Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK III
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Mayoritas anak – anak yang telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
menunjukkan tanda atau pun gejala. Biasanya fase inisiasi dari infeksi termanifestasikan
sebagai demam yang subfebris dan batuk yang ringan. Selain dapat menyerang paru, kuman
ini dapat menyerang organ lain melalui hematogen, yang tersering ialah tuberculosis miliaris.
TBC miliaris terjadi ketika kuman ini masuk ke pembuluh darah lalu menyerang dua atau
lebih organ. TBC miliaris biasanya terjadi 2 sampai 6 bulan setelah infeksi. Lesi yang
diakibatkan oleh kuman ini biasanya banyak terdapat pada paru, ginjal, dan vertebra
dibandingkan organ lain. TBC miliaris biasanya terjadi pada bayi dan pasien yang malnutrisi
atau pasien yang immunosupresif.1
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Seorang anak laki – laki usia 1 tahun, dibawa ibunya ke rumah sakit BA karena demam.
Demam dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Panas naik turun, agak meningkat menjelang
malam hari. Sejak 3 hari lalu, os batuk, batuk terutama pagi hari setelah bangun tidur. Bila
batuk os muntah, bening, tidak berdarah, nafsu makan menurun. Berat badan os sulit naik,
nafsu makannya semakin sulit. Buang air kecil lancar, tidak mengejan, tidak menetes, jernih.
Buang air besar normal, 1 kali sehari. Riwayat keluarga didapatkan ayah os sering pilek,
terutama pada pagi hari, menghilang saat siang hari. Ayah dan ibu os tidak ada yang sakit
batuk lama, ataupun batuk berdarah.
Riwayat makan: 3 kali sehari, nasi, ½ piring makan sehari. Dengan lauk kadang telur, sayur
sup sedikit.
Riwayat tumbuh kembang : merambat usia 10 bulan. Saat ini sudah bisa berjalan 1 – 2
langkah, lalu terjatuh.
Pemeriksaan Fisik
Panjang badan : 73 cm
Suhu : 38,2ºC
3
Telinga : dalam batas normal
Leher : pembesaran KGB (+), di colli anterior jumlah 3, diameter 1,5 – 2 cm,
nyeri tekan (-), konfluens (+)
Thoraks
Perkusi : sonor
Eksterimitas : akral hangat, oedem (-), sianosis perifer (-), reflex fisiologis +/+,
Hasil laboratorium
Hb : 11 g/dl
Eritrosit : 5,5 juta/uL
Trombosit : 347 ribu/uL
Hitung jenis : -/-/1/58/41/-
Leukosit : 9,9 ribu/UI
Hematikrit : 33 %
LED : 25 mm/jam
4
Pemeriksaan Penunjang
Tes mantoux : indurasi 12 mm
Tubex : negative
Hasil foto thoraks :
5
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas:
Nama :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 1 tahun
Alamat :-
Pekerjaan :-
Keluhan Utama:
Identifikasi Masalah
Berdasarkan keluhan tambahan yang diapat dari anamnesis dapat dijelaskan masalah-
masalah yang tedapat pada pasien ini.
Masalah Interpretasi
Demam sejak 1 bulan yang lalu Demam kronis pada anak-anak bisa disebabkan
oleh proses infeksi, neoplasma, dan autoimun.
Salah satu infeksi penyebab demam kronis
adalah infeksi saluran kemih, demam thypoid,
tuberkulosis paru.
Panas naik turun, agak meningkat Pada malam hari suhu tubuh memang lebih
menjelang malam hari tinggi dari pada pagi hari ditambah dengan
produksi TNF-α yang berlebih akibat respon
terhadap infeksi, maka demam akan lebih
meningkat di malam hari dan ketika tercapainya
6
set point menyebabkan vasodilatasi kutaneus
sehingga panas dikeluarkan melalui keringat.
Batuk terutama pagi hari Hal ini bisa disebabkan adanya alergi atau
infeksi pada saluran napas. Pada keadaan alergi
udara pagi hari yang lebih dingin dapat
merangsang produksi mukus yang lebih banyak
sehingga menyebabkan batuk.
Bila batuk muntah, bening, tidak Kemungkinan disebabkan oleh adanya dahak.
berdarah Mucus tersebut mengakumulasi saluran nafas
sehingga mengakibatkan batuk. Ada tiga
kemungkinan:
Buang air kecil lancar, tidak mengejan, Normal. Menunjukkan tidak adanya gangguan
tidak menetes, jernih pada saluran kemih
Buang air besar normal, 1x sehari Normal. Tidak ada gangguan pada saluran
cerna.
