
- Ajarkan ibu menyusui
- Berikan supan nutrisi sesuai kebutuhan
III S=
O = T: 37°C, Akral hangat, klien tidak syanosis, tidak
menggigil. Klien berada diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Jaga Kehangatan
28/10/2014 I S=
24.00 O = Keadaan umum klien sedang, RR: 50x/menit,
Ada retraksi dinding dada, tidak ada otot bantu nafas,
HeadBox diganti dengan Nasal kanul 1lpm.
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
- Observasi Ku dan TTV
- Optimalkan posisi pernapasan
- Kolaboratif medis
II S=
O = BB 1900gr, selang OGT aff, reflek menghisap
ada reaksi sedang, asupan nutrisi susu lewat oral
dengan pipet. 30cc dalam sehari
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Lakukan oral feeding
- Anjurkan ibu untuk menyusui
- Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan
III S=
O = T : 36,8°C, akral hangat, tidak ada syanosis, klien
diinkubator.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
- Jaga kehangatan
- Observasi TTV

Você também pode gostar