Você está na página 1de 11

Waham & Delusi, Sebuah Gangguan Mental

Semaraknya aliran sesat saat ini, membuat saya ingin sekali mengungkapkan apa itu waham
atau delusi. Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada
penderita gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir. Waham
atau delusi merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

 Tidak realistik
 Tidak logis
 Menetap
 Egosentris
 Diyakini kebenarannya oleh penderita
 Tidak dapat dikoreksi
 Dihayat oleh penderita sebagai hal yang nyata
 Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosiokultural setempat.

Beberapa pengertian Waham :

1. Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan Penilaian realitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi/informasi secara akuat.
2. Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan wlaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal ( Stuart dan Sundeen,
1998 ).
3. Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien.
4. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994)
5. Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan
bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangat
terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam Fundamental of Psychiatric
Mental Health Nursing ( 2006 : 397 ): Thinks he or she has powers and talents that are
not possessed or is someone powerful or famous.
6. Delusi adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang
terus ada walaupun bukti menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam
realitas. Dalam ilmu psikiatri, delusi diartikan sebagai kepercayaan yang persifat
patologis (hasil dari penyakit atau proses sakit) dan terjadi walaupun terdapat bukti
yang berkebalikan. Sebagai penyakit, delusi berbeda dari kepercayaan yang berdasar
pada informasi yang tidak lengkap atau salah, dogma, kebodohan, memori yang buruk,
ilusi, atau efek lain dari persepsi. Delusi menyudutkan seseorang untuk melakukan
tindakan yang mengacaukan situasi. Seseorang bertindak berdasarkan persepsi salah
yang membuat kita membayangkan respons negatif dari orang lain, karena itu mungkin
sekali orang tersebut justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga
menguatkan rasa takut.[wikipedia]
Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
(tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung

Penyebab :
1. Faktor Predisposisi

 Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem syaraf yang


berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
 Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan korteks limbic.
 Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat.
 Virus : paparan virus influensa pada trimester III
 Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

2. Faktor Presipitasi

 Proses pengolahan informasi yang berlebihan


 Mekanisme penghantaran listrik abnormal
 adanya gejala pemicu

Proses terjadinya masalah

1. Penyebab.
Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah.
Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
2. Akibat.
Akibat dari waham, klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-
kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang
ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Waham ada berbagai macam, yaitu :

1. Waham kendali pikir (thought of being controlled). Penderita percaya bahwa


pikirannya, perasaan atau tingkah lakunya dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
2. Waham kebesaran (delusion of grandiosty). Penderita mempunyai kepercayaan bahwa
dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan
kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang
sejarah (misal : Jendral Sudirman, Napoleon, Hitler, dll).
3. Waham Tersangkut. Penderita percaya bahwa setiap kejadian di sekelilingnya
mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya
bahwa orang asing di sekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi dan radio
mengirimkan pesan dengan bahasa sandi.
4. Waham bizarre, merupakan waham yang aneh. Termasuk dalam waham bizarre, antara
lain : Waham sisip pikir/thought of insertion (percaya bahwa seseorang telah
menyisipkan pikirannya ke kepala penderita); waham siar pikir/thought of broadcasting
(percaya bahwa pikiran penderita dapat diketahui orang lain, orang lain seakan-akan
dapat membaca pikiran penderita); waham sedot pikir/thought of withdrawal (percaya
bahwa seseorang telah mengambil keluar pikirannya); waham kendali pikir;waham
hipokondri
5. Waham Hipokondri. Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang harus
dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya.
6. Waham Cemburu. Cemburu disini adalah cemburu yang bersifat patologis
7. Waham Curiga. Curiga patologis sehingga curiganya sangat berlebihan
8. Waham Diancam. Kepercayaan atau keyakinan bahwa dirinya selalu diikuti, diancam,
diganggu atau ada sekelompok orang yang memenuhinya.
9. Waham Kejar. Percaya bahwa dirinya selalu dikejar-kejar orang
10. Waham Bersalah. Percaya bahwa dirinya adalah orang yang bersalah
11. Waham Berdosa. Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu murung
12. Waham Tak Berguna. Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir
lebih baik mati (bunuh diri)
13. Waham Miskin. Percaya bahwa dirinya adalah orang yang miskin.

Proses Terjadinya Waham


Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :

1. Fase Lack of Human need.

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik


maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan
status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita.
Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan
kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi
kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana
tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dn diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat
pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh
rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).