7
Riwayat keluarga:
Ayah sering pilek pada pagi hari, Hal ini bisa disebabkan ayah mempunyai
menghilang saat siang hari riwayat alergi yaitu rhinitis alergika
Ayah dan ibu tidak ada yang sakit batuk Penyakit kronik yang diderita anak bukan
lama ataupun batuk berdarah. ditularkan dari kedua orang tua. Contohnya
infeksi TB.
Riwayat makan:
3 kali sehari, nasi, 1/2 piring makan Hal ini menunjukkan asupan gizi pada anak
sehari. Dengan lauk kadang telur, sayur, berkurang karena nafsu makan yang berkurang.
sup sedikit.
Riwayat imunisasi:
Hepatitis B, DPT, Polio: 1 kali, usia 1 Pada pasien ini belum melakukan vaksinasi
bulan BCG yang seharusnya dilakukan pada usia 2-3
bulan. Hal ini dapat menyebabkan rentannya
anak terkena infeksi TB, terutama TB paru.
Hipotesis:
8
Juvenile rheumatoid Juvenile Rheumatoid Arthritis adalah penyakit peradangan kronis
arthritis dari jaringan ikat, terutama mempengaruhi persendian pada anak-
anak. Mempengaruhi persendian, terutama lutut, siku,
pergelangan kaki dan leher. Hal ini juga dapat mempengaruhi
ginjal, atau jantung pada kasus yang berat Nyeri, terjadi
pembengkakan dan kaku pada sendi, lutut kaki, pergelangan kaki,
bahu atau leher. Beberapa anak menolak untuk berjalan tanpa bisa
menjelaskannya. Suhu naik di atas 39 derajat, biasanya di sore
haridan berlangsung lama.Demam sering kali disertai oleh ruam
dan menggigil.Nafsu makan kurang, penurunan berat badan.
Infeksi saluran kemih Penyakit infeksi pada saluran kemih anak dengan manifestasi
gejala seperti sulit saat berkemih serta anak merasa kesakitan,
demam yang lama, urin berbau busuk. Paling sering infeksi pada
anak laki-laki yang menyebabkan demam sampai beberapahari
adalah fimosis.
Demam typhoid Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh
panas berkepanjangan,ditopang dengan bakteremia tanpa
keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari
limpa,kelenjar limfe usus dan Peyer’s patch. Terjadinya penularan
salmonella typhi sebagian besar melalui makanan / minuman
yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau
pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan tinja
(melalui rute oral fekal = jalur oro-fekal).
Endokarditis infektif Bila anak PJB terkena endokarditis, gejalanya adalah demam
yang terus menerus tidak sembuh-sembuh, anak yang tadinya
ceria menjadi tampak sangat lesu, tampak pucat, nafsu makan
berkurang, dada mungkin terasa berdebar lebih dari biasanya.
Neoplasma/Keganasan Tumor Wilms adalah kanker ginjal langka yang sering menyerang
anak-anak. Dikenal juga sebagai nephroblastoma, tumor ganas
9
yang paling umum menyerang ginjal anak-anak. Gejalanya yaitu
demam yang lama, perut bengkak, darah dalam urin, dan nafsu
makan berkurang.
Selain itu, Leukimia atau kanker darah juga merupakan keganasa
paling sering pada anak berumur dibawah 5 tahun dengan gejala
demam kronis juga.
Anamnesis tambahan
1. Sifat demam ?
- Sifat demam merupakan salah satu karateristik pada penyakit tertentu msial pada tb
paru dapat ditemukan demam intermiten dan pada pneumonia dapat ditemukan demam
kontinue
2. Riwayat ISPA ?
- Jiwa pasien pernah menderita ispa beberapa minggu sebelumnya merupakan faktor
predisposisi terhadap bronkopneumonia
3. Bagaimana kebersihan makanan pada anak ?
- Demam tifoid dapat ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
karena penanganan yang tidak bersih/higienis. Bakteri Salmonella typhi akan masuk ke
dalam saluran cerna dan masuk ke peredaran darah hingga terjadi peradangan pada usus
halus dan usus besar.
