Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tube 1 hasil uji 0,09 0,44 0,01 0,005 0,19 1,93 0,9 sisa
Tube 4 hasil uji 0,15 0,4 0,01 0,004 0,28 8,69 0,97 sisa
Tube 6 Hasil uji 0,15 0,4 0,02 0,005 0,29 8,69 0,96 sisa
Tube 7 Hasil uji 0,12 0,48 0,02 0,004 0,39 8,89 1,00 sisa
Analisa:
telah terjadi penurunan harga kekerasan dan penipisan dinding
yang tidak seragam. Hal ini menujukkan telah terjadi material
softening dan localized overheating.
Electron microscope images of the failed tube
Pengamatan ASM:
Adanya void pada batas butir
Pengasaran / pembesaran karbida di batas butir
Void yang sudah terhubung dan menghasilkan retak
Analisa:
Peningkatan temperatur di atas temperatur kerja menyebabkan
terjadinya pengasaran karbida dan terkoneksinya antar void,
terjadinya aliran material dan melunakkan dinding tube, dan
mengakibatkan tube tidak mampu lagi menahan hoop stress
(overloading) yang pada akhinrya tube mengalami ductile fracture
yang ditunjukkan dengan adanya dimple
Sangat erat kaitannya dengan pembentukan deposit slag pada
permukaan luar tube yang mengakibatkan proses heat transfer
tidak berlangsung dengan baik.
P = internal pressure
r = inner radius
h = wall thickness
tensile
Hambatan thermal antara flue gas dan steam di daerah tube tanpa slagging
adalah =
hambatan konveksi di sisi luar (R1) + hambatan konduksi
dinding tube (R2) + hambatan konveksi sisi dalam (R3)
𝒒𝟐 =
𝑇𝑓𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 − 𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 ) 𝒒𝟏 =
𝑇𝑓𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 − 𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 )
untuk Temp flue gas dan Temp steam yang sama, maka 𝒒𝟐 < 𝒒𝟏
berakibat Temp tube yang terdapat slagging menjadi turun
Dengan demikian, akbat deposit slagging pada permukaan luar tube yang
tanpa slagging , akan terjadi localized overheating
Pembentukan deposit slag pada permukaan dinding luar tube
menyebabkan sirkulasi panas yang buruk sehingga terjadi
localized rapid overheating. Hal ini mengakibatkan terjadinya
softening the material tube, penipisan dinding dan akhirnya
rusak/gagal.
asumsi :
• waktu operating service sebelum mengalami kegagalan adalah 38 jam,
• harga kekerasan tube pada daerah rupture lips adalah 171,37 HV
(lokasi 6B)
Titik 1
Sampel 2 Sampel 3
9,66 8,66
Sampel 5
7,76
Titik 2 9,71 7,74 7,58
Titik 3 9,76 8,66 7,60
Titik 4 9,74 8,48 7,56
Titik 5 9,78 8,08 7,55
Titik 6 9,70 8,48 7,52
Titik 7 9,71 8,51 7,71
Titik 8 9,68 7,43 7,90
Titik 9 9,58 8,53 7,80
Titik 10 9,87 7,43 7,40
Titik 11 9,65 8,01 7,42
Titik 12 9,58 8,06 7,31
Temperatur pengujian
creep, Td (oC)
450
450
550
550
650
650
750
750
ASTM E139
Nilai Y Untuk Temperatur Operasi Material
Nilai Y diambil dari ASME B31.1 untuk material feritic steel dan
temperatur operasi 5400C
No. Diameter Ao T F s tr PLM
log s
sampel (mm) (mm2) (°C) (kg) (Mpa) (Jam) (K.jam)
1 3,05 7,31 450 19,50 405,83 1,50 10,97 2,608
2 3,00 7,07 450 17,50 376,45 24,60 11,85 2,576
2.500
Grafik PLM vs Log s untuk
Log Sigma
2.300
tube nomor 2
y = -0.0192x2 + 0.3525x + 1.0813 2.100
1.900
1.700
17.00 16.00 15.00 14.00 13.00 12.00 11.00 10.00
PLM
2.700
2.500
Grafik PLM vs Log s untuk
Log Sigma
2.300
y = -0.0185x2 + 0.3339x + 1.1991
2.100
tube nomor 3
1.900
1.700
17.00 16.00 15.00 14.00 13.00 12.00 11.00 10.00
PLM
2.700
2.500
2.300
Log Sigma
2.100
Grafik PLM vs Log s untuk
y = -0.0271x2 + 0.5485x - 0.0907
1.900 tube nomor 5
1.700
1.500
16.00 15.00 14.00 13.00 12.00 11.00
PLM
𝑃𝐷𝑜
𝑡𝑚 = +𝐴
2(𝑆𝐸+𝑃𝑦)
Dimana:
tm = Tebal minimum (mm)
P = Tekanan operasi pipa (MPa)
D0 = Diameter luar pipa (mm)
S = Tegangan yang terjadi (MPa)
Y = Faktor koreksi temperatur untuk tegangan
pada material
E = Konstanta sambungan
A = Tebal untuk korosi (mm), dianggap 0
Parameter Tube no. 2 Tube no. 3 Tube no.5
Tebal terkecil (mm) 9,58 7,43 7,31
Tegangan Terjadi (MPa) 41,602 57,084 58,216
Log Tegangan Terjadi 1,619 1,757 1,765
PLM (dari grafik) 17,389 16,558 16,297
Umur (maks Tahun)* 30 thn 3,1
6,5
Safety factor 25 % ( umur desain)
kondisi pipa baik inspeksi maks 3
Rekomendasi inspeksi maks 1,5
(belum digunakan) tahun
tahun
* Dengan syarat: tidak terjadi deposit slagging yang menyebabkan poor heat
transfer atau tidak mengalami kondisi anomali (seperti overheat,
slagging, dll) dan proses pemeliharaan berjalan dengan baik.
apabila umur tube telah mencapai 70 – 80% dari umur desain, sebaiknya ada penggantian
tube.
Inspeksi pipa boiler paling lama adalah 0.5 dari umur sisa, karena resiko boiler yang Medium
High Risk
• Tube 2: baru dan tertulis SA213 T22
• Tube 3: sudah terpakai dan dalam kondisi baik
• Tube 5: sudah digunakan dan mengalami deformasi plastis
1. Secara umum, deposit slag pada permukaan dinding luar tube adalah awal
terjadinya kerusakan/degradasi pada tube
2. Kegagalan tube jenis thin lipped rupture adalah akibat localized rapid
overheating dan mekanisme kegagalan akibat terjadinya erosi dan fly
ash/coal corrosion
3. Mekanisme kegagalan tube jenis thick lipped rupture adalah akibat creep
deformation.
4. Terbentuknya senyawa alkali sulfat dan kehadiran unsur – unsur korosif
lainnya disebabkan karena pembakaran tidak sempurna dan penggunakan
batubara yang mengandung unsur-unsur korosif.
Soot blowing must be carried out periodically to remove
coal/fly ash deposits from the tubes;
It is highly recommended to use good quality coals to retard
the thinning of the outer surface wall of the tube.