2. Fase lack of self esteem.

Tidak adanta pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal
dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya,
saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang
canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap
memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat
jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system
semuanya sangat rendah.

3. Fase control internal external.

Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan
adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

4. Fase environment support.

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan


klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comforting.

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering
disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien
lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).

6. Fase improving.

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai
yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

1.3 Tanda dan Gejala Waham

a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “ Saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai
negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit”.
b. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “ Banyak Polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya,
suster akan meracuni makanan saya “.
c. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai dengan kenyakinan, Contoh : “ Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya
harus terus-menerus memakai pakaian putih setiapa hari gar masuk surga “.
d. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh : “ Sumsum Tulang saya kosong, saya pasti terserang
kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran,tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang”.
e. Waham nihilisti
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sudah menghilang dari dunia ini ,semua yang ada di sini adalah roh-roh,
sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia”

Kesimpulan
waham adalah Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan keyataan atau
tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya walau dibuktikan
kemustahilan itu
Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari penderita
itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran dari berbagai
problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita biasanya:

 a. Keinginan yang tertekan.


 b. Kekecewaan dalam berbagai harapan.
 c. Perasaan rendah diri.
 d. Perasaan bersalah.
 e. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan.

Jenis-jenis waham:

 Waham kebesaran
 Waham kejar
 Waham cemburu
 Dll.

SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah

1. Bahwa waham adalah kondisi dimana pasien mengalami gangguan jiwa, dalam hal ini
kita sebagai perawat seharusnya selalu mengedepankan komunuikasi secara terapeutik
agar pasien wahan bisa tenang dan nyaman apabila bersama kita.
2. Selain itu, pasien dengan gangguan waham sudah selayaknya mendapatkan perhatian
agar proses yang terjadi dalam dirinya agar secepatnya bisa pulih kembali seperti
manusia normal yang lain, oleh karena itu, kita sebagai perawat sudah selayaknya bias
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal kepada mereka yang mengalami
gangguan tersebut.

Gangguan Delusi
Gangguan delusi merupakan suatu kondisi dimana pikiran terdiri dari satu atau lebih delusi.
Delusi diartikan sebagai ekspresi kepercayaan yang dimunculkan kedalam kehidupan nyata
seperti merasa dirinya diracun oleh orang lain, dicintai, ditipu, merasa dirinya sakit atau
disakiti. Gangguan delusi dapat terjadi pada siapa saja dengan beberapa kondisi tertentu, tanpa
mestinya adanya gejala yang menunjukkan skizofrenia.

Secara awam orang yang berhadapan dengan pasien memiliki delusi akan terlihat nyata, hal ini
disebabkan ekspresi wajah yang begitu menyakinkan sehingga orang akan mempercayai
dengan apa yang diucapkan oleh individu dengan gangguan delusi tersebut. Pasien akan terlihat
secara normal layaknya orang lain selama tema episode itu berlangsung. Disebut sebagai
gangguan delusi bila kemunculan delusi tersebut bukan disebabkan oleh kondisi medis.

Tipe delusi

Ada beberapa macam tipe delusi diantaranya;

 Delusion of erotomanic; individu atau pasien mempercayai seseorang mempunyai


kedudukan penting dan terlibat percintaan dengannya.
 Delusion of grandiose; pasien mempercayai bahwa ia mempunyai pengetahuan yang
lebih, bakat, insight, kekuatan, kepercayaan orang, atau mempunyai hubungan khusus
dengan orang terkenal bahkan Tuhan.
 Delusion of jealous; pasien mempercayai bahwa pasangannya berselingkuh atau tidak
dapat dipercaya.
 Delusion of persecutory; pasien mempercayai bahwa dirinya ditipu, dimata-matai,
diikuti, difitnah dan tidak mempercayai orang lain.
 Delusion of somatic; pasien mempercayai bahwa tubuhnya merasakan sensasi sesuatu
atau merasakan salah satu dari bagian organ tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
 Tipe campuran; mempunyai delusi lebih dari satu tema
 Tipe tidak terdefinisi; bila tidak termasuk didalam kategori yang ada diatas; atau tipe
lainnya yang berkaitan dengan budaya setempat

Beberapa tipe delusi lainnya dalam gangguan psikotik;