4. Apakah demam disertai batuk ?
- Batuk yang merupakan gejala khas bila ada gangguan pada sistem pernafasan. Dimana
pada kasus ini ditanyakan untuk memperkuat hipotesis TB paru dan bronkopneumonia
5. Berat badan dan nafsu makan apakah menurun pada pasien ?
10
- Menjurus pada diagnosis tb pada anak, karena sekresi tnf -alfa pada pasien dengan
TBdikeluarkan berlebihan membuat nafsu makan berkurang. Selain itu pada neoplasma
juga terjadi penurunan nafsu makan dan berat badan.
6. Keringat malam ?
- Keringat malam pada pasien menjurus pada diagnosis tb paru karena peningkatan
metabolism pada saat malam hari. Dan merupakan salah satu gejala klinis pada TB.
7. Lingkungan tempat tinggal pasien ?
- Penularan tuberculosis terbanyak karena droplet oleh karena itu lingkungan yg kurang
hygienis dan lembab dan minim saluran udara merupakan salah satu faktor yg
mempermudah penularan tb.
8. Riwayat penyakit pada orang tua ?
- Riwayat penyakit pada org tua perlu ditanyakan karena untuk menjurus atau
menyingkirkan diagnosis penyakit berhubungan dengan genetic seperti neoplasma serta
untuk memperkuat jika pada orang tua mempunyai riwayat TB yang dapat penyebab
infeksi TB pada anak.
9. Riwayat imunisasi ?
- Jika pasien belum di imunisasi BCG, dapat memperkuat hipotesis TB paru pada kasus
ini. Karena pada balita yang belum diimunisai akan lebih rentan terinfeksi selain karena
memang imun tubuh belum sepenuhnya matur.
10. Riwayat kehamilan ibu?
- Makanan yang dikonsumsi ibu saat hamil dan kebiasaan lain ataupun penyakit yang
diderita ibu selama kehamilan perlu ditanyakan yang memungkinkan adanya penularan
ataupun faktor yang dapat berpengaruh terhadap bayi.
Pemeriksaan Fisik2,3
11
Antropometri BB: 7,2 kg 8,1 – 11,6 kg Ratio BB/TB (%) = 75,78%
PB: 73 cm 70,7 – 81,5cm (N: 90 – 120%). Dibawah
normal.
Nadi 120 x/mnt 80 – 150x/menit Normal.
Frekuensi 38 x/mnt 30 – 60x/menit Normal. Tidak ada sesak
nafas nafas.
Suhu 38,2oC 36,5 – 37,2 ̊ C Febris. Peningkatan suhu
kemungkinan besar akibat
infeksi.
Kepala Normocefali, rambut Normocefali, Normal. Tidak ada
hitam tak mudah rambut hitam tak pembesaran atau pengecilan
dicabut mudah dicabut lingkar kepala. Tidak ada
malnutrisi.
Telinga Dalam batas normal - Normal.
Hidung Sekret (-) - Normal. Tidak ada yang
menyumbat jalan nafas.
Mulut Bibir kering (+) - Dehidrasi, demam.
12
-Inspeksi Pergerakan dada Simetris Normal. Tidak ada depresi
simetris saat statis atau penonjolan pada salah
dan dinamis satu sisi sehingga pada saat
inspirasi/ekspirasi terdapat
perbedaan gerakan
-Palpasi Vocal fremitus Vokal fremitus Normal. Tidak ada cairan
kanan = kiri sama kuatnya pada atau udara yang
tempat-tempat menghalangi.
yang simetris.
-Perkusi Sonor Sonor Normal. Tidak ada cairan
atau udara.
-Auskultasi Vesikuler, ronki (-), Vesikuler Normal. Udara inspirasi dan
lendir (-) ekspirasi di bronkiolus.
Tidak ada infiltrat atau
konsolidasi atau lendir.
Jantung Dalam batas normal - Normal.
Abdomen Dalam batas normal - Normal.
Genitalia Testis fimosis (-), - Normal. Tidak ada faktor
eksterna hipospadi (-) yang menyebabkan infeksi
saluran kemih.
Ekstremitas Akral hangat, oedem Normal. Tidak ada
(-), sianosis perifer (- gangguan vaskuler maupun
), refleks fisiologis: gangguan sistem saraf pusat.
+/+, refleks
patologis: -/-
Pemeriksaan Laboratorium4
13
Trombosit 347 ribu/uL 200 ribu – 400 Normal
ribu/uL
Hitung Basofil - 0-1 Normal
jenis Eosinofil - 1–3 Menurun. Ditemukan
pada infeksi kronis,
hiperfungsi
adrenokortikal, stress,
shock, luka bakar.
