Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu di rumah-sakit (RS) telah menjadi
harapan dan tujuan utama dari masyarakat/pasien, petugas kesehatan, pengelola dan
pemilik serta regulator. Berbagai upaya telah dikembangkan untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tersebut. Salah satunya adalah melalui
program Akreditasi Rumah Sakit.
PEMBAHASAN
Akreditasi rumah sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen
baik dari dalam atau luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan asesmen
terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang
telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah
memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang ditetapkan. Akreditasi rumah sakit
di Indonesia telah dilaksanakan sejak Tahun 1995, yang dimulai hanya 5 pelayanan,
pada Tahun 1998 berkembang menjadi 12 pelayanan, dan pada Tahun 2002 menjadi
16 pelayanan. Namun rumah sakit dapat memilih akreditasi untuk 5, 12, atau 16
pelayanan, sehingga standar mutu rumah sakit dapat berbeda tergantung berapa
pelayanan akreditasi yang diikuti (KARS, 2013).
Saat ini, instrumen penilaian akreditasi rumah sakit menggunakan versi KARS
2012. Isinya merupakan adopsi dari Instrumen Akreditasi Rumah Sakit versi JCI
ditambah dengan bab MDGs. Total ada 14 Bab ditambah MDGs dengan kriteria
penetapan kelulusannya. Hal ini dilakukan sejalan dengan visi KARS untuk menjadi
bahan akreditasi berstandar internasional, serta untuk memenuhi tuntutan Undang-
undang no 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang mewajibkan seluruh rumah sakit
di Indonesia untuk meningkatkan mutu pelayanannya melalui akreditasi. Standar
akreditasi baru tersebut terdiri dari 4 kelompok standar yang terdiri dari 1.048 elemen
yang akan dinilai, termaktub dalam Gambar 1 sebagai berikut (KARS, 2013):
2. Monitoring PARS.1
Monitoring dilaksanakan terus-menerus selama siklus akreditasi
terkait dengan pengajuan yang diperlukan.
Rumah sakit menyediakan informasi yang lengkap dan akurat kepada KARS
selama keseluruhan fase dari proses akreditasi.
2. Monitoring PARS.3
Monitoring dari PARS.3 ini dilaksanakan saat pengajuan aplikasi
survei secara elektronik atau saat berlangsungnya proses survei. Apabila
ditemukan adanya perubahan profil rumah sakit yang tidak dilaporkan
dapat mengakibatkan dilaksanakannya survei terfokus dalam waktu yang
berbeda.
3. Dampak Ketidakpatuhan terhadap PARS.3
Apabila rumah sakit pada saat pengajuan aplikasi survei secara
elektronik atau saat berlangsungnya proses survei tidak menyampaikan
perubahan profil rumah sakit dapat berakibat tidak dilaksanakan survei
akreditasi, gagal akreditasi atau dilaksanakan survei terfokus dalam
waktu yang berbeda.
2. Monitoring PARS.4
Monitoring dari persyaratan ini dilaksanakan selama fase siklus
akreditasi tiga tahunan.
2. Monitoring PARS.5
Apabila diperlukan, rumah sakit bersedia memberikan semua
catatan resmi, laporan dan rekomendasi dari lembaga lain seperti
lembaga yang membidangi perizinan, pemeriksaan, peninjauan ulang,
pemerintahan dan perencanaan. KARS juga bisa meminta laporan secara
langsung dari lembaga lain tersebut. Laporan tersebut bisa diminta
selama berlangsungnya fase siklus akreditasi tiga tahunan, termasuk
selama survei akreditasi atau sebagai bagian dari monitoring yang
menyangkut insiden atau mutu.
2. Monitoring PARS.6
Evaluasi bisa dilaksanakan pada semua fase proses akreditasi,
termasuk saat pelaksanaan survei verifikasi dan survei terfokus.
2. Monitoring PARS.7
Indikator wajib dan indikator yang dipilih dievaluasi secara
menyeluruh selama proses akreditasi berlangsung. Pengisian kedua
indikator tersebut dilakukan sebelum proses survei. Evaluasi
dilaksanakan pada semua fase proses akreditasi, termasuk saat
pelaksanaan survei verifikasi dan survei terfokus.
Rumah sakit wajib menampilkan status akreditasi dengan tepat, program dan
pelayanan sesuai dengan tingkatan status akreditasi yang diberikan oleh
KARS melalui website atau promosi lainnya.
2. Monitoring PARS.8
Evaluasi terhadap persyaratan ini dilaksanakan pada seluruh fase
akreditasi, termasuk siklus akreditasi tiga tahunan.
3. Dampak Ketidakpatuhan terhadap PARS.8
Apabila informasi tentang capaian tingkatan status akreditasi yang
diberikan oleh KARS tidak sesuai, dapat berakibat pada hasil akreditasi.
2. Monitoring PARS.9
Evaluasi dilaksanakan terutama selama proses survei berlangsung
termasuk melalui laporan atau pengaduan dari masyarakat atau sanksi
dari pihak yang berwenang pada seluruh fase akreditasi, termasuk siklus
akreditasi tiga tahunan.
5. Pelayanan Geriatri
Pemberian skoring Setiap Elemen Penilaian diberi skor 0 atau 5 atau 10.
Nilai setiap standar yang ada di bab merupakan penjumlahan dari nilai elemen
penilaian
Nilai dari standar dijumlahkan menjadi nilai untuk bab
Elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TDD) tidak diberikan skor dan
mengurangi jumlah EP
Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada standar dinilai
sebagai berikut:
Skor 10 (terpenuhi lengkap), yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen
penilaian tersebut minimal 80 %
Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen
penilaian tersebut antara 20 – 79 %
Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen
penilaian tersebut kurang dari 20 %
2.6 Strategi Menghadapi Survei Akreditasi
2.6.1 Persiapan
a. Pelatihan
b. Membangun komitmen
c. Membentuk Fasilitator
d. Membentuk Panitia Akreditasi
e. Studi banding
2.6.2 Pergerakan
Bila rumah sakit dinyatakan lulus dengan status akreditasi penuh, maka setiap 3
(tiga) tahun akan dilakukan survei ulang dan dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum habis
masa berlakunya sertifikat akreditasi, sedangkan aspek penilaian akan ditingkatkan
secara bertahap dimulai dari aspek struktur, aspek proses dan aspek outcomes dan untuk
keperluan penilaian aspek outcomes, dikembangkan indikator mutu pelayanan.
Status akreditasi berlaku selama tiga tahun kecuali ditarik oleh KARS. Status
akreditasi berlaku surut sejak hari pertama pelaksanaan survei rumah sakit atau saat
survei ulang. Pada akhir tiga tahun siklus akreditasi rumah sakit, rumah sakit harus
melaksanakan survei ulang untuk perpanjangan status akreditasi.
JCI merupakan standar yang dibuat agar pelayanan kesehatan rumah sakit berfokus
pada pasien dan diterapkan sesuai dengan budaya setempat untuk peningkatan mutu
pelayanan secara berkesinambungan.
Kirim aplikasi yang telah direvisi dan jadwalkan survei ulang untuk
akreditasi JCI tiga tahunan.
Menerima keputusan akreditasi dan laporan temuan akreditasi resmi dari JCI
Menerima dan mengisi formulir kontrak survei JCI dan instruksi perjalanan
Kirim aplikasi untuk survei kepada JCI dan jadwalkan tanggal survei
dengan JCI
DAFTAR PUSTAKA