 Delusion of control; waham dimana individu beranggapan bahwa dirinya


dikendalikan dari luar, atau orang lain
 Delusion of influence, pasien merasa dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan dari
luar dirinya
 Delusion of passivity, dimana individu dalam ketidaberdayaan, merasa dirinya
sebagai orang paling malang
 Delusion of perception, pengalaman indrawi yang berkenan dengan mistik atau
mukjizat
 Tipe campuran; mempunyai delusi lebih dari satu tema atau tipe lainnya yang
berkaitan dengan budaya setempat

Simtom

1. Munculnya delusi atau pikiran aneh-aneh yang merupakan refleksi pemikiran dari
situasi tertentu yang kemudian muncul kedalam kehidupan nyata dengan waktu durasi
minimal selama 1 bulan atau lebih.
2. Simtom berbeda dari skizofrenia bila individu belum pernah mengidap gangguan
tersebut, kecuali diikuti dengan delusi pembauan secara konsisten bersamaan dengan
tema yang ada.
3. Tidak adanya gangguan perilaku (atau bentuk perilaku yang ganjil) dan gangguan
fungsi sosial
4. Gejala mood menyertai gejala delusi yang muncul berlangsung singkat selama
episode delusi berlangsung
5. Ganguan delusi tidak disebabkan oleh penggunaan obat dan kondisi medis tertentu

Faktor penyebab

Banyak faktor kemunculan delusi, berkembangnya atau mood yang tidak stabil mempunyai
pengaruh terhadap kepercayaan-kepercayaan delusi. Misalnya saja pada tipe persecutory dan
cemburu akan memicu munculnya rasa marah dan perilaku kekerasan. Himpitan ekonomi,
banyaknya stressor disekeliling individu dapat memicu munculnya delusi hingga individu
tersebut menjadi penakut. Individu yang mencoba mengobati dirinya dengan sesuatu yang
seharusnya tidak perlu merasakan adanya pengaruh terhadap tubunya merupakan salah satu
gambaran tipe somatic

Treatment
Gangguan delusi jarang sekali dirasakan sebagai suatu problem bagi individu, sehingga mereka
menolak dilakukan intervensi medis, kecuali gangguan tersebut bila dirasakan cukup
mengganggu, kehilangan kontak sosial atau munculnya konflik interpersonal.

Assessment dan diagnosa harus dilakukan dengan hati-hati karena kemunculan delusi
berhubungan erat dengan beberapa gangguan lainnya; skizofrenia, depresi, demensia, delirium,
stress, gangguan keperibadian, penyalahgunaan obat-obatan, narkoba, sakit anggota tubuh,
dsb.

Bagi beberapa pasien dengan gangguan delusi, metode supportif kadang cukup membantu,
keberhasilan metode ini dengan memberikan dukungan kepada pasien untuk mengikuti
treatment secara teratur berupa memberikan pengetahuan dan pendidikan mengenai hubungan
sosial (social-skills training) dan mengurangi resiko dari dampak gangguan delusi seperti
kehilangan rasa peka, isolasi diri, stress dan menghindari terjebaknya dalam perilaku
kekerasan. Disamping itu pasien juga dibimbing dalam menghadapi dunia nyata, bagaimana
menyesuaikan harapan dan pikirannya dengan realistic.

Terapi kognitif juga dapat membantu pasien, ini dilakukan terapis dengan membantu pasien
mengidentifikasi pikiran-pikiran maladaptif dengan beberapa pertanyaan yang disesuaikan
dengan pengalaman individu. Selanjutnya terapis memberikan alternative yang lebih adaptif
dan dapat disesuaikan. Diskusi tentang pikiran-pikiran delusi pasien dilaporkan cukup
memberikan kontribusi membaiknya pasien.