Neutrofil 1 2–6 Menurun
batang
Neutrofil 58 50 – 70 Normal
Segmen
Limfosit 41 20 – 40 Meningkat. Ditemukan
pada infeksi kronik,
infeksi virus.
Monosit - 2-8 Menurun.
- Biasa ditemilan pada
leukemia limfosit dan
anemia aplastik
- Pada kasus ini
kemungkinan
disebabkan karena
monosit yang
merupakan sumber
TNF-α akan
meninggalkan aliran
darah menuju kumpulan
kuman M.tuberculosis
dan menjadi makrofag
migrasi.
Leukosit 9,9 ribu/uL 9 ribu – 12 Normal
ribu/uL
Hematokrit 33 % 33 – 38 % Normal
14
LED 25 mm/jam 0 – 8 mm/jam Meningkat. Dijumpai
pada proses inflamasi
akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan
jaringan, penyakit
kolagen, rheumatoid,
keganasan.
Pemeriksaan Penunjang
15
Diagnosis kerja
TB Milier et Faringitis
Patofisiologi5
Pada pasien ini, anak belum mendapatkan vaksinasi TB dimana hal ini yang
mempermudah masuknya kuman TB kedalam tubuh pasien.Masuknya kuman ketubuh
seharusnya makrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan biasanya sanggup
menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan tetapi pada balita dimana sitem imun yang
belum matang menyebabkan makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman
akan bereplikasi dalam makrofag.
Kuman TB dalam makrofag yang terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk
koloni di tempat tersebut. kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe
regional. Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran limfe (limfangitis) dan
di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Hal ini disebut komplex primer, dari masuknya
kuman sampai terjadinya kompleks primer dinamakan masa inkubasi.Masa inkubasi
memerlukan waktu yang lama hingga berminggu-minggu.Demam pada pasien diakibatkan
karena produksi sitokin oleh makrofag yang teraktivasi oleh CD4. Karena proses inflamasi
ini terus menerus terjadi akibat kuman tb yang tidak dapat dieradikasi sepenuhnya, maka
pasien mengalami demam yang kronis.
16
Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi
penyebaran limfogen dan hematogen.Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke
kelenjar limfe regional membentuk kompleks primer.Sedangkan pada penyebaran
hematogen, kuman TB masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Batuk yang terjadi pada pasien dapat diakibatkan oleh limfadenits peribronchial yang
menekan bronkus sehingga merangsang reseptor batuk atau karena anak dengan tb
mengalami penurunan imunitas tubuh sehingga mudah terserang infeksi, hal ini ditandai
dengan adanya faringitis. Pada saat tidur mukus terkumpul dan mengental sehingga batuk
terutama terjadi pada pagi hari.
Muntah yang terjadi setelah batuk diakibatkan karena banyak mukus yang tertelan
yang menstimulasi nervus vagus sehingga timbulah muntah. Berat badan yang sulit naik
diakibatkan oleh tnf alpha yang diproduksi berlebih oleh makrofag sebagai respon terhadap
infeksi.
Diagnosis banding
Bronkopneumonia : Dengan ditemukan demam yang lama disertai dengan infeksi pada
salauran napas atas yaitu faringitis. Pada bronkopnemumonia juga
Penatalaksanaan6
Medikamentosa
- Isoniazid10 mg/kgBB/hari (maksimal 300 mg/hari) selama 12 bulan 72 mg/hari
- Rifampisin 15 mg/kgBB/hari (maksimal 600 mg/hari) selama 12 bulan 108 mg/hari
17
- Pirazinamid 30 mg/kgBB/hari (maksimal 2 g/hari) selama 2 bulan 216 mg/hari
- Etambutol 20 mg/kgBB/hari (maksimal 1,25 g/hari) selama 2 bulan 144 mg/hari
- Kortikosteroid prednison 1-2 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis (maksimal 60 mg/hari)
selama 2-4 minggu dengan dosis penuh, dilanjutkan tappering off selama 1-2 minggu
Non Medikamentosa
- Edukasi keteraturan minum obat.
- Perbaikan gizi pasien meliputi kecukupan asupan makanan, vitamin dan mikronutrien
agar keadaan gizinya membaik sehingga imunitasnya juga membaik.
- Untuk mengatasi dehidrasi dianjurkan mengkonsumsi air putih sesuai kebutuhan.
Komplikasi
Paru
- Pneumothoraks
- Bronkiektasis
- Abses paru
Penyebaran secara hematogen
- TB kulit
- Meningitis TB
- Spondylitis
- TB ginjal
- Peritonitis TB
Penyebaran secara limfogen
- Lymphodenitis TB
Prognosis
Ad Vitam : ad bonam
Dengan pengobatan yang tuntas dan adekuat pasien masih dapat sembuh dan pada
pasien belum terjadi komplikasi
Ad Functionam : ad bonam
Dengan pengobatan yang adekuat fungsi paru dapat kembali normal
18
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Terdapat kemungkinan kekambuhan tergantung dari faktor lingkungan dan sistem
imun pasien
19
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
i. Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru akibet infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis.Tuberkulosis paru mencakup 80% ari keseluruhan kejadian
penyakit tuberculosis, sedangkan 20% seebihnya merupakan tuberculosis
ekstrapulmonal. Diperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi bakteri
M.tuberculosis.Bakteri ini merupakan bakteri Batang Tahan Asam (BTA).Bakteri ini
pertama kali ditemukan oleh Robert Koch sehingga penyakit TBC pada paru-paru
kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).Indonesia adalah negara ketiga terbesar
dengan masalah TBC di dunia.7
Ada beberapa cara penularan, tapi yang paling sering adalah melalui saluran
respiratonik (pernapasan). Pasien TB dewasa dengan TB paru, jika batuk, bersin,
menyanyi, atau bicara akan menghembuskan ribuan kuman TB ke udara di sekitarnya.
Bila kuman ini terhirup oleh orang lain, maka orang tersebut dapat terinfeksi. Jika orang
(dewasa atau anak) mengalami Sakit TB akan menunjukkan gejala dan tanda Sakit TB.
Sedangkan jika hanya terinfeksi TB tanpa sakit TB tidak akan ada gejala dan tanda sakit
TB. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan
segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan
dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan
menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel
bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-
20
paru.Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak).Seseorang
yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan
tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.8
Gejala dan tanda Sakit TB pada anak sangat luas variasinya, mulal dari yang
sangat ringan sampai sangat berat.Gejala dan tanda yang mengawali kecurigaan Sakit TB
pada anak di antaranya adalah MMBB (Masalah Makan dan Berat Badan), demam lama
atau berulang, gampang / sering tertular sakit batuk pilek, adanya benjolan yang banyak
di leher, diare yang sulit sembuh dll.TB juga dapat menyerang berbagai organ di seluruh
tubuh sehingga bisa timbul gejala pincang jika mengenai sendi panggul atau lutut,
benjolan banyak di leher, bisa juga terjadi kejang jika mengenai susunan saraf pusat /
otak.
Batuk lama atau berulang merupakan salah satu gejala utama Sakit TB pada
orang dewasa.Pada anak batuk lama / berulang dapat merupakan gejala Sakit TB, tapi
bukan gejala utama. Pada anak ada penyakit lain yang gejala utamanya batuk lama /
berulang yaitu asma. Banyak kasus asma pada anak yang keliru divonis TB. Asma
dengan TB merupakan dua penyakit yang sama sekali berbeda namun sering dikelirukan.
3. Uji tuberkulin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru, tetapi bisa negatif pada
anak dengan TB milier atau yang juga menderita HIV/AIDS, gizi buruk atau baru
menderita campak.
4. Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran berat menurut
panjang/tinggi badan.
v. Diagnosis
21
dada (thorax photo), uji tuberkulin. Untuk memudahkan mendiagnosis TBC pada anak
IDAI membuat table scoring untuk penyakit TBC pada anak.
vi. Pencegahan
Pencegahan (profilaksis) prime.
Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+) walaupun uji
tuberkulin (-). INH 5-10 mg/kgBB/hari selama minimal 3 bulan. Terapi profilaksis
dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif
sudah tidak ada.
Pencegahan (profilaksis) sekunder.
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit
TBC. INH 5-10 mg/kgBB/hari selama 6-9 bulan
22
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan keluhanyang diutarakan oleh ibu pasien yaitu anaknya demam lebih dari
1 bulan, keringat malam (+), nafsu makan dan berat badan pasien sulit naik, Berdasarkan
pemeriksaan fisik terdapat pembesaran kelenjar getah bening di colli anterior berjumlah 3
leher, pada tes mantoux didapatkan indurasi 12 mm serta hasil foto thoraks dapat disimpulkan
bahwa pasien ini mengalami tuberculosis miliaris. Penatalaksanaan yang tepat diharapkan
dapat mengurangi keluhan pasien dan resiko timbulnya komplikasi.
23
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
24