Untuk membantu pasien dengan gangguan delusi kadang dibutuhkan teman, anggota keluarga
atau kelompok diskusi, dukungan dari mereka dapat membantu individu menumbuhkan
kembali kepercayaan dan kemampuan dirinya seperti semula. Cara terbaik adalah memberikan
dukungan pendekatan positif dengan pasien berupa kritikan dan nasehat secara terus menerus
sehingga pasien akan mempunyai pengalaman dalam menghadapi stres sehingga tidak
semakim memburuknya delusi tersebut.
Delusi (Waham)
Gangguan delusi merupakan suatu kondisi dimana pikiran terdiri dari satu atau lebih delusi.
Delusi diartikan sebagai ekspresi kepercayaan yang dimunculkan kedalam kehidupan nyata
seperti merasa dirinya diracun oleh orang lain, dicintai, ditipu, merasa dirinya sakit atau
disakiti. Gangguan delusi dapat terjadi pada siapa saja dengan beberapa kondisi tertentu,
tanpa mestinya adanya gejala yang menunjukkan skizofrenia.
Secara awam orang yang berhadapan dengan pasien memiliki delusi akan terlihat nyata, hal
ini disebabkan ekspresi wajah yang begitu menyakinkan, sehingga orang akan mempercayai
dengan apa yang diucapkan oleh individu dengan gangguan delusi tersebut. Pasien akan
terlihat secara normal layaknya orang lain selama tema episode itu berlangsung. Disebut
sebagai gangguan delusi bila kemunculan delusi tersebut bukan disebabkan oleh kondisi
medis.
Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa delusi (waham) sering dijumpai pada penderita
gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir. Waham atau
delusi merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Tidak realistik, Tidak logis, Menetap, Egosentris, Diyakini
kebenarannya oleh penderita, Tidak dapat dikoreksi, Dihayati oleh penderita sebagai hal yang
nyata, Penderita hidup dalam wahamnya itu, Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan
merupakan bagian sosiokultural setempat.
Delusi (Waham) ada berbagai macam, yaitu :

 Waham kendali pikir (thought of being controlled). Penderita percaya bahwa


pikirannya, perasaan atau tingkah lakunya dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
 Waham kebesaran (delusion of grandiosty). Penderita mempunyai kepercayaan
bahwa dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai
kelebihan kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat
sepanjang sejarah (misal : Jendral Sudirman, Napoleon, Hitler, dll). Pasien
mempercayai bahwa ia mempunyai pengetahuan yang lebih, bakat, insight, kekuatan,
kepercayaan orang, atau mempunyai hubungan khusus dengan orang terkenal
bahkan Tuhan.
 Waham Tersangkut. Penderita percaya bahwa setiap kejadian di sekelilingnya
mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya
bahwa orang asing di sekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi dan radio
mengirimkan pesan dengan bahasa sandi.
 Waham bizarre, merupakan waham yang aneh. Termasuk dalam waham bizarre,
antara lain : Waham sisip pikir/thought of insertion (percaya bahwa seseorang telah
menyisipkan pikirannya ke kepala penderita); waham siar pikir/thought of broadcasting
(percaya bahwa pikiran penderita dapat diketahui orang lain, orang lain seakan-akan
dapat membaca pikiran penderita); waham sedot pikir/thought of withdrawal (percaya
bahwa seseorang telah mengambil keluar pikirannya); waham kendali pikir;waham
hipokondri
 Waham Hipokondri. Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang
harus dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya.
 Waham Cemburu (Delusion of jealous). Cemburu disini adalah cemburu yang
bersifat patologis. Pasien mempercayai bahwa pasangannya berselingkuh atau tidak
dapat dipercaya.
 Waham Curiga. Curiga patologis sehingga curiganya sangat berlebihan
 Waham Diancam. Kepercayaan atau keyakinan bahwa dirinya selalu diikuti, diancam,
diganggu atau ada sekelompok orang yang memenuhinya.
 Waham Kejar. Percaya bahwa dirinya selalu dikejar-kejar orang
 Waham Bersalah. Percaya bahwa dirinya adalah orang yang bersalah
 Waham Berdosa. Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu murung
 Waham Tak Berguna. Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering
berpikir lebih baik mati (bunuh diri)
 Waham Miskin. Percaya bahwa dirinya adalah orang yang miskin.
 Delusion of erotomanic; individu atau pasien mempercayai seseorang mempunyai
kedudukan penting dan terlibat percintaan dengannya.
 Delusion of persecutory; pasien mempercayai bahwa dirinya ditipu, dimata-matai,
diikuti, difitnah dan tidak mempercayai orang lain.
 Delusion of somatic; pasien mempercayai bahwa tubuhnya merasakan sensasi
sesuatu atau merasakan salah satu dari bagian organ tubuhnya tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
 Tipe tidak terdefinisi; bila tidak termasuk didalam kategori yang ada diatas; atau tipe
lainnya yang berkaitan dengan budaya setempat

Beberapa tipe delusi lainnya dalam gangguan psikotik;

 Delusion of control; waham dimana individu beranggapan bahwa dirinya


dikendalikan dari luar, atau orang lain.
 Delusion of influence, pasien merasa dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan dari
luar dirinya.
 Delusion of passivity, dimana individu dalam ketidaberdayaan, merasa dirinya
sebagai orang paling malang.
 Delusion of perception, pengalaman indrawi yang berkenan dengan mistik atau
mukjizat.
 Tipe campuran; mempunyai delusi lebih dari satu tema atau tipe lainnya yang
berkaitan dengan budaya setempat

Waham/Delusi dapat menjagkit siapa saja, Yuk kenali gejalanya

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari
pemikiran yang tidak terkontrol.

Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada penderita
gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir. Waham merupakan
keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri :

 Tidak realistik
 Tidak logis
 Menetap
 Egosentris
 Diyakini kebenarannya oleh penderita
 Tidak dapat dikoreksi
 Dihayat oleh penderita sebagai hal yangnyata
 Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio kultural setempat.

Manifestasi klinik waham yaitu berupa : penderita mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
(tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai kenyataan, penderita tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham

1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat


2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4. Perpisahan dengan orang yang dicintai
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat

Proses terjadinya masalah

1. Penyebab

Penyebab secara umum dari waham adalah ganguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri
rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

2. Akibat

Akibat dari waham, penderita dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan Gejala

 Menarik diri
 Tidak peduli lingkungan
 Bicara dan tertawa sendiri
 Ketakutan
 Marah tanpa sebab
 Bermusuhan dan curiga
 Komunikasi kacau
 Perawatan diri terganggu

Waham ada berbagai macam, yaitu :

1. Waham kendali pikir (thought of being controlled) : Penderita percaya bahwa


pikirannya, perasaan atau tingkah lakunya dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
2. Waham kebesaran (delusion of grandiosty) : Penderita mempunyai kepercayaan bahwa
dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan
kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang
sejarah (misal : Jendral Sudirman, Napoleon, Hitler, dll).
3. Waham Tersangkut : Penderita percaya bahwa setiap kejadian di sekelilingnya
mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya
bahwa orang asing di sekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi dan radio
mengirimkan pesan dengan bahasa sandi.
4. Waham bizarre, merupakan waham yang aneh : Termasuk dalam waham bizarre, antara
lain : Waham sisip pikir/thought of insertion (percaya bahwa seseorang telah
menyisipkan pikirannya ke kepala penderita); waham siar pikir / thought of
broadcasting (percaya bahwa pikiran penderita dapat diketahui orang lain, orang lain
seakan-akan dapat membaca pikiran penderita); waham sedot pikir / thought of
withdrawal (percaya bahwa seseorang telah mengambil keluar pikirannya); waham
kendali pikir; waham hipokondri.
5. Waham Hipokondri : Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang harus
dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya.
6. Waham Cemburu : Cemburu disini adalah cemburu yang bersifat patologis.
7. Waham Curiga : Curiga patologis sehingga curiganya sangat berlebihan.
8. Waham Diancam : Kepercayaan atau keyakinan bahwa dirinya selalu diikuti, diancam,
diganggu atau ada sekelompok orang yang memenuhinya.
9. Waham Kejar : Percaya bahwa dirinya selalu dikejar-kejar orang.
10. Waham Bersalah : Percaya bahwa dirinya adalah orang yang bersalah.
11. Waham Berdosa : Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu murung.
12. Waham Tak Berguna : Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir
lebih baik mati (bunuh diri).
13. Waham Miskin : Percaya bahwa dirinya adalah orang yang miskin

Peran Serta Keluarga

1. Membina hubungan saling percaya keluarga dengan pasien.


2. Kontak sering tapi singkat.
3. Tingkatkan hubungan pasien dengan lingkungan secara bertahap.
4. Bimbing pasien untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
5. Hindarkan berdebat tentang waham.
6. Jika ketakutan katakana “Anda aman disini, saya akan bantu anda mempelajari sesuatu
yang membuat anda takut”.
7. Berikan obat yang sesuai aturan.
8. Jangan lupa kontrol.

(diambil dari berbagai sumber)

Você também pode gostar